ANALISIS PENGARUH KURS VALAS USD, EUR, CNY DAN JPY TERHADAP INDEKS LQ45 PADA PERIODE 2011 DI BURSA EFEK INDONESIA Sri Novita Sari Setyaningsih / 11208190 Pembimbing: Masodah, Dr Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara maju dikatakan bahwa pasar modal memiliki peranan penting terhadap perekonomian dimana pasar modal memiliki andil besar sebagai sarana pendanaan bagi suatu usaha dan juga bagi sarana berinvestasi. Di Indonesia investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia sendiri merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2007. Penggabungan ini dilakukan demi efisiensi dan efektivitas operasional dan transaksi. Parameter yang nyata sebagai akibat krisis ekonomi di Indonesia adalah terjadinya perubahan kurs terhadap valuta asing. Depresiasi rupiah yang terjadi sejak Juli 1997 memungkinkan berdampak ke pasar modal, mengingat sebagian besar perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mempunyai utang luar negeri dalam bentuk valuta asing (valas). Pada level makro, dampak dari fluktuasi nilai tukar terhadap pasar modal tergantung dari ekonomi perdagangan internasional dan ketidakseimbangan perdagangan dari negara tersebut. Pada level mikro, hubungan konseptual antara harga saham sebuah perusahaan (atau perusahaan dalam sebuah industri) dan nilai tukar didasarkan pada daya saing perusahaan tersebut. Goncangan ekonomi yang paling menonjol untuk tahun 1997 adalah krisis moneter dengan menurunnya nilai tukar rupiah. Pada bulan Agustus 1997 kurs rupiah terhadap Dollar AS sebesar Rp. 2.600 per Dollar AS. Sementara pada bulan Desember 1997 kurs Rupiah sudah menembus Rp. 6000 per Dollar AS. Berdasarkan teori ekonomi makro, jika nilai tukar dinyatakan dengan unit mata uang domestik per mata uang asing maka akan mempunyai hubungan positif dengan harga saham. Krisis ekonomi Uni Eropa yang terjadi sejak 2010, dikhawatirkan berdampak negatif terhadap turunnya nilai tukar mata uang Euro. Banyak persoalan yang muncul sepanjang krisis ekonomi Eropa, membuat banyak pengamat pesimistis terhadap masa depan mata uang tunggal Euro dan kawasan ekonomi terpadu Uni Eropa. Aspek dagang terus memainkan peran utama dalam Cina booming ekonomi. Pada tahun 2005, ekspor naik 28,4% menjadi $762.000.000.000, sementara impor tumbuh sebesar 17,6% menjadi $ 660.000.000.000, menghasilkan $102.000.000.000 surplus perdagangan. Sekarang Cina terbesar ketiga dunia ekonomi perdagangan setelah Amerika Serikat dan Jerman. Ledakan perdagangan China sebagian besar merupakan akibat dari arus masuk besar investasi asing langsung (FDI) ke Cina, yang mencapai $61000000000 pada tahun 2004 dan sekitar $58 milyar pada 2005. Sejak awal 1990-an sampai dengan Maret 2004, ruang lingkup intervensi valuta asing Jepang telah meningkat secara signifikan. Dengan sektor ekspor yang tersisa pilar yang paling dapat diandalkan pertumbuhan ekonomi, otoritas moneter Jepang telah tergoda untuk mempertahankan output dengan Dollar purchases Data yang digunakan adalah harga saham Indeks LQ45, dalam pengertiannya LQ45 terdiri dari saham dengan likuiditas dan kapabilitas pasar yang tinggi memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik dan juga BEI terus memantau perkembangan yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. . Rumusan dan Tujuan Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 1. Rumusan Masalah: Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh kurs valas USD, EUR, CNY, dan JPY terhadap indeks LQ45 secara simultan ? Bagaimana pengaruh kurs valas (USD) terhadap indeks LQ45 ? Bagaimana pengaruh kurs valas (EUR) terhadap indeks LQ45 ? Bagaimana pengaruh kurs valas (CNY) terhadap indeks LQ45 ? Bagaimana pengaruh kurs valas (JPY) terhadap indeks LQ45 ? Tujuan Penelitian Menganalisis secara simultan pengaruh kurs valas USD, EUR, CNY, dan JPY terhadap indeks LQ45 di BEI. 2. Menganalisis pengaruh kurs valas (USD) terhadap indeks LQ45 di BEI. 3. Menganalisis pengaruh kurs valas (EUR) terhadap indeks LQ45 di BEI. 4. Menganalisis pengaruh kurs valas (CNY) terhadap indeks LQ45 di BEI. 5. Menganalisis pengaruh kurs valas (JPY) terhadap indeks LQ45 di BEI. ALAT ANALISIS Uji data yang tergabung dalam uji asumsi klasik seperti : uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokesdatisitas dan uji multikolinearitas. Setelah itu dilanjutkan pengujian hipotesis yang akan dijelaskan dalam persamaan garis regresi dan Uji Goodness of Fit yang terdiri dari : koefisien determinasi, uji F dan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Kurs USD menurun tajam. Pada 29 November 2011 ketika nilai kurs melonjak tajam yang tertinggi adalah 9.139,00 dan terendah adalah 8.418,00 terjadi pada 2 Agustus 2011. Terjadi depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika, dari 8582 ke 8856, atau dollar naik 3,2%. Selama periode 2001 pengamatan Kurs EUR selalu bergerak naik, dengan perkecualian adalah pada 10 Januari 2011 dimana Kurs EUR mengalami penurunan. Tertinggi adalah 12.681,64 terjadi pada 28 April 2011 dan terendah adalah 11.606,15 terjadi pada 10 Januari 2011. Kurs CNY secara umum menunjukkan penurunan yang terus menerus dan langsung melonjak tajam, tertinggi adalah 1.437,26 terjadi pada 30 November 2011 dan terendah adalah 1.305,09 terjadi pada 6 Juni 2011. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Kurs JPY sempat mengalami penurunan dan kembali meningkat, tertinggi adalah 117,51 terjadi pada 21 dan 24 November 2011 dan terendah adalah 100,78 terjadi pada 6 April 2011. Dengan kondisi saat ini, IHSG terlihat masih akan bergerak naik sampai akhir tahun 2011. Dari grafik indeks LQ45 diatas menunjukkan bahwa kapitalisasi dan nilai dasar perusahaan yang tergabung dalam list indeks LQ45 sangat berfluktuatif walaupun terjadi penurunan dititik terendah sebesar 560,609 terjadi pada 10 Februari 2011 dan indeks tertinggi adalah 742,502 terjadi pada 1 Agustus 2011. Pada tahun 2011 kondisi stabil banyak terjadi pada Indeks LQ45 berada dititik 670,015 sampai 670,975 terjadi pada 11 April dan 10, 16, 21 November juga 12, 21, 22, 27 Desember 2011 sehingga penilaian harga saham cenderung naik signifikan pada periode tahun 2011. Uji Normalitas Dengan melihat tampilan Histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik Histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Sedangkan grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan model regresi layak dipakai karena memnuhi asumsi normalitas. Uji Autokolerasi Nilai Durbin Watson sebesar 2.203, jumlah sampel 228 dan jumlah variabel independen 4 (k=4). Nilai Durbin-Watson berdasarkan tabel dengan derajat kepercayaan sebesar 5% adalah dl sebesar 2.203 dan du sebesar 1,83, sehingga nilai 4-du adalah 2,17. Nilai Durbin Watson pada penelitian ini adalah 2.203, sehingga berada terletak diantara du dan 4-du, maka model regresi ini menunjukkan tidak adanya autokorelasi dan layak digunakan. Uji Heterokesdatisitas Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik yang ada tidak membentuk suatu pola tertentu atau titik-titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka nol sehingga bisa disimpulkan bahwa dalam penelitian ini model regresi yang dipakai tidak mengalami heterokesdastisitas. Uji Multikolinearitas Dari hasil uji multikolinearitas diperoleh hasil bahwa semua variabel independent dari model regresi tidak terdapat multikolinearitas yang ditunjukkan oleh nilai VIF yang dibawah 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Ini menunjukkan bahwa model regresi ini layak untuk digunakan karena tidak terdapat variabel yang mengalami multikolinearitas. Persamaa Garis Regresi • ILQ = 1714.919+ -0,242USD + 0,006EUR + 0,865CNY + -1,658JPY • Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel kurs USD dan kurs JPY mempunyai pengaruh negatif terhadap indeks LQ45, sedangkan variabel perubahan Kurs EUR dan CNY memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel perubahan indeks LQ45. Konstanta sebesar 1714.919 menyatakan bahwa jika variabel independent dianggap konstan maka variabel perubahan indeks LQ45 akan bernilai 1714.9 poin. Koefisien Determinasi Dari tabel di atas bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar 0,579 menunjukkan bahwa variasi variabel independent mampu menjelaskan 57,9% variasi variabel dependent dan menunjukkan bahwa kuat hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent sebesar 57,9% sedangkan sisanya yaitu sebesar 42,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel independent. Uji F Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung yang sebesar 79,088 yang lebih besar dari nilai F tabel yang 2.412129 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis “Ha1 : Diduga secara simultan kurs valas USD, EUR, CNY, dan JPY berpengaruh terhadap indeks LQ45 di BEI” diterima yang berarti variabel kurs valas USD, EUR, CNY dan JPY secara simultan pengaruh terhadap Indeks LQ45. Uji t •Nilai t hitung (-)11.403 lebih besar dari t tabel 1.970423 maka hipotesis “Ha2 : Diduga Kurs USD berpengaruh terhadap indeks LQ45” diterima sehingga terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kurs USD terhadap Indeks LQ45. •Nilai t hitung (0.614) lebih kecil dari t tabel 1.970423 maka hipotesis “Ha3 : Diduga Kurs EUR berpengaruh terhadap indeks LQ45” ditolak tidak ada pengaruh signifikan antara variabel Kurs EUR terhadap Indeks LQ45. •Nilai t hitung (4.331) lebih besar dari t tabel 1.970423 maka hipotesis “Ha4 : Diduga Kurs CNY berpengaruh terhadap terhadap indeks LQ45” diterima sehingga terdapat pengaruh signifikan antara Kurs CNY terhadap Indeks LQ45. •Nilai t hitung (-)3,276 lebih besar dari t tabel 1.970423 maka hipotesis “Ha5 : Diduga Kurs JPY berpengaruh terhadap indeks LQ45” diterima terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kurs JPY terhadap Indeks LQ45. Kesimpulan 1. Disimpulkan bahwa hipotesis “Ha1 : Diduga secara simultan kurs valas USD, EUR, CNY, dan JPY berpengaruh terhadap indeks LQ45 di BEI” diterima yang berarti variabel kurs valas USD, EUR, CNY dan JPY secara simultan berpengaruh positif terhadap Indeks LQ45. Hasil penelitian sesuai hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. 2. Maka hipotesis Ha2 diterima dan hasilnya variabel kurs USD berpengaruh negatif terhadap Indeks LQ45. Hasil penelitian sesuai hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. 3. Maka hipotesis Ha3 ditolak dan hasil bertolak belakang dengan hipotesis yang telah dirumusan sebelumnya bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel Kurs EUR terhadap Indeks LQ45. 4. Maka hipotesis Ha2 diterima dan hasilnya variabel kurs CNY berpengaruh positif terhadap Indeks LQ45. Hasil penelitian sesuai hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. 5. Maka hipotesis Ha2 diterima dan hasilnya variabel kurs JPY berpengaruh paling dominan diantara variabel lainnya terhadap Indeks LQ45. Hasil penelitian sesuai hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Saran 1. Penentuan sampel untuk selanjutnya yang tidak hanya pada satu tahun periode. Periode waktu penelitian terbatas sehingga belum diketahui pengaruh kurs EUR terhadap harga saham terutama terhadap Indeks LQ45 secara signifikan dan Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini hanya Indeks LQ45. 2. Selain nilai tukar mata uang perlu juga menambahkan indikator variabel lainnya sebagai indikator seperti perkembangan kondisi perekonomian.