REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA A. REAKSI REDOKS Pengertian reaksi redoks Ditinjau dari atom oksigennya - Oks → Oksidasi berarti pengikatan oksigen - Red → Reduksi bersrti pelepasan oksigen Jadi reaksi redoks yaitu reaksi pelepasan dan pengikatan Oksigen Contoh : FeO + CO → Fe + CO ↓ ↓ Mengalami Mengalami oksidasi Reduksi Redoks Ditinjau dari elektronnya Reduksi → Penangkapan / pengikatan elektron Oksidasi → Pelepasan elektron Jadi rekasi redoks berarti reaksi pengikatan dan pelepasan elektron Contoh : Reaksi Reduksi : S + 2e → S22,8,6 2,8,8 Reaksi Oksidasi : → Ca2+ + 2e 20Ca 2,8,8,2 2,8,8 Ca + S → CaS ↓ ↓ Mengalami Mengalami Reduksi Oksidasi Ditinjau dari Bilangan Oksidasinya Reduksi → bilangan Oks turun Oksidasi → bilanagan Oks naik Jadi reaksi redoks yaitu reaksi yang mengalami penurunan dan kenaikan biloks Contoh : Reaksi reduksi o Ca o → + Cl2 Reaksi oksidasi 2+ Ca Cl2 Penentuan bilangan Oksidasi a. BO Setiap atom dam unsur bebas adalah 0 b. BO atom logam pada senyawa atau ion sama dengan letak golongannya dalm SPU dan selalu positif. c. BO ion sama dengan muatannya d. BO H dalam senyawa selalu + 1 kecuali hidridannya yaitu -1 e. BO O adalah senyawa selalu -2 kecuali kecuali pada peroksida (-1) dan pada superoksida – 1/2 dan pada OF2 BO + 2 f. Jumlah total BO pada senyawa = 0 Penyetaraan reaksi redoks Reaksi redoks bisa berlangsung pada asam maupun basa • Pada suasana asam pihak yang kurang O ditambah H2O sebanyak kekurangannya, sementara itu pihak lain ditambah H+ sehungga jumlah atom kanan sama dengan kiri • Pada suasana basa pihak yang berlebihan O ditambah H2O sebanyak kelebihannya, pihak lain ditambah OH- sehingga jumlah atom di kanan sama dengan kiri. Ada 2 cara penyetaraan reaksi redoks A. Metode setengah reaksi / ion elektron Langkah – langkah : 1. Pisahkan menjadi dua persamaan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi 2. Menyetarakan O maupun H sesuai prinsip reaksi berlangsung pada suasana asam atau basa 3. Menyetarakan jumlah muatan dengan menambahkan e seruas dengan H + untuk masing-masing setengah reaksi redoks sehingga muatan ruas kiri = ruas kanan 4. Menyetarakan jumlah e pada kedua persamaan setengah reaksi 5. Menjumlahkan kedua persamaan reaksi Contoh : Mn O-4 + H2SO3 → SO42- + Mn2+ setarakan dengan cara setengah reaksi 1. Reduksi : MnO4- → Mn2+ 2. MnO4- → Mn2+ + 4 H2O 3. MnO4- + 8 H+ → Mn2+ + 4H2O 4. MnO4- + 8 H+ + 5 e → Mn2+ + 4H2O 5. 2MnO4- + 16 H+ + 10 e → 2 Mn2+ + 8H2O + menjadi Oksidasi : H2SO3 → SO42H2SO3 + H2O → SO42H2SO3 + H2O → SO42- + 4 H+ H2SO3 + H2O → SO42- + 4 H+ + 2 e 5H2SO3 + 5H2O → 5SO42- + 20 H+ + 10 e 2MnO4- +5H2SO3 → 2 Mn2+ +5SO42- + 3H2O+4 H+ B. Metode Bilangan Oksidasi 1.Tentukan unsur yang mengalami perubahan biloks 2. Tentukan mana reaksi oksidasi dan reduksi 3. Tentukan penurunan biloks dan kenaikan biloks yang terjadi 4. Samakan jumlah elektron yang dilepas dengan yang diterima 5. Samakan jumlah atom oksigen dan hydrogen dengan penambahan H+ (asam) atau OH- (basa) dan H 2O +7 +4 1. MnO4 + H2 SO3 → SO42- + Mn2+ +7 +4 +6 H2 SO3 → SO422. MnO4- → Mn2+ Reduksi Oksidasi 3. Biloks turun 5 Biloks naik 2 +7 4+ +6 4. MnO4- + 5e → Mn2+ H2 SO3 → SO42- + 2e 2 MnO4- + 10e → 2 Mn2+ 5 H2 SO3 → 5 SO42- + 10e 2 MnO4- + 5 H2 SO3 → 2 Mn2+ + 5. 2 MnO4- + 5 H2 SO3 → 2 Mn2+ + 5H2 SO3 + 5 SO42- → 5 SO42- 5 SO42- + 4 H+ + 3 H2O + 10e Reaksi antoredoks / disproposionasi Contoh : o + 2- + + + +7 2+ 2Cl2 + NaOH → NaCl + NaClO4 + H 2O Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami oksidasi menjadi NaClO4 sekaligus mengalami reduksi menjadi NaCl Maka reaksi antoredoks yaitu reaksi redok yang hanya satu spesi zat yang terlibat mengalami oksidasi sekaligus reduksi Latihan Redoks : Tuliskan 1/2 reaksi Reduksi 1/2 reaksi oksidasi dari persamaan berikut : 1. Al(s) + H 2SO 4(aq) → Al2 (SO4)3(aq) + H2 (g) 2. MnO4-(aq) + Fe2+(aq) → Mn2+(aq) + Fe3+(aq) 3.AsO2-(aq) + Br 2(aq) → AsO43- + Br 4. FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g) 5. NaCl(aq) → Na(s) + Cl2(g) Pilih salah satu jawaban yang benar 1. Reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah …. a. 2 Al + 6 HCl → 2AlCl3 + 3 H2 b. AgNO3 + KI → Ag I + KNO3 c. Na 2S 2 O3 + I2 → 2NaI + Na 2S 2 O6 d. Fe2O3 + 3CO → 2 Fe + 3 CO2 e. MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + 2 H2O + Cl2 2. Pada reaksi : Fe + Zn SO4 → Fe SO4 + Zn , yang bertindak sebagai reduktor adalah …. a.Fe b. Zn SO4 c.Fe2+ d.Zn e. Fe SO4 3. Pada reaksi : Br2 + KOH → KBr + KBr O4 + H 2O, yang mengalami reduksi adalah …. a. Br2 b.KOH c.KBr d. KBr O4 e. H 2O 4. Pada reaksi : KClO3(s) + S(s) + H+(aq) → KCl(s) + SO2(g) + H2 O( l ) yang bertindak sebagai oksidator adalah …. a. KClO3 b.S c. H+ d.KCl e. SO2 5. Diketahui persamaan reaksi redoks : Cr2O72-(aq) + a Fe2+(aq) + H+(aq) → b Cr3+(aq) + c Fe3+(aq) + H 2O(l) Jika persamaan reaksi disetarakan harga a, b, dan c masing-masing adalah …. a. 6, 3, dan 6 b. 6, 2, dan 6 c. 4, 3, dan 5 d. 3, 4, dan 3 e. 3, 2, dan 3 Sel Elektrokimia Elektrokimia merupakan bagian dari Ilmu Kimia yang mempelajari hubungan antara perubahan zat dan arus listrik. Perubahan zat yang merupakan reaksi kimia itu berlangsung pada sel elektrokimia. Reaksi kimia yang terjadi disini reaksi redoks. Yang termasuk sel elektrokimia antara lain : 1. Sel Volta / Galvani 2. Sel elektrolisis Pada sel Galvani / sel volta terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik, katoda : elektroda positif dan anoda : elektroda negatif. Sedang pada sel elektrolisis kebalikannya. Sel volta ditemukan oleh Alessandro Volta dan luigi Galvani. Ia berpendapat bahwa suatu reaksi kimia dapat menghasilkan listrik.reaksi kimia tersebut hanya terjadi pada reaksi redoks yang berjalan spontan. Perhatikan gambar berikut : Volmeter V Aliran Elektron Jembatan Garam Anode(Zn) - Katode (Cu) + CuSO4 ZnSO4 Larutan Elektrolit Reaksi redoks yang terjadi antara logam Zn dengan larutan CuSO4 menghasilkan gejala aliran listrik. Elektron berpindah dari Zn (anode) ke ion Cu2+ ( katode). Namun, gejala aliran listrik ini tidak dapat dideteksi secara langsung. Gejala aliran listrik dapat dideteksi jika lembaran Zn dan larutan CuSO4 dibuat tidak bersentuhan. Oleh karena itu, rangkaian sistem sel Volta diciptakan untuk mendeteksi alairan listrik tersebut. Sel Volta juga menunjukkan bahwa perpindahan elektron juga dapat terjadi jika logam lain selain Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4. Perhatikan gambar rangkaian sistem sel Volta diatas. Gelas kimia pertama berisi larutan Zn SO4 dan logam Zn yang dicelupkan sebagai anode ( kutup negatif ). Gelas kimia kedua berisi larutan CuSO4 dan logam Cu yang dicelupkan sebagai katode ( kutup positif ). Kedua larutan dihubungkan dengan jembatan garam yang berisi garam-garam seperti, NaCl, KCl, atau KNO3 dalam gelatin (agar-agar). Ion negatif yang terdapat dalam jembatan garam akan menetralkan kelebihan ion positif pada setengah reaksi sel oksidasi. Sementara itu, ion positif akan mengalir dari Zn melaui kabel ke elektrode Cu. Volmeter akan menunjukkan harga potensial selnya. Potensial sel ini menunjukkan adanya aliran elektron (aliran listrik) deri logam Zn ke logam Cu. Reaksi yang berlangsung pada proses tersebut sebagai berikut. Katode ( reduksi ) : Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s) Anode ( Oksidasi ): Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-