PENGARUH MODAL SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN TERHADAP KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA Meditran R. Ontorael Telly Sondakh Alden Laloma ABSTACK: This research Along with the reform era, the organization of local government to change with the implementation of regional autonomy widely, real, and responsible. Based on the results of the initial observations indicate that tingka outcomes on development in villages in the subdistrict Pineleng not optimal. This condition can be observed from the socio-economic conditions / livelihood of people is still relatively low, where the number of underprivileged families are still quite high, while the Tertiary participation and independence of the community also showed a similar reality. This type of research used is descriptive and explanatory survey by using quantitative and qualitative approach, which aims to obtain an overall picture of the mapping and the benefits of social capital for the success of rural development in the district Pineleng Minahasa district .. Based on the results of the descriptive analysis, it is known that the social capital variables are at low and medium categories are respectively 34.34%, followed by the category of "high" of 31.31%. Meanwhile, variaDbel success of rural development in the category of "low" tend to be moderate, amounting to 44.44% and 43.43%, and only 12.12% are categorized high. Statistical analysis showed that the hypothesis that social capital of rural communities and a significant positive effect on the success of rural development in the District Pineleng Minahasa regency. Keywords: Effects of Social Capital Rural Communities Against Rural Development Success In District Pineleng Minahasa District. tingkat lokal dalam membuat kebijakan PENDAHULUAN pembangunan daerah yang sesuai dengan Seiring dengan era aspirasi dan kebutuhan masyarakat di daerah. reformasi, penyelenggaraan pemerintahan di Namun, peluang tersebut tidak serta merta daerah dengan dapat merubah pola pembangunan daerah diterapkannya otonomi daerah secara luas, menjadi semakin baik untuk mensejahterakan nyata, dan bertanggung jawab. Otonomi masyarakat daerah.Komitmen dan konsistensi daerah sebenarnya merupakan sebuah peluang pemerintah daerah dan kesiapan masyarakat bagi daerah otonom untuk memperbaiki adalah fungsi signifikan mengalami bergulirnya perubahan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah, sebab otonomi yang mentransfer faktor operasional membuat yang peluang cukup tersebut terealisasi secara empirik. berbagai Dalam kerangka itu, belakangan ini kewenangan akan melahirkan diskresi di muncul 1 berbagai model pembangunan alternatif di antaranya adalah pengembangan Keberadaan modal sosial juga menjadi komunitas lokal; pembangunan partisipatoris penting dalam berpusat pada rakyat; pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan karena pemenuhan kebutuhan pokok dan HAM; dan pengentasan kemiskinan tidak hanya terkait pembangunan perdamaian dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi, tapi (Trijono, 2001).Secara substansial berbagai juga perluasan akses terhadap sumber-sumber model pembangunan alternatif yang ada daya kehidupan yang ditentukan pula oleh meskipun memiliki variasi tekanan masing- ketersediaan jejaring kerja (network) dan masing pada dasarnya memiliki kesamaan saling percaya (mutual trust) di kalangan umum.Menurut Bjorn Hettne (dalam Trijono, masyarakat. perspektif 2001) kesamaan umum itu yaitu berorientasi pada kebutuhan dalam/lokal, pokok, bersifat bernuansa Dengan adanya modal sosial yang dari dimiliki masyarakat pedesaan, maka pada menghargai gilirannya akan mendorong atau lingkungan dan berdasar pada transformasi mempengaruhi keberhasilan pembangunan struktural.Misalnya pembangunan desa itu sendiri. Namun perlu dipertanyakan : partisipatoris berpusat pada rakyat atau yang apakah hal ini telah berlaku di desa-desa lebih populer dengan istilah “People Centered dalam wilayah kecamatan Pineleng sebagai model Development”.Model merupakan paradigma salah atau satu pembangunan paradigma alternatif daerah di ini lokasi penelitian. Berdasarkan hasil bagi pengamatan awal menunjukkan bahwa tingka era keberhasil pembangunan di desa-desa dalam otonomi. wilayah kecamatan Pineleng belum optimal. Konsep modal sosial (social capital) Kondisi ini dapat diamati dari kondisi sosial menjadi salah satu komponen penting untuk ekonomi/taraf hidup masyarakat yang relatif menunjang model pembangunan manusia masih rendah, di mana jumlah keluarga pra karena dalam model ini, manusia ditempatkan sejahtera masih cukup tinggi, sementara sebagai subjek penting yang menentukan arah tingakat penyelenggaraan masyarakat juga memperlihatkan realitas pembangunan.Partisipasi dan kapasitas mengorganisasikan diri menjadi partisipasi dan kemandirian yang hampir sama. penting agar masyarakat dapat berperan Seberapa besar pengaruh modal sosial dalam model pembangunan manusia.Padahal, masyarakat kedua pembangunan desa di Kecamatan Pineleng kapasitas tersebut baru bisa berkembang bila ditunjang oleh modal sosial terhadap keberhasilan Kabupaten Minahasa. yang dimiliki masyarakat. Mengetahui besarnya pengaruh modal social 2 masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan desa di kecamatan pineleng yang merupakan manifestasi dari keinginan kabupaten minahasa. rakyat, juga karena pembangunan itu sendiri, Adapun hasil penelitian ini diharapkan pada esensinya merupakan suatu proses bermanfaat ganda.Di satu sisi, secara teoritis perubahan kearah kemajuan suatu bangsa. hasil penelitian ini diharapkan memberikan Pembangunan dianggap penting oleh suatu kontribusi bangsa, karena ia merupakan suatu orientasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial, khususnya bidang kajian dan administrasi publik. Disisi yang lain, secara (Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaya, 1996). praktis, hasil penelitian usaha tanpa akhir diharapkan Pengertian pembangunan di atas tidak memberikan pemikiran yang berarti bagi jauh berbeda dengan rumusan Badan Dunia pemerintah Minahasa (PBB, 1975), bahwa Pembangunan adalah untuk menggairahkan pembangunan manusia, suatu konsep yang tidak statis melainkan khususnya sosial dinamis. Pembangunan adalah suatu proses masyarakat dalam mendorong keberhasilan perubahan yang berlangsung secara sadar, pembangunan desa. berencana daerah ini kegiatan Kabupaten pengembangan modal Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengembangan ilmu kontribusi pengetahuan dan berkesinambungan (pembangunan berkelanjutan), serta beranjak bagi dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan social, yang kurang baik (keterbelakangan, khususnya bidang kajian administrasi publik. kebodohan dan kemiskinan) menuju suatu Disisi kondisi kehidupan masyarakat yang lebih yang penelitian lain, ini secara praktis, diharapkan hasil memberikan baik, maju dan modern, dalam upaya pemikiran yang berarti bagi pemerintah mencapai daerah (Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaya, 1996). kabupaten menggairahkan khususnya minahasa pembangunan pengembangan untuk manusia, modal tujuan nasional suatu bangsa Konsep Pembangunan sebagaimana social dikemukakan masyarakat dalam mendorong keberhasialan di atas bermakna bahwa Pembangunan tidak semata-mata berorientasi pembangunan desa. pada pembangunan fisik dan pertumbuhan ekonomi belaka (seperti telah disinggung Pembangunan bagi negara manapun di dimuka), dunia ini, baik negara maju maupun negara berkembang, berkaitan membangun segi manusiawi itu sendiri merupakan suatu persoalan yang wajib di laksanakan. Hal ini, langsung dengan akan tetapi kebutuhan untuk sedemikian selain rupa sehingga masyarakat memiliki kemampuan yang lebih besar untuk kehendak memilih dan menanggapi atau meresponi konstitusi (UUD) negara yang bersangkutan setiap 3 perubahan sosial secara positif. Menurut pandangan ini, berbeda dengan pembangunan modernisasi Variabel adalah konsep yang memiliki dan variasi nilai, sifat, karakteristik, dan lain-lain. pertumbuhan (belaka). Modernisasi sering Berdasarkan diindikasikan dengan penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan spesialisasi, dan pengembangan dengan demikian kondisi tersebut, dalam diteliti, yakni : menggunakan teknologi dunia barat tanpa mempertimbangkan batasan 1. Modal sosial sebagai variabel bebas lingkungan (independent variable) yang diberi symbol X. (sosial-budaya dan nilai-nilai moral) yang 2. Keberhasilan pembangunan desa berlaku setempat. Demikian halnya dengan sebagai variabel terikat (dependent variable) konsep yang diberi symbol Y. pembangunan yang semata-mata beorientasi pada Pertumbuhan Ekonomi tanpa Adapun operasionalisasi kedua variabel diimbangi dengan Pemerataan dan keadilan tersebut adalah sebagai berikut : sosial, akan membawa dampak yang kurang 1. Modal sosial (X) sebagai Variabel menguntungkan bagi perubahan sosial itu bebas, sendiri; dan pertumbuhan ekonomi semata- didefinisikan secara operasional sebagai nilai, mekanisme, sikap, dan institusi mata bukan lagi dianggap sebagai satu- yang mendasari interaksi antar-individu dan satunya indikasi kemajuan suatu bangsa berkontribusi dewasa ini. terhadap pembangunan ekonomi dan sosial. Indikator modal sosial meliputi: a. kelompok dan jejaring kerja; dalam b. kepercayaan dan solidaritas; penelitian ini adalah metode deskriptif dan c. aksi kolektif dan kerjasama eksplanatoris survei dengan menggunakan (cooperation); pendekatan kuantitatif dan kualitatif, yang d. informasi dan komunikasi; bertujuan untuk memperoleh gambaran secara e. kohesi dan inklusivitas sosial; menyeluruh f. pemberdayaan dan tindakan METODE PENELITIAN Metode yang digunakan mengenai pemetaan dan politik pemanfaatan modal sosial untuk keberhasilan pembangunan desa di Kecamatan Pineleng 2. Keberhasilan Pembangunan Desa (Y) Kabupaten Minahasa.Metode ekspalanatori sebagai variabel terikat, didefinisikan secara adalah metode penelitian yang bertujuan operasional sebagai tingkat keberhasilan usaha- menjelaskan hubungan kausal antara variabel- usaha pembangunan desa yang dilaksanakan variabel selama ini baik oleh pemerintah maupun oleh melalui pengujian hipotesis masyarakat, dilihat dari peningkatan aspek- (Singarimbun dan Effendi, 1995). 4 aspek : kondisi dan taraf hidup desa, partisipasi pembangunan masyarakat masyarakat desa, dan populasi dalam penelitian ini ialah semua karakteristik yang berkaitan dengan pengaruh kemampuan modal sosial terhadap keberhsilan masyarakat desa berkembang secara mandiri. pembangunan desa di wilayah ini. Ini berarti Variabel ini diamati melalui beberapa indikator, bahwa populasi area adalah semua desa yang sebagai berikut : sesuai data terakhir berjumlah 15 desa. a. Peningkatan kondisi dan taraf Dengan mempertimbangkan hidup masyarakat, diukur dari hal-hal seperti : desa peningkatan keluarga, karakteristik desa serta masalahnya dan tujuan peningkatan taraf hidup keluarga, peningkatan penelitian ini, maka sampel area ditetapkan kesehatan gizi keluarga, dan peningkatan secara purposive sampling sebanyak 7 (tujuh) dalam pemenuhan kebutuhan sekunder seperti desa. Adapun besar sampel ditetapkan dengan transportasi, hiburan dan sebagainya; menggunakan formula Yamane pendapatan b. Peningkatan partisipasi dalam pembangunan, diukur dari Rakhmat, peningkatan n= kegiatan-kegiatan pembangunan desa mereka, : memberi informasi, 1991) area) dan dengan berdasarkan (dalam menyelesaikan persamaan (rumus) sebagai berikut : kesadaran dan kemampuan ikut serta dalam seperti (populasi jumlah N Nd2 + 1 n = besarsampel yang dicari memberi sumbangan pemikiran, memberi sumbangan N = besar populasi (jumlah KK) tenaga atau berbagai tenaga kerja, memberi d = tingkat presisi ditetapkan sebesar 0.1 atau 10 %. sumbangan material baik berupa uang, bahan, peralatan kerja dan sebagainya 1 = harga konstant yang Dengan besar populasi adalah 11964 bermanfaat untuk kepentingan pembangunan KK dan tingkat presisi sebesar 10 %, aka desa mereka; kemampuan diperoleh sampel sebesar 99,17 dibulatkan berkembang secara mandiri, diukur dari kebawah menjadi 99 KK yang dijadikan kemampuan memenuhi kebutuhan keluarga responden dalam penelitian ini. c. Peningkatan Selanjutnya, untuk menentukan alokasi secara mandiri atau atas usaha sendiri, kemampuan mengembangkan sampel yang tersebar di 7 desa sampel, maka usaha, digunakan tabel berikut ini. kemampuan menabung, dan sebagainya. Sebagaimana diketahui Tabel 1. Penentuan Alokasi Sampel bahwa Dirinci Menurut Desa Sampel penelitian ini dilaksanakan di beberapa Desa dalam wilayah Kabupaten Kecamatan Minahasa. Dengan (n = 99) Pineleng demikian, 5 dikumpulkan N o. Desa N Sampel i Pr oporsi n observasi langsung. i Daftar Warem 1 bungan 1 173 0. 18 melalui teknik survey dan 1 pertanyaan atau kuesioner disusun secara berstruktur dengan pedoman 8 pada skala Likter, dimana setiap item pertanyaan/pertanyaan disediakan 5 (lima) Pinelen 8 g2 Satu 38 0. 13 1 alternative jawaban untuk dipilih responden. 3 Data terkumpul dalam penelitian ini 1 3 Tateli 354 21 9 4 Koha 82 0. 2 diolah dan dianalisa dengan menggunakan 1 0. 15 prosedur analisa statistika (rumus statistik parametrik).Hasil perhitungan statistik 1 kemudian dibahas secara kualitatif. 5 Adapun prosedur analisis yang 9 5 Kali 64 Kalasey 15 9 Satu 6 58 0. 1 dimaksud adalah sebagai berikut : 5 0. 15 1. Analisis Regresi Linaer sederhana : Teknik analisis ini digunakan untuk 1 mengetahui 5 hubungan dan bentuk/pola hubungan antara variabel "Modal Sosial 2 7 Agotey 06 475 00 Masyarakat" 3 03 6 Jumlah 0. (variabel X) dengan "keberhasilan pembangunan desa" (variabel 1. Y). Bentuk persamaan regresi adalah : 9 9 Ŷ = a + bX Dimana nilai koefisien a dan koefisien b Instrumen pengumpulan data yang pertanyaan atau kuesioner yang dibantu pedoman wawancara a (interview diperoleh melalui rumus ,masing-masing = (Y)(X2) - (X) (XY) n X2 - (X)2 guide) untuk menjaring data primer. Data sekunder dengan sebagai berikut : digunakan dalam penelitian ini adalah daftar dengan dicari teknik dokumentasi dan seluruh data dan informasi b 6 = n XY - (X)-(Y) n X2 - (X)2 Sedangkan linieritas regresi diuji penegakan peraturan perundang-undangan, dengan analisa varians atau uji statistik-F. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum, penyelenggaraan kegiatan 2. Analisis Korelasi Sederhana pemerintah desa dan pelayanan masyarakat (Korelasi Product Moment): yang menjadi ruang lingkup tugas kecamatan Teknik analisis ini digunakan untuk yang belum dapat dilaksanakan pemerintah mengetahui derajat korelasi/hubungan (r) dan desa, telah dituangkan dalam Rencana Kerja derajat determinasi (r2) antara variasi peranan Camat dan pembangunan variabel desa. Rumus (Renja) tahun 2012 yang tetap mengacu pada keberhasilan Renstra Kabupaten Minahasa Tahun 2009 – statistiknya 2013, sebagai dokumen yang sangat penting adalah : r sekaligus sebagai penunjang pencapaian visi dan misi Kabupaten Minahasa. = Pemahaman n XY - (X) (Y) 2 {n X - (X)2} { n Y2 - (Y)2} tersebut atas mengandung pernyataan makna visi terjalinnya sinergi antara Kantor Kecamatan Pineleng Untuk uji signifikansi hubungan, maka dan seluruh stakeholders dalam nilai rhitung langsung dikonsultasikan dengan merealisasikan pembangunan di Kecamatan nilai rtabel pada taraf uji 1 % dengan derajad Pineleng secara terpadu. kebebasan (dk = n). Secara filosofis, visi tersebut dapat 3. Keputusan Penerimaan Hipotesis : dijelaskan melalui makna yang terkandung di Semua pengujian statistik (pengujian dalamnya, yaitu bahwa Satuan Kerja hipotesis) akan diuji pada taraf uji 1% atau Perangkat Daerah Kecamatan Pineleng akan taraf signifikan 0,01 (α : 0,01). Analisis melaksanakan segala pelayanan diberbagai statistic dibantu dengan perangkat computer bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi melalui program SPSS versi 20 for windows. yang dan meningkatkan kualitas pelayanan tersebut secara efektif, efisien dan Pembahasan partisipatif dengan kegiatan yang terarah dan Dalam rangka menopang pelaksanaan pemerintahan, ada pembangunan terukur dan kemasyarakatan di Kabupaten Minahasa, Visi merupakan pandangan jauh maka Pemerintah Kecamatan Pineleng yang kedepan kemana dan bagaimana Kantor mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Kecamatan pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, ketentraman dan ketertiban, penerapan dan 7 Pineleng harus dibawa dan antisipatif, inovatif, serta produktif. dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk modal Pernyataan visi Kantor Kecamatan Pineleng sosial masyarakat, ternyata dalam adalah : ”Terselenggaranya Pelayanan Umum pelaksanaannya, mampu mewarnai hampir yang Prima di Kecamatan Pineleng” semua aspek kehidupan masyarakat desa, sehingga mampu mendorong keberhasilan Misi adalah rumusan umum mengenai pembangunan desa, khususnya di Kecamatan upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk Pineleng. mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Modal penyelenggara pemerintah tanpa mengabaikan mandat yang sosial masyarakat diberikan. Adapun Misi Kantor Kecamatan positif dan signifikan terhadap keberhasilan Pineleng adalah sebagai berikut : pembangunan desa di Kecamatan Pineleng Kabupaten 1) Melaksanakan pelayanan prima di Secara pembinaan Minahasa”, berpengaruh dapat teruji keberlakuannya dengan sangat meyakinkan. Kecamatan Pineleng; Melaksanakan pedesaan dan empiris, masyarakat pemberdayaan masyarakat di Kecamatan kontribusi modal terhadap sosial keberhasilan pembangunan desa, diperoleh sebesar 58,4%. Pineleng. Hal ini bermakna bahwa meningkatnya keberhasilan pembangunan desa, khususnya di Berdasarkan hasil analisis deskriptif, sosial Kecamatan Pineleng, sebesar 58,4% turut masyarakat berada pada kategori “rendah dan ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor modal sedang” yaitu masing-masing 34,34 %, yang sosial masyarakat, sementara sisanya sebesar diikuti oleh kategori “tinggi” sebesar 31,31 41,6% ditentukan oleh faktor lainnya. diketahui bahwa variabel modal %. Sementara itu, variabel keberhasilan Hasil pembangunan desa berada pada kategori analisis regresi sederhana menghasilkan persamaan regresi Ŷ = “rendah” cenderung “sedang”, yaitu sebesar 9,791 + 0,957X. Hal ini berarti bahwa naik- 44,44% dan 43,43 %, serta hanya 12,12 % turunnya keberhsilan pembangunan desa saja yang terkategori “tinggi”. karena modal sosial masyarakat dapat Apabila diamati dari rata-rata capaian diprediksikan melalu persamaan regresi untuk setiap variabel, baik modal sosial tersebut. Dengan mensubtitusikan skor empirik masyarakat tertinggi variabel modal sosial masyarakat (X) maupun pembangunan desa dideskripsikan sebelumnya, keberhasilan sebagaimana maka telah ke dalam persamaan regresi/prediksi di atas, dapat diperoleh Ŷ = 9,791 + 0,957 (46) = 53,81. 8 Ternyata jika Modal Sosial masyarakat Dengan demikian dapat disimpulkan ditingkatkan hingga mencapai 46 skor, maka bahwa semakin sering penerapan nilai-nilai keberhasilan pembangunan desa akan naik dari modal sosial masyarakat, akan semakin baik skor rata-rata sebesar 36,07 (51,53%) menjadi dan 53,81 atau 76,87 % dari kriteria yang pembangunan desa, khususnya desa-desa di ditentukan untuk keberhasilan pembangunan wilayah desa. Artinya masih menyisahkan sekitar 23,13 Minahasa. meningkat pula Kecamatan keberhasilan Pineleng Kabupaten % kriteria keberhasilan pembangunan desa yang Kesimpulan belum dicapai. Berdasarkan hasil-hasil analisis data, maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan Hasil penelitian ini secara teoretis yaitu : sejalan dengan pendapat beberapa ahli, 1. diantaranya, Fukuyama (2002) merumuskan modal sosial dengan mengacu Setelah dilakukan identifiasi variabel-variabel kepada maka diketahui bahwa “norma-norma informal yang mendukung distribusi jawaban responden terhadap semua kerjasama antara individu dan kapabilitas variabel, baik variabel bebas (modal sosial yang muncul dari prevalensi kepercayaan masyarakat) dalam suatu masyarakat atau di dalam bagian- tergantung(keberhasilan pembangunan) cukup bagian tertentu dari masyarakat. Modal sosial bervariasi, namun rata-rata berada pada dapat menfasilitasi ekspansi ekonomi ke kategori sedang dan rendah. maupun variabel tingkat yang lebih besar bila didukung dengan 2. radius kepercayaan yang meluas. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukan bahwa modal Bourdieu (dalam Hasbullah, 2004) sosial masyarakat mempunyai hubungan yang menyatakan ada tiga macam modal, yaitu positif dan signifikan dengan keberhasilan modal uang, modal sosial, dan modal budaya, pembangunan desa serta berhubungan secara dan akan lebih efektif digunakan jika diantara kontributif. Artinya bahwa meningkat atau ketiganya ada interaksi sosial atau hubungan menurunnya keberhsilan pembangunan desa, sosial. Modal sosial dapat digunakan untuk turut ditentukan oleh modal sosial yang segala kepentingan, namun tanpa ada sumber dimiliki masyarakat desa, khususnya di daya fisik dan pengetahuan budaya yang Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. dimiliki, maka akan sulit bagi individu- Dengan demikian, hipotesis yang diajukan individu untuk membangun sebuah hubungan telah teruji keberlakuannya secara empiris sosial. Hubungan sosial hanya akan kuat jika sekaligus ketiga unsur diatas eksis. mendasarinya. 9 menjustifikasi teori-teori yang Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Saran Untuk meningkatkan UGM Vol 5 No. 2 Nopember 2001 upayakeberhasilan pembangunan desa maka Tjokroamidjojo, H. Bintoro Dan Saran tersebut dapat dikemukakan sebagai Mustopadidjaya, A.R 1996, Teori dan berikut : Strategi 1. Untuk meningkatkan Cetakan Kedua, keberhasilan pembangunan desa, maka nilai Jakarta kepercayaan sebagai dimensi modal sosial perlu ditingkatkan, baik sesama masyarakat, antara masyarakat dengan pemerintah maupun antar unsur pemerintah ditingkat desa maupun kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. 2. Nilai-nilai modal sosial yang dipercaya masyarakat dapat memberikan motivasi untuk bekerja lebih produktif, terutama berada dalam wadah “Mapalus” dapat diefektifkan untuk mendorong percepatan keberhasilan pembangunan desa, khususnya di wilayah Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. DAFTAR PUSTAKA Rakhmat, J., 1991, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Singarimbun, Effendi.1995, Masri Metode dan Sofian Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta. Trijono, Lambang. Pemberdayaan 2001, Komunitas Pembangunan “Strategi Lokal : Menuju Kemandirian Daerah”. Dalam 10 Nasioal, Gunung Agung,