PENGARUH MODAL SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN

advertisement
PENGARUH MODAL SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN TERHADAP
KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN PINELENG
KABUPATEN MINAHASA
Meditran R. Ontorael
Telly Sondakh
Alden Laloma
ABSTACK: This research Along with the reform era, the organization of local government to change with the
implementation of regional autonomy widely, real, and responsible. Based on the results of the initial
observations indicate that tingka outcomes on development in villages in the subdistrict Pineleng not optimal.
This condition can be observed from the socio-economic conditions / livelihood of people is still relatively low,
where the number of underprivileged families are still quite high, while the Tertiary participation and
independence of the community also showed a similar reality.
This type of research used is descriptive and explanatory survey by using quantitative and qualitative
approach, which aims to obtain an overall picture of the mapping and the benefits of social capital for the
success of rural development in the district Pineleng Minahasa district ..
Based on the results of the descriptive analysis, it is known that the social capital variables are at low
and medium categories are respectively 34.34%, followed by the category of "high" of 31.31%. Meanwhile,
variaDbel success of rural development in the category of "low" tend to be moderate, amounting to 44.44% and
43.43%, and only 12.12% are categorized high. Statistical analysis showed that the hypothesis that social capital
of rural communities and a significant positive effect on the success of rural development in the District Pineleng
Minahasa regency.
Keywords: Effects of Social Capital Rural Communities Against Rural Development Success In District Pineleng
Minahasa District.
tingkat lokal dalam membuat kebijakan
PENDAHULUAN
pembangunan daerah yang sesuai dengan
Seiring
dengan
era
aspirasi dan kebutuhan masyarakat di daerah.
reformasi, penyelenggaraan pemerintahan di
Namun, peluang tersebut tidak serta merta
daerah
dengan
dapat merubah pola pembangunan daerah
diterapkannya otonomi daerah secara luas,
menjadi semakin baik untuk mensejahterakan
nyata, dan bertanggung jawab. Otonomi
masyarakat daerah.Komitmen dan konsistensi
daerah sebenarnya merupakan sebuah peluang
pemerintah daerah dan kesiapan masyarakat
bagi daerah otonom untuk memperbaiki
adalah
fungsi
signifikan
mengalami
bergulirnya
perubahan
pemerintah
daerah
dalam
melaksanakan pembangunan daerah, sebab
otonomi
yang
mentransfer
faktor
operasional
membuat
yang
peluang
cukup
tersebut
terealisasi secara empirik.
berbagai
Dalam kerangka itu, belakangan ini
kewenangan akan melahirkan diskresi di
muncul
1
berbagai
model
pembangunan
alternatif di antaranya adalah pengembangan
Keberadaan modal sosial juga menjadi
komunitas lokal; pembangunan partisipatoris
penting dalam
berpusat pada rakyat; pembangunan untuk
penanggulangan
kemiskinan
karena
pemenuhan kebutuhan pokok dan HAM; dan
pengentasan kemiskinan tidak hanya terkait
pembangunan
perdamaian
dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi, tapi
(Trijono, 2001).Secara substansial berbagai
juga perluasan akses terhadap sumber-sumber
model pembangunan alternatif yang ada
daya kehidupan yang ditentukan pula oleh
meskipun memiliki variasi tekanan masing-
ketersediaan jejaring kerja (network) dan
masing pada dasarnya memiliki kesamaan
saling percaya (mutual trust) di kalangan
umum.Menurut Bjorn Hettne (dalam Trijono,
masyarakat.
perspektif
2001) kesamaan umum itu yaitu berorientasi
pada
kebutuhan
dalam/lokal,
pokok,
bersifat
bernuansa
Dengan adanya modal sosial yang
dari
dimiliki masyarakat pedesaan, maka pada
menghargai
gilirannya
akan
mendorong
atau
lingkungan dan berdasar pada transformasi
mempengaruhi keberhasilan pembangunan
struktural.Misalnya
pembangunan
desa itu sendiri. Namun perlu dipertanyakan :
partisipatoris berpusat pada rakyat atau yang
apakah hal ini telah berlaku di desa-desa
lebih populer dengan istilah “People Centered
dalam wilayah kecamatan Pineleng sebagai
model
Development”.Model
merupakan
paradigma
salah
atau
satu
pembangunan
paradigma
alternatif
daerah
di
ini
lokasi
penelitian.
Berdasarkan
hasil
bagi
pengamatan awal menunjukkan bahwa tingka
era
keberhasil pembangunan di desa-desa dalam
otonomi.
wilayah kecamatan Pineleng belum optimal.
Konsep modal sosial (social capital)
Kondisi ini dapat diamati dari kondisi sosial
menjadi salah satu komponen penting untuk
ekonomi/taraf hidup masyarakat yang relatif
menunjang model pembangunan manusia
masih rendah, di mana jumlah keluarga pra
karena dalam model ini, manusia ditempatkan
sejahtera masih cukup tinggi, sementara
sebagai subjek penting yang menentukan arah
tingakat
penyelenggaraan
masyarakat juga memperlihatkan realitas
pembangunan.Partisipasi
dan kapasitas mengorganisasikan diri menjadi
partisipasi
dan
kemandirian
yang hampir sama.
penting agar masyarakat dapat berperan
Seberapa besar pengaruh modal sosial
dalam model pembangunan manusia.Padahal,
masyarakat
kedua
pembangunan desa di Kecamatan Pineleng
kapasitas
tersebut
baru
bisa
berkembang bila ditunjang oleh modal sosial
terhadap
keberhasilan
Kabupaten Minahasa.
yang dimiliki masyarakat.
Mengetahui besarnya pengaruh modal
social
2
masyarakat
terhadap
keberhasilan
pembangunan desa di kecamatan pineleng
yang merupakan manifestasi dari keinginan
kabupaten minahasa.
rakyat, juga karena pembangunan itu sendiri,
Adapun hasil penelitian ini diharapkan
pada esensinya merupakan suatu proses
bermanfaat ganda.Di satu sisi, secara teoritis
perubahan kearah kemajuan suatu bangsa.
hasil penelitian ini diharapkan memberikan
Pembangunan dianggap penting oleh suatu
kontribusi
bangsa, karena ia merupakan suatu orientasi
bagi
pengembangan
ilmu
pengetahuan sosial, khususnya bidang kajian
dan
administrasi publik. Disisi yang lain, secara
(Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaya, 1996).
praktis,
hasil
penelitian
usaha
tanpa
akhir
diharapkan
Pengertian pembangunan di atas tidak
memberikan pemikiran yang berarti bagi
jauh berbeda dengan rumusan Badan Dunia
pemerintah
Minahasa
(PBB, 1975), bahwa Pembangunan adalah
untuk menggairahkan pembangunan manusia,
suatu konsep yang tidak statis melainkan
khususnya
sosial
dinamis. Pembangunan adalah suatu proses
masyarakat dalam mendorong keberhasilan
perubahan yang berlangsung secara sadar,
pembangunan desa.
berencana
daerah
ini
kegiatan
Kabupaten
pengembangan
modal
Secara teoritis hasil penelitian ini
diharapkan
memberikan
pengembangan
ilmu
kontribusi
pengetahuan
dan
berkesinambungan
(pembangunan berkelanjutan), serta beranjak
bagi
dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan
social,
yang
kurang
baik
(keterbelakangan,
khususnya bidang kajian administrasi publik.
kebodohan dan kemiskinan) menuju suatu
Disisi
kondisi kehidupan masyarakat yang lebih
yang
penelitian
lain,
ini
secara
praktis,
diharapkan
hasil
memberikan
baik,
maju dan modern, dalam upaya
pemikiran yang berarti bagi pemerintah
mencapai
daerah
(Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaya, 1996).
kabupaten
menggairahkan
khususnya
minahasa
pembangunan
pengembangan
untuk
manusia,
modal
tujuan
nasional
suatu bangsa
Konsep Pembangunan sebagaimana
social
dikemukakan
masyarakat dalam mendorong keberhasialan
di
atas
bermakna
bahwa
Pembangunan tidak semata-mata berorientasi
pembangunan desa.
pada pembangunan fisik dan pertumbuhan
ekonomi belaka (seperti telah disinggung
Pembangunan bagi negara manapun di
dimuka),
dunia ini, baik negara maju maupun negara
berkembang,
berkaitan
membangun segi manusiawi itu sendiri
merupakan suatu persoalan
yang wajib di laksanakan. Hal ini,
langsung
dengan
akan tetapi kebutuhan untuk
sedemikian
selain
rupa
sehingga
masyarakat
memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
kehendak
memilih dan menanggapi atau meresponi
konstitusi (UUD) negara yang bersangkutan
setiap
3
perubahan
sosial
secara
positif.
Menurut pandangan ini,
berbeda
dengan
pembangunan
modernisasi
Variabel adalah konsep yang memiliki
dan
variasi nilai, sifat, karakteristik, dan lain-lain.
pertumbuhan (belaka). Modernisasi sering
Berdasarkan
diindikasikan
dengan
penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan
spesialisasi,
dan
pengembangan
dengan
demikian
kondisi
tersebut,
dalam
diteliti, yakni :
menggunakan teknologi dunia barat tanpa
mempertimbangkan
batasan
1. Modal sosial sebagai variabel bebas
lingkungan
(independent variable) yang diberi symbol X.
(sosial-budaya dan nilai-nilai moral) yang
2. Keberhasilan
pembangunan
desa
berlaku setempat. Demikian halnya dengan
sebagai variabel terikat (dependent variable)
konsep
yang diberi symbol Y.
pembangunan
yang
semata-mata
beorientasi pada Pertumbuhan Ekonomi tanpa
Adapun operasionalisasi kedua variabel
diimbangi dengan Pemerataan dan keadilan
tersebut adalah sebagai berikut :
sosial, akan membawa dampak yang kurang
1. Modal sosial (X) sebagai Variabel
menguntungkan bagi perubahan sosial itu
bebas,
sendiri; dan pertumbuhan ekonomi semata-
didefinisikan
secara
operasional
sebagai nilai, mekanisme, sikap, dan institusi
mata bukan lagi dianggap sebagai satu-
yang mendasari interaksi antar-individu dan
satunya indikasi kemajuan suatu bangsa
berkontribusi
dewasa ini.
terhadap
pembangunan
ekonomi dan sosial. Indikator modal sosial
meliputi:
a.
kelompok dan jejaring kerja;
dalam
b.
kepercayaan dan solidaritas;
penelitian ini adalah metode deskriptif dan
c.
aksi kolektif dan kerjasama
eksplanatoris survei dengan menggunakan
(cooperation);
pendekatan kuantitatif dan kualitatif, yang
d.
informasi dan komunikasi;
bertujuan untuk memperoleh gambaran secara
e.
kohesi dan inklusivitas sosial;
menyeluruh
f.
pemberdayaan dan tindakan
METODE PENELITIAN
Metode
yang
digunakan
mengenai
pemetaan
dan
politik
pemanfaatan modal sosial untuk keberhasilan
pembangunan desa di Kecamatan Pineleng
2. Keberhasilan Pembangunan Desa (Y)
Kabupaten Minahasa.Metode ekspalanatori
sebagai variabel terikat, didefinisikan secara
adalah metode penelitian yang bertujuan
operasional sebagai tingkat keberhasilan usaha-
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-
usaha pembangunan desa yang dilaksanakan
variabel
selama ini baik oleh pemerintah maupun oleh
melalui
pengujian
hipotesis
masyarakat, dilihat dari peningkatan aspek-
(Singarimbun dan Effendi, 1995).
4
aspek : kondisi dan taraf hidup
desa,
partisipasi
pembangunan
masyarakat
masyarakat
desa,
dan
populasi
dalam
penelitian
ini
ialah
semua
karakteristik yang berkaitan dengan pengaruh
kemampuan
modal
sosial
terhadap
keberhsilan
masyarakat desa berkembang secara mandiri.
pembangunan desa di wilayah ini. Ini berarti
Variabel ini diamati melalui beberapa indikator,
bahwa populasi area adalah semua desa yang
sebagai berikut :
sesuai data terakhir berjumlah 15 desa.
a.
Peningkatan kondisi dan taraf
Dengan
mempertimbangkan
hidup masyarakat, diukur dari hal-hal seperti :
desa
peningkatan
keluarga,
karakteristik desa serta masalahnya dan tujuan
peningkatan taraf hidup keluarga, peningkatan
penelitian ini, maka sampel area ditetapkan
kesehatan gizi keluarga, dan peningkatan
secara purposive sampling sebanyak 7 (tujuh)
dalam pemenuhan kebutuhan sekunder seperti
desa. Adapun besar sampel ditetapkan dengan
transportasi, hiburan dan sebagainya;
menggunakan formula Yamane
pendapatan
b.
Peningkatan partisipasi dalam
pembangunan,
diukur
dari
Rakhmat,
peningkatan
n=
kegiatan-kegiatan pembangunan desa mereka,
:
memberi
informasi,
1991)
area)
dan
dengan
berdasarkan
(dalam
menyelesaikan
persamaan (rumus) sebagai berikut :
kesadaran dan kemampuan ikut serta dalam
seperti
(populasi
jumlah
N
Nd2 + 1
n = besarsampel yang dicari
memberi
sumbangan pemikiran, memberi sumbangan
N = besar populasi (jumlah KK)
tenaga atau berbagai tenaga kerja, memberi
d = tingkat presisi ditetapkan sebesar
0.1 atau 10 %.
sumbangan material baik berupa uang, bahan,
peralatan
kerja
dan
sebagainya
1 = harga konstant
yang
Dengan besar populasi adalah 11964
bermanfaat untuk kepentingan pembangunan
KK dan tingkat presisi sebesar 10 %, aka
desa mereka;
kemampuan
diperoleh sampel sebesar 99,17 dibulatkan
berkembang secara mandiri, diukur dari
kebawah menjadi 99 KK yang dijadikan
kemampuan memenuhi kebutuhan keluarga
responden dalam penelitian ini.
c.
Peningkatan
Selanjutnya, untuk menentukan alokasi
secara mandiri atau atas usaha sendiri,
kemampuan
mengembangkan
sampel yang tersebar di 7 desa sampel, maka
usaha,
digunakan tabel berikut ini.
kemampuan menabung, dan sebagainya.
Sebagaimana
diketahui
Tabel 1. Penentuan Alokasi Sampel
bahwa
Dirinci Menurut Desa Sampel
penelitian ini dilaksanakan di beberapa Desa
dalam
wilayah
Kabupaten
Kecamatan
Minahasa.
Dengan
(n = 99)
Pineleng
demikian,
5
dikumpulkan
N
o.
Desa
N
Sampel
i
Pr
oporsi
n
observasi langsung.
i
Daftar
Warem
1
bungan
1
173
0.
18
melalui teknik survey dan
1
pertanyaan
atau
kuesioner
disusun secara berstruktur dengan pedoman
8
pada skala Likter, dimana setiap item
pertanyaan/pertanyaan disediakan 5 (lima)
Pinelen
8
g2 Satu
38
0.
13
1
alternative jawaban untuk dipilih responden.
3
Data terkumpul dalam penelitian ini
1
3
Tateli
354
21
9
4
Koha
82
0.
2
diolah dan dianalisa dengan menggunakan
1
0.
15
prosedur analisa statistika (rumus statistik
parametrik).Hasil perhitungan statistik
1
kemudian dibahas secara kualitatif.
5
Adapun prosedur analisis yang
9
5
Kali
64
Kalasey
15
9
Satu
6
58
0.
1
dimaksud adalah sebagai berikut :
5
0.
15
1. Analisis Regresi Linaer sederhana :
Teknik analisis ini digunakan untuk
1
mengetahui
5
hubungan
dan
bentuk/pola
hubungan antara variabel "Modal Sosial
2
7
Agotey
06
475
00
Masyarakat"
3
03
6
Jumlah
0.
(variabel
X)
dengan
"keberhasilan pembangunan desa" (variabel
1.
Y). Bentuk persamaan regresi adalah :
9
9
Ŷ
=
a + bX
Dimana nilai koefisien a dan koefisien
b
Instrumen pengumpulan data yang
pertanyaan atau kuesioner yang dibantu
pedoman
wawancara
a
(interview
diperoleh
melalui
rumus
,masing-masing
=
(Y)(X2) - (X) (XY)
n X2 - (X)2
guide) untuk menjaring data primer. Data
sekunder
dengan
sebagai berikut :
digunakan dalam penelitian ini adalah daftar
dengan
dicari
teknik
dokumentasi dan seluruh data dan informasi
b
6
=
n XY - (X)-(Y)
n X2 - (X)2
Sedangkan
linieritas
regresi
diuji
penegakan peraturan perundang-undangan,
dengan analisa varians atau uji statistik-F.
pemeliharaan
prasarana
dan
fasilitas
pelayanan umum, penyelenggaraan kegiatan
2. Analisis
Korelasi
Sederhana
pemerintah desa dan pelayanan masyarakat
(Korelasi Product Moment):
yang menjadi ruang lingkup tugas kecamatan
Teknik analisis ini digunakan untuk
yang belum dapat dilaksanakan pemerintah
mengetahui derajat korelasi/hubungan (r) dan
desa, telah dituangkan dalam Rencana Kerja
derajat determinasi (r2) antara variasi peranan
Camat
dan
pembangunan
variabel
desa.
Rumus
(Renja) tahun 2012 yang tetap mengacu pada
keberhasilan
Renstra Kabupaten Minahasa Tahun 2009 –
statistiknya
2013, sebagai dokumen yang sangat penting
adalah :
r
sekaligus sebagai penunjang pencapaian visi
dan misi Kabupaten Minahasa.
=
Pemahaman
n XY - (X) (Y)
2
{n X - (X)2} { n Y2 - (Y)2}
tersebut
atas
mengandung
pernyataan
makna
visi
terjalinnya
sinergi antara Kantor Kecamatan Pineleng
Untuk uji signifikansi hubungan, maka
dan
seluruh
stakeholders
dalam
nilai rhitung langsung dikonsultasikan dengan
merealisasikan pembangunan di Kecamatan
nilai rtabel pada taraf uji 1 % dengan derajad
Pineleng secara terpadu.
kebebasan (dk = n).
Secara filosofis, visi tersebut dapat
3. Keputusan Penerimaan Hipotesis :
dijelaskan melalui makna yang terkandung di
Semua pengujian statistik (pengujian
dalamnya,
yaitu
bahwa
Satuan
Kerja
hipotesis) akan diuji pada taraf uji 1% atau
Perangkat Daerah Kecamatan Pineleng akan
taraf signifikan 0,01 (α : 0,01). Analisis
melaksanakan segala pelayanan diberbagai
statistic dibantu dengan perangkat computer
bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
melalui program SPSS versi 20 for windows.
yang
dan
meningkatkan
kualitas
pelayanan tersebut secara efektif, efisien dan
Pembahasan
partisipatif dengan kegiatan yang terarah dan
Dalam rangka menopang pelaksanaan
pemerintahan,
ada
pembangunan
terukur
dan
kemasyarakatan di Kabupaten Minahasa,
Visi
merupakan
pandangan
jauh
maka Pemerintah Kecamatan Pineleng yang
kedepan kemana dan bagaimana Kantor
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
Kecamatan
pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan
berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,
ketentraman dan ketertiban, penerapan dan
7
Pineleng
harus
dibawa
dan
antisipatif,
inovatif,
serta
produktif.
dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk modal
Pernyataan visi Kantor Kecamatan Pineleng
sosial
masyarakat,
ternyata
dalam
adalah : ”Terselenggaranya Pelayanan Umum
pelaksanaannya, mampu mewarnai hampir
yang Prima di Kecamatan Pineleng”
semua aspek kehidupan masyarakat desa,
sehingga mampu mendorong keberhasilan
Misi adalah rumusan umum mengenai
pembangunan desa, khususnya di Kecamatan
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
Pineleng.
mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai
pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata
bagi
segenap
komponen
Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan “Modal
penyelenggara
pemerintah tanpa mengabaikan mandat yang
sosial
masyarakat
diberikan. Adapun Misi Kantor Kecamatan
positif dan signifikan terhadap keberhasilan
Pineleng adalah sebagai berikut :
pembangunan desa di Kecamatan Pineleng
Kabupaten
1) Melaksanakan pelayanan prima di
Secara
pembinaan
Minahasa”,
berpengaruh
dapat
teruji
keberlakuannya dengan sangat meyakinkan.
Kecamatan Pineleng;
Melaksanakan
pedesaan
dan
empiris,
masyarakat
pemberdayaan masyarakat di Kecamatan
kontribusi
modal
terhadap
sosial
keberhasilan
pembangunan desa, diperoleh sebesar 58,4%.
Pineleng.
Hal
ini
bermakna
bahwa
meningkatnya
keberhasilan pembangunan desa, khususnya di
Berdasarkan hasil analisis deskriptif,
sosial
Kecamatan Pineleng, sebesar 58,4% turut
masyarakat berada pada kategori “rendah dan
ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor modal
sedang” yaitu masing-masing 34,34 %, yang
sosial masyarakat, sementara sisanya sebesar
diikuti oleh kategori “tinggi” sebesar 31,31
41,6% ditentukan oleh faktor lainnya.
diketahui
bahwa
variabel
modal
%. Sementara itu, variabel keberhasilan
Hasil
pembangunan desa berada pada kategori
analisis
regresi
sederhana
menghasilkan persamaan regresi Ŷ =
“rendah” cenderung “sedang”, yaitu sebesar
9,791 + 0,957X. Hal ini berarti bahwa naik-
44,44% dan 43,43 %, serta hanya 12,12 %
turunnya keberhsilan pembangunan desa
saja yang terkategori “tinggi”.
karena modal sosial masyarakat dapat
Apabila diamati dari rata-rata capaian
diprediksikan melalu persamaan regresi
untuk setiap variabel, baik modal sosial
tersebut. Dengan mensubtitusikan skor empirik
masyarakat
tertinggi variabel modal sosial masyarakat (X)
maupun
pembangunan
desa
dideskripsikan
sebelumnya,
keberhasilan
sebagaimana
maka
telah
ke dalam persamaan regresi/prediksi di atas,
dapat
diperoleh Ŷ = 9,791 + 0,957 (46) = 53,81.
8
Ternyata
jika
Modal
Sosial
masyarakat
Dengan demikian dapat disimpulkan
ditingkatkan hingga mencapai 46 skor, maka
bahwa semakin sering penerapan nilai-nilai
keberhasilan pembangunan desa akan naik dari
modal sosial masyarakat, akan semakin baik
skor rata-rata sebesar 36,07 (51,53%) menjadi
dan
53,81 atau  76,87 % dari kriteria yang
pembangunan desa, khususnya desa-desa di
ditentukan untuk keberhasilan pembangunan
wilayah
desa. Artinya masih menyisahkan sekitar 23,13
Minahasa.
meningkat
pula
Kecamatan
keberhasilan
Pineleng
Kabupaten
% kriteria keberhasilan pembangunan desa yang
Kesimpulan
belum dicapai.
Berdasarkan hasil-hasil analisis data,
maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan
Hasil penelitian ini secara teoretis
yaitu :
sejalan dengan pendapat beberapa ahli,
1.
diantaranya, Fukuyama (2002) merumuskan
modal
sosial
dengan
mengacu
Setelah dilakukan identifiasi
variabel-variabel
kepada
maka
diketahui
bahwa
“norma-norma informal yang mendukung
distribusi jawaban responden terhadap semua
kerjasama antara individu dan kapabilitas
variabel, baik variabel bebas (modal sosial
yang muncul dari prevalensi kepercayaan
masyarakat)
dalam suatu masyarakat atau di dalam bagian-
tergantung(keberhasilan pembangunan) cukup
bagian tertentu dari masyarakat. Modal sosial
bervariasi, namun rata-rata berada pada
dapat menfasilitasi ekspansi ekonomi ke
kategori sedang dan rendah.
maupun
variabel
tingkat yang lebih besar bila didukung dengan
2.
radius kepercayaan yang meluas.
Hasil analisis korelasi dan
regresi sederhana menunjukan bahwa modal
Bourdieu (dalam Hasbullah, 2004)
sosial masyarakat mempunyai hubungan yang
menyatakan ada tiga macam modal, yaitu
positif dan signifikan dengan keberhasilan
modal uang, modal sosial, dan modal budaya,
pembangunan desa serta berhubungan secara
dan akan lebih efektif digunakan jika diantara
kontributif. Artinya bahwa meningkat atau
ketiganya ada interaksi sosial atau hubungan
menurunnya keberhsilan pembangunan desa,
sosial. Modal sosial dapat digunakan untuk
turut ditentukan oleh modal sosial yang
segala kepentingan, namun tanpa ada sumber
dimiliki masyarakat desa, khususnya di
daya fisik dan pengetahuan budaya yang
Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa.
dimiliki, maka akan sulit bagi individu-
Dengan demikian, hipotesis yang diajukan
individu untuk membangun sebuah hubungan
telah teruji keberlakuannya secara empiris
sosial. Hubungan sosial hanya akan kuat jika
sekaligus
ketiga unsur diatas eksis.
mendasarinya.
9
menjustifikasi
teori-teori
yang
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Saran
Untuk
meningkatkan
UGM Vol 5 No. 2 Nopember 2001
upayakeberhasilan pembangunan desa maka
Tjokroamidjojo,
H.
Bintoro
Dan
Saran tersebut dapat dikemukakan sebagai
Mustopadidjaya, A.R 1996, Teori dan
berikut :
Strategi
1.
Untuk meningkatkan
Cetakan Kedua,
keberhasilan pembangunan desa, maka nilai
Jakarta
kepercayaan sebagai dimensi modal sosial
perlu ditingkatkan, baik sesama masyarakat,
antara masyarakat dengan pemerintah
maupun antar unsur pemerintah ditingkat desa
maupun kecamatan Pineleng Kabupaten
Minahasa.
2.
Nilai-nilai modal sosial yang
dipercaya masyarakat dapat memberikan
motivasi untuk bekerja lebih produktif,
terutama berada dalam wadah “Mapalus”
dapat diefektifkan untuk mendorong
percepatan keberhasilan pembangunan desa,
khususnya di wilayah Kecamatan Pineleng
Kabupaten Minahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, J., 1991, Metode Penelitian
Komunikasi,
PT.
Remaja
Rosdakarya,
Bandung.
Singarimbun,
Effendi.1995,
Masri
Metode
dan
Sofian
Penelitian
Survei,
LP3ES, Jakarta.
Trijono,
Lambang.
Pemberdayaan
2001,
Komunitas
Pembangunan
“Strategi
Lokal
:
Menuju Kemandirian Daerah”. Dalam
10
Nasioal,
Gunung Agung,
Download