tingkat pengetahuan wanita usia subur (wus) tentang kanker

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG
KANKER PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN
KENTENG KECAMATAN NOGOSARI
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
TUTIK LESTARI NINGSIH
NIM : B11.055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG
KANKER PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN
KENTENG KECAMATAN NOGOSARI
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2014
Diajukan Oeh :
Tutik Lestari Ningsih
NIM : B11.055
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal
Pembimbing
ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M.Kes
NIK. 200685025
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG
KANKER PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN
KENTENG KECAMATAN NOGOSARI
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2014
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Tutik Lestari Ningsih
NIM : B11.055
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan
Pada tanggal 2014
PENGUJI I
PENGUJI II
AMBARSARI, S.ST
ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M.Kes
NIK. 200685025
NIK. 201087048
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka.Prodi DIII Kebidanan
RETNO WULANDARI, S.ST
NIK.200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur
(WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014“.Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan di Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itupenulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Agus Santoso, selaku Kepala Desa Kenteng Kecamatan Nogosari
Kabupaten Boyolali, yang telah bersedia memberikan ijin dalam penelitian.
5. Wanita Usia Subur di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali yang telah
berkenan menjadi responden dalam penelitian ini.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik yang membnagun demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Mei 2014
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014
Tutik Lestari Ningsih
B11.055
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER
PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN KENTENG KECAMATAN
NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014
xiii + 55 halaman + 18 lampiran + 8 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Penderita kanker payudara di Indonesia sudah mengalami
peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Sekitar 60% pasien kanker payudara
di Indonesia baru mengetahui penyakitnya saat sudah memasuki stadium lanjut.
Tingginya angka penderita kanker payudara di Indonesia disebabkan masih
rendahnya kesadaran wanita untuk melakukan deteksi dini kanker payudara
dengan cara breast screening. Hasil studi pendahuluan kepada 10 orang Wanita
Usia Suburdi Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali diketahui bahwa
sebanyak 3 orang WUS (30%) cukup mengetahui tentang kanker payudara dan 7
orang (70%) kurang mengetahui tentang kanker payudara.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker
payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten
Boyolali Tahun 2014 pada kategori baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian :Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali pada tanggal 7 Maret
2014.Populasi dalam penelitian adalah wanita usia subur di Desa Bakalan
Kenteng Nogosari Boyolali yang berjumlah 362 orang.Sampel sebanyak 78 orang
dengan teknik simple random sampling.Instrumen penelitian yang digunakan
adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program
SPSS.
Hasil Penelitian : Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker
payudara pada tingkat baik sebanyak 12 orang (15,4%), pada tingkat cukup
sebanyak 42 orang (66,7%) dan pada tingkat kurang sebanyak 14 orang (17,9%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara
di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali
Tahun 2014 dalam kategori cukup.
Kata Kunci: Pengetahuan, kanker payudara, wanita usia subur
Kepustakaan: 20 literatur (Tahun 2007 s/d 2013)
vi
MOTTO
Perjuangan yang berat dan melelahkan akan berakhir dengan kebahagiaan.
Sebagian besar manusia merasakan susah ketika kehilangan hartanya, akan
tetapi sedikit manusia yang sedih ketika umurnya semakin berkurang.
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk:
1. Tuhan
Yang
Maha
Esa
yang
senantiasa
melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya yang luar
biasa.
2. Papa, Mama dan Adik-adikku terima kasih atas
support, saran, kasih sayang serta motivasinya
dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah sehingga
dapat terselesaikan
tepat waktu dan semoga saya
bisa menjadi orang yang kalian banggakan.
3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, terima kasih
atas bimbingannya selama ini dalam mengerjakan
Karya Tulis Ilmiah.
4. Keluarga dan semua saudaraku, terima kasih atas
support dan saran selama ini.
5. Teman-teman, terima kasih atas support dan
kerjasamanya selama ini.
6. Almamater tercinta
vii
CURICULUM VITAE
Nama
:
Tutik Lestari Ningsih
Tempat/Tgl Lahir
:
Sungai Buluh, 14 November 1992
Agama
:
Islam
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Alamat
:
Bakalan Rt 05/Rw 01 Kenteng, Nogosari, Boyolali
Institusi
:
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
Riwayat Pendidikan
1. SD N No 192/II Sungai Buluh
Lulus Tahun 2005
2. MTs N Ngemplak Boyolali
Lulus Tahun 2008
3. SMA N 1 Ngemplak Boyolali
Lulus Tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ASBSTRAK................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 4
F. Sistematika Penelitian .............................................................. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ......................................................................... 8
1.
Pengetahuan ...................................................................... 8
2.
Wanita Usia Subur (WUS) ................................................ 18
ix
3.
Kanker Payudara ............................................................... 23
B. Kerangka Teori......................................................................... 31
C. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 34
D. Variabel Penelitian ................................................................... 35
E. Definisi Operasional ................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 36
G. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 40
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 41
I. Etika Penelitian........................................................................ ... 43
J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 45
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 45
C. Pembahasan ............................................................................. 50
D. Keterbatasan ............................................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 43
B. Saran ........................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
36
Tabel 3.2 Kisi Kisi Kuisioner (Sebelum Uji Coba Kuesioner)
37
Tabel 3.3 Kisi Kisi Kuisioner Penelitian
39
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Wanita Usia Subur di
Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali
46
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Wanita Usia Subur
46
di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali
Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Wanita Usia Subur
di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali
46
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
48
Tabel 4.5Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker
Payudara di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali................ 49
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………...
31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………...
32
Gambar 4.1Grafik Batang Tingkat Pngetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Kanker Payudara …………………………………
49
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Jawaban Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas
Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8. Lembar Kuesioner Uji coba instrumen
Lampiran 9. Hasil Kuesioner Uji coba instrumen
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 11. Permohonan untuk Menjadi Responden
Lampiran 12. Persetujuan untuk Menjadi Responden
Lampiran 13. Kuesioner
Lampiran 14. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 15. Hasil Kuesioner Responden
Lampiran 16. Hasil Penelitian dengan Program SPSS
Lampiran 17.Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Secara Manual
Lampiran 18. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah tumor ganas yang bermula dari sel-sel
payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada
wanita (Pamungkas, 2011). Menurut WHO kanker payudara adalah jenis
kanker yang paling banyak ditemui pada perempuan dan penyakit ini
merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia (Wahyuningsih, 2012).
WHO (World Health Organization) tahun 2010 memperkirakan bahwa
angka kejadian kanker payudara
adalah 11 juta dan tahun 2030 akan
bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker. Angka penderita kanker
payudara di Indonesia pada tahun 2010 menurut Departemen Kesehatan
sebesar 876.665 orang dengan rata-rata penderita kanker payudara di
Indonesia adalah 10 dari 100.000 perempuan (Desanti, dkk, 2010). Kasus
penyakit kanker payudara di Jawa Tengah adalah 12,28 per 1000 penduduk
(Hidayati, dkk, 2012).
Penderita kanker payudara di Indonesia sudah mengalami peningkatan
signifikan dari tahun ke tahun. Kebanyakan penderita adalah usia menopause
tapi kini tidak lagi demikian. Data WHO juga menunjukkan bahwa 78%
kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 5%
diantaranya terjadi pada wanita usia kurang dari 40 tahun, namun banyak juga
para wanita berusia sekitar 30 tahun terkena kanker payudara(Suryaningsih
dan Sukaca, 2009).
1
2
Saat ini belum diketahui penyebab pasti kanker payudara, karena
penyakit kanker berhubungan dengan multifaktor, seperti faktor gaya hidup
(lifestyle) seseorang, terutama mengonsumsi makanan tidak sehat (junk food),
merokok, alkohol atau karena telat menikah dan faktor risiko lainnya. Saat ini
banyak wanita yang lebih mementingkan karier sehingga terlambat menikah,
dan hal tersebut bisa menjadi faktor risiko karena akan melahirkan anak di
usia 35 tahun ke atas (Memey, 2012).
Sekitar 60% pasien kanker payudara di Indonesia baru mengetahui
penyakitnya saat sudah memasuki stadium lanjut. Tingginya angka penderita
kanker payudara di Indonesia disebabkan masih rendahnya kesadaran wanita
untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dengan cara breast screening
atau biasa disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Memey, 2012).
Masalah lainnya dalam penanggulangan kanker payudara adalah
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara. Penyebaran
informasi mengenai faktor risiko kanker payudara dan pemeriksaan dini
payudara mungkin kurang tersebar di masyarakat. Masih banyak remaja yang
belum menyadari pentingnya melakukan deteksi dini (Lenggogeni, 2011).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28
Oktober 2013 di Desa Bakalan, Kenteng, Nogosari Boyolali terdiri dari 2 RT,
berdasarkan hasil monografi September 2013 didapatkan data jumlah Wanita
Usia Subur sebanyak 362 orang orang dan dari hasil wawancara kepada 10
Wanita Usia Suburdi Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali diketahui
3
bahwa sebanyak 3 orang WUS (30%) cukup mengetahui tentang kanker
payudara dan 7 orang (70%) kurang mengetahui tentang kanker payudara.
Berdasarkan latar belakang di atas, pengetahuan tentang kanker
payudara perlu diketahui oleh WUS supaya dapat mengerti dan memahami
serta sadar dan bisa mencegah timbulnya penyakit kanker payudara, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan
Wanita Usia Subur (WUS) tentang Kanker Payudara di Desa Bakalan
Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur
(WUS) tentang Kanker Payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang
kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan
Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang
kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan
Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014 pada tingkat baik.
4
b. Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang
kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan
Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang
kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan
Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
pengetahuan tentang kanker payudara.
2. Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan.
3. Bagi InstitusiPendidikan
Sebagai referensi dan sumber bacaan mengenai pengetahuan tentang
kanker payudara serta dapat dijadikan sebagai wawasan penelitian
selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Nurhayati (2010), dengan judul “Pengetahuan Ibu PKK Tentang Kanker
Payudara di Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
5
Serdang Bedagai Tahun 2010”. Desain penelitian menggunakan deskriptif,
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 30 responden
dengan menggunakan total sampling. Teknik analisis data menggunakan
distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu PKK
berpengetahuan
baik
yaitu
sebanyak
22
orang
(73,3%)
dan
berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang (26,7%).
2. Rohmi, AA (2013), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita
Usia Subur (20- 45 Tahun) Tentang Kanker Payudara di RT 12 RW 11
Kedungdoro Surabaya”. Desain penelitian adalah deskriptif. Jumlah
sampel sebesar 54 orang dengan teknik simple random sampling. Teknik
analisis
data
menggunakan
deskriptif
dalam
bentuk
distribusi
frekuensi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 orang
(50,0%) wanita usia subur memiliki tingkat pengetahuan kurang, sebanyak
16 orang (29,6%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 17 orang
(20,4%) memiliki pengetahuan cukup.
3. Wahyuni, D, (2012) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Kanker
Payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2012”. Jenis penelitian
adalah deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 32 remaja putri,
dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Teknik analisis data
menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan remaja putri
tentang kanker payudara pada tingkat baik
6
sebanyak 6 responden (18,75%), cukup sebanyak 22 responden (68,75%)
dan kurang sebanyak 4 responden (12,5%).
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada lokasi
penelitian, responden penelitian dan teknik pengambilan sampel.Sedangkan
persamaannya adalah pada jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian,
teknik analisis data dan hasil penelitian.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah dalam penelitian ini adalah:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan
sistematika penelitian
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisitinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi
pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,
cara mengukur pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan.
Teori
tentang
kanker
payudara
meliputi
pengertian,tanda dan gejala, faktor yang mempengaruhi dan
pencegahan. Bab ini juga berisi kerangka teori dan kerangka
konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
7
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika
penelitian dan jadwal penelitian.
BAB IV. HASIL PENELITIAN
Bab ini terdiri dari gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian,
pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V.
PENUTUP
Bab ini terdiri dari simpulan dan saran dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Notoatmodjo (2010) mendefinisikan pengetahuan (knowledge)
adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan
what. Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan
merupakan
domain
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior) (Putri, 2011)
b. Tingkatan pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) ada enam tingkat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan
sebagainya.
8
9
2) Memahami (comprehention)
Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
4) Analisis (analysys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatuobjek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatustruktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
dapat
menggambarkan,
sepertisebagainya.
membedakan,
Analisis
mengelompokkan
merupakan
untukmengidentifikasi,memisahkan dan sebagainya.
dan
kemampuan
10
5) Sintesa (syntesis)
Sintesa
adalah
ataumenggabungkan
suatu
kemampuan
bagian-bagian
untuk
didalam
meletakkan
suatu
bentuk
keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi
yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, (2010) cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (trial and error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin
sebelum
adanya
peradaban
apabila
seseorang
11
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan
menggunakan
beberapa
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah
tersebut dapat terpecahkan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
12
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang
kembali
pengalaman
yang
diperoleh
dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu
dan bukan karena
penyelidikan manusia.
hasil usaha penalaran atau
13
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intutif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan
umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini
manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan
cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pernyataan-pernyataan
yang
dikemukan.
Apabila
proses
pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang
khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan
tersebut
berdasarkan
pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
14
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan
metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejal tertentu yang muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
15
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Menurut Widianti, dkk, (2007). pengetahuan
seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun
orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas
pengetahuan seseorang
2) Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat
membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3) Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa
adanya
pembuktian
terlebih
dahulu.
Keyakinan
ini
bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya
positif maupun negatif
4) Fasilitas
Fasilitas–fasilitas
sebagai
sumber
informasi
yang
dapat
mempengaruhi pengetahuann seseorang, misalnya radio, televisi,
majalah, koran, dan buku.
16
5) Penghasilan
Seseorang yang berpenghasilan cukup besar maka dia akan
mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas– fasilitas sumber
informasi.
6) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap
sesuatu.
Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan
nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
17
3) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan
fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya cirri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
4) Minat
Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya.
Ada
kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan
yang membekasa dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk
menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
18
7) Informasi
Kemudahan
memperoleh
informasi
dapat
membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru
e. Pengukuran pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :
1)
Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
2)
Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3)
Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
2. Wanita Usia Subur (WUS)
a. Pengertian
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada
wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita
memiliki
kesempatan
95%
untuk
hamil.
Pada
usia
30-an
persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40,
kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40
wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah
kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan
merawat
personal
hygiene
yaitu
pemeliharaan
keadaan
alat
kelaminnya dengan rajin membersihkannya oleh karena itu WUS
dianjurkan untuk merawat diri (Suparyanto, 2011).
19
b. Tanda-tanda Wanita Usia Subur (WUS)
Suparyanto (2011), menyatakan bahwa untuk mengetahui tandatanda wanita subur antara lain :
1) Siklus haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan
biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar
haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya
berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu siklus haid
dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita
subur atau tidak.
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan
yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan
perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat
melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal
tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan
pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan
indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan
payudara.
2) Alat pencatat kesuburan
Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat
dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita.
Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu badan saat wanita
mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih keluar, biasanya
thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak 0,2 derajat
celsius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami
20
perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak
subur.
3) Tes Darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya
haid tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur.
Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu dilakukan
untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid. Tes
darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang
berperan pada kesuburan seorang wanita.
4) Pemeriksaan fisik
Seorang wanita subur atau tidak dapat diketahui dari organ
tubuh seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada,
kelenjar tiroid pada leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang
mengeluarkan hormon tiroksin berlebihan akan mengganggu proses
pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan buah dada ditujukan
untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan hormon
prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur.
Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk
mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak.
5) Track record
Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja
ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi
akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan
penyumbatan saluran reproduksi.
21
c. Penyakit yang sering terjadi pada Wanita Usia Subur
Edi (2011) menyatakan beberapa penyakit yang sering dialami
perempuan :
1) Keputihan
Keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebih keluar dari
vagina, baik fisiologis maupun patologis. Hal ini terjadi karena
adanya banyak faktor baik faktor dari dalam (endogen) maupun dari
luar (eksogen) (Mariana, 2012).
Keputihan disebabkan karena infeksi seperti infeksi jamur,
kuman, parasit, virus. Bisa juga karena adanya kanker pada leher
rahim. Keputihan bisa bervariasi warna, bentuk dan baunya itu
menandakan adanya penyakit dalam diri si perempuan. Bila cairan
yang keluar jernih, berlendir banyak dan tidak bau ini normal terjadi.
Biasanya keputihan normal akan dialami jika perempuan menjelang
menstruasi, sedang stress atau sering dijumpai juga pada wanita
hamil.
2) Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan yang semestinya terletak di
dalam(endo) rahim(metrium), bertumbuh di tempat lain seperti pada
lapisan otot rahim, luar rahim, saluran telur, ovarium, usus, kulit
bahkan otak. Penyakit ini biasa ditandai dengan rasa nyeri yang
sangat hebat saat haid dan jumlah darah menstruasi lebih banyak dari
biasanya.
22
Penyakit endometriosis bisa menyebabkan kemandulan dan
infertilitas. Penyebab utamanya belum diketahui tapi faktor
keturunan menjadi salah satu faktor risiko penyakit ini. Prinsip terapi
endometriosis mengurangi keluhan nyeri pasien, mengecilkan atau
memperlambat
pertumbuhan
jaringan
abnormal
dan
mempertahankan kesuburan (fertilitas)
3) Kista
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan pada
indung telur yang dibungkus oleh semacam selaput dari lapisan
terluar ovarium. Cairan dalam kista berupa darah yang keluar akibat
luka yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Banyak
perempuan tidak menyadari bila dirinya menderita kista. Rasa nyeri
pada perut bagian bawah dan pinggul biasanya keluhan yang sering
dirasakan penderita kista. Pada usia subur kista akan menghilang
dengan sendirinya. Jika kista tumbuh membesar maka perlu
dilakukan operas pengangkatan dan biasanya berpotensi menjadi
kanker.
4) Kanker Payudara
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Berikut
adalah faktor yang meningkatkan risiko menderita kanker payudara :
genetik (faktor keturunan), usia (terjadi pada wanita usia diatas 60
tahun), tidak memiliki anak, faktor hormonal (estrogen maupun
androgen), pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen, obesitas
pasca menopause, pengguna alkohol, menarche(mentruasi pertama)
23
sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan
pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.Pengobatan
kanker payudara bisa melalui pembedahan, kemoterapi, terapi
hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi antibodi
monoklonal yang bertujuan untuk memusnahkan atau membatasi
penyebaran serta menghilangkan gejala-gejala yang menimbulkan
kanker.
5) Kanker Serviks
Penyakit ini disebabkan karena infeksi menetap sehingga
terjadi pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya mengarah pada
perkembangan kanker. Perkembangan ini membutuhkan waktu 520tahun. Banyak faktor penyebabnya terutama hubungan seksual
dengan banyak pasangan. Pemeriksaan yang teratur sangat
diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan awal sel-sel kanker.
Pemeriksaan dianjurkan untuk dilakukan dua tahun sekali dan waktu
yang baik untuk melakukan tes ini seminggu atau 2 minggu setelah
haid.
3. Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker adalah kelompok penyakit, dimana sel tubuh berkembang,
berubah dan menduplikasi diri di luar kendali. Biasanya, nama kanker
diberikan berdasarkan bagian tubuh dimana kanker pertama kali
tumbuh, sehingga kanker payudara merujuk pada pertumbuhan serta
24
perkembang biakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara
(Chyntia, 2009). Kanker payudara adalah tumor (kanker) ganas yang
bermula dari sel-sel payudara (Pamungkas, 2011).
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah
satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa
tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar,
benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan
(Olfah, dkk, 2013).
b. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Tanda dan gejala umum yang menjadi keluhan terdiri dari
keluhan benjolan atau massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari
putting susu, timbulnya kelainan kulit, pembesaran kelenjar getah
bening atau tanda metastasis jauh. Menurut Olfah (2013), berdasarkan
fasenya tanda dan gejala kanker payudara terdiri dari :
1) Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa tanda gejala).
Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan
pada payudara. Kebanyakan sekitar 90% ditemukan oleh penderita
sendiri. Pada stadium dini, kanker payudara tidak menimbulkan
keluhan.
2) Fase lanjut
a) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya
b) Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah
diobati.
25
c) Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh
walau diobati.
d) Putting susu sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari
putting atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau
tidak menyusui.
e) Putting susu tertarik ke dalam
f) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud d’orange)
3) Metastase luas, berupa :
a) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikla dan servikal
b) Hasil rontgen thorax abnormal dengan atau tanpa efusi pleura
c) Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan
penyebaran ke tulang
d) Fungsi hati abnormal
c. Stadium Kanker Payudara
Menurut Olfah, dkk (2012), stadium kanker payudara berdasarkan
berat dan ringannya yaitu :
1) Stadium I : tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm,
tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan
metastasis aksila.
2) Stadium II : tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila
atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan atau tanpa metastasis
aksila.
3) Stadium Illa : tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari
jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila yang masih
26
bebas satu sama lainnya atau tumor dengan metastasis aksila yang
melekat.
4) Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supra klavikula
atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks.
5) Stadium IV : tumor yang telah mengadakan metastasis jauh.
d. Faktor yang Mempengaruhi Kanker Payudara
Menurut Olfah, dkk (2013), terdapat banyak faktor yang
diperkirakan
mempunyai
pengaruh
terhadap
terjadinya
kanker
payudara, diantaranya :
1) Usia
Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan
yang besar untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan
bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause.
2) Lokasi geografis dan ras
Eropa Barat dan Amerika Utara, lebih dari 6 – 10 kali keturunan
Amerika Utara perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun.
3) Status Perkawinan
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker
payudara.
4) Paritas
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau
yang belum pernah memiliki resiko lebih besar daripada yang
melahirkan anak pertama di usia belasan tahun.
27
5) Riwayat Menstruasi
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia
kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar
daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia lebih dari
12 tahun. Wanita dengan menopause terlambat yaitu pada usia lebih
dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi.
6) Riwayat Keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara
beresiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan
saudara perempuan maka risiko menjadi 6 kali lebih tinggi.
7) Bentuk Tubuh
Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar
terkena kanker payudara.
8) Penyakit payudara lain
Wanita yang mengalami hiperplasia duktus dan lobules dengan
atipia memiliki risiko 8 kali lebih besar terkena kanker payudara.
9) Terpajan radiasi
Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan
anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun.
10) Kanker primer kedua
Adanya kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali
lebih besar, dengan kanker endometrium primer resiko kanker
payudara 2 kali lebih besar dan dengan kanker colorectal resiko
kanker payudara 2 kali lebih besar.
28
e. Pencegahan Kanker Payudara
Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak
menimbulkan gejala yang berarti, karena pengobatan terkadang tidak
memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam memberikan
terapinya,
maka
pencegahan
merupakan
langkah
yang
diperlukan.Pencegahan yang aman dan efektif lebih dipilih daripada
menjalani terapi dengan menggunakan radiasi dan agen sitotoksit yang
meskipun efektif menimbulkan berbagai efek samping (Supari dan
Aziz, 2009).Pencegahan kanker payudara terdiri dari :
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan padaorang sehat melalui
upaya menghindari terjadinya dari paparan berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat (Olfah, dkk, 2013). Bentuk-bentuk
pencegahan primer terdiri dari :
a) Promosi dan edukasi pola hidup sehat
b) Menghindari faktor risiko (riwayat keluarga, tidak punya anak,
tidak menyusui, mempunyai riwayat tumor jinak sebelumnya,
obesitas, kebiasaan makan tinggi lemak kurang serat, perokok
aktif dan pasif, pemakaian obat hormonal > 5 tahun)(Supari dan
Aziz, 2009).
29
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap
individu yang
memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini dengan melalui beberap
ametode seperti mamografi atau SADARI (periksa payudara sendiri)
(Olfah, dkk, 2013).
Beberapa bentuk pencegahan sekunder antara lain adalah :
a) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
b) Pemeriksaan
klinik
payudara
(CBE/Clinical
Breast
Examination), untuk menemukan benjolan, ukuran kurang dari 1
cm.
c) USG untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor.
d) Mammografi menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala
tumor dan adanya keganasan (Supari dan Aziz, 2009).
3) Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier yaitu pencegahan yang lebih diarahkan
kepada individu yang telah positif menderita kanker payudara.
Penanganan yang tepat pada kanker payudara sesuai stadiumnya
akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tertier penting untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan (Olfah, dkk, 2013).
30
Menurut Supari dan Aziz (2009), beberapa bentuk pencegahan
tertier antara lain :
a) Pelayanan di Rumah Sakit (diagnosa dan pengobatan)
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang
telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat
penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat
mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan.
b) Perawatan paliatif
Perawatan paliatif artinya meringankan penderitaan si pasien
yang sudah sakit parah dan tidak dapat disembuhkan, tujuannya
agar penderita dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan
semangat dan tidak putus asa serta memberi dukungan agar
mampu melakukan hal-hal yang masih bisa dilakukan dan
bermanfaat bagi spiritual pasien.Perawatan paliatif dititikberatkan
pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan terhadap
penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak dapat
disembuhkan. Dengan begitu pasien terbebas dari penderitaan
akibat keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan
nyaman.
31
B. Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan :
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sisntesis
6. Evaluasi
Pengetahuan
Faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap
pengetahuan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
2.
Pengalaman
Tingkat pendidikan
Keyakinan
Fasilitas
Penghasilan
Sosial budaya
Pekerjaan
Umur
Minat
Informasi
WUS
Teori WUS:
1. Pengertian
2. Tanda-tanda WUS
yang
3. Penyakit
diderita WUS
Kanker Payudara
Teori kanker payudara :
1. Pengertian
2. Tanda dan Gejala
yang
3. Faktor
mempengaruhi
4. Pencegahan
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Widianti, dkk (2007), Notoatmodjo (2010), Olfah,
dkk (2013), Supari dan Aziz (2009)
32
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat Pengetahuan
WUS Tentang
Kanker Payudara
Cukup
Kurang
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian diarahkan untuk
mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas
atau masyarakat, yang telah direncanakan sampai matang ketika persiapan
penelitian disusun dan datanya berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Sugiyono, 2010).
Penelitian yang dilakukan mendeskripsikan tingkat pengetahuan Wanita
Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Desa
Bakalan, Kenteng, Nogosari, Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 7 Maret 2014.
33
34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh Wanita Usia Subur di DesaBakalan, Kenteng, Nogosari Boyolali
yang berjumlah 362 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sugiyono,
2010). Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan ( 0% - 10% )
(Hidayat, 2007).
n
362
1 36
362 (0,10) 2
362
4,62
78,3
7
78
7
35
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 Wanita Usia Subur di Bakalan,
Kenteng, Nogosari Boyolali.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode Simple random sampling yaitu dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010).
Pengambilan sampel random dalam penelitian dapat menggunakan
undian (untung-untungan), ordinal (tingkatan sama) dan menggunakan
tabel bilangan random (Arikunto, 2010). Teknik acak dalam penelitian ini
menggunakan undian (untung-untungan), yaitu peneliti membagi nama
subjek yang terbagi ke dalam 2Rukun Tetangga (RT), kemudian
menuliskan nama subjek pada kertas-kertas kecil sesuai dengan RT
masing-masing,
kemudian
kertas
tersebut
digulung
dan
peneliti
mengambil sebanyak 39 respondenpada tiap RT di Desa Bakalan Kenteng
Nogosari Boyolali. Nomor yang tertera pada gulungan kertas yang
terambil itulah yang merupakan sampel penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel
dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan Wanita
Usia Subur tentang kanker payudara.
36
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau
pengertian variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
(Notoatmodjo, 2010).Definisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Variabel
Pengetahuan
WUS
tentang
kanker
payudara
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Parameter dan Alat ukur
kriteria
Segala
sesuatu
informasi
yang
diketahui
dan
dimengerti
oleh
WUS
tentang
pengertian,
tanda
dan gejala, stadium,
faktor
yang
mempengaruhi dan
pencegahan tentang
kanker payudara
Baik
bila (x) > mean
+ 1 SD
Skala
pengukuran
Kuesioner Ordinal
Cukup :
bila mean - 1
SD x
mean + 1 SD
Kurang :
bila (x) < mean
– 1 SD
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh
responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang halhal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Jenis
kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti yaitu untuk
pengetahuan benar dan salah.
37
Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah
skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau
pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar
dan salah (Hidayat, 2007).Jenis pernyataan kuesioner berupa favourable yaitu
pernyataan positif dimana jika benar nilai 1 (satu) jika salah nilai 0 (nol)
sedangkan pernyataan unfavourable yaitu pernyataan negatif jika benar nilai
0 (nol) jika salah nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan
memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan WUS tentang kanker payudara
antara lain :
Tabel 3.2. Kisi Kisi Kuesioner (Sebelum Uji Coba Kuesioner)
Variabel
Sub Variabel
No. item
No. item
Jumlah
Favourable unfavourable
Total
Item
Tingkat
a. Pengertian
1,2
3
3
pengetahuan b. Tanda
dan 4,5,6,7,8*,9,
11,12
9
WUS tentang
gejala
10
kanker
c. Stadium
13,14
15,16
4
payudara
d. Faktor
yang 17,18*,19,2 21,22,24,25
11
mempengaruhi
0,23,26,27
e. Pencegahan
28,29*,30,3
1
22
32,33
6
11
33
*item tidak valid
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur
yang sahih atau tidak, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji
coba instrumen kepada sebanyak 30 wanita usia subur di Desa Kenteng
Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali pada tanggal
38
2Desember 2013. Menurut Sugiyono (2010), bahwa beberapa ahli
menggunakan 30 orang sebagai sampel dalam uji coba instrumen.
1. Uji Validitas
Validitas
adalah suatu ukuran yang
tingkatkevalidan
atau
dapat
kesahihan sesuatu
menunjukkan
instrumen.
Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian ini
menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment. Rumus
korelasi product moment adalah:
rxy
xy - ( x . y)
n.(( xy)
{n x 2
2
x }{n y 2 -
2
y }
Keterangan:
rxy
: Koefisien korelasi product moment
n
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r
tabel (0,361) pada taraf signifikan 0,05 (Ghozali, 2009).
Hasil uji coba insrumen diperoleh hasil bahwa sebanyak 33item
pernyataan dinyatakan valid karena (r hitung > 0,361) sedangkan sebanyak
3pernyataan yaitu item pernyataan nomor 8, 18 dan 29dinyatakan tidak
valid karena r hitung < 0,361 sehingga ke tiga item ini selanjutnya
39
dikeluarkan dan tidak digunakan dalam angket penelitian. Adapun kisi-kisi
kuesioner setelah uji validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Kisi Kisi Kuesioner Penelitian
Sub Variabel
No. item
No. item
Favourable unfavourable
Variabel
Tingkat
pengetahuan
WUS tentang
kanker
payudara
a. Pengertian
1,2
b. Tanda dan gejala 4,5,6,7,8,9
c. Stadium
12,13
d. Faktor yang 16,17,18,19,
mempengaruhi
22,25
e. Pencegahan
26,27,28
19
3
10,11
14,15
20,21,23,24
Jumlah
Total
Item
3
8
4
10
29,30
11
5
30
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
r11
k
k 1
1
b2
2
t
Keterangan:
r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
= Jumlah varian butir
40
σt2
= Varians total
Dinyatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach’s > rkriteria(0,70) (Ghozali,
2009).Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha (0,865) > (0,70) sehingga
dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian
(Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data
yang diperoleh terdiri dari :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari
obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dari responden berupa hasil pengisian
kuesioner pengetahuan WUS tentang kanker payudara.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara
langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam
penelitian ini berupa data yang diperoleh dari dokumentasi desa yang
berupa jumlah Wanita Usia Subur di Desa BakalanKelurahan Kenteng
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali yaitu 362 orang.
41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari
jawaban responden agar mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c. Entry data
Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk
dilakukan analisis lanjut.
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
42
Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :
a. Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
b. Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
c. Pengetahuan kurang
: (x) < mean – 1SD
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti
menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo
(2009), rumus menghitungnilai mean dan Standard Deviationyaitu :
a. Mean
Keterangan :
n : jumlah responden
xi : nilai responden
b. Standard Deviation
Keterangan :
SD : Standard Deviation
xi
: nilai responden
n
: jumlah responden
43
Perhitungan mean dan standar deviasi menggunakan Program SPSS
(Statistical Package for Social Science) Versi 16,0. Setelah didapatkan
hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap responden kemudian hasil
tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan untuk menghitung distribusi
frekuensi responden. Rumus untuk menghitung prosentase menurut
Riwidikdo (2009), sebagai berikut:
Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan
Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
44
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
J.
Jadwal Penelitian
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu
berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Jadwal penelitian terlampir.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
DesaBakalan merupakan salah satu bagian Kelurahan Kenteng
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali dengan luas wilayah sekitar 5,4 Ha.
Jumlah penduduk sebanyak 1.244 orang yaitu 615 laki-laki dan 629
perempuan. Dari jumlah perempuan tersebut terdiri dari 65 anak, 147 remaja
putri, 362 wanita usia subur dan 55 menopause.
Batas wilayah Desa Bakalan, Kenteng, Nogosari Boyolali meliputi :
1. Sebelah utara
: Desa Kenteng
2. Sebelah selatan
: Desa Mangu
3. Sebelah timur
: Desa Polo
4. Sebelah barat
: Desa Cengklik
Di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali belum terdapat tenaga
kesehatan sehingga masyarakat yang ingin berobat biasanya datang ke desa
lain yang terdekat dari rumah.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai
berikut :
45
46
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur
Jumlah
Persentase (%)
20 – 28 tahun
25
32,1
39
50,0
29 – 37 tahun
38 – 45 tahun
14
17,9
Total
78
100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang
berusia 20 – 28 tahun sebanyak 25 orang (32,1%), responden dengan
usia 29 – 37 tahun sebanyak 39 orang (50,0%) dan responden dengan
usia 38 – 45 tahun sebanyak 14 orang (17,9%). Mayoritas usia
responden adalah 29 – 37 tahun.
b. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
SD
5
6,4
15
19,2
SMP
SMA
45
57,7
PT
13
16,7
Total
78
100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan
tingkat pendidikan SD sebanyak 5 orang (6,4%), responden dengan
tingkat pendidikan SMP sebanyak 15 orang (19,2%), responden
dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 45 orang (57,7%) dan
responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak
47
13orang
(16,7%).
Mayoritas
responden
mempunyai
tingkat
pendidikan SMA.
c. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
IRT
37
47,4
Swasta
25
32,1
Wiraswasta
12
15,4
PNS
4
5,1
Total
78
100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang
bekerja sebagai IRT sebanyak 37 orang (47,4%), swasta sebanyak 25
orang (32,1%), wiraswasta 12 orang (15,4%) dan PNS sebanyak 4
orang (5,1). Mayoritas pekerjaanresponden adalah Ibu Rumah Tangga.
2. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Payudara
Hasil penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang
kanker
payudara
di
Desa
Bakalan
Kenteng
Nogosari
Boyolalimenggunakan program SPSS Versi 16. Sebelum dihitung tingkat
pengetahuan tersebut maka dicari terlebih dahulu nilai mean dan standar
deviasi. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
48
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
N
Mean
Std. Deviation
Total Kuesioner
Sumber : data primer
78
18,91
4,39
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 18,91
dan nilai standar deviasi sebesar 4,39. Hasil tersebut kemudian digunakan
untuk perhitungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker
payudara di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolaliyaitu sebagai berikut
:
Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD
: (x) >18,91 + 1 (4,39)
: (x) >23,30
Nilai responden dikatakan baik bila nilai (x) >23,30
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD
:18,91 – 1 (4,39)
: 14,52
x
x
+ 1 SD
18,91 + 1 (4,39)
x 23,30
Nilai responden dikatakan cukup bila :14,52 x 23,30
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD
: (x) <18,91 – 1 (4,39)
: (x) <14,52
Nilai responden dikatakan kurang bila nilai (x) <14,52
Hasil penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker
payudara Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolalidi dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
49
Tabel 4.5. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker
Payudara di DesaBakalan Kenteng Nogosari Boyolali
Jumlah
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Sumber : data primer
12
52
14
78
Prosentase
(%)
15,4
66,7
17,9
100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan
Wanita Usia Subur tentang kanker payudara dalam kategori baik sebanyak
17 orang (15,4%), cukup sebanyak 52 orang (66,7%) dan baik sebanyak 14
orang (17,9%) sehingga mayoritas tingkat pengetahuan wanita usia subur
tentangt kanker payudara dalam kategori cukup.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik histogram sebagai
berikut :
60
Jumlah responden
50
40
30
20
10
0
Series1
Baik
12
Cukup
52
Kurang
14
Gambar 4.1
Grafik Batang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Payudara
50
C. Pembahasan
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita
usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada
pada rentang usia 20-29 tahun. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan
hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur
ini harus menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan
alat kelaminnya dengan rajin membersihkannya oleh karena itu WUS
dianjurkan untuk merawat diri (Suparyanto, 2011).
Salah satu penyakit yang dapat terjadi pada Wanita Usia Subur adalah
kanker payudara. Menurut Edi (2011), penyebab pasti kanker payudara tidak
diketahui. Faktor yang meningkatkan risiko menderita kanker payudara
adalah genetik (faktor keturunan), usia (terjadi pada wanita usia diatas 60
tahun), tidak memiliki anak, faktor hormonal (estrogen maupun androgen),
pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen, obesitas pasca menopause,
pengguna alkohol, menarche(mentruasi pertama) sebelum usia 12 tahun,
menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun
atau belum pernah hamil.
51
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan Wanita Usia
Subur tentang kanker payudara dalam kategori baik sebanyak 12 orang
(15,4%), cukup sebanyak 52 orang (66,7%) dan baik sebanyak 14 orang
(17,9%) sehingga mayoritas tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang
kanker payudara dalam kategori cukup.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nurhayati (2010)dengan
hasil bahwa Ibu PKK di Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdangberpengetahuan baik tentang kanker payudara yaitu
sebanyak 22 orang (73,3%). Hasil penelitian ini juga berbeda dengan
penelitian Rohmi, AA (2013) dengan hasil bahwa sebanyak 27 orang (50,0%)
wanita usia subur di RT 12 RW 11 Kedungdoro Surabayamemiliki tingkat
pengetahuan kurang tentang kanker payudara, tetapi penelitian ini
mendukung penelitian Wahyuni, D, (2012) dengan hasil bahwa tingkat
pengetahuan remaja putri di Dusun Tugu Desa Jatiwarno Jatipuro
Karanganyar tentang kanker payudara pada tingkat cukup sebanyak 22
responden (68,75%).
Notoatmodjo
(2010),
menyatakan
mempengaruhi pengetahuan seseorang
bahwa
faktor-faktor
yang
antara lain adalah pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan
informasi. Sedangkan menurut Widianti, dkk, (2007) pengetahuan seseorang
dapat
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor,
yaitu
:
pengalaman,
tingkatpendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya
52
Menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar seseorang
dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang
tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
Berdasarkan penelitian, responden yang berpendidikan SD
sebanyak 5 orang (6,4%), yang mempunyai pengetahuan baiktidak ada,
pengetahuan cukup 1 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang.
Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 15 orang (19,2%), yang
berpengatahuan baiktidak ada, pengetahuan cukup sebanyak 9 orang dan
pengetahuan kurang sebanyak 6 orang. Responden yang berpendidikan SMA
sebanyak 45 orang (57,7%), yang berpengetahuan baik sebanyak 9 orang,
pengetahuan cukup sebanyak 32 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 4
orang. Responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 13 orang
(16,7%), yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang dan sebanyak 10 orang
mempunyai pengetahuan cukup.
Bertambahnya
umur
seseorang
akan
menyebabkan
terjadinya
perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Umur seseorang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hasil karakteristik responden
berdasarkan usia diperoleh hasil bahwa responden yang berusia 20 – 28 tahun
sebanyak 25 orang (32,1%), usia 29 – 37 tahun sebanyak 39 orang (50,0%)
dan usia 38 – 45 tahun sebanyak 14 orang (17,9%).
53
Responden dengan usia 20 – 28 tahun diketahui bahwa sebanyak 2
orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 20 orang dan
pengetahuan kurang sebanyak 3 orang. Responden dengan usia 29 –37 tahun
diketahui bahwa sebanyak 9 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup
sebanyak 25 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang. Responden
dengan usia 38 – 45 tahun diketahui bahwa sebanyak 1 orang berpengetahuan
baik, pengetahuan cukup sebanyak 7 orang dan pengetahuan kurang sebanyak
6 orang.
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu
hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, dengan
semakin banyak pengalaman maka pengetahuan juga akan meningkat, budaya
dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam berperilaku sedangkan
kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang
untuk memperoleh pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 37 orang (47,4%), swasta
sebanyak 25 orang (32,1%), wiraswasta 12 orang (15,4%) dan PNS sebanyak
4 orang (5,1).
Responden sebagai Ibu Rumah Tangga diketahui sebanyak 4 orang
berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 26 orang dan pengetahuan
kurang sebanyak 7 orang. Responden yang bekerja di sektor swasta diketahui
sebanyak 5 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 15
orang dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang.Responden yang bekerja di
54
sektor wiraswasta diketahui sebanyak 3 orang berpengetahuan baik,
pengetahuan cukup sebanyak 8 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 1
orang.Responden yang bekerja sebagai PNS diketahui pengetahuan cukup
sebanyak 3 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 1 orang.
D. Keterbatasan
1. Kendala Penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner, ibu
kurang memahami bahasa ilmiah dalam kesehatan yang digunakan dalam
kuesioner.
2. Keterbatasan penelitian
a. Keterbatasan variabel
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan.
b. Keterbatasan kuesioner
Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup sehingga
responden hanya menjawab benar atau salah dan tidak dapat mengukur
pengetahuan responden secara mendalam.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara
pada tingkat baik sebanyak 12 orang (15,4%).
2. Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara
pada tingkat cukup sebanyak 52 orang (66,7%).
3. Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara
pada tingkat kurang sebanyak 14 orang (17,9%).
B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi Wanita Usia Subur
Wanita Usia Subur (WUS) perlu meningkatkan pengetahuan mengenai
kanker payudara dengan cara mengikuti pendidikan kesehatan atau
penyuluhan dari tenaga kesehatan atau melalui media cetak maupun
elektronik sehingga mengetahui upaya pencegahan dan mengetahui jenis
pengobatan yang tepat untuk penyembuhan kanker payudara.
2. Bagi Tempat Penelitian
Perlu
mengadakan
memberikan
kerjasama
penyuluhan
dengan
kesehatan
instansi
dalam
kesehatan
upaya
pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara.
55
untuk
meningkatkan
56
3. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan perlu memberikan penyuluhan kepada Wanita Usia
Subur tentang kanker payudara sehingga WUS mendapatkan tambahan
pengetahuan dalam mencegah terjadinya kanker payudara.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya menambah referensi tentang kanker
payudara sehingga dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan dapat
menjadi pedoman bagi mahasiswa di saat praktik di masyarakat.
5. Bagi penelitian selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel penelitian sehingga
didapatkan hasil yang lebih baik, pengumpulan datanya menggunakan
kuesioner terbuka supaya hasilnya lebih bervariasi.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Chyntia, E. 2009. Akhirnya Aku Sembuh dari Kanker Payudara. Yogyakarta :
Maximus
Desanti, OI, dkk. 2010. Persepsi Wanita Berisiko Kanker Payudara tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kota Semarang, Jawa Tengah. Berita
Kesehatan Masyarakat
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, M. 2011. Kanker Payudara Banyak Diderita Perempuan Muda..
http://pasarinternet.co.id. 7 Oktober 2013.
Hidayati, A, dkk. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode
Ceramah dan Demonstrasi dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang
Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik Sadari (Studi pada Siswi SMA
Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak), Jurnal Kebidanan. Vol 1 No. 1
Isdaryanto. 2012. Cara Mencegah Kanker Serviks. http://www.isdaryanto.com. 14
November 2012
Lenggogeni, P. 2011. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dini Kanker Payudara
Oleh Mahasiswi Jalur A Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Unand Padang Tahun 2011, Padang : Program Studi Ilmu
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Memey. 2012. Gawat. Kanker Payudara Serang ABG. http://padangekspres.co.id.
7 Oktober 2013
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
_____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Olfah, Y., dkk. 2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika
58
Pamungkas, Z. 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara : Kenali Sebab-Sebab dan
Cara Antisipasinya. Yogyakata: Buku Biru
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E. 2009. Cara Pencegahan Kanker
Payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia
Wahyuningsih, M. 2012. Jumlah Penderita Kanker di Dunia Naik 300 Persen
Pada Tahun 2030. http://health.detik.com. 7 Oktober 2013
Widiawaty, N. 2011. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Dan Tingkat
Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara Dengan Kejadian Kanker
Payudara Di Borokulon Banyuurip. Jurnal Komunikasi Kesehatan. Vol. 2
No. 2
Widianti, E, dkk. 2007. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik
dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut. Laporan Penelitian.
Bandung : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran.
Download