BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada analisis hubungan dua peubah atau lebih, dikenal berbagai analisis yaitu analisis korelasi, analsis regresi dan analisis ragam. Analisis korelasi merupakan analisis hubungan dua peubah tanpa mengharuskan suatu peubah sebagai peubah bebas atau peubah terikat, sebaliknya pada analisis regresi, suatu peubah merupakan peubah terikat dan peubah yang lain sebagai peubah bebas. Sedangkan analisis ragam merupakan analisis untuk melihat perbedaan pengaruh dua peubah atau lebih terhadap respon. Lebih jauh mengenai analisis regresi apabila kedua peubah yang terlibat merupakan peubah kontinu maka disebut analisis regresi linier, sedangkan apabila peubah terikat berupa peubah kategorik dan peubah bebas merupakan peubah kontinyu dan kategorik, maka disebut analisis regresi logistik. Pada penerapan analisis yang disebutkan sebelumnya mengharuskan penggunaan data dengan informasi yang lengkap sedangkan untuk data yang informasinya tidak lengkap (data tersensor) diperlukan analisis statistik yang khusus. Data tersensor adalah data yang nilai dari peubah acak yang diteliti tidak dapat diamati secara penuh (Kotz dan Johnson, 1982). Untuk menganalisis data tersensor digunakan analisis sintasan. Analisis sintasan adalah nama modern yang diberikan untuk kumpulan metode statistika yang mengakomodasi data tersensor waktu kejadian (Tableman, 2008). 1 2 Salah satu pemodelan yang umum dan populer digunakan pada analisis sintasan adalah Regresi Cox Proportional Hazard. Dikatakan umum karena model ini tidak didasari asumsi–asumsi bentuk distribusi, baseline hazard pada model dapat tidak ditentukan, estimasi koefisien regresinya baik, dan kurva sintasan biasa dapat diperoleh untuk berbagai situasi data. Selain itu Cox proportional hazard dikatakan juga sebagai model robust, yaitu hasil dari model Cox ini hampir sama dengan hasil menggunakan model parametrik (Kleinbaum dan Klein, 2005). Analisis sintasan biasanya digunakan untuk penelitian pada bidang kesehatan untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi waktu sintasan pasien yang menderita suatu penyakit. Namun dalam dekade terakhir analisis sintasan telah diterapkan di berbagai bidang seperti teknik, sosiologi, psikologi, dan ketenagakerjaan. Pada bidang ketenagakerjaan, pengangguran merupakan masalah serius. Ini karena tingginya angka pengangguran dapat mengakibatkan berbagai masalah sosial. Salah satu indikator pengangguran adalah lama mencari kerja. Salah satu metode statistika yang sudah pernah digunakan untuk melihat lama mencari kerja adalah Regresi Logistik. Namun terdapat kelemahan dalam menggunakan Regresi Logistik yaitu objek penelitian yang dapat dianalisis terbatas yaitu hanya untuk objek yang sudah bekerja sedangkan objek yang sedang menganggur tidak dapat dianalisis dan lama mencari kerja hanya bisa dikategorikan seperti cepat, sedang dan lambat. Padahal dalam praktiknya susah untuk mengkategorikan lama mencari kerja seseorang karena sangat objektif. Oleh sebab itu diperlukan analisis khusus untuk menangani kasus lama mencari kerja yaitu menggunakan analisis sintasan dengan metode Regresi Cox Proportional Hazard. 3 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana karakteristik pencari kerja? 2. Peubah apa saja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap lama mencari kerja di Provinsi Bali dengan menggunakan analisis sintasan berdasarkan metode Regresi Cox Proportional Hazard? 3. Bagaimana bentuk model Regresi Cox Proportional Hazard data sintasan lama mencari kerja di Provinsi Bali ? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui gambaran umum/karakteristik pencari kerja. 2. Mengidentifikasi peubah yang memengaruhi secara signifikan lamanya seseorang mencari kerja. 3. Mengkaji bentuk model Regresi Cox Proportional Hazard untuk data sintasan lama mencari kerja di Provinsi Bali. 1.4. Batasan Masalah Pada penelitian ini, konsep pengangguran yang digunakan adalah konsep pengangguran terbuka (open unemployment) yang dibatasi pada pengangguran yang hanya berstatus mencari kerja sedangkan yang berstatus mempersiapkan usaha, putus asa tidak memperoleh pekerjaan, sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja tidak termasuk dalam cakupan penelitian. Unit observasi dalam penelitian ini adalah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang berstatus 4 sedang mencari kerja. Dalam penelitian ini, yang dianggap sebagai kejadian dalam analisis sintasan lama mencari kerja adalah memperoleh pekerjaan. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini antara lain mengkaji faktor yang memengaruhi lama mencari kerja berdasarkan Job Search Theory di Provinsi Bali sehingga akar permasalahan pengangguran dapat diketahui. Menambah wawasan keilmuan tentang analisis sintasan serta penerapannya dalam data sintasan lama mencari kerja.