Latar Belakang Penelitian Melihat kebutuhan hidup saat ini yang semakin sulit untuk dipenuhi, membuat pemasar harus berupaya untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar sasaran. Kebutuhan merupakan konsep paling dasar yang melandasi pemasaran. Kebutuhan dalam konsep pemasaran merupakan suatu hal yang penting baik bagi pelanggan maupun pemasar karena dari kebutuhankebutuhan tersebutlah terciptanya produk yang akan di pasarkan kepada pelanggan sehingga sangat berkaitan dengan pemasar. Sedangkan keinginan merupakan suatu hal yang diinginkan dan diharapkan agar memperoleh sesuatu yang didambakan baik oleh pelanggan maupun pemasar sendiri, karena seorang pemasar berkeinginan untuk bisa memuaskan pelanggan serta dapat memajukan perusahaannya. Mereka ingin memiliki produk yang dapat memberikan nilai dan kepuasan dengan jumlah uang yang ada. Namun hal tersebut harus didukung dengan kemampuan daya beli seseorang. Keinginan terhadap suatu produk harus didukung dengan kemampuan untuk membayar serta kesediaan untuk benar-benar mau dan mampu membelinya akan menciptakan permintaan (Kotler, 1998) Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan diatas adalah melalui jasa penyediaan barang kepada pelanggan, usaha seperti inilah yang sering disebut usaha Eceran (retail) yaitu bisnis yang seluruh aktivitasnya langsung berhubungan dengan Penjualan barang dan jasa ke pelanggan akhir. Retail sendiri tidak membuat barang dan tidak menjual kepada peritel lain (Utami, 2006). Usaha ritel di Indonesia saat ini semakin pertumbuhan yang pesat, dalam periode enam tahun terakhir, dari tahun 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun (http://www.frontier.co.id). Menurut pendapat Soliha (2008), ramainya perusahaan ritel di Indonesia ditandai dengan pembukaan gerai – gerai baru yang dilakukan oleh pengecer asing seperti Makro (Belanda), Carrefour (Perancis), dan Giant (Malaysia, yang kemudian juga digandeng oleh PT Hero Supermarket Tbk), yang tersebar di kota – kota besar seperti Jakarta, Makasar, Semarang, Bandung, Yogyakarta dan lain sebagainya. Dengan banyaknya berbagai macam bentuk perusahaan – perusahaan ritel ini, 2 membuat harapan pelanggan terhadap pelayanan dan fasilitas yang di berikan oleh perusahaan – perusahaan ritel ini juga semakin tinggi. Berbagai macam – macam harapan pelanggan ini, mengakibatkan tingkat persaingan semakin tinggi diantara perusahaan – perusahaan ritel baik asing maupun lokal (Utami, 2006). Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan termasuk usaha eceran. Pemasar merancang strategi pemasaran yang diperlukan dan digunakan untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis, di dunia bisnis yang sangat kompetitif (Kotler, 1997). Strategi pemasaran yang sering digunakan oleh produsen atau perusahaan adalah Bauran Penjualan Eceran (retailing mix). Bauran penjualan eceran merupakan bagian dari pemasaran terpadu. Bauran Penjualan Eceran pada dasarnya mempunyai ciri – ciri yang sama dengan Bauran Pemasaran (marketing mix). Baruan penjualan eceran terdiri dari unsur – unsur strategis yang digunakan untuk mendorong pembeli melakukan transaksi usahanya dengan pedagang eceran tertentu. Menurut pendapat Kotler (2003), keputusan pemasaran pedagang eceran terdiri dari keputusan pasar sasaran, keputusan ragam produk dan perolehan, keputusan pelayanan dan suasana toko, keputusan harga, keputusan promosi, keputusan tempat. Menurut (2006), sebagai toko Eceran atau retailer, harus dapat menyediakan produk atau barang yang dibutuhkan pelanggan. Retailer yang hanya menyediakan satu jenis barang saja mempunyai kemungkinan tidak dapat bertahan lama dalam usahanya, maka setiap retailer harus menyediakan berbagai macam produk atau barang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Kotler dan Amstrong (2000), persaingan di berbagai perusahaan – perusahaan ritel yang ada, membuat perusahaan harus lebih berhati – hati dalam merancang strategi pemasarannya. Salah satu caranya dengan merebut pangsa pasar. Dengan merebut pangsa pasar maka akan memperoleh pelanggan baru sebanyak – banyaknya. Namun merebut pangsa pasar serta mempertahankan tidak semudah yang dibayangkan, untuk itu semua strategi perusahaan yang telah direncanakan harus diterapkan dengan maksimal agar tujuan dari perusahaan dapa tercapai. Menurut pendapat Tjiptono dan Candra (2000) terciptanya kepuasan pelanggan 3 dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan dan terciptanya loyalitas pelanggan. Mempertahankan semua pelanggan pada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada. (Kotler et al, 2000). Peneliti memperoleh inspirasi untuk membuat penelitian ini dari jurnal Yu – Jia Hu (2009) “ Service Quality as Mediator of The Relationship between Marketing Mix Strategy and Customer Loyalty “, Cholifah (2010) dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Butik Busana Muslim di Semarang, Arifianti (2009) Pengaruh Bauran Penjualan Ritel Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Alfa Mart cabang Cihampelas Kabupaten Bandung, Sulastri (2006) Pengaruh Bauran Eceran (Retailing Mix) Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Toserba X Cabang Cicalengka. Peneliti ingin mengkaji ulang dari penelitian terdahulu, dengan menggunakan variabel Bauran Penjualan Eceran yang terdiri dari dimensi lokasi, produk atau barang yang ditawarkan, harga, atmosfer toko, karyawan dan promosi, dan penambangan indikator empirik dari kualitas layanan ritel. Oleh karena itu, tujuan utama dari studi ini untuk menguji pengaruh Bauran Penjualan Eceran terhadap Loyalitas Pelanggan Matahari departmen store di kota Magelang. Persoalan Penelitian Bagaimana pengaruh Bauran Penjualan Eceran terhadap Loyalitas Pelanggan? 4