proposal penelitian

advertisement
93
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian Eksploratif (exploratif research) yang
bersifat diskriptif yaitu mengetahui situasi dan memahami fenomena yang terjadi
dalam perolehan pengertian yang lebih baik dengan maksud mengambarkan
(mendiskripsikan) fenomena empiris yang disertai penafsiran-penafsiran dengan
tujuan memperoleh gambaran yang sedalam-dalamnya tentang: struktur
perekonomian yaitu struktur penawaran dan permintaan, struktur output, struktur
nilai tambah,
struktur permintaan akhir dan struktur perdagangan serta
transformasi struktur perekonomian.
Eksplorasi tentang sektor unggulan yaitu. : Keterkaitan sektor produksi ke
depan (forward linkage) atau disebut derajat kepekaan, tingkat keterkaitan sektor
produksi ke belakang (backward linkage) atau disebut daya penyebaran, dampak
output, dampak nilai tambah bruto, dampak nilai tambah kebutuhan tenaga kerja
dan perdagangan. Sektor-sektor unggulan ini yang akan disimulasikan untuk
pengembangan perekonomian wilayah menyikapi berkurangnya peran sektor
pertambangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hasil analisis ini akan
digunakan untuk pemodelan sistem dinamis. Selanjutnya ditentukanlah skenario
pengembangan wilayah Provinsi Bangka Belitung berdasarkan analisis sistem
dinamis. Diagram alir penelitian disajikan dalam gambar 10.
108
a.
Causal loop diagram harus berhubungan dengan permasalahan.
b.
Persamaan harus disesuaikan dengan causal loop diagram khususnya tanda
(+) atau (-) harus konsisten di antara persamaan dengan causal loop.
c.
Dimensi dalam model harus valid.
d.
Model tidak menghasilkan nilai yang tidak masuk akal, seperti stock negatif.
e.
Perilaku model harus masuk akal, artinya apabila ada sesuatu yang
seharusnya terjadi, maka harus sesuai dengan apa yang diharapkan dari
model tersebut.
f.
Massa model harus balance, artinya total kuantitas yang telah masuk dan
keluar dari proses sistem tetap dapat dijelaskan.
4.5.3.6
Skenario
Transformasi perekonomian di Provinsi Bangka Belitung menghadapi
pilihan yang harus ditentukan dalam rangka menghadapi berakhirnya era
tambang. Untuk itu disusunlah skenario berdasarkan analisis sektor unggulan dan
pemodelan sistem dinamik. Skenario dalam penelitian ini adalah :
a. Konservatif pesimistik
Bertahan dengan kondisi yang ada sekarang sambil mengadakan beberapa
perbaikan. Kegiatan penambangan timah tetap dibiarkan tumbuh sesuai
mekanisme pasar dan keinginan masyarakat / investor untuk melakukan
eksplorasi dengan rata-rata produksi 60.000 ton pertahun sampai cadangan
timah habis dan kegiatan pertambangan berhenti dengan sendirinya.
b. Moderat – optimistik
Melakukan perbaikan tetapi tidak maksimal, yaitu dengan melakukan
penurunan laju produksi petambangan timah sebesar 50 persen dari rata-rata
produksi sekarang, yaitu sekitar 30.000 ton pertahun.
c. Progresif – optimistik
Melakukan perbaikan secara menyeluruh, dengan menghentikan kegiatan
pertambangan timah, mulai tahun 2012
94
Analisis
Tabel IRIO:
- Intraregional
- interregional
Tabel
IRIO
Data
Base
Tidak
System Dinamik
Ekonomi Wilayah
Validasi
Ya
Tidak
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Skenario
Ya
Gambar 10. Diagram Alir Penelitian
4.2 Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
1.
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral (PDRB)
Besarnya nilai pertumbuhan PDRB rill sektor ekonomi sektoral Provinsi
Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Sisa
Indonesia. Satuannya di ukur dalam milyar rupiah.
2.
Investasi Swasta sektor ekonomi sektoral (INVS)
Penanaman modal swasta adalah besarnya total nilai investasi swasta dari
dalam negri dan dari luar negri
pada masing-masing sektor ekonomi
95
sektoral di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, DKI
Jakarta dan Sisa Indonesia. Satuannya di ukur dalam milyar rupiah.
3.
Investasi pemerintah sektor ekonomi sektoral (INVG)
Investasi pemerintah adalah besarnya total nilai investasi pemerintah atau
pengeluaran pemerintah untuk barang modal di Provinsi Kepulaun Bangka
Belitung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Sisa Indonesia. Satuannya di
ukur dalam milyar rupiah.
4.
Tenaga kerja sektor ekonomi sektoral (TK)
Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja (tenaga kerja) pada
masing-masing sektor ekonomi sektoral
di Provinsi Kepulaun Bangka
Belitung, Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta. Satuannya dalam jumlah
orang.
5.
Ekspor (X)
Ekspor adalah nilai barang dan jasa yang dijual baik keluar provinsi maupun
ke luar negri di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan
DKI Jakarta. Satuannya diukur dalam milyar rupiah.
6.
Impor (M)
Impor adalah nilai barang dan jasa yang di beli baik dari provinsi lain
maupun dari luar negri di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera
Selatan, dan DKI Jakarta. Satuannya diukur dalam milyar rupiah.
7.
Sektor unggulan sektoral adalah sektor ekonomi sektoral yang memiliki :
Keterkaitan sektor ekonomi sektoral kebelakang (backward linkage) BWL,
keterkaitan sektor ekonomi sektoral ke depan (forward linkages) FWL.
Satuannya adalah angka indek. Dampak sektor ekonomi sektoral terhadap
output ( DO ) dan dampak sektor terhadap Nilai Tambah Bruto ( DNTB )
yang besar. Satuannya adalah dalam meliaran rupiah. Secara lebih terperinci,
data dan sumber data untuk variabel tersebut diatas dapat dilihat
sebagaimana pada tabel berikut ini
96
Tabel 5. Operasionalisasi Variabel
No
Variabel
1
Pertumbuhan
Ekonomi
Sektoral
Investasi Swasta
sektor ekonomi
Sektoral
2
3
4
5
6
7
8
9
Da
10
Simbol
Investasi
Pemerintah
sektor ekonomi
sektoral
Tenaga kerja
sektor ekonomi
sektoral
Ekspor sektor
ekonomi sektoral
Impor sektor
ekonomi sektoral
Sektor
Unggulan
Keterkaitan
Sektor Ekonomi
Sektoral
Kebelakang
Keterkaitan
Sektor ekonomi
Sektoral ke
Depan
Dampak sektor
ekonomi Sektoral
Terhadap Output
Dampak Sektor
ekonomi Sektoral
Terhadap Nilai
Tambah Bruto
PDRB
INVS
Sumber Data
Statistik Indonesia, BPS, berbagai
edisi.
Data
Tahunan
2005
Skala
Rasio
Statistik Indonesia, BPS, berbagai
edisi dan BKPMD
2005
Rasio
Statistik Indonesia, BPS, berbagai
edisi.dan Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia BI, berbagai
edisi.
Statistik Indonesia, BPS, berbagai
edisi, dan dinas Tenaga Kerja
nasional dan Provinsi
Statistik Indonesia, BPS, berbagai
edisi, dan dinas perdagangan dan
industri Provinsi
Statistik Indonesia, BPS, berbagai
edisi, dan dinas perdagangan dan
industri Provinsi
2005
Rasio
2005
Rasio
2005
Rasio
2005
Rasio
BWL
I-O Interregional Nasional
2005
Rasio
FWL
I-O Interregional Nasional
2005
Rasio
DO
I-O Interregional Nasional
2005
Rasio
2005
Rasio
INVG
TK
X
M
DNTB
I-O Interregional Nasional
Sumber : data diolah (2012)
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan
mengunakan metode pendekatan tidak lansung atau semi survei adalah metode
gabungan antara metode non survey dengan survei, yaitu mengunakan seluruh
atau sebahagian data yang diperoleh dari suatu tabel Interregional Input-Output
Nasional, dimana data atau informasi yang diperoleh akan mengisi sel-sel tertentu
dalam kuadran pertama tabel input-output. Pada metode non survei kadangkadang terdapat komposisi atau struktur input antara yang janggal akibat dari
97
iterasi yang dilakukan. Dengan memasukan data atau informasi baru kedalam selsel kuadran pertama akan mengurangi atau menghilangkan keanehan struktur
input antara yang diperoleh. Metode semi survei mengunakan metode RAS yaitu
melakukan survei parsial dengan penambahan dan penyesuaian data baru kedalam
input yang dimodifikasi.
4.4 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder bersumber
dari Tabel I-O Interregional nasional tahun 2005 dan data lainnya dari Instansi
terkait. Data sekunder untuk mengetahui struktur ekonomi dan sektor unggulan
ekonomi
di dapatkan dari tabel I-O Interregional Nasional
data struktur
ekonomi berupa, penawaran dan permintaan, output, nilai tambah, permintaan
akhir dan data ekspor-impor dan sektor unggulan berupa : Keterkaitan sektor
ekonomi sektoral kebelakang (backwardlinkage) atau daya penyebaran (BWL),
keterkaitan sektor ekonomi sektoral ke depan (forward linkages) atau derajat
kepekaan (FWL), dampak sektor ekonomi sektoral
terhadap output (DO),
dampak sektor ekonomi sektoral terhadap nilai tambah bruto (DNTB), dampak
sektor ekonomi sektoral terhadap kebutuhan tenaga kerja (DTK) masing-masing
Provinsi, yaitu Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Jawa Barat dan Sisa
Indonesia. Untuk keperluan semua data tersebut dibutuhkan ketersediaan data
sebagai berikut:
1. Tabel Interregional Input-Output antar provinsi Indonesia tahun 2005
2. Data investasi, ekspor-impor dan tenaga kerja sektoral
masing-masing
Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, jawa Barat, serta Indonesia tahun 2005
3. Statistik perhubungan laut Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Jawa Barat.
(perdagangan antara pelabuhan laut di Indonesia ) tahun 2005
4. PDRB sektoral masing-masing provinsi Provinsi Kepulaun Bangka Belitung,
Jawa Barat dan Indonesia tahun 2005
5. Data Susenas Modul Konsumsi
6. Sumber Data. Data-data di atas terutama diperoleh dari BPS, Bappenas, dan
instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini.
98
4.5 Metode Analisis
Beberapa metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1). Analisis deskriptif struktur perekonomian
2). Analisis deskriptif sektor unggulan ekonomi.
3). Pemodelan Sistem Dinamis Transformasi Struktur Perekonomian
4). Pembuatan Matrik IRIO tahun 2011 berdasarkan hasil analisis sistem dinamik.
Analisis diskriptif
tabel dasar yang diperlukan dalam menganalisis struktur
perekonomian dan menentukan sektor unggulan serta dampak sektor unggulan
terhadap pertumbuhan output,
pertumbuhan nilai tambah, dan pertumbuhan
tenaga kerja pada sektor ekonomi pada penelitian ini adalah tabel dasar I-O
Interregional tahun 2005.
4.5.1
Analisis Deskriptif Struktur Perekonomian
Analisis tabel dasar I-O Interregional tahun 2005 pada dasarnya adalah
tabel yang menyajikan informasi statistik yang mengambarkan besarnya nilai
transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi di Provinsi-Provinsi Kepulaun
Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta. dan Wilayah lainya di
Indonesia. Beberapa indikator atau variabel dapat di analisis dalam tabel-tabel
dasar dalam menganalisis struktur perekonomian adalah seperti dibawah ini:
1. Struktur permintaan dan penawaran, dan sekaligus melihat peranan produksi
domestik dan impor untuk memenuhi permintaan barang dan jasa.
2. Struktur output dapat mengambarkan peranan output sektoral dalam
perekonomian.
3. Struktur nilai tambah, berguna untuk melihat peranan masing-masing sektor
dalam menciptakan nilai tambah.
4. Struktur permintaan akhir yang dirinci berdasarkan komponennya, yaitu :
konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap,
perubahan stok dan ekspor.
5. Perdagangan
(ekspor dan impor)
yang dilakukan oleh masing-masing
Provinsi ke Provinsi lain atau luar negeri.
6. Struktur Tenaga Kerja.
99
4.5.2
Analisis Sektor Unggulan.
Untuk menganalisis sektor unggulan digunakan Metode Eksploratif
(exploratif research) yang bersifat deskriptif yaitu mengetahui situasi dan
memahami fenomena yang terjadi dalam perolehan pengertian yang lebih baik
dengan maksud mengambarkan (mendiskripsikan) fenomena empirik yang
disertai penafsiran-penafsiran dengan tujuan memperoleh gambaran yang
sedalam-dalamnya tentang sektor-sektor perekonomian.
Dengan mengunakan Metode Interregional Input-Output (IRIO), dalam
penelitian ini mengunakan Interregional Input-Output antar provinsi di Indonesia
tahun 2005 diolah maka dapat di tentukan sektor unggulan ekonomi daerah
Provinsi Kepulaun Bangka Belitung. Dari olahan dan analisa tersebut akan
diperoleh mengenai :
1. Sumbangan sektor produksi tersebut pada total output di Provinsi Kepulaun
Bangka Belitung (Share output)
2. Sumbangan sektor tersebut terhadap nilai tambah bruto (pendapatan regional)
di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung (Share PDRB)
3. Pertumbuhan sektor ekonomi.
4. Daya penyebaran (DP) dan derajat kepekaan (DK), yang merupakan
keterkaitan sektoral ke hulu dan ke hilir (forward and backward linkages)
terhadap sektor produksi lainnya.
5. Nilai multiplier output, multiplier nilai tambah bruto, dan multiplier tenaga
kerja.
6. Perdagangan yaitu: presentase nilai ekspor dari nilai output sektor sektoral ,
spesialisasi ekspor sektor sektoral atau spesialisasi perdagangan.
7. Prospek sektor tersebut dimasa yang akan datang, dengan melihat potensi dan
rata-rata pertumbuhan sektor tersebut dan juga dengan mempertimbangkan
kondisi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat dibuat pembobotan dalam
menentukan sektor unggulan ekonomi Provinsi Kepulaun Bangka Belitung seperti
tabel 6 dibawah ini
100
Tabel 6. Kriteria Pembobotan untuk Menentukan Sektor Unggulan
No
1
2
3
4
5
Keterangan
Share Output
Share nilai tambah
bruto
Share gaji
Multiplier / Dampak
a. Output
b. Nilai tambah Bruto
Indek DP/DK
a. DP (Forward linkage)
b. DK (Backward
linkage)
4.5.2.1
3
1/3 terbesar
1/3 terbesar
Bobot
2
1/3 tengah
1/3 tengah
1
1/3 bawah
1/3 bawah
1/3 terbesar
1/3 tengah
1/3 bawah
1/3 terbesar
1/3 terbesar
1/3 tengah
1/3 tengah
1/3 bawah
1/3 bawah
>1
>1
=1
=1
0-1
0-1
Analisis Keterkaitan
Salah satu kegunaan tabel I-O dalam analisis makro ekonomi adalah untuk
mengukur seberapa jauh atau seberapa besar terjadi keterkaitan (linkage) antara
sektor-sektor ekonomi. Di dalam tabel I-O Multiregional, analisis keterkaitan
tidak hanya menganalisis keterkaitan di dalam satu regional, tetapi bisa juga
dijabarkan menjadi lintas sektoral dan lintas regional.
Yang dimaksud dengan analisis keterkaitan disini adalah suatu analisis
untuk mendeteksi kepekaan dari peningkatan output suatu sektor. Besarnya
dampak keterkaitan ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu : tingkat keterkaitan ke
depan (forward linkage) atau disebut derajat kepekaan; dan tingkat keterkaitan ke
belakang (backward linkage) atau disebut daya penyebaran.
Untuk menganalisis keterkaitan ini, digunakan matriks koefisien saling
ketergantungan atau matriks kebalikan (invers matrix) dari matriks (I-A),
sebagaimana yang telah disajikan pada Bab-2, yaitu:
AX + F = X. selanjutnya dapat dirubah menjadi bentuk
X = (I – A)-1 F ..........................................................................................…(4.1)
101
a.
Keterkaitan Kelakang (Backward Linkage) atau Daya Penyebaran.
Analisis daya penyebaran (Power of dispersion) adalah suatu analisis yang
menggambarkan permintaan suatu sektor terhadap sektor-sektor produksi lainnya.
Jumlah daya penyebaran menunjukkan dampak dari satu unit permintaan akhir
suatu sektor terhadap pertumbuhan ekonomi di masing-masing sektor secara
keseluruhan. Jumlah daya
penyebaran merupakan suatu ukuran untuk
menganalisis keterkaitan ke belakang (backward linkage). Indikator keterkaitan
kebelakang ini sering dipandang sebagai perwujudan dari sektor yang memiliki
basis aktivitas domestik (resources base sector). Apabila suatu wilayah hendak
membangun, biasanya keterkaitan kebelakang ini menjadi salah satu indikator
yang penting. Apabila sektor ini berkembang, maka sektor ini bisa menarik sektor
- sektor yang berada di belakangnya sebagai penyedia input, sehingga dengan
mendorong sektor yang forward linkage-nya kuat maka juga akan membawa
pertumbuhan sektor-sektor lain. Ukuran yang dihasilkan dari proses pada bab II,
hal ini disebut sebagai indeks daya penyebaran seperti yang diformulasikan dalam
persamaan 2.53.
Keberadaan sektor yang memiliki basis aktivitas domestik ini akan menarik
perkembangan sektor yang berada dibelakangnya sebagai penyedia input untuk
bertumbuh dan berkembang. Semakin besar keterkaitan ke belakang dari sektor
ini, maka semakin penting sektor ini dianggap sebagai sektor unggulan
b.
Keterkaitan ke Depan (Forward Linkages) atau Derajat Kepekaan
Indikator keterkaitan ke depan ini sering dipandang sebagai perwujudan
dari sektor yang memiliki basis aktivitas domestik (resources base sector).
Apabila suatu wilayah hendak berkembang , biasanya keterkaitan kedepan ini
menjadi salah satu indikator yang penting. Apabila sektor ini berkembang, maka
sektor ini bisa mendorong sektor-sektor yang berada di depannya sebagai pemakai
output, sehingga dengan mendorong sektor yang backward linkage-nya kuat maka
juga akan membawa pertumbuhan sektor-sektor lain.
Selanjutnya juga analisis derajat kepekaan (degree of sensitivity) adalah
suatu analisis yang menggambarkan kemampuan suatu sektor dalam mensuplay
sektor-sektor
produksi
lainnya.
Jumlah
derajat
kepekaan
menunjukkan
pembentukan output di suatu sektor yang dipengaruhi oleh permintaan akhir
102
masing-masing sektor perekonomian. Jumlah derajat kepekaan ini merupakan
suatu ukuran untuk menganalisis keterkaitan ke depan (forward linkage).
Untuk keperluan perbandingan antara sektor, dengan menggunakan logika
yang serupa dengan pembahasan daya penyebaran pada bab II, maka persamaan
untuk derajat kepekaan adalah sebagaimana persamaan 2.55.
4.5.2.2
Analisis Dampak Output.
Dalam model I-O, output memiliki hubungan timbal balik dengan
permintaan akhir dan output tersebut. Artinya jumlah output yang dapat
diproduksi tergantung dari jumlah permintaan akhirnya. Namun demikian dalam
keadaan tertentu, output justru yang menentukan jumlah permintaan akhirnya.
Konsep multiplier adalah sangat penting dalam perencanaan, karena angka
tersebut memberikan gambaran atau ukuran dampak peningkatan output suatu
sektor terhadap total output di suatu wilayah. Semakin besar nilai multiplier
tersebut, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan.
Output dalam model I-O dapat dihitung dengan rumus :
(m) ij
= ( I - A )-1 (FD) .................................................................. (4.4)
ij
: baris dan kolom
n
: jumlah sektor
FD
: Permintaan akhir
(I-A)
-1
: multiplier output (matriks invers Leontief)
Dalam analisis input-output multiregional, perubahan pada permintaan
akhir di
suatu region, misalnya di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, tidak
hanya berpengaruh pada produksi output di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung ,
tetapi juga berpengaruh terhadap pembentukan output di Provinsi Sumatera
Selatan, DKI Jakarta dan Provinsi lainnya.
4.5.2.3
Analisis Dampak Nilai Tambah Bruto
Nilai tambah bruto adalah input primer yang merupakan bagian dari input
secara
keseluruhan. Sesuai dengan asumsi dasar yang digunakan dalam
penyusunan table I-O, maka hubungan antara nilai tambah bruto dengan output
bersifat linier. Artinya, kenaikan atau penurunan output akan diikuti secara
proporsional oleh kenaikan dan penurunan input primer (nilai tambah bruto).
103
Hubungan tersebut
dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai
berikut :
V = vX ………………………………………........…………………. (4.5)
Dimana :
V = matriks nilai tambah bruto,
v = matriks diagonal koefisien nilai tambah bruto, dan
X = (I-A)-1 F ……………..…………….…......…….………...…… (4.6)
4.5.2.4
Analisis Dampak Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam analisis ini dapat memberikan estimasi kebutuhan atau daya serap
tenaga kerja sektoral di region-region (Provinsi–Provinsi) yang terkait dalam studi
ini,
apabila terjadi kenaikan pada output sektoral yang dipengaruhi, oleh
komponen- komponen permintaan akhir. Perhitungan analisis ini menggunakan
rumus sebagai berikut :
= L (I-A)-1 F .................................................................................... (4.7)
Dimana :
L
: kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh permintaan akhir
L
: Matriks diagonal kebutuhan tenaga kerja
-1
(I-A) F : Output yang dipengaruhi oleh permintaan akhir
4.5.2.5
Analisa Perdagangan Barang dan Jasa
a. Persentase Nilai Eskpor Dari Output (Share Ekspor)
Ekspor merupakan mesin pertumbuhan atau engine of growth. Artinya
pertumbuhan perekonomian domestik adalah memanfaatkan perkembangan pasar
luar, misalnya disebabkan oleh relatif terbatasnya daya serap pasar domestik atau
sering disebut outward looking strategy. Semakin besar atau mendekati satu nilai
persentase ekspor dari sektor sektoral untuk diekspor maka sektor tersebut
unggul.
Ku
Ku
Ki
Oi
i
Ki
............................................................................................ (4.8)
Oi
= persentase ekspor dari sektor sektoral
= nilai ekspor sektor sektoral
= nilai output sektor sekltoral
= sektor sektoral
104
b. Spesialisasi ekspor atau spesialisasi perdagangan.
Hampir sama dengan indikator sebelumnya, spesialisasi ekspor ini
ditujukan untuk melihat spesialisasi ekspor suatu sektor dari perdagangan
(ekspor-impor) di sektor tersebut. Semakin besar (positif) mendekati satu akan
spesialisasi ekspor sektor tersebut, maka sektor tersebut dikatakan sebagai sektor
unggulan. Apabila peran impornya makin besar maka sektor tersebut bukan sektor
unggulan.
S
( Ki
( Ki
Mi )
................................................................................... (4.9)
Mi )
S
= Spesialisasi ekspor (perdagangan non domestik)
Ki
= ekspor sektor sektoral i
Mi
= impor sektor sektoral i
i
= sektor sektoral
4.5.3
Pemodelan Sistem Dinamis Transformasi Struktur Perekonomian
4.5.3.1
Analisis sistem
Sistem dinamik lebih dikenal dengan sebuah disiplin sistemik (system
thinking) dalam khasanah ilmu pengetahuan sistem. Dalam khasanah ilmu sistem,
perspektif, bagaimana titik tolak, cara melihat, menganalisa, menjelaskan dan
meramalkan masalah yang berciri kerumitan, berubah cepat dan mengandung
ketidakpastian, dikembangkan dalam analisis sistem yang dapat mensimulasikan
kondisi nyata.
Secara substansial, ada dua alasan yang mendasari pentingnya perspektif
ini, pertama adalah pendekatan sistem dengan metode sistem dinamis, adalah
proses berfikir menyeluruh dan terpadu yang mampu menyederhanakan kerumitan
tanpa kehilangan esensi atau unsur utama dari obyek yang menjadi perhatian.
Kedua adalah ,etode sistem dinamis yang cocok untuk menganalisamekanisme,
pola dan kecenderungan sistem serta analisis dan perilaku sistem yang rumit,
bertambah cepat dan mengandung ketidakpastian.
4.5.3.2
Permodelan
Untuk mendapatkan gambaran dari muara yang akan dicapai yaitu
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
dalam
kerangka
terlaksananya
105
pembangunan berkelanjutan adalah dengan membuat suatu simulasi model.
Simulasi model dibuat karena mempunyai beberapa kelebihan yaitu memerlukan
waktu yang singkat, lingkupannya luas, efisien dan relatif mudah dikerjakan
berdasarkan permasalahan yang ada dan kemudian dibuat suatu diagram
sederhana untuk merumuskan solusi dengan menambahkan beberapa parameter
yang mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.
Untuk membuat struktur model diawali dengan identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya parameter utama. Setelah faktor-faktor yang
dianggap berpengaruh diketahui, kemudian dicari hubungan sebab akibat atau
interaksi diantara faktor-faktor. Hasil pekerjaa ini berupa diagra sebab akibat
(causal loop diagram / CLD). Dan diagram alir (stock flow diagram / SFD).
Model yang lebih sempurna akan dibuat dengan memasukkan subsistemsubsistem lain yang berpengaruh ke dalam model awal. Seluruh pembuatan model
dikerjakan dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Constructor versi
2.5.
Tabel 7. Simbol Powersim yang Digunakan untuk Stock Flow Diagram
Simbol
Untuk
Nama
Keterangan
Auxiliary
Proses Perhitungan
Level
Tempat penyimpanan hasil proses
Rate
Laju pertumbuhan dalam satuan waktu
Flow
Aliran
Konstanta
Sesuatu yang nilainya tetap
Tabel
Memuat data-data perhitungan
Grafik
Mengilustrasikan suatu masalah
melakukan
analisis
sistem
dinamis
transformasi
struktur
perekonomian provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukang dengan langkahlangkah sebagai berikut :
106
1. Analisis kebutuhan
a. Agar
pembangunan
wilayah
tetap
berkelanjutan,
diperlukan
pengembangan sektor perekonomian selain tambang yang berbasis
sumberdaya terbarukan.
b. Pemerintah menjamin iklim investasi untuk pengembangan sektor
perekonomian berbasis sumberdaya terbarukan.
2. Identifikasi permasalahan
a. Tambang timah masih memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perekonomian wilayah
b. Masyarakat mendapat keuntungan dengan mengoperasikan TI sebagai
sumber penghasilan.
c. cadangan timah semakin menyusut dan diperkirakan akan habis
d. jika tambang timah habis, diperlukan sektor ekonomi pengganti tambang.
3. Identifikasi sistem
Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem
yang di kaji dalam bentuk diagram antara komponen masukan (input) dengan
sistem lingkungan di mana sistem ini menghasilkan suatu keluaran (output) baik
yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, sedangkan keterkaitan antar
komponen dalam sistem perlu dibuat untuk mengarahkan pada pembentukan
model kuantitatif dalam bentuk diagram sebab-akibat
Struktur model sistem keterkaitan antar sektor dengan menggabungkan
semua subsistem. Sektor yang dikaji dalam model sistem keterkaitan adalah
sektor-sektor unggulan hasil Analisis IRIO. Langkah pertama adalah mencri
perubahan Final Demand masing masing sektor di Provinsi Bangka Belitung.
Karena keterbatasan waktu, sektor yang akan dianalisis dalam system dinamik ini
dikelompokkan menjadi enam sektor yaitu sektor pertanian, timah, tambang
lainnya, industri, perdagangan hotel dan restoran, jasa/sektor lainnya. Sedangkan
untuk analisis antar wilayah diputuskan untuk memilih satu Provinsi yang
mempunyai keterkaitan erat dengan Provinsi Bangka Belitung. Terpilih Provinsi
Jawa Barat dengan pertimbangan, berdasarkan data IRIO 2005, Input terbesar
untuk kegiatan produksi di Provinsi Bangka Belitung berasal dari Provinsi Jawa
107
Barat, sedangkan dari sisi output, Provinsi Bangka Belitung memberikan input
terbesar kedua kepada Provinsi Jawa Barat setelah DKI Jakarta.
4.5.3.3
Konstruksi Model Dinamik
Tahap kunci dalam melakukan analisis sistem dinamik adalah dengan
menentukan struktur model. Struktur model akan memberikan gambaran bentuk
dan perilaku sistem (Muhammadi et al., 2001, dalam Djakapermana, 2010).
Pembuatan diagram alir model (struktur model) didasarkan atas persamaan sistem
dinamik yang mencakup keadaan (level) aliran (flow), auxiliary, dan konstanta
(constant) serta digambarkan dengan simbol-simbol seperti ditunjukkan dalam
Tabel 8. Simbol-simbol tersebut digunakan dalam pembuatan diagram alir model
untuk operasi komputer dalam melakukan simulasi.
4.5.3.4
Simulasi
Cara untuk melihat kinerja model yang dibangun melalui pendekatan sistem
adalah menggunakan
konsep
model
simulasi
sistem
dinamis.
Dengan
menggunakan simulasi, model akan mengkomputasikan jalur waktu danri variabel
model untuk tujuan tertentu dari input sistem dan parameter model.
Perilaku model sistem dinamis ditentukan oleh keunikan struktur model,
yang dapat dipahami dari hasil simulasi model. Dengan simulasi akan didapatkan
perilaku dari suatu gejala atau proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dapat
dilakukan analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa
depan (Muhammadi et al., 2001 dalam Djakapermana, 2010).
4.5.3.5
Validasi Model
Suatu model dikatakan valid, jika struktur dasarnya dapat menggambarkan
perilaku yang polanya dapat menggambarkan perilaku sistem nyata, atau dapat
mewakili dengan cukup akurat, data yang dikumpulkan sehubungan dengan
sistem nyata atau asumsi yang dibuat berdasarkan referensi sesuai cara sistem
nyata bekerja. Membuktikan validasi sebenarnya suatu hal yang sulit untuk
dilakukan, tetapi untuk memenuhi kaidah keilmuan, pada sustu sistem dinamik
tetap harus dilakukan uji beberapa teknik. Uji validasi sederhana dapat dilakukan
melalui beberapa cara sebagai berikut :
Download