BAB II LANDASAN TEORI A. ANGGARAN 1. Pengertian Anggaran Didalam pelaksanaan fungsi-fungsinya , terutama fungsi perencanaan dan pengendalian suatu manajemen memerlukan alat bantu. Demikian halnya juga dengan perusahaan yang mempunyai masalah yang kompleks. Manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap permasalahan yang ada dalam perusahaan memerlukan alat bantu yaitu berupa anggaran. Anggaran merupakan suatu pernyataan kuantitatif tentang rencana tindakan dan alat bantu untuk koordinasi dan implementasi. Banyak sekali pengertian anggaran yang telah dikemukakan oleh para ahli. Diantaranya : Pengertian anggaran menurut Nafarin (2007,11): “Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan” Pengertian anggaran menurut Hansen and Mowen (2006,355) : “Anggaran yaitu rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.” Pengertian Anggaran menurut Menurut Garrison et all (2007:4) : Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu. 1 Melihat dari beberapa pengertian anggaran tersebut diatas maka dapat dapat diambil dari inti-intinya yang bisa dijadikan karakteristik dari anggaran itu sendiri, yaitu : a. Rencana, merupakan penentuan awal yang disusun secara sistematis dari aktifitas yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang. b. Harus mencakup/meliputi semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. c. Harus dinyatakan dalam satuan moneter. Di Indonesia yang berlaku umum adalah rupiah. d. Jangka waktu anggaran yang berlaku untuk masa yang akan datang. e. Anggaran juga diberi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Maka dapat disimpulkan bahwa anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka panjang waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini : a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Data-data waktu yang lalu 2 c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah. f. Penelitian untuk perkembangan perusahaan. Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan, hal-hal berikut ini : a. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi adalah angan-angan. b. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlakukan partisipasi top management (direksi). c. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi. d. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi lebih dini. 2. Jenis-jenis Anggaran Anggaran menurut Nafarin (2007,31) dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandangan berikut ini : a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : 1). Anggaran Variabel 3 Anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. 2). Anggaran Tetap Anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan 1000 unit, dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000 unit. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis. b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : 1). Anggaran Periodik Anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. 2). Anggaran Kontinu Anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. c. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari : 1). Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis) 4 Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. 2). Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis) Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. 1). Anggaran Operasional Anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba-rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari : b. Anggaran Beban Penjualan c. Anggaran Beban Administrasi dan Umum d. Anggaran Laba-Rugi 2). Anggaran Keuangan 5 Anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari : a. Anggaran Kas b. Anggaran Piutang c. Anggaran Persediaan d. Anggaran Utang e. Anggaran Neraca e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : 1). Anggaran Komprehensif Merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. 2). Anggaran Partial Anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional. f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari : 1). Appropriation Budget Anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan seperti contoh berikut ini : 6 2). Performance Budget Anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. g. Menurut metode penentuan harga pokok produk : Dilihat dari segi metode penentuan harga pokok (penghargapokokan) produk, anggaran terdiri atas anggaran tradisional dan anggaran berdasarkan kegiatan. 1).Anggaran Tradisional (traditional budget) atau anggaran konvesional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. a). Anggaran berdasar fungsional (functional based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. b). Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variabel (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel. 2).Anggaran berdasar Kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk. 7 3. Tujuan Penyusunan Anggaran Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran berdasarkan Nafarin (2007,19) antara lain : a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana. b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. f. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan anggaran dalam suatu perusahaan adalah untuk menyediakan dan mengkoordinasikan metode yang terperinci agar dapat dijalankan sehingga semua sumber daya dapat digunakan secara maksimal. Anggaran juga dapat bertujuan untuk menghadapi ketidakpastian yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Salah satu tujuan yang paling utama dalam penyusunan anggaran diperusahaan antara lain dapat 8 memberikan arah kepada manager tentang tujuan perusahaan serta untuk mengkomunikasikan kepada semua pihak yang bersangkutan. 4. Manfaat Anggaran Dalam prakteknya, banyak dijumpai perusahaan yang mampu beroperasi tanpa suatu anggaran. Akan tetapi, tanpa penyusunan suatu anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha. Manfaat anggaran menurut Hansen and Mowen (2005,355) adalah : a. Memaksa Manajer untuk melakukan perencanaan. Anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan masa depan. Anggaran mendorong para maanjer untuk mengembangkan arah umum bagi organisasi, mengantisipasi masalah dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan. b. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan. Anggaran memperbaiki pembuatan keputusan. Sebagai contoh, jika seorang pemilik dalam suatu perusahaan telah mengetahui perkiraan pendapatan dan biaya perlengkapan, biaya lab, utilitas, gaji dan hal lainnya, dia mungkin telah menurunkan kenaikan gaji, menghindari peminjaman uang dari perusahaan, dan membatasi pembelian peralatan yang tidak penting. Keputusan-keputusan yang lebih baik ini, pada akhirnya bisa mencegah timbulnya masalah dan menghasilkan status 9 keuangan yang lebih baik bagi bisnisnya maupun pemilik perusahaan tersebut. c. Menyediakan standar untuk evaluasi kerja. Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan. Sebagai bagian terpenting dari sistem anggaran, pengendalian dicapai dengan membandingkan, hasil actual dengan hasil anggaran secara periodic. Perbedaan yang besar antara hasil actual denga yang direncanakan adalah bentuk umpan balik yang mengungkapkan bahwa sistem tersebut diluar kendali. Berbagai langkah harusnya diambil untuk mengetahui sebabnya, dan kemudian memperbaiki situasi. d. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi. Anggaran secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada tiap karyawan. Jadi, semua karyawan dapat menyadari perannya dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Oleh karena anggaran untuk berbagai area dan aktifitas organisasi, koordinasi dianjurkan. Para manajer dapat melihat kebutuhan area lain dan didorong untuk menomorduakan kepentingan pribadinya demi kepentingan organisasi. Peranan komunikasi dan koordinasi menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya ukuran organisasinya. Setiap usaha akan lebih berhasil apabila ditunjang dengan kebijaksanaankebijasanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaan-perencanaan yang matang. Begitu pula halnya dengan 10 perusahaan, perusahaan yang berkecenderung memandang kedepan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya dimasa yang akan datang. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. 5. Fungsi Anggaran Dari buku Nafarin (2007,28); Sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Hal ini disebabkan anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya. a. Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit dan uang. b. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga perkerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti : Bagian Pemasaran, Bagian Umum, Bagian Produksi, dan Bagian Keuangan. c. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara : 11 1. Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). 2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan). 6. Keuntungan Anggaran Menurut Carter dan Usry (2005:6), mengatakan bahwa : Perencanaan laba, atau anggaran, memiliki manfaat dan keuntungan berikut ini : 1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atau identifikasi dan penyelesaian masalah. 2. Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan manajemen. 3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. 4. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari semua tingkatan manajemen. 5. Anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individuindividu.” 7. Kelemahan-kelemahan Anggaran Meskipun begitu banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran yaitu, Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain : 12 a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi, dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh. c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manager dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya. d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. 8. Syarat-syarat dan Tahap-tahap Penyusunan Anggaran a. Syarat-syarat Penyusunan Anggaran Dalam proses penyusunan anggaran, diperlukan syarat-syarat yang harus dipahami untuk pihak manajemen perusahaan, agar anggaran dapat disusun dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya. Syarat-syarat dalam penyusunan anggaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1). Struktur Organisasi harus tegas dan jelas Dengan adanya struktur organisasi yang tegas dan jelas, dapat membantu mengetahui wewenang dan tanggung jawab masingmasing tingkatan manajemen sehingga jika ada penyimpangan yang dapat dianalisis, maka dapat diketahui dengan jelas siapa yang 13 bertanggung jawab atas penyusunan dan penyimpangan terhadap anggaran tersebut. 2). Program penyusunan harus mendapat dukungan penuh dari manajemen puncak dan partisipasi dari setiap tingkatan manajemen. Manajemen puncak harus dapat memotivasi tingkatan dibawahnya tentang pentingnya anggaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat. 3). Anggaran yang dibuat harus bersifat realistis, luwes, kontinyu. Dalam artian tidak terlalu pesimis, tidak kaku, bias beradaptasi dengan keadaan yang berubah-ubah serta membutuhkan proses yang berkesinambungan, bukan untuk hal-hal yang hanya bersifat sementara dan anggaran juga membutuhkan perhatian yang lebih intern dari setiap tingkatan manajemen. 4). Harus adanya penilaian secara periodik, maka dapat segera dilakukan revisi jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari yang dianggarkan dan penilaian secara periodik tersebut sangat dirasakan perlu untuk penyesuaian anggaran yang disusun dengan setiap perubahan yang terjadi dalam setiap proses pelaksanannya, b. Tahap-tahap dalam Penyusunan Anggaran Dalam berpedoman pada syarat-syarat yang telah ditetapkan, maka dapat dilakukan proses penyusunan anggaran secara cepat dan efektif berdasarkan keempat syarat tersebut. Adapun tahap-tahap dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut : 14 1). Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Petunjuk pelaksananaan penyusunan anggaran disiapkan oleh staf anggaran yang kemudian disetujui oleh manajemen puncak. Pedoman atau petunjuk pelaksanaan penyusunan anggaran ini merupakan Stategic planning. 2). Menyusun Anggaran Awal Anggaran awal disiapkan oleh manajemen pusat pertanggungjawaban bersama-sama dengan stafnya. Anggaran ini disusun berdasarkan petunjuk pelaksanaan anggaran. 3). Negosiasi Negosiasi dilakukan antara manajemen puncak dengan tingkatan manajemen dibawahnya yang akan melaksanakan anggaran tersebut. 4). Review (Pengkajian Ulang) Review dilakukan oleh bagian control atau pihak manajemen yang ditunjuk dan persetujuan dilakukan oleh manajemen puncak. 5). Revisi Anggaran Revisi adalah tindakan perbaikan yang berkaitan dengan review yang dapat berupa : perubahan periodik atau secara berkala dan bisa dalam situasi khusus yang secara insidential membutuhkan perhatian dan perubahan. Setelah seluruh tahap-tahap tersebut selesai dilaksanakan, maka anggaran yang telah disetujui tersebut dapat segera dilaksanakan. Dalam pelaksanaan anggaran, perlu diadakan pengendalian anggaran yang 15 dilakukan dengan membuat laporan secara berkala dan dilakukan evaluasi atas pelaksanaan anggaran sehingga dapat dilakukan revisi atas deviasideviasi yang terjadi sedini mungkin. 9. Proses Penyusunan Anggaran a. Top Down Approach Merupakan proses penyusunan anggaran dari manager puncak sebagai pemegang kepentingan pertama dan kemudian mendistribusikan rencana anggaran tersebut kepada tingkat manager dibawahnya yang bertindak pelaksana anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini adalah anggaran dapat disusun dalam waktu yang relative singkat. Namun anggaran ini tidak dapat berjalan efektif dan berdaya guna. Anggaran ini tidak bersifat representative karena tidak ada campur tangan dari tingkat manajemen operasional dalam penyusunan anggaran sehingga kurang adanya personal commitmen yang kuat. b. Bottom Up Approach Merupakan proses penyusunan anggaran dari masing-masing kepala divisi yang membuat perencanaan anggaran dan kemudian rencana anggaran yang telah disusun tersebut diberikan kepada manajemen puncak sebagai penanggung jawab terakhir. Anggaran dengan cara ini mengutamakan partisipasi dari manajemen tingkat bawah dalam menentukkan target-target yang hendak dicapai sehingga 16 anggaran lebih akurat dalam mengestimasi biaya-biaya yang akan dianggarkan dan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing divisi. Rancangan anggaran tersebut akan mendukung yang baik dari setiap divisi perusahaan. Dengan cara penyusunan ini, komitmen untuk keberhasilan anggaran ini lebih besar. Namun apabila tidak dikontrol dengan ketat maka penetapan sasaran dan target anggaran ini dapat seenaknya ditetapkan oleh manajemen operasional sehingga berbeda jauh sari harapan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu penyusunan anggaran secara bottom up juga memakan waktu dan koordinasi yang cermat. 10. Penganggaran Perusahaan Dalam Nafarin (2007,14); Anggaran merupakan hasil penyusunan anggaran, sedangkan penganggaran adalah proses penganggaran. Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan koordinasi, dan pengawasan. Perusahaan berbeda dengan badan usaha. Badan usaha berkaitan dengan organisasi yang kegiatannya bertujuan mencari laba, sedangkan perusahaan berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh badan usaha tersebut. 17 Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yakni : a. Bahwa business budget harus bersifat formal, artinya bahwa business budget disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis. b. Bahwa business budget harus bersifat sistematis, artinya bahwa business budget disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika. c. Bahwa setiap saat manager dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan. Sehingga business budget merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasar beberapa asumsi tertentu. d. Bahwa keputusan yang diambil oleh manager tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manager dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. 11. Akuntansi Perusahaan Jasa Yang dimaksud dengan perusahaan jasa ialah perusahaan yang dalam usahanya, menjual/memberi jasa (barang tidak berwujud) kepada konsumen/langganannya. Oleh sebab itu nama pendapatan dalam perusahaan jasa secara umum dapat disebut : Pendapatan Jasa, atau diberi nama sesuai dengan jenis jasa yang dijual. B. Pengertian Perencanaan Pengertian perencanaan menurut Nafarin (2007,4) : 18 Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran dan kegiatan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan berarti menentukkan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaa merupakan upaya tindakan berhati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Perencanaan dimaksudkan untuk memberi petunjuk kepada manajemen dalam mengambil keputusan yang bersifat operasional. Perencanaan dibedakan menjadi perencanaan strategis dan taktis. Perencanaan strategis sering diartikan sebagai perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun) dan biasanya menyangkut kegiatan secara umum dengan menitik-beratkan pada tujuan (objectives). Perencanaan taktis merupakan perencanaan jangka pendek yang menyangkut kegiatan secara terinci dan menitik-beratkan pada cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Proses perencanaan dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1. Mengadakan evaluasi terhadap variabel-variabel eksternal dan internal agar dapat menetapkan tujuan yang realistis. Termasuk dalam variabel ekstern adalah kondisi lingkungan, maupun prospek perekonomian yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Termasuk dalam variabel internal adalah kondisi yang dimiliki perusahaan itu sendiri. 2. Menetapkan tujuan umum perusahaan (enterprise objectives). Tujuan ini bersifat umum dan berjangka panjang. Contoh : tujuan yang menyangkut hal-hal ekonomi, konsumsi, pemilik modal. 19 3. Menjabarkan tujuan umum tersebut ke dalam sasaran khusus (specific goals). 4. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan 5. Menetapkan financial plan atau profit plan, sebagai penjabaran operasional dari tujuan dan strategi tersebut. Penetapan ini merupakan perencanaan yang bersifat operasional dan dinyatakan dalam kuantitatif. Profit plan dapat dibedakan menjadi strategic profit plan dan tactical profit plan. Strategic profit plan merupakan perencanaan laba yang dinyatakan secara umum, untuk jangka panjang (5tahun atau lebih), sedangkan tactical profit plan dinyatakan secara terinci, untuk jangka pendek (1tahun). C. Anggaran Operasional Anggaran operasional merupakan rencana yang mengidentifikasi sumber daya tahan yang dibutuhkan dan bagaimana sumber daya tersebut akan diperoleh untuk aktivitas dari hari ke hari, seperti penjualan dan pelayanan, produksi, pembelian, pemasaran, riset dan pengembangan. Selanjutnya akan diuraikan lebih lanjut mengenai beberapa macam anggaran, yang merupakan bagian dari anggaran operasional. 1. Anggaran Beban Penjualan, meliputi : beban komisi penjualan, beban promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang, beban turun harga, tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual. Beban penghapusan piutang usaha dan beban turun harga yang termasuk beban penjualan, karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah diduga. Penghapusan 20 piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga (insidential) tidak termasuk beban penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa (insidential). Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang dikelompokkan menurut fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualaan merupakan tanggung jawab fungsi manager penjualan atau yang lebih luas lagi. Tanggung jawab fungsi manajer pemasaran. Beban penjualan berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual. Oleh karena itu, bila barang yang dijual tidak meningkat, sedangkan beban penjualan meningkat maka manajer harus bertanggung jawab mengenai permasalahan tersebut. 2. Anggaran beban administrasi dan umum, merupakan salah satu unsur beban usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban usaha dikurang biaya penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban selain beban penjualan, selain harga pokok barang terjual, selain beban non usaha . kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan kegiatan penjualan. Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban depresiasi bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk menentukkan beban depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain : metode beban tetap, metode beban berkurang, metode beban bertambah, dan beban variabel. Anggaran beban administrasi dan umum adalah salah satu unsur anggaran operasional. 21 Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum diperlukan dalam menyusun anggaran laba-rugi. 3. Anggaran laba-rugi, merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional memerlukan anggaran keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun anggaran laba-rugi (anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan), seperti anggaran sediaan bahan baku untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses diperlukan untuk menyusun anggaran labarugi. Di sisi lain untuk menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca), seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba ditahan) diperlukan anggaran laba-rugi, karena laba-rugi mempengaruhi besar kecilnya modal sendiri (anggaran keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan laba menambah modal sendiri. D. Biaya 1. Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Hansen and Mowen (2005,6): Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi. Pengertian biaya menurut Menurut Atkinson et al (2007:89) : nilai moneter dari barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang maupun di masa 22 mendatang. Biaya dapat juga digunakan untuk membuat suatu produk, sehingga dapat dijual dan menghasilkan keuntungan kas. Dan dalam Ikatan Akuntansi Indonesia (2007,13) paragraph 70 : beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya asset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Menurut Horngren, dkk (2005,34) menyatakan bahwa : “Biaya adalah suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Warren (2005,63) “beban dapat diartikan sebagai aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan” Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. 2. Klasifikasi biaya Dalam buku Akuntansi Biaya oleh Mulyadi (2005,8) Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini : a. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen : biaya manufaktur dan biaya komersial. 23 1). Biaya Manufaktur. Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya; bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (primer cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi bahan jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. 2). Beban Komersial. Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi besar : beban pemasaran dan beban administrative (juga disebut beban umum dan administratif). Beban pemasaran mulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada 24 dalam kondisi siap dijual. Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban penjualan dan pengiriman. Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Tidak semua beban tersebut dialokasikan sebagai beban administratif. Gaji dari wakil presiden direktur yang bertanggung jawab atas proses manufaktur dapat dianggap sebagai biaya manufaktur, dan gaji wakil presiden direktur yang bertanggung jawab atas pemasaran dapat dianggap sebagai biaya pemasaran. b. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi. Beberapa biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya. 1).Biaya Variabel. Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevan range). Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relative konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini adalah biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variabel : 25 a). Perlengkapan b). Bahan Bakar c). Peralatan Kecil d). Kerusakan, sisa dan beban reklamasi e). Biaya Penerimaan f.) Royalti g). Biaya Komunikasi h). Upah Lembur 2). Biaya Tetap. Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Berikut adalah biaya overhead pabrik yang biasanya diklsifikasikan sebagai biaya tetap : a). Depresiasi b). Pajak Property c). Amortisasi Paten d). Asuransi Property dan Kewajiban 3). Biaya Semivariabel. Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel; jenis biaya ini disebut biaya semivariabel. Misalnya, listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena cahaya tetap diperlukan tanpa mempedulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang digunakan 26 sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi bergantung pada penggunaan peralatan. Berikut ini adalah contoh-contoh lain dari biaya overhead semivariabel : a). Air dan Limbah b). Pajak Penghasilan c). Pemanasan, listrik dan generator d). Asuransi kecelakaan dan kesehatan karena setiap biaya manufaktur dan non-manufaktur biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel untuk tujuan analisis, biaya semivariabel harus dipisahkan menjadi komponen tetap dan komponen variabel. c. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen Lain. Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklaisifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya. Departemen Produksi dan Departemen Jasa. Departemen-departemen dalam suatu pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam dua kategori : departemen produksi dan departemen jasa. Di Departemen Produksi, 27 operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Di Departemen Jasa, jasa yang diberikan untuk keuntungan departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga dinikmati oleh departemen jasa yang lain. Meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari biaya produk. d. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat (benefit) pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi. Membedakan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan adalah penting untuk menandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periodic. e. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi. 28 Ketika suatu pilihan harus dibuat diantara tindakan-tindakan atau alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Biaya Diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan dari banyak alternatif. Biaya diferensial sering kali disebut biaya marginal atau biaya incremental. Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut biaya tertanam (sunk cost). Penggolongan biaya sesuai dengan Objek atau Pusat Biaya yang dibiayai. Penggolongan biaya atas dasar objek atau pusat biaya, biaya dibagi menjadi : a. Biaya langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu. b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung ad alah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau objek biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek pusat biaya. E. Pengertian Biaya Operasi Pengertian Biaya Operasi menurut Nafarin (2005,105); Beban usaha (operating expenses) adalah beban kegiatan pokok perusahaan yang tidak terjadi di pabrik, selain harga pokok penjualan 29 (cost of sales). Beban usaha terdiri dari beban penjualan, beban administrasi dan umum. Ciri-ciri biaya operasional secara umum adalah sebagai berikut : 1. Pengeluaran untuk menjangkau kegiatan sehari-hari 2. Pengeluaran untuk memberikan manfaat untuk tahun yang bersangkutan 3. Pengeluaran untuk mempertahankan mutu dan keandalan suatu aktiva tetap atau instalasi. 4. Menggantikan, memperbaiki, mengubah atau menyempurnakan atau memodifikasi suatu aktiva tetap yang merupakan bagian dari suatu kode perkiraan yang tidak mengubah kapasitas atau masa pakai aktiva tetap yang bersangkutan. Jenis-jenis biaya operasi pada perusahaan jasa antara lain meliputi : 1. biaya penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama. Beban penjualan ada yang bersifat tetap, tetapi ada juga yang bersifat variabel. Beban penjualan variabel, seperti beban komisi penjualan, beban angkutan penjualan, dan beban perlengkapan penjualan. Beban penjualan tetap misalnya beban depresiasi alat penjualan, beban gaji pegawai tetap bagian penjualan, dan lain-lain. 2. Beban Administrasi dan Umum adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian personalia, bagian keuangan, dan bagian umum, seperti beban gaji pemimpin dan staff, beban depresiasi peralatan kantor¸beban perlengkapan kantor, beban pemeliharaan kantor, dan beban umum lainnya. 30 F. Laba 1. Pengertian Laba Pengertian laba adalah perbedaan antara pendapatan total suatu usaha atau penerimaan penjualan dengan jumlah biaya produksi, biaya operasi, dan pajak. Beberapa factor yang menentukkan laba diantaranya adalah kemampuan mengendalikan biaya produksi dan kemampuan manajemen dalam menetapkan suatu harga jual secara konsisten, perusahaan tidak akan mencapai tujuan memperoleh laba operasi dari penjualan yang diharapkan. Pengertian laba usaha menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007,19) : laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih. Di dalam ”Standar Akuntansi Keuangan” PSAK No. 25.1 disebutkan sebagai berikut: Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas. Dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Informasi 31 tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini. (IAI, 2004:25.1). Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laba operasional adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara hasil penjualan bersih dengan biaya usaha dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu dibawah sistem perekonomian yang bebas dan dalam ruang lingkup tujuan-tujuan sosial dari perusahaan, diharapkan pihak manajemen dapat menciptakan laba yang maksimal. Suatu perusahaan dapat mengharapkan mencapai laba yang optimal atas modal yang diinvestasikan selama jangka waktu tertentu. 2. Jenis-jenis Laba Jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan yaitu: 1. Laba Kotor (Gross Profit), adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan, disebut laba kotor karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha. 2. Laba dari operasi, adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. 3. Laba bersih, adalah angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain. Target laba operasi dapat tercapai dengan baik jika kinerja manajemen perusahaannya pun baik. Salah satu cara manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan aktifitas perusahaan adalah melalui anggaran. Oleh karena itu, dalam pencapaian laba operasi perusahaan memerlukan target, 32 agar laba operasi yang dicapai dapat direncanakan untuk segera dapat direalisasikan. Laba dari operasi merupakan penghasilan yang diperoleh dari penjualan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu dikurangi biaya operasional. 33