BAB I

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ANGGARAN
1. Pengertian Anggaran
Didalam pelaksanaan fungsi-fungsinya , terutama fungsi perencanaan dan
pengendalian suatu manajemen memerlukan alat bantu. Demikian halnya juga
dengan perusahaan yang mempunyai masalah yang kompleks. Manajemen
sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap permasalahan yang ada dalam
perusahaan memerlukan alat bantu yaitu berupa anggaran.
Anggaran merupakan suatu pernyataan kuantitatif tentang rencana
tindakan dan alat bantu untuk koordinasi dan implementasi. Banyak sekali
pengertian anggaran yang telah dikemukakan oleh para ahli. Diantaranya :
Pengertian anggaran menurut Nafarin (2007,11):
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang
disusun berdasarkan program yang telah disahkan”
Pengertian anggaran menurut Hansen and Mowen (2006,355) :
“Anggaran yaitu rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut
mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.”
Pengertian Anggaran menurut Menurut Garrison et all (2007:4) :
Anggaran
adalah
rencana
terperinci
tentang perolehan
dan
penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama
suatu periode waktu tertentu.
1
Melihat dari beberapa pengertian anggaran tersebut diatas maka dapat
dapat diambil dari inti-intinya yang bisa dijadikan karakteristik dari anggaran
itu sendiri, yaitu :
a. Rencana, merupakan penentuan awal yang disusun secara sistematis
dari aktifitas yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang.
b. Harus mencakup/meliputi semua kegiatan yang akan dilakukan oleh
semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
c. Harus dinyatakan dalam satuan moneter. Di Indonesia yang berlaku
umum adalah rupiah.
d. Jangka waktu anggaran yang berlaku untuk masa yang akan datang.
e. Anggaran juga diberi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggung jawab
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Maka dapat disimpulkan bahwa anggaran (budget) merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif
dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka panjang waktu
tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan.
Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut
ini :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
b. Data-data waktu yang lalu
2
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.
f. Penelitian untuk perkembangan perusahaan.
Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana
anggaran dengan cara mempertimbangkan, hal-hal berikut ini :
a. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga
tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu
rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang
dibuat terlalu tinggi adalah angan-angan.
b. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlakukan partisipasi top
management (direksi).
c. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana
tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.
d. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat
dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan
dapat segera diantisipasi lebih dini.
2. Jenis-jenis Anggaran
Anggaran menurut Nafarin (2007,31) dapat dikelompokkan dari beberapa
sudut pandangan berikut ini :
a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
1). Anggaran Variabel
3
Anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas
(aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran
yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang
berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit
sampai 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran
fleksibel.
2). Anggaran Tetap
Anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
Misalnya penjualan direncanakan 1000 unit, dengan demikian
anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000 unit.
Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :
1). Anggaran Periodik
Anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya
periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
2). Anggaran Kontinu
Anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang
pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga
anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
c. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :
1). Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis)
4
Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu
tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran
jangka pendek.
2). Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis)
Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari dari satu
tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan
anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital
budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran
modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar
penyusunan anggaran jangka pendek.
d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut
anggaran
induk
(master
budget).
Anggaran
induk
yang
mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka
pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan
dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
1). Anggaran Operasional
Anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba-rugi. Anggaran
operasional antara lain terdiri dari :
b. Anggaran Beban Penjualan
c. Anggaran Beban Administrasi dan Umum
d. Anggaran Laba-Rugi
2). Anggaran Keuangan
5
Anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan,
antara lain terdiri dari :
a. Anggaran Kas
b. Anggaran Piutang
c. Anggaran Persediaan
d. Anggaran Utang
e. Anggaran Neraca
e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :
1). Anggaran Komprehensif
Merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun
secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari
anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara
lengkap.
2). Anggaran Partial
Anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya
menyusun
bagian
anggaran
tertentu
saja.
Misalnya
karena
keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran
operasional.
f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
1). Appropriation Budget
Anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh
digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian
dan pengembangan seperti contoh berikut ini :
6
2). Performance Budget
Anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan
dalam
perusahaan
untuk
menilai
apakah
biaya/beban
yang
dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
g. Menurut metode penentuan harga pokok produk :
Dilihat dari segi metode penentuan harga pokok (penghargapokokan)
produk, anggaran terdiri atas anggaran tradisional dan anggaran
berdasarkan kegiatan.
1).Anggaran
Tradisional
(traditional
budget)
atau
anggaran
konvesional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar
fungsional dan anggaran berdasar sifat.
a). Anggaran berdasar fungsional (functional based budget) adalah
anggaran yang dibuat dengan menggunakan penghargapokokan
penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk
atau anggaran tetap.
b). Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah
anggaran
yang
dibuat
dengan
menggunakan
metode
penghargapokokan variabel (variable costing) dan berfungsi untuk
menyusun anggaran variabel.
2).Anggaran berdasar Kegiatan (activity based budget) adalah
anggaran
yang
dibuat
dengan
menggunakan
metode
penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based costing) dan
berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk.
7
3. Tujuan Penyusunan Anggaran
Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran berdasarkan Nafarin (2007,19)
antara lain :
a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih
sumber dan penggunaan dana.
b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan
digunakan.
c.
Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
d.
Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.
e.
Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
f.
Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan
yang berkaitan dengan keuangan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan anggaran dalam suatu
perusahaan adalah untuk menyediakan dan mengkoordinasikan metode yang
terperinci agar dapat dijalankan sehingga semua sumber daya dapat digunakan
secara maksimal. Anggaran juga dapat bertujuan untuk menghadapi
ketidakpastian yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Salah satu tujuan yang
paling utama dalam penyusunan anggaran diperusahaan antara lain dapat
8
memberikan arah kepada manager tentang tujuan perusahaan serta untuk
mengkomunikasikan kepada semua pihak yang bersangkutan.
4. Manfaat Anggaran
Dalam prakteknya, banyak dijumpai perusahaan yang mampu beroperasi
tanpa suatu anggaran. Akan tetapi, tanpa penyusunan suatu anggaran,
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, serta
kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha.
Manfaat anggaran menurut Hansen and Mowen (2005,355) adalah :
a. Memaksa Manajer untuk melakukan perencanaan.
Anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan masa depan.
Anggaran mendorong para maanjer untuk mengembangkan arah umum
bagi organisasi, mengantisipasi masalah dan mengembangkan kebijakan
untuk masa depan.
b. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
pembuatan keputusan.
Anggaran memperbaiki pembuatan keputusan. Sebagai contoh, jika
seorang pemilik dalam suatu perusahaan telah mengetahui perkiraan
pendapatan dan biaya perlengkapan, biaya lab, utilitas, gaji dan hal
lainnya, dia mungkin telah menurunkan kenaikan gaji, menghindari
peminjaman uang dari perusahaan, dan membatasi pembelian peralatan
yang tidak penting. Keputusan-keputusan yang lebih baik ini, pada
akhirnya bisa mencegah timbulnya masalah dan menghasilkan status
9
keuangan yang lebih baik bagi bisnisnya maupun pemilik perusahaan
tersebut.
c. Menyediakan standar untuk evaluasi kerja.
Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan
berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan. Sebagai
bagian terpenting dari sistem anggaran, pengendalian dicapai dengan
membandingkan, hasil actual dengan hasil anggaran secara periodic.
Perbedaan yang besar antara hasil actual denga yang direncanakan adalah
bentuk umpan balik yang mengungkapkan bahwa sistem tersebut diluar
kendali. Berbagai langkah harusnya diambil untuk mengetahui sebabnya,
dan kemudian memperbaiki situasi.
d. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.
Anggaran secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada tiap
karyawan. Jadi, semua karyawan dapat menyadari perannya dalam
pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Oleh karena anggaran untuk berbagai
area dan aktifitas organisasi, koordinasi dianjurkan. Para manajer dapat
melihat kebutuhan area lain dan didorong untuk menomorduakan
kepentingan pribadinya demi kepentingan organisasi. Peranan komunikasi
dan koordinasi menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya
ukuran organisasinya.
Setiap usaha akan lebih berhasil apabila ditunjang dengan kebijaksanaankebijasanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaan-perencanaan yang
matang.
Begitu
pula
halnya
dengan
10
perusahaan,
perusahaan
yang
berkecenderung memandang kedepan, akan selalu memikirkan apa yang
mungkin dilakukannya dimasa yang akan datang. Sehingga dalam
pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua
rencana yang telah disusun sebelumnya.
5. Fungsi Anggaran
Dari buku Nafarin (2007,28); Sesuai dengan fungsi manajemen yang
terdiri dari fungi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, fungsi anggaran
juga demikian. Hal ini disebabkan anggaran sebagai alat manajemen dalam
melaksanakan fungsinya.
a. Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran
yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas
dalam unit dan uang.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran
merupakan
pedoman
dalam
pelaksanaan
pekerjaan,
sehingga perkerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai
tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi)
setiap bagian kegiatan, seperti : Bagian Pemasaran, Bagian Umum,
Bagian Produksi, dan Bagian Keuangan.
c. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan,
dengan cara :
11
1. Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila
terdapat penyimpangan yang merugikan).
6. Keuntungan Anggaran
Menurut Carter dan Usry (2005:6), mengatakan bahwa :
Perencanaan laba, atau anggaran, memiliki manfaat dan keuntungan
berikut ini :
1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atau
identifikasi dan penyelesaian masalah.
2. Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan
manajemen.
3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi.
4. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide
dan kerja sama dari semua tingkatan manajemen.
5. Anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi
kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individuindividu.”
7. Kelemahan-kelemahan Anggaran
Meskipun begitu banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun
anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi
anggaran yaitu,
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
12
a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan,
kapasitas produksi, dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik
kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru
berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu
manager
dalam
melaksanakan
tugasnya,
bukan
menggantikannya.
d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang
luwes.
8. Syarat-syarat dan Tahap-tahap Penyusunan Anggaran
a. Syarat-syarat Penyusunan Anggaran
Dalam proses penyusunan anggaran, diperlukan syarat-syarat yang
harus dipahami untuk pihak manajemen perusahaan, agar anggaran
dapat disusun dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan
pelaksanaannya. Syarat-syarat dalam penyusunan anggaran tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1). Struktur Organisasi harus tegas dan jelas
Dengan adanya struktur organisasi yang tegas dan jelas, dapat
membantu mengetahui wewenang dan tanggung jawab masingmasing tingkatan manajemen sehingga jika ada penyimpangan yang
dapat dianalisis, maka dapat diketahui dengan jelas siapa yang
13
bertanggung jawab atas penyusunan dan penyimpangan terhadap
anggaran tersebut.
2). Program penyusunan harus mendapat dukungan penuh dari
manajemen puncak dan partisipasi dari setiap tingkatan manajemen.
Manajemen puncak harus dapat memotivasi tingkatan dibawahnya
tentang pentingnya anggaran tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik dan tepat.
3). Anggaran yang dibuat harus bersifat realistis, luwes, kontinyu.
Dalam artian tidak terlalu pesimis, tidak kaku, bias beradaptasi
dengan keadaan yang berubah-ubah serta membutuhkan proses yang
berkesinambungan, bukan untuk hal-hal yang hanya bersifat
sementara dan anggaran juga membutuhkan perhatian yang lebih
intern dari setiap tingkatan manajemen.
4). Harus adanya penilaian secara periodik, maka dapat segera
dilakukan revisi jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari yang
dianggarkan dan penilaian secara periodik tersebut sangat dirasakan
perlu untuk penyesuaian anggaran yang disusun dengan setiap
perubahan yang terjadi dalam setiap proses pelaksanannya,
b. Tahap-tahap dalam Penyusunan Anggaran
Dalam berpedoman pada syarat-syarat yang telah ditetapkan, maka
dapat dilakukan proses penyusunan anggaran secara cepat dan efektif
berdasarkan keempat syarat tersebut. Adapun tahap-tahap dalam
penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
14
1). Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan
Petunjuk pelaksananaan penyusunan anggaran disiapkan oleh staf
anggaran yang kemudian disetujui oleh manajemen puncak.
Pedoman atau petunjuk pelaksanaan penyusunan anggaran ini
merupakan Stategic planning.
2). Menyusun Anggaran Awal
Anggaran
awal
disiapkan
oleh
manajemen
pusat
pertanggungjawaban bersama-sama dengan stafnya. Anggaran ini
disusun berdasarkan petunjuk pelaksanaan anggaran.
3). Negosiasi
Negosiasi dilakukan antara manajemen puncak dengan tingkatan
manajemen dibawahnya yang akan melaksanakan anggaran tersebut.
4). Review (Pengkajian Ulang)
Review dilakukan oleh bagian control atau pihak manajemen yang
ditunjuk dan persetujuan dilakukan oleh manajemen puncak.
5). Revisi Anggaran
Revisi adalah tindakan perbaikan yang berkaitan dengan review yang
dapat berupa : perubahan periodik atau secara berkala dan bisa dalam
situasi khusus yang secara insidential membutuhkan perhatian dan
perubahan.
Setelah seluruh tahap-tahap tersebut selesai dilaksanakan, maka anggaran
yang telah disetujui tersebut dapat segera dilaksanakan. Dalam
pelaksanaan anggaran, perlu diadakan pengendalian anggaran yang
15
dilakukan dengan membuat laporan secara berkala dan dilakukan evaluasi
atas pelaksanaan anggaran sehingga dapat dilakukan revisi atas deviasideviasi yang terjadi sedini mungkin.
9. Proses Penyusunan Anggaran
a. Top Down Approach
Merupakan proses penyusunan anggaran dari manager puncak sebagai
pemegang kepentingan pertama dan kemudian mendistribusikan
rencana anggaran tersebut kepada tingkat manager dibawahnya yang
bertindak pelaksana anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen
puncak.
Keuntungan pendekatan ini adalah anggaran dapat disusun dalam
waktu yang relative singkat. Namun anggaran ini tidak dapat berjalan
efektif dan berdaya guna. Anggaran ini tidak bersifat representative
karena tidak ada campur tangan dari tingkat manajemen operasional
dalam penyusunan anggaran sehingga kurang adanya personal
commitmen yang kuat.
b. Bottom Up Approach
Merupakan proses penyusunan anggaran dari masing-masing
kepala divisi yang membuat perencanaan anggaran dan kemudian
rencana anggaran yang telah disusun tersebut diberikan kepada
manajemen puncak sebagai penanggung jawab terakhir. Anggaran
dengan cara ini mengutamakan partisipasi dari manajemen tingkat
bawah dalam menentukkan target-target yang hendak dicapai sehingga
16
anggaran lebih akurat dalam mengestimasi biaya-biaya yang akan
dianggarkan dan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing divisi.
Rancangan anggaran tersebut akan mendukung yang baik dari setiap
divisi perusahaan. Dengan cara penyusunan ini, komitmen untuk
keberhasilan anggaran ini lebih besar. Namun apabila tidak dikontrol
dengan ketat maka penetapan sasaran dan target anggaran ini dapat
seenaknya ditetapkan oleh manajemen operasional sehingga berbeda
jauh sari harapan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu
penyusunan anggaran secara bottom up juga memakan waktu dan
koordinasi yang cermat.
10. Penganggaran Perusahaan
Dalam Nafarin (2007,14); Anggaran merupakan hasil penyusunan
anggaran,
sedangkan
penganggaran
adalah
proses
penganggaran.
Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses penyusunan
anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
memperoleh laba.
Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis
daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan
koordinasi, dan pengawasan.
Perusahaan berbeda dengan badan usaha. Badan usaha berkaitan
dengan organisasi yang kegiatannya bertujuan mencari laba, sedangkan
perusahaan berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh badan usaha
tersebut.
17
Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yakni :
a. Bahwa business budget harus bersifat formal, artinya bahwa business
budget disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk
tertulis.
b. Bahwa business budget harus bersifat sistematis, artinya bahwa
business budget disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu
logika.
c. Bahwa setiap saat manager dihadapkan pada suatu tanggung jawab
untuk mengambil keputusan. Sehingga business budget merupakan
suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasar beberapa asumsi
tertentu.
d. Bahwa keputusan yang diambil oleh manager tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi manager dari segi perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan.
11. Akuntansi Perusahaan Jasa
Yang dimaksud dengan perusahaan jasa ialah perusahaan yang dalam
usahanya, menjual/memberi jasa (barang tidak berwujud) kepada
konsumen/langganannya.
Oleh sebab itu nama pendapatan dalam perusahaan jasa secara umum
dapat disebut : Pendapatan Jasa, atau diberi nama sesuai dengan jenis jasa
yang dijual.
B. Pengertian Perencanaan
Pengertian perencanaan menurut Nafarin (2007,4) :
18
Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran dan kegiatan yang akan dilakukan pada
waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan berarti menentukkan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat
dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaa merupakan upaya
tindakan berhati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan
dapat berhasil dengan baik. Perencanaan dimaksudkan untuk memberi
petunjuk kepada manajemen dalam mengambil keputusan yang bersifat
operasional. Perencanaan dibedakan menjadi perencanaan strategis dan taktis.
Perencanaan strategis sering diartikan sebagai perencanaan jangka panjang
(lebih dari satu tahun) dan biasanya menyangkut kegiatan secara umum
dengan menitik-beratkan pada tujuan (objectives). Perencanaan taktis
merupakan perencanaan jangka pendek yang menyangkut kegiatan secara
terinci dan menitik-beratkan pada cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Proses perencanaan dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1. Mengadakan evaluasi terhadap variabel-variabel eksternal dan internal
agar dapat menetapkan tujuan yang realistis. Termasuk dalam variabel
ekstern adalah kondisi lingkungan, maupun prospek perekonomian yang
akan terjadi pada masa yang akan datang. Termasuk dalam variabel
internal adalah kondisi yang dimiliki perusahaan itu sendiri.
2. Menetapkan tujuan umum perusahaan (enterprise objectives). Tujuan ini
bersifat umum dan berjangka panjang. Contoh : tujuan yang menyangkut
hal-hal ekonomi, konsumsi, pemilik modal.
19
3. Menjabarkan tujuan umum tersebut ke dalam sasaran khusus (specific
goals).
4. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan
5. Menetapkan financial plan atau profit plan, sebagai penjabaran
operasional dari tujuan dan strategi tersebut. Penetapan ini merupakan
perencanaan yang bersifat operasional dan dinyatakan dalam kuantitatif.
Profit plan dapat dibedakan menjadi strategic profit plan dan tactical
profit plan. Strategic profit plan merupakan perencanaan laba yang
dinyatakan secara umum, untuk jangka panjang (5tahun atau lebih),
sedangkan tactical profit plan dinyatakan secara terinci, untuk jangka
pendek (1tahun).
C. Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan rencana yang mengidentifikasi sumber
daya tahan yang dibutuhkan dan bagaimana sumber daya tersebut akan
diperoleh untuk aktivitas dari hari ke hari, seperti penjualan dan pelayanan,
produksi, pembelian, pemasaran, riset dan pengembangan.
Selanjutnya akan diuraikan lebih lanjut mengenai beberapa macam
anggaran, yang merupakan bagian dari anggaran operasional.
1. Anggaran Beban Penjualan, meliputi : beban komisi penjualan, beban
promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang, beban turun harga,
tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual. Beban penghapusan
piutang usaha dan beban turun harga yang termasuk beban penjualan,
karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah diduga. Penghapusan
20
piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga (insidential)
tidak termasuk beban penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa
(insidential).
Beban
penjualan
merupakan
beban
(biaya)
yang
dikelompokkan menurut fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualaan
merupakan tanggung jawab fungsi manager penjualan atau yang lebih luas
lagi. Tanggung jawab fungsi manajer pemasaran. Beban penjualan
berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual. Oleh karena itu,
bila barang yang dijual tidak meningkat, sedangkan beban penjualan
meningkat
maka
manajer
harus
bertanggung
jawab
mengenai
permasalahan tersebut.
2. Anggaran beban administrasi dan umum, merupakan salah satu unsur beban
usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi
dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban
usaha dikurang biaya penjualan. Beban administrasi dan umum adalah
beban selain beban penjualan, selain harga pokok barang terjual, selain
beban non usaha . kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada
dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan kegiatan penjualan.
Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban depresiasi
bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk
menentukkan beban depresiasi ada beberapa metode yang dapat
digunakan, antara lain : metode beban tetap, metode beban berkurang,
metode beban bertambah, dan beban variabel. Anggaran beban
administrasi dan umum adalah salah satu unsur anggaran operasional.
21
Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum diperlukan dalam
menyusun anggaran laba-rugi.
3. Anggaran laba-rugi, merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional
memerlukan
anggaran
keuangan,
sebaliknya
anggaran
keuangan
memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun
anggaran laba-rugi (anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan
(anggaran keuangan), seperti anggaran sediaan bahan baku untuk
menyusun anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan produk jadi dan
sediaan produk dalam proses diperlukan untuk menyusun anggaran labarugi. Di sisi lain untuk menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca),
seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba ditahan) diperlukan
anggaran laba-rugi, karena laba-rugi mempengaruhi besar kecilnya modal
sendiri (anggaran keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan
laba menambah modal sendiri.
D. Biaya
1. Pengertian Biaya
Pengertian biaya menurut Hansen and Mowen (2005,6):
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
saat ini atau dimasa datang bagi organisasi.
Pengertian biaya menurut Menurut Atkinson et al (2007:89) :
nilai moneter dari barang dan jasa yang dikeluarkan untuk
mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang maupun di masa
22
mendatang. Biaya dapat juga digunakan untuk membuat suatu
produk, sehingga dapat dijual dan menghasilkan keuntungan kas.
Dan dalam Ikatan Akuntansi Indonesia (2007,13) paragraph 70 :
beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya asset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Menurut Horngren, dkk (2005,34) menyatakan bahwa :
“Biaya adalah suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau
dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sedangkan menurut Warren (2005,63) “beban dapat diartikan sebagai
aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan”
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu.
2. Klasifikasi biaya
Dalam buku Akuntansi Biaya oleh Mulyadi (2005,8) Klasifikasi biaya
sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya.
Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan
antara biaya dengan berikut ini :
a. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk
dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua
elemen : biaya manufaktur dan biaya komersial.
23
1). Biaya Manufaktur. Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi
atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga
elemen biaya; bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
keduanya disebut biaya utama (primer cost). Tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk
bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam
perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah
kayu yang digunakan untuk mebel dan minyak mentah yang digunakan
untuk membuat bensin.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan
konversi bahan baku langsung menjadi bahan jadi dan dapat
dibebankan secara layak ke produk tertentu.
Overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, beban
manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur
yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead
pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.
2). Beban Komersial. Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi besar
: beban pemasaran dan beban administrative (juga disebut beban
umum dan administratif).
Beban pemasaran mulai dari titik dimana biaya manufaktur
berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada
24
dalam kondisi siap dijual. Beban pemasaran termasuk beban
promosi, beban penjualan dan pengiriman.
Beban
administratif
termasuk
beban
yang
terjadi
dalam
mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Tidak semua beban
tersebut dialokasikan sebagai beban administratif. Gaji dari wakil
presiden direktur yang bertanggung jawab atas proses manufaktur
dapat dianggap sebagai biaya manufaktur, dan gaji wakil presiden
direktur yang bertanggung jawab atas pemasaran dapat dianggap
sebagai biaya pemasaran.
b. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi.
Beberapa biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam
volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif
konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap
output harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin
sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya.
1).Biaya Variabel. Jumlah total biaya variabel berubah secara
proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang
relevan (relevan range). Dengan kata lain, biaya variabel
menunjukkan jumlah per unit yang relative konstan dengan
berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel
biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Berikut ini adalah biaya overhead yang diklasifikasikan
sebagai biaya variabel :
25
a). Perlengkapan
b). Bahan Bakar
c). Peralatan Kecil
d). Kerusakan, sisa dan beban reklamasi
e). Biaya Penerimaan
f.) Royalti
g). Biaya Komunikasi
h). Upah Lembur
2). Biaya Tetap. Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang
yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil
seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
Berikut adalah biaya overhead pabrik yang biasanya diklsifikasikan
sebagai biaya tetap :
a). Depresiasi
b). Pajak Property
c). Amortisasi Paten
d). Asuransi Property dan Kewajiban
3). Biaya Semivariabel. Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya
tetap dan biaya variabel; jenis biaya ini disebut biaya semivariabel.
Misalnya, listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung
menjadi biaya tetap karena cahaya tetap diperlukan tanpa
mempedulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang digunakan
26
sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi
bergantung pada penggunaan peralatan.
Berikut ini adalah contoh-contoh lain dari biaya overhead
semivariabel :
a). Air dan Limbah
b). Pajak Penghasilan
c). Pemanasan, listrik dan generator
d). Asuransi kecelakaan dan kesehatan
karena setiap biaya manufaktur dan non-manufaktur biasanya
diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel untuk tujuan
analisis, biaya semivariabel harus dipisahkan menjadi komponen tetap dan
komponen variabel.
c. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen
Lain.
Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki
berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit
kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk
mengklaisifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan
tanggung jawab untuk pengendalian biaya.
Departemen Produksi dan Departemen Jasa. Departemen-departemen
dalam suatu pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam dua kategori :
departemen produksi dan departemen jasa. Di Departemen Produksi,
27
operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan
dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk.
Di Departemen Jasa, jasa yang diberikan untuk keuntungan
departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga dinikmati oleh
departemen jasa yang lain. Meskipun departemen jasa tidak secara
langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan
bagian dari biaya produk.
d. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital
expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah pengeluaran yang
akan memberikan manfaat (benefit) pada periode akuntansi atau
pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi
yang akan datang.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah pengeluaran
yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana
pengeluaran terjadi.
Membedakan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan
adalah penting untuk menandingkan biaya dengan pendapatan dan
mengukur laba periodic.
e. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau
Evaluasi.
28
Ketika suatu pilihan harus dibuat diantara tindakan-tindakan atau
alternatif-alternatif
yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk
mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan
penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut.
Biaya Diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk
suatu pilihan dari banyak alternatif. Biaya diferensial sering kali disebut
biaya marginal atau biaya incremental.
Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap
pengambilan keputusan disebut biaya tertanam (sunk cost).
Penggolongan biaya sesuai dengan Objek atau Pusat Biaya yang dibiayai.
Penggolongan biaya atas dasar objek atau pusat biaya, biaya dibagi
menjadi :
a. Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung ad alah biaya yang terjadinya atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau objek biaya tertentu, atau
biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek pusat biaya.
E. Pengertian Biaya Operasi
Pengertian Biaya Operasi menurut Nafarin (2005,105);
Beban usaha (operating expenses) adalah beban kegiatan pokok
perusahaan yang tidak terjadi di pabrik, selain harga pokok penjualan
29
(cost of sales). Beban usaha terdiri dari beban penjualan, beban
administrasi dan umum.
Ciri-ciri biaya operasional secara umum adalah sebagai berikut :
1. Pengeluaran untuk menjangkau kegiatan sehari-hari
2. Pengeluaran untuk memberikan manfaat untuk tahun yang bersangkutan
3. Pengeluaran untuk mempertahankan mutu dan keandalan suatu aktiva
tetap atau instalasi.
4. Menggantikan, memperbaiki, mengubah atau menyempurnakan atau
memodifikasi suatu aktiva tetap yang merupakan bagian dari suatu kode
perkiraan yang tidak mengubah kapasitas atau masa pakai aktiva tetap
yang bersangkutan.
Jenis-jenis biaya operasi pada perusahaan jasa antara lain meliputi :
1. biaya penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan
produk utama. Beban penjualan ada yang bersifat tetap, tetapi ada juga yang
bersifat variabel. Beban penjualan variabel, seperti beban komisi penjualan,
beban angkutan penjualan, dan beban perlengkapan penjualan. Beban
penjualan tetap misalnya beban depresiasi alat penjualan, beban gaji
pegawai tetap bagian penjualan, dan lain-lain.
2. Beban Administrasi dan Umum adalah beban yang umumnya terjadi pada
bagian personalia, bagian keuangan, dan bagian umum, seperti beban gaji
pemimpin dan staff, beban depresiasi peralatan kantor¸beban perlengkapan
kantor, beban pemeliharaan kantor, dan beban umum lainnya.
30
F. Laba
1. Pengertian Laba
Pengertian laba adalah perbedaan antara pendapatan total suatu usaha atau
penerimaan penjualan dengan jumlah biaya produksi, biaya operasi, dan pajak.
Beberapa factor yang menentukkan laba diantaranya adalah kemampuan
mengendalikan
biaya
produksi
dan
kemampuan
manajemen
dalam
menetapkan suatu harga jual secara konsisten, perusahaan tidak akan
mencapai tujuan memperoleh laba operasi dari penjualan yang diharapkan.
Pengertian laba usaha menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007,19) :
laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban
dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan,
maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.
Di dalam ”Standar Akuntansi Keuangan” PSAK No. 25.1 disebutkan
sebagai berikut:
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan
kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.
Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas.
Dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi
yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang.
Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva
yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Informasi
31
tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini.
(IAI, 2004:25.1).
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laba operasional
adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara hasil penjualan bersih
dengan biaya usaha dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu dibawah
sistem perekonomian yang bebas dan dalam ruang lingkup tujuan-tujuan
sosial dari perusahaan, diharapkan pihak manajemen dapat menciptakan laba
yang maksimal. Suatu perusahaan dapat mengharapkan mencapai laba yang
optimal atas modal yang diinvestasikan selama jangka waktu tertentu.
2. Jenis-jenis Laba
Jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan yaitu:
1. Laba Kotor (Gross Profit), adalah selisih antara penjualan bersih
dengan harga pokok penjualan, disebut laba kotor karena jumlah ini
masih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha.
2. Laba dari operasi, adalah selisih antara laba kotor dengan total beban
operasi.
3. Laba bersih, adalah angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana
untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain
dikurangi dengan beban lain-lain.
Target laba operasi dapat tercapai dengan baik jika kinerja manajemen
perusahaannya pun baik. Salah satu cara manajemen dalam merencanakan
dan mengendalikan aktifitas perusahaan adalah melalui anggaran. Oleh
karena itu, dalam pencapaian laba operasi perusahaan memerlukan target,
32
agar laba operasi yang dicapai dapat direncanakan untuk segera dapat
direalisasikan.
Laba dari operasi merupakan penghasilan yang diperoleh dari
penjualan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu dikurangi
biaya operasional.
33
Download