BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
Jaringan komputer merupakan sebuah sistem yang menggabungkan
komputer, software, dan perangkat jaringan lainnya, sehingga dapat saling
berkomunikasi (Tanenbaum, 2003, p2).
2.1.1
Model Referensi OSI
Model OSI dibuat oleh ISO untuk memfasilitasi interkoneksi
terbuka antar sistem komputer. Interkoneksi terbuka dapat mendukung
sistem-sistem dari vendor yang berbeda. Model ini menjadi standar
secara global untuk mendefinisikan layer fungsional yang mendukung
koneksi antar computer (Norton, 1999, p10).
Gambar 2.1 OSI Layer
7
8
Model OSI dibagi menjadi 7 layer, antara lain :
a. Layer 1 : Physical Layer
Layer ini berfungsi untuk mengatur proses data menjadi bit dan
mentransfernya melalui beberapa media, seperti kabel dan menjaga
koneksi fisik antar sistem.
b. Layer 2 : Data Link Layer
Layer ini berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain
itu, pada layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, dan
pengalamatan hardware (MAC Address).
c. Layer 3 : Network Layer
Layer ini berfungsi untuk menentukan alamat jaringan, menentukan
rute yang harus diambil saat perjalanan, dan menjaga antrian trafik di
jaringan.
d. Layer 4 : Transport Layer
Layer ini berfungsi membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi
logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan
error (error handling).
e. Layer 5 : Session Layer
Layer ini berfungsi untuk mengatur aliran data saat komunikasi antara
2 sistem komputer. Selain itu, layer ini menjamin bahwa satu request
selesai terlebih dahulu sebelum request yang baru diterima.
9
f. Layer 6 : Presentation Layer
Layer ini berfungsi untuk menentukan bagaimana data dikonversi dan
diformat untuk transfer data. Selain itu, layer ini menyediakan
fasilitas enkripsi dan dekripsi data.
g. Layer 7 : Application Layer
Layer ini berfungsi menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Selain
itu, layer ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara
program komputer, seperti program e-mail dan service lain, seperti
server printer atau aplikasi komputer lainnya.
2.1.2
Model Referensi TCP/IP
Berbeda dengan model referensi OSI, model TCP/IP lebih
berfokus pada pengiriman interkoneksi daripada berpatokan pada aturan
fungsional layer. Model TCP/IP mementingkan penyusunan fungsi secara
hirarki, tetapi memperbolehkan designer untuk merancang secara
fleksibel. Pada akhirnya, model OSI lebih baik dalam menjelaskan
kinerja komunikasi antar komputer. Namun, TCP/IP lebih fleksibel dalam
perancangan,
sehingga
menjadi
masyarakat luas (Lukas, 2006, p21).
Internet
Protocol
yang
dipakai
10
Gambar 2.2 Perbedaan TCP/IP Model dan OSI Model
Model TCP/IP terdiri dari 4 layer, antara lain :
a. Layer 1 : Network Access Layer
Layer ini mengijinkan sebuah paket IP untuk membuat physical link
ke dalam network media. Network Access Layer menjelaskan
langkah-langkah yang digunakan oleh perangkat jaringan dan
pengaksesan media transmisi. Selain itu, layer ini juga memetakan IP
address ke alamat physical address dan mengenkapsulasi paket IP ke
dalam frame.
b. Layer 2 : Internet Layer
Layer ini merupakan layer kedua dari empat layer TCP/IP. Internet
Layer memaketkan data ke dalam paket data yang dikenal dengan
nama IP Datagram yang terdiri dari informasi alamat sumber dan
alamat tujuan (alamat logikal atau IP address), yang digunakan untuk
11
meneruskan datagram antara host dan jaringan yang lain. Jadi, layer
ini bertanggung jawab untuk routing IP Datagram.
c. Layer 3 : Transport Layer
Layer ini memperbolehkan devices di source dan destination untuk
menciptakan sebuah komunikasi. Transport layer mendefinisikan
tingkatan layanan dan status koneksi yang digunakan saat transmisi
data.
d. Layer 4 : Application Layer
Layer ini menangani high-level protocol, representasi, encoding, dan
dialog control. Application layer mendefinisikan protokol aplikasi
TCP/IP dan bagaimana host programs interface berinteraksi dengan
transport layer service untuk menggunakan jaringan.
2.1.3
Klasifikasi Jaringan Komputer
1. Berdasarkan Geografis
a. Local Area Network (LAN)
Jaringan area lokal atau Local Area Network merupakan jaringan
komputer yang hanya mencakup wilayah kecil, seperti kampus,
kantor, sekolah, laboratorium, dll. Kebanyakan LAN ini berbasis
IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch yang
mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbit/s.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Jaringan wilayah metropolitan atau Metropolitan Area Network
adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data
12
berkecepatan tinggi yang menghubungkan berbagai lokasi seperti
kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. MAN adalah
gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10
hingga 50 km. MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk
membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara
pabrik / instansi dan kantor pusat yang berada dalam
jangkauannya.
c. Wide Area Network (WAN)
Jaringan area luas atau Wide Area Network merupakan jaringan
komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu
jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau
dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang
membutuhkan router dan saluran komunikasi publik. WAN
digunakan untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu
dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau
komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan
pengguna dan komputer di lokasi yang lain.
2. Berdasarkan Media Transmisi
a. Jaringan Berkabel (Wired Network)
Pada tipe jaringan ini untuk menghubungkan satu komputer
dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel
jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi
dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan. Adapun jenis
13
kabel yang sering digunakan yaitu UTP, Fiber Optic, Coaxial,
Serial, dan sebagainya.
b. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)
Jaringan nirkabel adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan
udara
sebagai
media
tranmisinya
untuk
menghantarkan
gelombang elektromagnetik, seperti gelombang radio atau
gelombang mikro.
3. Berdasarkan Fungsi
a. Jaringan Client-Server
Jaringan client-server pada dasarnya terdiri dari komputer server
dan komputer client. Semua permintaan layanan dari komputer
client harus melewati komputer server. Komputer server ini yang
kemudian akan mengatur semua permintaan dari komputer client.
b. Jaringan Peer-to-Peer
Jaringan P2P (peer-to-peer) adalah sebuah jaringan yang
memungkinkan semua komputer dalam lingkungannya bertindak /
berstatus sebagai server yang memiliki kemampuan untuk
mendistribusikan sekaligus menerima berkas-berkas atau sumber
daya (resource) yang ada dalam komputer mereka ke komputer
lainnya. Jaringan bertipe ini sangat banyak dijumpai di kantorkantor yang tidak membutuhkan sebuah sentral pengaturan
layaknya jaringan client-server.
14
2.1.4
Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan adalah suatu cara untuk menghubungkan satu
komputer dengan komputer yang lain, sehingga membentuk suatu
jaringan terhubung (Norton, 1999, p139). Topologi jaringan yang biasa
digunakan pada jaringan komputer adalah sebagai berikut.
a. Topologi Bus
Dalam topologi bus, semua devices berupa komputer, repeater,
bridge dan lain-lain harus terhubung dengan sebuah media transmisi
yang dianggap sebagai terminal. Terminal tersebut berfungsi untuk
mengforward paket – paket dari satu device ke device yang lain.
Jadi, bila sebuah device akan mengforward sebuah paket harus
melewati beberapa terminal terlebih dahulu sebelum sampai ke
tujuan.
Gambar 2.3 Topologi Bus
b. Topologi Ring
Pada topologi ring, setiap komputer terhubung ke komputer
selanjutnya, dengan komputer terakhir terhubung ke komputer yang
15
pertama. Jadi, terbentuk siklus perputaran data. Bila satu device akan
mengirim data ke device yang lain, maka data akan dikirim sesuai
urutan siklus perputaran. Topologi ring digunakan dalam jaringan
yang membutuhkan performance tinggi. Tetapi sayangnya, jika akan
dilakukan penambahan atau pengurangan komputer dalam jaringan
maka akan mengganggu keseluruhan jaringan.
Gambar 2.4 Topologi Ring
c. Topologi Star
Dalam topologi star, semua kabel dihubungkan dari komputerkomputer ke lokasi pusat (central location). Topologi star
digunakan dalam jaringan yang padat, ketika endpoint dapat dicapai
langsung dari lokasi pusat, kebutuhan untuk perluasan jaringan, dan
membutuhkan kehandalan yang tinggi. Topologi ini merupakan
susunan yang menggunakan lebih banyak kabel daripada bus dimana
semua komputer dan perangkat terhubung ke central point. Jadi bila
16
ada salah satu komputer atau perangkat yang mengalami kerusakan
maka tidak akan mempengaruhi yang lainnya (jaringan).
Gambar 2.5 Topologi Star
d. Topologi Mesh
Dalam topologi mesh, setiap device yang ada didalam jaringan
saling terhubung satu sama lain. Keuntungan menggunakan
teknologi mesh adalah memiliki fault tolerance yang tinggi dan
terjaminnya
channel
komunikasi.
Namun,
jaringan
yang
menggunakan topologi mesh akan mengalami kesulitan dalam
instalasi jika peralatan yang terhubung jumlahnya bertambah
banyak, karena jumlah hubungan yang disambungkan semakin
banyak jumlahnya.
17
Gambar 2.6 Topologi Mesh
e. Topologi Tree
Topologi ini seperti membentuk sebuah pohon dengan cabang.
Topologi tree terdiri atas central node dan node yang saling
berhubungan secara bertingkat. Central node sebagai host komputer
merupakan tingkat tertinggi (top hierarchical) yang berfungsi untuk
mengkoordinasi node pada tingkat dibawahnya.
Gambar 2.7 Topologi Tree
18
2.1.5
Perangkat Jaringan
a. Switch
Gambar 2.8 Switch
Switch adalah perangkat jaringan yang menghubungkan
perangkat-perangkat yang berada di dalam satu jaringan. Switch
jaringan digunakan sebagai penghubung komputer, switch, router
dalam area yang terbatas, switch bekerja pada layer 2 (Datalink
layer). Selain bekerja di layer 2, switch juga dapat bekerja di layer 3
(Network layer), disebut layer-3 switch.
b. Router
Gambar 2.9 Router
Router adalah sebuah perangkat jaringan yang mengirimkan
paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya,
19
melalui proses yang disebut routing. Routing ada 2 jenis, yaitu static
routing dan dynamic routing. Proses routing terjadi pada layer 3
(network layer). Router berfungsi sebagai penghubung antar jaringan
untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lain.
2.1.6
Jenis Pengalamatan IP
Alamat IP adalah deretan angka biner yang dipakai sebagai alamat
identifikasi untuk tiap komputer atau host dalam jaringan internet.
Panjang dari alamat IP adalah 32 bit untuk IPv4 dan 128 bit untuk IPv6
yang menunjukan alamat dari komputer tersebut pada jaringan internet
berbasis TCP/IP (Tanenbaum, 2003, p436).
Ada dua jenis IP yang digunakan dalam pengalamatan yaitu:
a. Public IP
Public IP address adalah alamat IP yang digunakan untuk
berkomunikasi antar komputer yang tersambung secara langsung
dalam jaringan internet. Jenis IP address ini banyak digunakan oleh
ISP (Internet Service Provider) dan lembaga-lembaga dunia yang
mengatur lalu lintas data di internet.
Range alamat yang dimiliki oleh public IP address adalah
semua alamat IP selain yang berada di dalam range private IP
address dan IP loopback.
Namun, public IP address memiliki kelemahan yaitu satu
public IP address hanya dapat digunakan oleh satu host saja. Hal ini
menyebabkan kekurangan IP address di dunia ini. Untuk mengatasi
20
masalah ini maka digunakan private IP address dengan NAT
(Network Address Translation).
b. Private IP
Private IP address adalah alamat-alamat IP yang tidak
didelegasikan secara global, artinya IP address tersebut tidak dapat
dikirimkan ke jaringan internet, sehingga alamat IP ini tidak bisa
berkomunikasi langsung dengan komputer lain dalam jaringan
internet. Jika ingin mengakses jaringan internet dibutuhkan sebuah
fungsi NAT (Network Address Translation) dan satu public IP
address.
Private IP biasanya digunakan oleh sebuah komunitas atau
organisasi baik itu rumah ataupun sebuah perusahaan untuk
berkomunikasi antar komputer yang satu dengan komputer lainnya
dalam jaringan internal.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
VPN (Virtual Private Network)
VPN adalah sebuah jaringan private yang dibuat di jaringan
publik dengan menggunakan internet sebagai media komunikasinya.VPN
dapat mengirim data antar dua komputer yang melewati jaringan publik,
sehingga seolah-olah terhubung secara point-to-point. Data dienkapsulasi
dengan header yang berisi informasi routing untuk mendapatkan koneksi
point-to-point, sehingga data dapat melewati jaringan publik dan dapat
mencapai tujuan akhir (Natalia & Victor, 2006, p898).
21
Berdasarkan pengertian umumnya VPN didefinisikan sebagai
teknologi jaringan yang digunakan untuk menggabungkan beberapa LAN
yang lokasinya berbeda-beda dan berjauhan untuk menjadi sebuah LAN
virtual. Disebut virtual karena sebenarnya jaringan tersebut tidak ada
secara fisik, hanya berupa jaringan logical.
Gambar 2.10 Virtual Private Network
Untuk mendapatkan koneksi yang bersifat private, data yang
dikirimkan
harus
dienkripsi
terlebih
dahulu
untuk
menjaga
kerahasiaannya, sehingga paket yang tertangkap ketika melewati jaringan
publik tidak terbaca. Proses enkapsulasi data disebut tunneling.
Berdasarkan tipe koneksinya, VPN dibagi menjadi 2 jenis sebagai
berikut.
a. Remote Access VPN
Remote Access VPN biasa disebut virtual private dial-up
network (VPDN). Remote Access VPN memungkinkan seorang user
untuk terhubung dengan sebuah jaringan internal meskipun user
tersebut tidak berada di lokasi jaringan internal. Hal ini dikarenakan
22
VPN dapat diakses dari jarak jauh selama user tersebut memiliki
akses internet.
Gambar 2.11 Remote Access VPN
b. Site-to-Site VPN
Site-to-Site VPN adalah jenis VPN yang menghubungkan dua
tempat atau lebih yang letaknya berjauhan, contohnya seperti kantor
pusat dengan kantor-kantor cabangnya.
Site-to-Site VPN dibagi menjadi dua, yaitu:
• Intranet VPN
Intranet VPN digunakan untuk menghubungkan antara
sebuah tempat dengan tempat yang lainnya yang masih memiliki
hubungan internal, contohnya seperti kantor pusat dengan kantorkantor cabangnya.
23
• Ekstranet VPN
Ekstranet VPN digunakan untuk menghubungkan antara
sebuah tempat dengan tempat yang lainnya yang tidak memiliki
hubungan internal, contohnya seperti kantor pusat dengan kantor
mitra kerjanya.
2.2.2
Tunneling Protocol
Tunneling merupakan enkapsulasi paket ke dalam bentuk frames,
seperti memasukkan satu amplop ke amplop lain. Tunneling memegang
peranan penting dalam penggunaan VPN. Namun, tunneling bukan
merupakan VPN, melainkan salah satu bentuk enkapsulasi VPN (Norton,
1999, p361).
VPN tunneling memiliki beberapa protokol, yaitu sebagai berikut :
a. IPSec (IP Security)
IPSec merupakan salah satu solusi keamanan jaringan berupa
protokol keamanan yang berada di network layer untuk pengiriman
paket IP. Dua protokol utama IPSec adalah AH dan ESP. Pemilihan
salah
satu
protokol
tersebut
mempengaruhi
cara
kerja
pengamanannya.
•
AH (Authentication Header)
AH merupakan protokol yang sesuai digunakan ketika
kerahasiaan data tidak begitu diperlukan. AH tidak melakukan
enkripsi pada paket data yang dikirim, AH hanya melakukan
authentication dengan mengecek dan memastikan data berasal
24
dari sumber yang diinginkan dan memverifikasi paket data
tersebut tidak berubah selama transmisi berlangsung.
AH memberikan keaslian data dengan menerapkan fungsi
hash satu arah pada paket, untuk kemudian membentuk sebuah
hash dengan menggunakan shared secret key. Hash kemudian
ditransmisikan beserta data ke penerima, penerima kemudian
melakukan hash kembali pada data yang dikirim dengan
menggunakan shared secret key dan membandingkan hasil hash
data yang diterima dengan hash yang dikirimkan. Dengan
menggunakan shared secret key antar kedua belah pihak berarti
keaslian data terjamin.
•
ESP (Encapsulating Security Payload)
ESP
merupakan
protokol
yang
menyediakan
confidentiality dan authentication. Protokol ESP menyediakan
kerahasiaan dengan melakukan enkripsi pada paket IP, sehingga
muatan dan identitas data dari sumber dan tujuan utama teracak.
Algoritma enkripsi yang biasa digunakan adalah 56-bit DES.
Selain enkripsi, ESP juga menyediakan proses otentikasi dari
paket IP dan header ESP dengan menggunakan algoritma hash
HMAC-MD5
atau
HMAC-SHA1.
ESP
mendukung
pengoperasian dalam mode encryption-only dan authentication
only.
25
IPSec memiliki keunggulan antara lain :
•
IPSec bekerja di layer 3 sehingga tidak mempengaruhi layerlayer jaringan di atasnya.
•
IPSec menyediakan keamanan lalu lintas data secara realtime.
•
Menyediakan keamanan per koneksi dan menyediakan kontrol
keamanan secara menyeluruh.
•
Menyediakan keamanan data meliputi otentikasi, kerahasiaan,
dan integritas data.
b. PPTP (Point-to-Point Tunneling Protocol)
PPTP digunakan untuk memfasilitasi pemindahan data secara
aman dari klien ke server melalui infrastruktur akses internet sebagai
media transport. Protokol ini bekerja dengan menggunakan dial-up
connection. PPTP merupakan protokol enkapsulasi standar pada
sistem operasi Microsoft Windows.
c. L2TP (Layer-2 Tunneling Protocol)
Merupakan kombinasi dari dua protokol yaitu L2F(Layer-2
Forwarding) yang berbasis Cisco dan PPTP yang berbasis Microsoft
Windows. Seperti PPTP, L2TP juga mendukung protokol non-IP.
L2TP memungkinkan untuk mengenkapsulasi PPP frame dan
mengantarkan ke jaringan publik. L2TP lebih banyak digunakan pada
VPN non internet, seperti frame relay, ATM, dsb.
26
d. GRE (Generic Routing Encapsulation)
GRE adalah protokol tunneling yang dibuat oleh Cisco yang
dapat mengenkapsulasi berbagai macam network layer protocol ke
dalam bentuk koneksi point-to-point virtual melalui Internet Protocol.
GRE dapat digunakan bersama dengan PPTP dan juga IPSec. GRE
mengenkapsulasi paket menggunakan protocol IP type 47.
GRE memiliki header sebagai berikut:
Gambar 2.12 GRE Header
GRE memiliki beberapa keunggulan, antara lain :
•
GRE dapat digunakan di beberapa sistem operasi, seperti Linux
dan BSD (Berkeley Software Distribution).
•
Dapat bekerja di non-IP protocol seperti AppleTalk, IPX,
NetBIOS.
•
GRE mampu membawa paket multicast.
•
GRE mampu bekerja dalam dua versi IP, baik IPv4 maupun IPv6.
27
2.2.3
GRE over IPSec
GRE over IPSec merupakan penggabungan dua tunneling antara
GRE dengan IPSec. GRE mampu membawa paket multicast dan non-IP
protocol, tetapi GRE tidak memiliki fitur keamanan, seperti enkripsi dan
juga otentikasi. IPSec mampu menjamin keamanan data dengan enkripsi
dan juga otentikasi data, tetapi tidak dapat membawa paket multicast dan
non-IP protocol. Maka dari itu, penggunaan dua tunneling ini
digabungkan
untuk
mendapatkan
kelebihan
dari
masing-masing
tunneling. Data dienkapsulasi dengan protokol GRE, lalu dienkapsulasi
lagi dengan protokol IPSec (ESP dan AH).
2.2.4
Enkripsi
Enkripsi adalah sebuah proses untuk mengubah plain text atau
data menjadi sebuah bentuk data yang tidak dapat dikenali. Untuk dapat
membaca data tersebut dibutuhkan sebuah algoritma dan kunci pembuka.
Enkripsi digunakan untuk mencegah kebocoran data ke pihak-pihak yang
tidak berkepentingan, serta untuk menjamin integritas data. Data atau
plain text yang telah dienkripsi disebut cipher text (Baker, 1996, p141).
Jenis-jenis algoritma enkripsi yang digunakan pada VPN,
yaitu sebagai berikut:
•
DES : Menggunakan kunci 56 bit dan menggunakan kunci simetrik.
•
3DES : Variasi dari 56 bit DES, 3DES menggunakan 3 kunci enkripsi
56 bit setiap 64 bit blok. 3DES lebih kompleks dibandingkan dengan
DES, 3DES masih menggunakan kunci simetrik.
28
•
AES : Menyediakan keamanan yang lebih kompleks dibandingkan
dengan DES dan lebih efisien daripada 3DES. AES menawarkan tiga
kunci yang berbeda, 128 bit, 192 bit, dan 256 bit. AES menggunakan
kunci simetrik.
•
SEAL (Software Optimized Encryption Algorithm) : SEAL
menggunakan kunci 160 bit dan menggunakan kunci simetrik.
2.2.5
Hash Function
Hashed Message Authentication Codes (HMAC) adalah algoritma
intergritas data yang menjamin keutuhan pesan menggunakan nilai hash.
Jika nilai hash yang dikirim sesuai dengan nilai hash yang diterima, data
merupakan data yang benar (tidak berubah). Akan tetapi jika nilai hash
yang dikirim tidak sesuai dengan nilai hash yang diterima, maka data
tersebut tidak benar (telah berubah) (Krawczyk, Bellare, & Canetti, 1997,
p2).
Secara umum terdapat dua algoritma HMAC:
•
HMAC-Message Digest 5 (HMAC-MD5) : Menggunakan 128 bit
shared-secret
key.
Data dengan
128
bit
shared-secret
key
digabungkan dan dikirim dengan menggunakan algoritma HMACMD5, outputnya adalah 128 bit hash.
•
HMAC-Secure Hash Algorithm 1 (HMAC-SHA-1) : Menggunakan
secret key 160 bit. Data dengan 160 bit shared secret key
29
digabungkan dan dikirim dengan menggunakan algoritma HMACSHA1, outputnya adalah 160 bit hash.
2.2.6
VoIP (Voice over Internet Protocol)
VoIP adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara,
video dan data melalui jaringan IP yang berbasis packet-switch. Salah
satu keuntungan VoIP adalah dapat meminimalisasi biaya telepon karena
VoIP menggunakan jaringan internet yang bersifat global, tidak seperti
PSTN yang melewati jalur telepon (Forouzan, 2003, p779).
Ada tiga user-agent yang dapat digunakan untuk VoIP service, antara
lain :
•
ATA (Analog Telephone Adapter)
ATA
memungkinkan
user
menghubungkan
telepon
analog
konvensional ke jaringan IP dan ke remote VoIP server. ATA
berkomunkasi dengan VoIP server menggunakan beberapa protokol,
seperti H.323, SIP (Session Initiation Protocol), MGCP (Media
Gateway Control Protocol), SCCP (Skinny Client Control Protocol)
ataupun IAX (Inter-Asterisk eXchange). ATA merubah sinyal suara
menggunakan voice codec seperti G.711, G.729, GSM, dan iLBC.
Karena ATA berkomunikasi langsung dengan VoIP server, ATA
tidak membutuhkan perangkat komputer ataupun software seperti
pada softphone.
•
IP Phone
IP phone biasa disebut juga VoIP phone, merupakan telepon yang
memungkinkan panggilan telepon langsung melalui jaringan IP. IP
30
phone dapat menggunakan protokol SIP (Session Initiation Protocol),
SCCP (Skinny Client Control Protocol) ataupun protokol proprietary,
seperti yang digunakan skype.
•
Softphone
Softphone adalah sebuah software untuk melakukan panggilan VoIP
menggunakan PC (Personal Computer), kebalikan dengan ATA
ataupun IP phone yang menggunakan hardware khusus. Untuk
menggunakan softphone, di PC yang ada harus tersedia microphone
dan speaker.
VoIP dalam menjalankan fungsinya menggunakan sebuah
protokol yang disebut Signaling Protocol. Signaling Protocol VoIP
adalah protokol yang berfungsi untuk menghubungkan dan menjaga
trafik yang sebenarnya yaitu berupa data voice juga menjaga seluruh
operasi jaringan. Signaling Protocol dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya sebagai berikut.
•
SIP (Session Initiation Protocol)
SIP merupakan protokol persinyalan yang bertujuan untuk
mengendalikan
multimedia,
inisiasi,
termasuk
modifikasi,
sesi
serta
komunikasi
terminasi
sesi-sesi
audio-video.
SIP
menggunakan protokol berbasis teks yang mirip dengan protokol
HTTP dan SMTP.
SIP adalah protokol peer-to-peer yang mengandung arti
bahwa fungsi call routing dan session management didistribusikan ke
31
semua node (termasuk endpoint dan server) di dalam jaringan SIP
dan SIP dapat dengan mudah menembus NAT. Berbeda dengan
sistem telepon konvensional yang mana terminal-terminal telepon
sangat bergantung pada switching terpusat.
•
SCCP (Skinny Call Control Protocol)
SCCP
merupakan
protokol
terminal
jaringan
bersifat
proprietary yang aslinya dikembangkan oleh Selsius Systems.
Teknologi SCCP sekarang dimiliki dan dikembangkan oleh Cisco.
SCCP merupakan protokol kecil untuk melakukan sesi signaling
dengan Cisco Unified Comunications Manager (sebelumnya disebut
Cisco Call Manager). SCCP digunakan untuk menghubungkan antar
peralatan IP dengan Cisco Unified Comunications Manager.
SCCP
client
menggunakan
protokol
TCP/IP
untuk
berkomunikasi dengan satu atau lebih aplikasi Call Manager dalam
satu grup. SCCP menggunakan Real-time Transport Protocol (RTP)
diatas UDP-transport sebagai pembawa data (audio stream) antar
client lain ataupun terminal H.323. SCCP merupakan protokol
stimulus-based (berbasis dorongan atau permintaan) dan didesain
sebagai protokol untuk hardware endpoint dan embedded system
yang memiliki kapasitas CPU dan memory terbatas.
Pengkodean suara merupakan pengalihan kode analog menjadi
kode digital agar suara dapat dikirim melalui jaringan komputer.
Pengkodean dikenal dengan isitilah codec, singkatan dari compressor-
32
decompressor. Berbagai jenis codec dikembangkan untuk memampatkan
/ mengkompresi suara agar bisa menggunakan bandwidth lebih hemat
tanpa mengorbankan kualitas suara. Ada beberapa standar codec suara
yang banyak digunakan dalam jaringan :
2.3
•
ITU G.711
: 64 Kbps (dikenal juga sebagai alaw / ulaw)
•
ITU G.722
: 48 / 56 / 64 Kbps
•
G.729r8
: 31.2 Kbps
•
ITU G.723.1
: 5.3 / 6.3 Kbps
•
ITU G.726
: 16 / 24 / 32 / 40 Kbps
•
ITU G.728
: 16 Kbps
•
ITU G.739
: 8 Kbps
Tinjauan Pustaka
•
Tanutama, Poernama, Yansen, dan Riani dalam Jurnal Teknik Komputer Vol.
18 No. 2 Agustus 2008 dengan judul “PERFORMANSI KOMUNIKASI
VOIP – SIP DENGAN GSM MELALUI GSM GATEWAY” menyatakan:
“Dengan berkomunikasi menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat
diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon
tradisional atau yang lebih dikenal dengan PSTN (Public Switched Telephone
Network)”.
•
Kerta, Wennoris, Gunawan, dan Erny dalam jurnal ComTech Vol. 1 No. 2
Desember 2010 dengan judul “ANALISA DAN PERANCANGAN
JARINGAN BERBASIS VPN PADA PT. FINROLL” menyatakan :
33
”VPN menggunakan teknologi tunneling untuk mengirim data melalui
jaringan publik yang tidak aman. Selain itu, VPN juga menggunakan
authentication, encapsulation, dan encryption untuk memastikan keamanan
dan integritas dari pengiriman data”.
•
Trihadi, Budianto, dan Arifin dalam jurnal CommIT Vol. 2 No. 1 Mei 2008
dengan judul “PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK
DENGAN SERVER LINUX PADA PT DHARMA GUNA SAKTI”
menyatakan :
“Teknologi yang dapat membantu mengatasi masalah keamanan jaringan
internet adalah teknologi Virtual Private Network (VPN). Dengan adanya
VPN, hubungan yang dilakukan antara kantor pusat dan kantor cabang
menjadi lebih ekonomis. Selain itu, koneksi VPN tidak terbatas hanya pada
hubungan antara kantor pusat dan cabang saja, tetapi juga memberikan
jaminan keamanan dan reabilitas yang hampir sama dengan jaringan
pribadi”.
Download