BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Menurut Pohan dalam Prastowo (2012:81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat. Dasar pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian menurut Ratna dalam Prastowo (2012:81) didasari oleh kenyataan bahwa setiap objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda. 1. Proses Penempatan Kerja Karyawan Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan karyawan (SDM) yang kompeten yang dibutuhkan dalam sebuah instansi atau organisasi karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diharapkan. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Pengertian penempatan karyawan menurut Marihot T.E. Hariandja (2005:156) yaitu merupakan proses penugasan/pengisian jabatan atau penugasan kembali karyawan pada tugas atau jabatan yang baru atau jabatan yang berbeda. Pengertian penempatan karyawan menurut Mathis & Jackson (2006:262) yakni merupakan proses menempatkan posisi seseorang pada posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan. 1.1. Seleksi Karyawan Proses seleksi merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia karena tersedia/tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen, tepat atau tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini. Jika fungsi ini tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan - tujuan organisasi. Di dalam proses seleksi perusahaan harus mendapatkan tenaga kerja yang tepat di dalam posisi yang tepat pula. Untuk keperluan tersebut perusahaan harus menetapkan faktor - faktor yang perlu diseleksi, serta menentukan proses seleksi yang dapat dilaksanakan secara maksimal Efektivitas fungsi seleksi dan penempatan sangat ditentukan oleh beberapa syarat penting. Menurut Robbins http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 (2005 : 49), Faktor - faktor yang harus diperhatikan dalam proses penyeleksian karyawan sebagai berikut : 1. Kemampuan Fisik Merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugastugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan serupa. Berikut ini adalah sembilan kemampuan fisik dasar : a) Kekuatan dinamis : kemampuan untuk mengenakan kekuatan otot secara berulang-ulang atau berkesinambungan sepanjang suatu kurun waktu. b) Kekuatan tubuh : kemampuan mengenakan kekuatan otot dengan menggunakan otot-otot tubuh ( terutama perut ). c) Kekuatan statis : kemampuan mengenakan kekuatan terhadap obyek luar. d) Kekuatan eksplosif : kemampuan menghabiskan suatu maksimum energi ledakan dalam satu atau sederetan tindakan. e) Keluwesan extent : kemampuan menggerakkan otot tubuh dan meregang punggung sejauh mungkin. f) Keluwesan dinamis : kemampuan melakukan gerakan cepat. g) Koordinasi tubuh : kemampuan mengkoordinasikan tindakantindakan serentak dari bagian-bagian tubuh yang berlainan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 h) Keseimbangan : kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun ada kekuatan-kekuatan yang mengganggu keseimbangan itu. i) Stamina : kemampuan melanjutkan upaya maksimum yang menuntut upaya yang diperpanjang sepanjang suatu kurun waktu. 2. Kepribadian Masih menurut Robbins (2006:53), kepribadian adalah total jumlah dari cara-cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Ini paling sering digambarkan dalam bentuk sifatsifat yang dapat diukur yang diperlihatkan oleh seseorang. Lima faktor kepribadian yaitu : 1) Kepekaan sosial : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang senang bergaul, banyak bicara, dan tegas. 2) Mampu bersepakat menggambarkan : suatu seseorang yang dimensi baik kepribadian hati kooperatif yang dan mempercayai. 3) Mendengarkan kata hati : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi-prestasi, disiplin, jujur. 4) Kemantapan emosional : suatu dimensi kepribadian yang menampung kemampuan seseorang untuk menahan stres. Orang dengan kemantapan emosional positif cenderung berciri tenang, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 bergairah dan aman. Mereka dengan skor negatif yang tinggi cenderung gelisah, tertekan, dan tidak aman. 5) Keterbukaan dalam pengalaman : suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang imaj inatif, benar-benar sensitif, dan intelektual. 3. Kemampuan Intelektual Menurut Robbins (2005:46) kemampuan intelektual adalah kemampuan yang di perlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Tes kualitas intelektual (IQ), misalnya, dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang. Tujuh dimensi yang paling sering membentuk kemampuan intelektual adalah kecerdasan numeric, pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang dan ingatan. 1.2. Penempatan Kerja Karyawan Kinerja karyawan dipemgaruhi oleh placement atau penempatan kerja karena merupakan faktor penting yang dapat menghasilkan pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) yang optimal bagi perusahaan sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Hasibuan, Melayu S.P.(2008:32) bahwa penempatan karyawan adalah tindak lanjut dari seleksi yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima pada jabatan/pekerjaan yang dibutuhkannya sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Menurut Veithzal Rifai (2005:170) penempatan karyawan adalah penugasan kembali seorang karyawan kepada pekerjaan barunya. Setiap intansi atau perusahaan harus dapat memilih dan menentukan karyawan yang berkompeten untuk mengisi jabatan yang kosong agar tugas pokok pada jabatan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan penempatan karyawan yang tepat akan tercipta, manakala kemampuan bekerja dari pegawai sudah sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Keputusan mengenai penempatan dimaksudkan untuk menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Supaya karyawan bersemangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal serta mampu mencapai target yang diharapkan dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi penempatan mutlak dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Adapun Proses yang harus dilakukan dalam penempatan karyawan antara lain : (a) Manager tenaga kerja mendelegasikan kekuasaannya (delegation of authority) kepada bagian seleksi tenaga kerja untuk melaksanakan seleksi tenaga kerja guna mengisi formasi yang telah tersedia berdasarkan kulifikasi tertentu Manajer tenaga kerja mendelegasikan kekuasaannya (delegation of authority) kepada bagian (b) atas pelaksanaan seleksi tenaga kerja, (b) Bagian seleksi tenaga kerja melaporkan atau mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang telah dilaksanakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 dalam rangka seleksi tenaga kerja, kepada manajer tenaga kerja yang merupakan atasan langsung. (c) Setelah menerima laporan seleksi (selection report), manajer tenaga kerjamendelegasikan kekuasaannya kepada bagian penempatan tenaga kerja untuk menempatkan tenaga kerja yang telah lulus seleksi berdasarkan kondisi yang ada, dan berdasarkan laporan bagian seleksi tenaga kerja. (d) Bagian seleksi tenaga kerja atas dasar pelaksanaan fungsi horizontal memberikan hasil seleksi (calon tenaga kerja yang lulus seleksi) kepada bagian penempatan tenaga kerja untuk menempatkan tenaga kerja tersebut pada posisi yang tepat. (e) Atas pelaksanaan fungsi dalam penempatan tenaga kerja, bagian penempatan tenaga mempertanggungjawabkan tenaga kerja yang kerja melaporkan atau segala kegiatannya kepada manager merupakan pihak yang mendelegasikan kekuasaan/atasan langsung kepada bagian penempatan tenaga kerja. 2. Latar belakang Pendidikan Kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung dalam peningkatan kemajuan suatu negara dalam berbagai sektor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata latar belakang berarti hiasan (berupa pemandangan atau musik) yang memilki efek musik dan suara yang melatari acara televisi maupun radio yang pada televisi berupa adegan di dalam film http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 layar lebar atau foto (dalam dunia produksi, fotografi, atau percetakan). Hiasan juga dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan) motif yang menjelaskan keterangan mengenai suatu peristiwa guna melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya. Pendidikan diambil dari kata dasar “didik” yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sehingga kita dapat mengerti bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Jadi dengan melihat definisi tersebut diatas, maka penulis simpulkan latar belakang pendidikan berarti keterangan mengenai suatu peristiwa guna melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya dalam memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Latar belakang pendidikan mempunyai kaitan erat dengan hasil seleksi yang telah dilaksanakan oleh manager sumber daya manusia. SDM yang memiliki latar belakang pendidikan tertentu biasanya akan terlihat prestasinya pada seleksi tentang bidang yang dikuasainya. Dengan kata lain hasil seleksi dapat memperkuat dan meyakinkan manager SDM untuk menempatkan orang yang bersangkutan pada tempat yang tepat. Di samping itu, latar belakang pendidikan dengan prestasi akademis yang diraihnya dapat menjadi acuan pemberian beban kerja dan tanggung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 jawab dalam melaksanakan pekerjaan. Prestasi akademik yang telah dicapai oleh tenaga kerja selama mengikuti jenjang pendidikan harus mendapatkan pertimbangan dalam penempatan, dimana tenaga kerja seharusnya melaksanakan tugas dan pekerjaan serta mengemban wewenang dan tanggung jawab. Prestasi akademis yang menjadi pertimbangan bukan saja prestasi pada jenjang pendidikan terakhir, tetapi lebih dari itu dengan melihat perkembangan prestasi akademis sebelumnya. Latar belakang pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kesesuaian antara bidang ilmu yang ditempuh dengan bidang tugas dan jenjang pendidikan. Dan sekaligus keduanya merupakan indikator dari penelitian ini. a) Jenjang Pendidikan Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri dari: 1. Pendidikan dasar yaitu jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. 2. Pendidikan atas, yaitu jenjang pendidikan lanjutan pendidikan menengah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 3. Pendidikan tinggi yaitu jenjang pendidikan setelah pendidikan atas yang mencakup program sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perhuruan tinggi. b) Spesifikasi atau Jurusan Keilmuan Kesesuaian jurusan adalah sebelum karyawan direkrut terlebih dahulu perusahaan menganalisis kesesuaian jurusan pendidikan karyawan tersebut agar nantinya dapat ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya tersebut. Dengan demikian karyawan dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan. 3. Kinerja Karyawan Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi kerja bagi karyawan itu sendiri dan juga untuk keberhasilan perusahaan. Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), atau juga hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara 2007 : 67). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “kinerja” berarti: 1 sesuatu yang dicapai; 2 prestasi yang diperlihatkan; 3 kemampuan kerja. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Berdasarkan defenisi diatas bahwa kinerja karyawan merupakan suatu konsep yang strategis dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pihak manajemen dengan para karyawan untuk mencapai kinerja yang baik. Unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dengan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Sedarmayanti 2007: 260). Unit sumber daya manusia dalam suatu organisasi seharusnya berperan untuk menganalisis dan membantu memperbaiki masalah-masalah dalam pencapaian kinerja. Peranan unit sumber daya manusia dalam suatu organisasi ini seharusnya tergantung pada apa yang diharapkan manajemen tingkat atas, seperti fungsi manajemen manapun, kegiatan manajemen sumber daya manusia harus dievaluasi dan direkayasa sedemikian sehingga mereka dapat memberikan kontribusi untuk kinerja yang kompetitif dari organisasi dan individu pada pekerjaan. (Robbins 2006 : 82) Hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan juga haruslah dapat memberikan kontribusi yang penting bagi perusahaan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 dilihat dari segi kualitas yang dirasakan oleh perusahaan dan sangat besar manfaatnya dimasa yang akan datang. Menurut Robbins (2005 :155) mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. 2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran ”tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran. 3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseoarng http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai pengaruh penempatan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Sustria, dengan judul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan PT PP London Sumatera, Indonesia”. Hasil penelitiannya diketahui bahwa latar belakang pendidikan terhadap kinerja karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan. Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan Ahmad Gilang, 2009 dengan judul “Pengaruh Penempatan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan PT Agar Sehat Makmur, Pasuruan”. Di dapatkan hasil bahwa ditemukan adanya kesesuain pengetahuan dengan pekerjaan, kesesuain keterampilan dengan pekerjaan dan juga terhadap kinerja karyawan di bagian produksi. Kembali dilakukan penelitian oleh Ayuk Wandanfiari Adibah, 2014 yang judulnya “Pengaruh Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Riau”. Adapun hasilnya didapatkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 bahwa pengaruh penempatan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan sangat kuat dan positif pada dinas perindustrian dan perdagangan, Riau. Menurut Muchlis, 2009 dengan judul “Pengaruh Penenmpatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional IV Cabang Maros Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Riau”. Melalui penelitian ini diketahui bahwa pengaruh penempatan kerja terhadap kinerja karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT Sang Hyang Seri (Persero), Riau. Penelitian oleh Rahmat Fajarudin, 2008 dengan judul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Kinerja Karyawan Terhadap Penempatan Posisi Tenaga Kerja Di Kantor Cabang Garment PT Dan Liris, Sukoharjo”. Hasil penelitian ini diketahui bahwa latar belakang pendidikan dan kinerja karyawan berpengaruh positif terhadap penempatan posisi tenaga kerja di kantor cabang garment PT Dan Liris, Sukoharjo. Dalam penelitiannya Jauhariah, 2010 dengan judul penelitian “Pengaruh Penempatan Karyawan Terhadap Prestasi Kerja PT Sahabat Sejati”. Hasil penelitian ini menuliskan bahwa adanya pengaruh positif penempatan karyawan terhadap prestasi kerja PT Sahabat Sejati. Demikianlah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pertimbangan dan dasar penulis dalam proses menulis penelitian ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 C. Rerangka Pemikiran Rerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Rerangka berfikir berguna untuk mempermudah di dalam memahami persoalan yang sedang diteliti serta mengarahkan penelitian pada pemecahan masalah yang dihadapi. Maka penulis membuat suatu rerangka pemikiran yaitu sebagai berikut: 1. Variabel bebas (variabel independent) yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam hal ini adalah penempatan kerja karyawan (X). 2. Variabel kontrol (variabel pengendali) yaitu variabel yang berpengaruh terhadap variabel terikat, tetapi pengaruhnya ditiadakan/dikendalikan dengan cara dikontrol (diisolasi) pengaruhnya (kondisinya dibuat sama). Variable control dalam hal ini adalah latar belakang pendidikan. 3. Variabel terikat (variabel dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi atau sebagai akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam hal ini adalah kinerja karyawan bagian ditribusi yang selanjutnya dalam penelitian ini sebagai (Y). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Penempatan Kerja (X1) Kinerja Karyawan/SDM (Y) 1. Proses Seleksi SDM 1. Kualitas 2. Penempatan SDM 2. Kuantitas 3. Ketepatan Waktu Latar Belakang Pendidikan (X2) 1. Jenjang Pendidikan 2. Spesifikasi Kesesuaian Jurusan D. Hipotesis Menurut Sugiyono (2009: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan penempatan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan di bagian divisi distribusi PT Satya Langgeng Sentosa. 2. Terdapat peningkatan positif dan signifikan tingkat kinerja karyawan lulusan yang linear terhadap produktifitas distribusi di PT Satya Langgeng Sentosa. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap proses penempatan kerja karyawan bagian distribusi PT Satya Langgeng Sentosa. http://digilib.mercubuana.ac.id/