DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU

advertisement
DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU
KALIMANTAN BARAT 2016
Oleh:
Fanni Aditya,
forecaster BMKG Stasiun Klimatologi Siantan
Wilayah Indonesia secara umum memiliki tiga pola hujan yaitu tipe monsunal, tipe equatorial,
dan tipe lokal. Untuk wilayah Kalimantan Barat sendiri memiliki dua pola sekaligus yaitu pola
equatorial dan pola monsunal. Pola hujan equatorial di Kalimantan Barat dicirikan dengan
dengan wilayah tersebut mengalami dua puncak hujan dalam satu tahun yang umumnya terjadi
pada bulan Maret dan Oktober, sehingga wilayah tersebut cenderung tidak mengalami musim
kemarau. Contoh wilayah ini adalah sebagian besar kabupaten di Kalimantan Barat. Untuk pola
hujan monsunal di Kalimantan Barat dicirikan dengan wilayah yang mengalami satu kali puncak
hujan dalam satu tahun yang umumnya terjadi pada bulan Desember, sehingga wilayah tersebut
akan mengalami musim hujan dan musim kemarau. Contoh wilayah ini adalah sebagian wilayah
Kabupaten Ketapang.
Sesuai ketetapan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
Awal Musim Kemarau ditetapkan berdasarkan jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari)
kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Sebaliknya, Awal Musim
Hujan ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari
50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Permulaan musim, baik musim kemarau
maupun musin hujan dapat terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari
normalnya. Berdasarkan ketetapan tersebut, maka wilayah provinsi Kalimantan Barat yang
memiliki musim hanya sebagian wilayah Kabupaten Ketapang. Musim kemarau biasa terjadi
antara bulan Juli hingga Agustus dan mengalami musim hujan pada bulan Oktober hingga Juni.
Melihat perkembangan terakhir beberapa fenomena yang menjadi faktor pengendali iklim di
Indonesia dan Kalimantan Barat khususnya, hingga dasarian ketiga (21-30) April 2016 saat ini
sedang terjadi fenomena El Nino yang masuk pada kategori menengah dan diprakiraakan akan
menuju netral pada beberapa bulan kedepan. El Nino atau La Nina berkaitan dengan anomali
suhu permukaan laut di Samudra Pasifik. Pada fase El Nino, suhu permukaan laut pasifik bagian
timur cenderung lebih hangat dibandingkan bagian baratnya sehingga secara umum massa udara
dari wilayah Indonesia akan dibawa menuju pasifik timur yang imbasnya akan berdampak pada
berkurangnya curah hujan disebagian wilayah Indonesia. Sebaliknya, pada fase La Nina suhu
muka laut pasifik timur cenderung lebih dingin dibandingan bagian baratnya sehingga massa
udara dari pasifik timur akan bergerak menuju Indonesia yang imbasnya akan mengakibatkan
adanya peningkatan curah hujan di wilayah indonesia.
Selain kondisi El Nino, fenomena Dipole Mode yang merupakan interaksi laut atmosfer di
samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka
laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan sebelah barat Sumatera, berada pada kondisi
Netral yang artinya tidak ada pergerakan massa udara signifikan dari dan menuju pantai barat
Sumatera. Kondisi suhu permukaan laut di sekitar perairan Kalimantan Barat juga turut
mempengaruhi kondisi iklim di Kalimantan Barat. Saat ini, suhu muka laut di sekitar Kalimantan
Barat terpantau lebih hangat sekitar 1 – 2 Celcius dibandingkan normalnya dan masih terus
hangat untuk beberapa bulan kedepan yang artinya penguapan masih cukup tinggi dan potensi
hujan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan.
Berdasarkan pantauan Hari Tanpa Hujan di pos-pos hujan di Kalimantan Barat yang dilakukan
oleh BMKG Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak, secara umum masih terdapat hujan hingga
dasarian ketiga April 2016 di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat, termasuk wilayah
Kabupaten Ketapang yang saat ini masih berada pada musim hujan.
Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG Stasiun Klimatologi
Siantan Pontianak,. Awal Musim Kemarau (AMK) di wilayah Kalimantan Barat khususnya
Kabupaten Ketapang diprakirakan akan terjadi pada dasarian ke-3 (21-31) Juli 2016. Awal
musim kemarau ini diprakirakan akan sama dengan normalnya dan informasi Awal Musim
Kemarau akan terus diperbarui setiap dasarian kepada masyarakat.
Perlu mejadi kewaspadaan bersama pada saat telah masuk musim kemarau nanti untuk menjaga
dan memelihara lingkungan dan tidak melakukan aktifitas membuka lahan dengan cara
membakar karena bisa beresiko menimbulkan bencana kebakaran hutan dan kabut asap di
Kalimantan Barat.
Download