Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pendidikan IPA di SD
Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping
pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang
digunakan dalam pembelajaran IPA yang didasarkan pada langkah-langkah
dalam menguji suatu hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuan pada waktu
membangun atau membuktikan suatu teori. Khususnya untuk ketrampilan
proses dasar, proses-prosesnya meliputi ketrampilan mengobservasi,
mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi,
mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan
angka. Untuk mengajarkan ketrampilan-ketrampilan ini kepada siswa maka
diperlukan agar siswa pun melakukan sesungguhnya kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan ketrampilan tersebut.
2.1.2 Pembelajaran IPA
a) Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Dalam keseluruhan proses pendidikan
di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada proses belajar yang alami oleh siswa sebagai anak didik.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakantindakan yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda dengan belajar. Misalnya seorang guru yang
mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan, akan lain cara mengajar
guru lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses penerapan
prinsip.
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama
belajar di sekolah, perlu di rumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian
5
6
belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi
pendidikan.
Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar menurut Slameto dapat didefinisikan sebagai berikut,
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
b) Tujuan Pembelajaran IPA
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaannya, keindahan dan keteraturan alam semesta
ciptaannya.
2. Mengembangkan pemahaman mengenai berbagai macam gejala alam,
konsep, prinsip yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi IPA lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
5. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara alam, dan segala keturunannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
6. Meningkatkan pengetahuan konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar
melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
c) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Sejak peradaban manusia, orang telah berusaha untuk mendapatkan
sesuatu dari alam sekitar. Mereka telah mampu membedakan mana hewan atau
tumbuhan yang dapat dimakan. Mereka mulai mempergunakan alat untuk
memperoleh makanan, mengenal api untuk memasak. Semua itu menandakan
bahwa mereka telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman.
7
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sain bermula timbul
dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa keingintahuan tersebut membuat manusia
selalu mengamati terhadap gejala-gejala alam yang ada dan mencoba
memahaminya.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat IPA adalah sebuah
mata pelajaran yang mempelajari ilmu awan untuk siswa Sekolah Dasar, dan
Sekolah Menengah Tingkat Pertama, dalam ilmu pengetahuan, istilah Ilmu
Pengetahuan Alam merujuk pada pendekatan logis untuk mempelajari alam
semesta.
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains ( Science ) diambil dari kata lain
Scientia yang artinya adalah Pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi
khususnya Ilmu Pengetahuan Alam.
Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pentingnya yang perlu di
ajarkan kepada para siswa di sekolah. Tidak heran apa bila mata pelajaran ini
kemudian diberikan sejak masih dibangku SD.
Pelajaran IPA mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD.
Pengajaran IPA yang monoton telah membuat para siswanya mulai merasakan
gejala kejenuhan akan belajar IPA. Kegiatan pengupayaan ini akan
mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik
siswa. Analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian dan isi
belajar, menetapkan strategi pengolahan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap
pengajar harus memiliki ketrampilan dalam memilih strategi pembelajaran yang
tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan
belajar dapat terpenuhi.
Adapun Wahyana (1986) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk,
dan sebagai prosedur (Marsetio Donosepoetro, 1990:6). Sebagai proses diartikan
8
semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam
maupun untuk menemukan pengetahuan yang baru, sebagai produk diartikan
sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau
diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai
prosedur diartikan metodelogi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu
(riset pada umumnya) yang lazim disebut metodelogi ilmiah (scientific method).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah sesuatu
kumpulan teori sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejalagejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur.
Peneliti berharap dengan mempelajari mata pelajaran IPA ini siswa
diharapkan mampu untuk mengenal dan memahami kondisi alam semesta dan
isinya secara lebih mendalam, dan siswa juga lebih menjaga kelestarian alam
semesta dan isinya ini.
d) Hasil Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Nana Sudjana. Hasil belajar yan
dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung
menunjukkan hasil yang berciri-ciri sebagai berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk
belajar yang tumbuh dari dalam diri dalam siswa itu sendiri. Siswa tidak
akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan ia akan berjuang lebih
keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar baik akan
mendorong
pula
untuk
meningkatkan,
setidak-tidaknya
mempertahankannya, apa yang telah dicapainya.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan akan dirinya. Artinya, ia tahu
akan dirinya dan ia percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari
orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya. Ia juga yakin tidak
ada sesuatu yang dapat dicapai apabila ia berusaha sesuai dengan
kesanggupan.
9
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek
lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lainya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan
mengembangkan kreativitasnya.
d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencangkup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan, ranah afektif
atau sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotoris, ketrampilan atau
perilaku. Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya
sedangkan ranah afektif dan psikomotorik diperoleh sebagai efek dari
proses belajarnya.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalkan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapai maupun menilai dan
mengendalikan proses usaha belajarnya. Ia tahu dan sadar bahwa tinggirendahnya hasil belajar yang dicapai bergantung pada usaha dan motivasi
dirinya sendiri.
Cara mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan Perubahan Lingkungan, guru dapat melakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah melakukan evaluasi dan test. Evaluasi pendidikan adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur jenjang dan jenis pendidikan
sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan (UU no 20
tahun 2003 Sisdiknas). Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
proses pembelajaran IPA, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
siswa.
Fungsi dan tujuan penilaian hasil belajar mencangkup tujuan umun dan
khusus, tujuan penilaian antara sebagai berikut (kutipan skripsi Intan Sanjaya
Rahmawati).
a. Tujuan umum
1. Menilai pencapaian kompetensi siswa
2. Memperbaiki proses pembelajaran
10
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui kemajuan dan hasil belajar
2. Memberikan umpan balik/perbaikan dalam proses belajar mengajar
3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
c. Fungsi penilaian hasil belajar antara lain
1. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas
2. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar
Menurut Indra faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
(http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhihasil.html).
Faktor Internal
1. Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang
normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah
lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca
indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang
sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam
menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi
mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental
yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut.
Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.
Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu
keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan
mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak
menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
11
Faktor Eksternal
1. Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan
pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua
terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka
akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2. Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan
sekolah
sangat
diperlukan
untuk
menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan
belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata
tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
3. Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat
yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor
ekstern
yang
juga
berpengaruh
terhadap
belajar
siswa
karena
keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang
keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan
nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan
lain-lain.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari
penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat
mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sudjana
(2004) berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
12
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar
yaitu merupakan hasil akhir atau kemampuan yang diperoleh siswa melalui
kegiatan proses belajar.
2.1.3 Hakekat Pembelajaran
Secara etimologis metode berasal dari kata “met” dan “hodes” yang
berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan sehingga dua hal penting yang terdapat dalam sebuah
metode adalah: cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Definisi menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak ukur atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses, sifatnya masih sangat umum, didalamnya menguatkan dan
melatari metode pembelajaran.
2.1.4 Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA
a) Metode Demonstrasi
Metode berasal dari bahasa latin “methodos” yang berarti jalan
yang lurus dilalui. Menurut Nana Sudjana (2002 : 260), metode adalah cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pembelajaran, oleh karena itu peran metode
pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta atau data yang benar. Metode Demonstrasi merupakan metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada
siswa tentang suatu proses. Situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekedar tiruan. Sebagai penyaji. Demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan lesan oleh guru. Walaupun dalam proses Demonstrasi peran
siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi Demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran lebih kongkret.
13
1.
Kelebihan metode Demonstrasi
a. Melalui
metode
Demonstrasi
terjadinya
diajak
langsung
memperhatikan bahan yang dijelaskan
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak
hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
2. Kelemahan metode Demontrasi
a. Metode Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang.
Sebab tanpa persiapan yang memadai Demonstrasi bisa gagal
sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan
sering terjadi untuk menghasikan pertunjukan suatu proses
tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu,
sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat
yang memadai yang berarti penggunaan metode Demonstrasi
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan
ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
Disamping itu Demonstrasi juga memerlukan kemauan dan
motivasi
guru
yang
bagus
untuk
keberhasilan
proses
Demonstrasi
Dalam
pembelajaran.
b) Langkah-Langkah
Menggunakan
Metode
Pembelajaran IPA
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
Demonstrasi berakhiri.
14
b. Persiapkan garis besar langkah-langkah Demonstrasi yang akan
dilakukan.
c. Lakukan uji coba Demonstrasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah pembukaan, sebelum Demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Aturlah tempat duduk yang mungkin semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang di Demonstrasikan.
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c. Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap
penting dari pelaksanaan Demonstrasi.
3. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi dalam pembelajaran IPA
a. Mulailah
Demonstrasi
dengan
kegiatan-kegiatan
yang
merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong
siswa untuk tertarik memperhatikan Demonstrasi.
b. Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari
suasana yang menegangkan.
c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya Demonstrasi
dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
Demonstrasi.
4. Langkah Mengakhiri Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA
Apabila Demonstrasi selesai dilakukan, pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan Demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses Demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan
tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
15
bersama tentang jalannya proses Demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya.
Demonstrasi yang dipilih oleh peneliti adalah metode
Demonstrasi tentang cara kerja terjadinya erosi pada materi
Perubahan Lingkungan.
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Intan Sanjaya Rahmawati
Pengaruh Metode Demonstrasi Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas IV SD N Karanggeneng Kecamatan Kunduran
Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2011/2012.
Metode Demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan
energi panas dan energi bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng
Kecamatan Kunduran kabupaten Blora. Analisis perbedaan menggunakan
analisa uji t dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows, uji t ini
digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata kelas eksperimen dengan kelas
kontrol.
2. Eko Yulianto
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II Dalam Mata
Pelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SD N Boloh
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobongan Semester I Tahun Ajaran
2009/2010.
Masalah
peneliti
ini
adalah
“apakah
penggunaan
Metode
Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada mata
pelajaran IPS di SD N Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan?”. Jenis
penelitian menunjukan: penggunaan metode Demonstrasi meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas II. Kesimpulannya adalah bahwa
dengan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi pada mata
pelajaran IPS hasil belajar siswa meningkat dari pada sebelum menggunakan
metode Demonstrasi pada pelajaran IPS.
16
3. Vita Asti
Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Peserta Didik Kelas V Pada Pelajaran IPA.
Penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
ini dalam bentuk pertanyaan “ apakah dengan menerapkan metode
Demonstrasi prestasi belajar peserta didik kelas V mata pelajaran IPA SD N 2
Kalimendong dapat meningkatkan?”. Melalui penulisan ini penulis bertujuan
untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan
metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas V SD N Kalimendong
tahun pelajaran 2009/2010.
Berdasarkan ketiga kajian penelitian yang relevan bahwa Intan
Sanjaya Rahmawati menggunakan mata pelajaran IPA pokok bahasan energi
panas dan energi bunyi, untuk meningkatkan hasil belajar, Eko Yuliato
menggunakan mata pelajaran IPS, untuk meningkatkan hasil belajar, Vita Asti
menggunakan mata pelajaran IPA yang bertujuan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa, dengan demikian perbedaan peneliti
dengan kajian penelitian yang relevan
adalah mata pelajaran, pokok
bahasan, tujuan yang akan dicapai dan proses dalam pembelajaran.
17
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan beberapa teori mengenai pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Demonstrasi,
maka terdapat suatu gagasan atau pendapat dari penulis. Gagasan tersebut bila
disajikan dalam bagan akan tampak di bawah ini:
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Hasil pretest tidak boleh
Pre test
ada perbedaan yang
Pre test
signifikan
Pembelajaran
Pembelajaran
mengguakan metode
menggunakan
ceramah
Uji hasil post test
metode Demonstrasi
apakah ada pengaruh
Post test
yang positif dengan
Post test
penggunaan metode
Demonstrasi
Bagan 2.3 alur kerangka berfikir
Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen, dimana kelas kontrol yaitu SD N 1 Gunung Tawang
menggunakan metode ceramah yang sudah digunakan dalam kelas, sedangkan
kelas eksperimen SD N 1 Sumberwulan menggunakan metode Demonstrasi.
Dalam alat ukur hasil evaluasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sama. Untuk pre test diambil uji coba dan hasil kedua kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Untuk postes
diambil dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menunjukkan
kelompok eksperimen hasil balajarnya lebih besar dari kelompok kontrol.
18
2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“penggunaan metode Demonstrasi dapat berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 1 Sumberwulan?”.
Download