I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan

advertisement
http://mb.ipb.ac.id/
I. PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembangunan lndustri diarahkan untuk meningkatkan kemandirian
perekonomian dan pemantapan struktur industri terutama terhadap industri
bernilai tambah tinggi dan berjangkauan strategis. Kebijaksanaan industri
ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan
menyentuh kepada pemberdayaan ekonomi rakyat. Perkembangan industri
diarahkan pada nilai tambah yang tinggi yaitu dengan memanfaatkan kekayaan
sumber daya alam yang tersedia dan pengembangannya bertujuan untuk
kemakmuran masyarakat lndonesia.
Kecenderungan semakin kuatnya regionalisasi dan globalisasi ekonomi
dunia
semakin
mempengaruhi
pembangunan
industri
nasional
dalam
meningkatkan daya saingnya untuk ikut berperan serta dalam memasuki
keadaan ini. Suka tidak suka, mau tidak mau ha1 itu akan dihadapi oleh industri
pengolahan yang akan bersaing secara kompetitif di era perdagangan bebas
nanti. Persaingan ini sangat dipengaruhi oleh mutu produk yang di pasarkan
dengan memperhatikan nilai jualnya. Untuk itu perlu diperhatikan aspek efisiensi
dan efektifitas dalam menghadapi persaingan tersebut. Untuk itu sudah saatnya
disiapkan strategi bisnis yang sesuai dan tepat yang akan dipakai oleh industri
pengolahan rotan dalam menghadapi persaingan tersebut dalam menghadapi
era globalisasi di masa mendatang. Persiapan yang harus disiapkan adalah
memberikan suatu kebijakan yang dapat menciptakan iklim yang sehat baik dari
hulu hingga ke hilir.
Indonesia sebagai penghasil rotan terbesar di dunia 2 80 persen
(Djumarman, 1998), yang bersumber dari hutan alam d i n hasil budidaya
masyarakat mampu memberikan kesempatan berusaha dan meningkatkan
http://mb.ipb.ac.id/
penghasilan masyarakat dari mulai tingkat petani, industriawan maupun
pedagang. Selain itu juga mampu memenuhi permintaan pasar internasional,
sebagai salah satu sumber devisa yang potensial bagi negara.
Walaupun jumlah bahan baku yang cukup potensial, tenaga kerja yang
cukup terampil dan permintaan pasar dunia yang cukup besar, peran industri
pengolahan rotan dalam perolehan devisa masih belum optimal. Pada tahun
1997 nilai ekspor hasil olahan rotan mencapai US$ 286,169 juta. Apabila
dibandingkan dengan total ekspor hasil industri yang bernilai US$ 32,245 milyar,
berarti peran ekspor hasil olahan rotan baru mencapai 0,89 persen. Sementara
itu ekspor produk industri pengolahan kayu pada periode yang sama mencapai
US$6,180 milyar atau perannya 19,16 persen dari nilai total ekspor hasil industri
(Djumarman, 1998).
Sejak diberlakukan kebijaksanaan larangan ekspor rotan asalan dan
rotan setengah jadi pada tahun 1986, industri rotan setengah jadi dan barang jadi
tumbuh dengan cepat. Jika pada tahun 1986 jumlah perusahaan 109 unit dengan
kapasitas rotan setangah jadi dan barang jadi masing-masing sebesar 275.940
tonltahun dan 61.177 tonltahun, maka pada tahun 1996 meningkat menjadi
masing-masing 622.500 tonltahun dan 533.900 tonltahun.
Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia menghadapi bencana besar, "krisis
ekonomi" yang terjadi akibat melemahnya mata uang rupiah terhadap mata uang
asing terutama US$ telah hampir mencapai titik klimaks dan "rush" di bidang
perbankan. Dalam waktu singkat krisis ini dapat menghancurkan perekonomian
Indonesia menuju resesi ekonomi yang berkepanjangan seperti yang pernah
terjadi di Mexico, Iran, Argentina dan Hongkong, bahkan USA pada tahun 1930an yang dikenal dengan Great Depression. Sesungguhnya bencana ini juga
terjadi di negara-negara Asia lainnya seperti Malaysia, Thailand, Philipina,
Singapura, Korea bahkan negara industri maju Jepang. Di masa krisis ini
2
http://mb.ipb.ac.id/
ternyata tidak berdampak negatif terhadap industri pengolahan rotan lndonesia
yang kebanyakan pasarnya adalah kepada pasar luar negeri, dengan
melambungnya nilai dollar terhadap rupiah, rnaka semakin besar pula nilai yang
diterima oleh pengusaha industri pengolahan rotan. Dengan kondisi nilai kurs
rupiah yang semakin melemah, ha1 ini ternyata diharapkan oleh pengusaha rotan
dapat terus berlangsung, ini dikarenakan transaksi perdagangan rotan yang
berlangsung yaitu dengan menggunakan mata uang dolar. Perhitungan dengan
mata uang dolar sangat menguntungkan sekali bagi pengusaha yang dahulu 1
dolar hanya Rp. 2.500, maka dengan adanya krisis ekonomi ini pendapatan yang
di terima oleh pengusaha jika dijual harga produksinya sebesar US$20 per item
maka keuntungan yang diterima saat ini bisa menjadi 3 kali lipatnya. Dengan
keadaan ini banyak perusahaan industri ini yang bisa rnengembalikan
pinjamannya kepada bank, terutama bagi pengusaha menengah.
lndustri rotan memiliki keunggulan komparatif (compamtive advantage)
dan keunggulan bersaing (competitive advantage) yang sangat mendasar dalam
struktur perekonomian di Indonesia dan memiliki daya tawar (bargaining power)
yang tinggi dan renewable dalam konstelasi perdagangan nasional dan
internasional. Diantaranya adalah: 1) secara tidak langsung rnenjadi alat
pertahanan dan keamanan karena mampu mencegah instabilitas ekonomi dan
politik di dalam negeri, 2) bahan baku tersedia melimpah di dalam negeri atau
dengan mudah dapat disediakan di dalam negeri sehingga tidak tergantung pada
nilai US$ dalam rangka mengimpor bahan bakunya, 3) pangsa impor dalam
komponen biaya produksi sangat kecil, 4) mendorong perkembangan backward
lingkage industry di dalam negeri, 5) sumber devisa bagi negara karena
harganya marnpu bersaing dengan harga dari sentra produksi lainnya terutama
Philipine dan Malaysia, dan 6) membuka kesempatan kerja dalam berbagai
tingkat pendidikan.
3
http://mb.ipb.ac.id/
Untuk mendukung ha1 tersebut di atas, perlu dilakukan berbagai
terobosan-terobosan baru, terutama dalam menetapkan langkah-langkah yang
tepat, baik dalam bentuk deregulasi maupun debirokratisasi, pembinaan surnber
daya manusia, manajemen dan teknologi yang akan digunakan. Dengan
demikian proses transformasi global yang sekarang sedang berlangsung akan
mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa Indonesia baik dalam politik,
kebudayaan, dan ekonomi dimana proses transformasi global sangat digerakkan
oleh perdagangan dan teknologi, termasuk strategi pembinaan yang selarna ini
dilaksanakan hingga tercapai struktur industri yang kuat dan berimbang antar
sektor dari skala kecil, menengah dan besar.
Seiring dengan semakin tajamnya persaingan di masa mendatang, CV.
Rattan lndah yang saat ini berada dalam lingkup perusahaan menengah rotan
terus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam menghadapi persaingan di
masa mendatang, baik secara nasional maupun internasional. Pada tahun 1998
perusahaan telah berhasil melakukan ekspor sebanyak 45 kontainer per bulan
dengan rata-rata pengiriman sebesar
+ 8 ton per kontainer.
Sesuai dengan visi,
rnisi dan strategi perusahaan yaitu, terus mengembangkan produksi baik secara
kualitas dan kuantitas sehingga akan didapat pangsa pasar yang terus rneluas
yang juga didukung dengan pemasaran yang berkelanjutan baik secara direct
selling maupun indirect selling.
Dengan kondisi yang sedemikian, sudah sepatutnya perusahaan sernakin
lebih mengembangkan bisnis perusahaan melalui pemanfaatan informasi pasar
baik di dalam maupun di luar negeri baik itu dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen dalam jenis produksi yang diinginkan, sehingga rnampu
menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam produksi dan rnarnpu ikut
bersaing dalam era globalisasi rnendatang, serta dukungan dari faktor internal
dan eksternal juga sangat menentukan kemampuan dalam bersaing. Dalam
4
http://mb.ipb.ac.id/
menghadapi perubahan lingkungan tersebut dan untuk memwujudkan nilai
tambah yang semakin tinggi di dalam negeri, secara sitematis perusahaan perlu
melakukan perubahan strategi kepada strategi ekspor langsung.
B. IDENTlFlKASl MASALAH
Dalam rangka mengembangkan binis perusahaan dan dalam rangka
meningkatkan daya saing industri pengolahan rotan dalam era globalisasi
mendatang, dirasakan masih perlu dikaji suatu perencanaan kinerja bisnis yang
dapat membuat perusahaan dalam kondisi yang baik untuk melakukan
persaingan dan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi CV. Rattan Indah.
Perrnasalahan yang terjadi saat ini adalah masih lemahnya penggunaan
jalur-jalur pernasaran dalam merebut pangsa pasar, seperti:
1. Pemasaran yang dilakukan selama ini masih pasif karena mengandalkan
peranan agen di Jerman dalam bentuk kerjasama subkontrak yang
seharusnya dapat dilakukan dengan aliansi.
2. 'Belum memanfaatkan informasi pasar yang ada melalui jaringan-jaringan
lembaga pemerintah (Deperindag, Dep. Koperasi dan Pembinaan Pengusaha
Kecil) dan perantara.
3. Belum dijalankannya dengan baik sistem pengendalian mutu yang baik oleh
perusahaan
Oleh sebab itu dicari langkah prioritas melalui aspek-aspek apa yang
perlu ditindak lanjuti. Permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah
bagaimana merencanakan dan meningkatkan kinerja bisnis perusahaan dalam
menghadapi persaingan di masa mendatang.
http://mb.ipb.ac.id/
C. PERUMUSAN MASALAH
Di dalam rangka menghadapi era globalisasi dimana persaingan semakin
ketat dan terbuka. Permasalahan yang menjadi perhatian adalah:
1. Bagaimana upaya perusahaan dalam rangka meningkatkan kernarnpuan
melalui peningkatan kinerja perusahaan untuk menghadapi persaingan
dimasa mendatang.
2. Bagaimana strategi pengembangan bisnis dalam meningkatkan pernasaran
dengan cara melakukan strategi aliansi dengan para agen di luar negeri.
3. Bagaimana peranan sumber daya baik manusia dan alam, teknologi dan
manajemen yang digunakan dalam pengembangan strategi bisnis ini.
4. Melihat kondisi situasi pasar di negara RF. Jerman, bagaimana perusahaan
dapat memanfaatkan peluang yang ada.
5. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi strategi perusahaan.
Untuk mendukung kebijakan dalam strategi pengembangan, perlu
diperhatikan faktor dan iklim apa saja yang perlu dijadikan prioritas utama
sehingga dapat dijadikan acuan pemikiran sebagai alat atau pertimbangan dalam
menentukan kebijakan yang akan diambil. Kebijakan lebih mengkonsentrasikan
kepada aspek pemasaran (segmen, positioning) dan informasi pasar (akses
informasi, teknologi) yang juga memperhatikan aspek kebijakan pemerintah,
ketersediaan bahan baku dan ketersediaan tenaga kerja, yaitu dengan harapan
bahwa produksi ini dapat berlangsung terus-menerus, baik agar dapat terus
bertahan dan berjalan secara efisensi dan efektif.
D.
TUJUAN PENELlTlAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis lingkungan yang mempengaruhi pada persaingan pasar dalam
mendistribusikanlmemasarkan produknya hingga sampai ke konsumen
6
http://mb.ipb.ac.id/
melalui faktor informasi pasar dan sistem pemasaran
2 . Menentukan strategi pengembangan bisnis perusahaan agar mampu
bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis di masa mendatang.
4. ,Menghasilkan suatu rekomendasi pemikiran alternatif strategi pengembangan
bisnis bagi perusahaan.
E.
MANFAAT PENELlTlAN
Maksud penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan evaluasi
bagi CV Rattan lndah dalam mengembangkan bisnisnya menghadapi persaingan
di masa mendatang baik itu di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Masukan
dan evaluasi
diharapkan menjadi suatu strategi pengembangan bisnis yang
tepat bagi perusahaan dalam pengembangan industri pengolahan rotan dengan
memanfaatkan peluang pasar yang ada di R. F. Jerman pada khususnya dan
negara tujuan ekspor lainnya pada umumnya, berdasarkan ketersediaan sumber
daya, baik waktu, tenaga dan biaya, serta informasi pasar yang tepat dan akurat
dalam rangka merebut pangsa pasar yang belum terjamah oleh perusahaan.
F.
RUANG LINGKUP
Pelaksanaan penulisan geladikarya ini akan dibatasi oleh penelitian yang
lebih mengarah pada kondisi internal dan eksternal perusahaan dalam kegiatan
strategi bisnisnya, terutama pembahasan yang mengarah pada jalur pemasaran
(segmen, pangsa pasar, aliansi) dan informasi pasar (teknologi, aspek
informasiloutbound)
yang sebaiknya dilakukan oleh
perusahaan dalam
menghadapi era globalisasi yang lebih mengarah pada persaingan. Kebijakan
perusahaan saat ini menjadi dasar bahan penelitian untuk dapat bersaing dimasa
mendatang dengan melakukan berbagai inovasi.
Download