PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan strategis, dengan sumber daya alam yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik di darat maupun di perairan air tawar dan laut (Nuitja, 2010). Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai sumber daya alam laut yang besar, baik sumber daya hayati maupun non-hayati. Luasnya laut dan perairan umum Indonesia merupakan “lumbung” pangan nasional yang setiap saat siap dimanfaatkan secara optimal (Ghufran & Kordi, 2004). Sumber daya perikanan air tawar seperti jenis-jenis ikan yang hidup di danau, sungai, kolam-kolam air tawar, persawahan, saluran-saluran (pematang), serta air payau pada muara sungai di seluruh Indonesia (Nuitja, 2010). Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan tawar yang sangat potensial untuk dibudidayakan secara intensif berpola agribisnis (Rukmana, 1997). Ikan nila juga memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi ke negara lain seperti Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Australia dan Singapura. Peluang dan prospek pengembangan budidaya ikan nila cukup besar pasarnya (Solang & Lamondo, 2009). Potensi yang besar dan prospek pengembangan yang begitu terbuka, bukanlah jaminan bahwa budidaya ikan akan berjalan mulus, tanpa permasalahan. Kini telah banyak masalah yang dihadapi oleh sektor budidaya ikan. Dan masalah yang 1 2 dianggap sering menjadi penghambat budidaya ikan terbesar adalah muculnya serangan penyakit (Ghufran & Kordi, 2004). Secara umum A. salmonicida merupakan bakteri penyebab utama penyakit infeksi pada ikan-ikan salmonid dengan penyakit yang dikenal dengan furunkulosis (Irianto, 2005). Furunkulosis pada ikan mengakibatkan kerugian ekonomi di dalam budidaya ikan air tawar (Priyatna et al., 2011). Strain Aeromonas salmonicida subsp. achromogenes merupakan strain atipikal yang menyebabkan lesi dipermukaan kulit pada ikan non-salmonid (Buller, 2004). Strain atipikal merupakan strain yang tidak menghasilkan pigmen (Irianto, 2005). Aeromonas masuk ke dalam tubuh, bakteri ini akan menembus masuk ke dalam pembuluh darah selanjutnya infiltrasi bakteri ke jaringan menyebabkan septikemia, jantung dan limpa merupakan organ yang paling terinfeksi pada ikan kronis (Irianto et al., 2006; Priyatna et al., 2011). Jantung termasuk dalam sistem pengangkutan dalam tubuh, darah mengalir dari jantung dialirkan menuju insang dan seluruh tubuh (Irianto, 2005). Limpa merupakan penyaring darah yang efektif membuang eritrosit dan limfosit yang sudah tidak berguna (Roitt, 2002). Penanggulangan penyakit ini yang paling penting adalah menjaga kondisi kolam, kualitas air dan kesehatan ikan, pengobatan dengan antibiotik sering digunakan pada ikan yang terserang penyakit tersebut (Ghufran & Kordi, 2004). Enrofloksasin merupakan salah satu antibiotik golongan kuinolon yang memiliki spektrum luas bekerja menghambat aktifitas DNA gyrase pada sel bakteri yang berefek kematian bakteri (Babaahmady & Khosravi, 2011). 3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan mengetahui perubahan histopatologi jantung dan limpa ikan nila yang diinfeksi A. salmonicida subsp. achromogenes dan diobati enrofloksasin, serta melihat kelangsungan hidup ikan yang diobati enrofloksasin. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan untuk memberi informasi baru gambaran lesi pada jantung dan limpa ikan nila yang diinfeksi A. salmonicida subsp. achromogenes dan diobati enrofloksasin, yang dapat digunakan sebagai acuan diagnosis dan terapi.