iv. metodologi penelitian

advertisement
IV.
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan
bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang memiliki mini plant
pengolahan rajungan besar dengan jumlah pekerja yang juga besar.Pengambilan
data dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2012.
4.2
Metode Pengambilan Sampel dan Jenis Data
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling (sengaja) terhadap pengusaha pengolahan rajungan skala mini plant.
Mini plant yang dimaksud merupakan mini plant yang memproduksi daging kupas
rajungan dengan input rajungan mentah.
Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik wawancara dan
obeservasi lapang untuk mengidentifikasi rajungan yang diolah di mini plant
pengolahan rajungan. Analisis dilakukan secara deskriptif dan juga dengan
menggunakan pendekatan Cost Benefit Analysis(CBA) untuk analisis aspek
ekonominya.
Menurut Nasution (2003), tidak terdapat aturan yang jelas mengenai
jumlah sampel yang disyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang
tersedia. Selain itu tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud dengan sampel
yang besar dan kecil. Penentuan jumlah sampel yang sering digunakan yaitu
sebanyak sepuluh persen dari jumlah populasi. Jika populasinya besar maka
sampel yang diambil dapat kurang dari sepuluh persen dan jika populasinya kecil
maka jumlah sampelnya dapat lebih besar dari sepuluh persen. Sampel diambil
dari mini plant di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasisebagai unit analisis.
Teknik penarikan sampel dengan sistem probability sampling, dimana sampel
dipilih secara sengaja oleh penulis. Hal iniberdasarkan jenis responden yang
homogen dan asumsi dalam sampel adalahmenyebar normal.
29
Menurut Nazir (2005), sebuah sampel adalah bagian dari populasi. Survei
sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang
diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari
populasi. Dalam mencari sampel, para ahli biasanya menggunakan probability
sample. Probability sample adalah suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa,
dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada
pertimbangan
pribadi,
tetapi
tergantung
kepada
aplikasi
kemungkinan
(probabilitas). Jika pemilihan individu dari populasi didasarkan atas pertimbangan
pribadi, maka sampel tersebut dinamakan judgement sample.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara, pengamatan
lapang dan percobaan. Penulis telah mempersiapkan kusioner dengan beberapa
pertanyaan mengenai produksi, harga, kondisi input rajungan, jumlah tenaga
kerja, upah tenaga kerja, dan kebijakan produksi daging rajungan. Selain itu
penulis juga melakukan percobaan yang dilakukan di mini plant untuk mengetahui
ukuran terbaik dari rajungan dalam pengolahannya.
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data time series untuk
mengetahui rata-rata produksi, modal investasi, biaya produksi, penerimaan dari
hasil penjualan, supplier rajungan mentah, jumlah input rajungan, dan jangka
waktu produksi. Data sekunder ini didapatkan langsung dari pihak mini plant.
Jenis data dan pengunaannya dapat dilihat pada tabel 3.
30
Tabel 3. Jenis Data dan Penggunaannya
Jenis Data
Tujuan Analisis
Pengolahan rajungan •Menghitung waktu
berdasarkan
pengupasan
klasifikasi ukuran&
jenis kelamin
•Menghitung nilai
Hasil
•Tingkat efisensi pengolahan
rajungan
•Rente ekonomi rajungan
ekonomi rajungan
Produksi, harga,
•Produksi aktual
•Produksi rata-rata
kondisi input
•Produktifitas tenaga
•Tingkat produktifitas
rajungan, dan jumlah
tenaga kerja.
kerja
•ukuran rajungan yg
diproduksi
Data time series
•NPV
biaya dan
•IRR
penerimaan dalam
•Net B/C
produksi daging
•PP
•Rata-rata ukuran rajungan
yang digunakan
• Tingkat profitabilitymini
plantsecara aktual
•Tingkat profitabilityminiplant
setelah diterapkannya
rajungan skala mini-
kebijakan minimum legal size
plant.
input production
4.3
Metode Analisis dan Pengolahan Data
Dalam penelitian ini data didapat dari hasil pengamatan lapang dan
percobaan yang dianalisis dengan mencari rata-rata, nilai terkecil, dan nilai
terbesar dari data yang diperoleh. Sedangkan, data yang diperoleh melalui
wawancara dianalisis dengan pendekatan produksi rata-rata per jumlah pekerja
dan Cost Benefit Analysis(CBA).Jumlah produksi rata-rata dibagi jumlah tenaga
kerja digunakan untuk menghitung tingkat produktifitas tenaga kerja pada mini
plant. Sedangkan analisis aspek finansial berupa CBAdilakukanuntuk mengetahui
aspek finansial suatu proyek pengolahan rajungan skala mini plant saat sebelum
dan
sesudah
diterapkannya
kebijakan
minimum
legal
size
input
production.Sehingga diketahui seberapa besar dampak penerapan kebijakan
31
terhadap tingkat profitabilitypada proyek pengolahan rajungan karena kebijakan
ini akan mempengaruhi penggunaan dan biaya input rajungan.
4.3.1 Identifikasi Rata-Rata Rajungan
Data identifikasi rajungan didapat dengan cara melakukan pengukuran
pada setiap ekor rajungan yang menjadi input produksi pada mini plant.
Pengukuran rajungan dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di nelayan dan mini
plant yang membeli rajungan dari pedagang (bakul).Data identifikasi rajungan
yang diambil diantaranya : jenis kelamin, kondisi fisik (bertelur/moulting), lebar
karapas, dan berat rajungan. Setelah data didapat, kemudian dihitung ukuran ratarata rajungan yang digunakan sebagai input produksi mini plant. Pengambilan
data
menggunakan
tabel
untuk
mempermudah
dalam
pencatatan
dan
perhitungannya. Tabel data yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Data Identifikasi Rajungan di Tingkat Mini plant
No.
JENIS KELAMIN
Jantan
Betina
KONDISI
Bertelur Moulting
UKURAN
Lebar ( cm ) Berat ( gram )
1
2
3
n
4.3.2 Tingkat Efisiensi Pengolahan Rajungan
Pengukuran tingkat efiensi pengolahan rajungan merupakan cara untuk
mengetahui kondisi rajungan yang mudah dan cepat dalam pengupasan serta
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam pengolahannya. Tingkat efisiensi
pengolahan rajungan dapat diukur dengan melakukan dua percobaan berdasarkan
klasifikasinya.
Percobaan
pertama,
rajungan
dikelompokan
berdasarkan
ukurannya (5-7 cm, 8-10 cm, dan 11-13 cm) dengan berat yang sama yaitu
masing-masing
lima
kilogram.
Kemudian
percobaan
dilakukan
dengan
menghitung berat sebelum perebusan, berat setelah perebusan, waktu yang
dibutuhkan dalam pengupasan, berat daging yang dihasilkan, dan harga jualnya.
Percobaan ini menggunakan tabel untuk memudahkan dalam pencatatan. Tabel
yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 5.
32
Tabel 5. Pengolahan Rajungan Berdasarkan Klasifikasi Ukuran
Sebelum
Setelah
Waktu
Total Berat
Ukuran
Perebusan
Perebusan
Pengupasan
Daging
(cm)
(kg)
(kg)
( Menit )
(kg)
5–7
5
8 – 10
5
11 – 13
Harga
Jual
( Rp )
5
Percobaan kedua dilakukan sama seperti percobaan pertama, tetapi
rajungan diklasifikasikan/dikelompokan berdasarkan jenis kelamin rajungan.
Hasil percobaan kedua akan dicatat dalam tabel untuk memudahkan dalam
perhitungan. Tabel data yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengolahan Rajungan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Kelamin
Sebelum
Setelah
Waktu
Total Berat
Harga
Ukuran
Perebusan
Perebusan
Pengupasan
Daging
Jual
(cm)
(kg)
(kg)
( Menit )
(kg)
( Rp )
Jantan
5
Betina
5
4.3.3 Tingkat Produktifitas Tenaga Kerja
Tingkat produktifitas tenaga kerja merupakan cara untuk melihat seberapa
besar seorang pekerja dapat memproduksi dan menghasilkan output daging kupas
rajungan. Tingkat produktifitasnya dapat dihitung dengan membagi jumlah ratarata produksi satu periode produksi dengan jumlah pekerja. Sehingga dapat dilihat
seberapa besar tingkat produktifitas rata-rata pekerja. Secara umum dapat
dituliskan rumus sebagai berikut :
Dimana :
TK
= Tingkat produktifitas tenaga kerja
O
= Jumlah Ouput Daging Rajungan/Tahun
I
= Jumlah Input Rajungan/Tahun
L
= Jumlah tenaga kerja (labour)
33
4.3.4 Analisis Aspek Finansial
Analisisaspek ekonomi suatu proyek atau usaha dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis kelayakan finansial.Analisis ini dilakukan dengan terlebih
dahulu menyususun aliran kas (cashflow), yang terdiri dari cash inflow (arus
penerimaan kas) dan cash outflow (arus pengeluaran). Cash inflow meliputi nilai
produksi total, penerimaan pinjaman, dan nilai sisa. Cash outflow terdiri dari
biaya investasi, biaya produksi, pembayaran pinjaman dan bunga, pajak dan lainlain. Pengukuran cash inflow dengan cash outflow akan diperoleh manfaat bersih
(net benefit). Analisis finansial dilakukan secara kuantitatif dan alat analisis yang
digunakan untuk menguji kelayakan adalah Cost Benefit Analysis (CBA) dengan
instrumen Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit
Cost Ratio (NetB/C), dan Payback Period (PP). Tabel pengolahan data analisis
aspek finansial dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.3.4.1 Net Present Value ( NPV )
Manfaat bersih merupakan selisih antara present value dari investasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan yang diterima selama umur proyek pada
tingkat diskonto tertentu. NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
Bt
= manfaat pada tahun ke-t
Ct
= biaya pada tahun ke-t
= compounding factor
t
= tahun (1,2,3,.......n)
n
= umur proyek
Ukuran ini bertujuan untuk mengurutkan alternatif yang dipilih karena
adanya kendala biaya modal, dimana proyek ini memberikan NPV biaya yang
34
sama atau NPV penerimaan yang kurang lebih sama setiap tahun. Proyek
dinyatakan layak atau bermanfaat jika NPV lebih besar dari nol. Jika NPV sama
dengan nol, berarti biaya dapat dikembalikan persis sama besar oleh proyek. Pada
kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi. NPV lebih kecil dari nol, proyek
tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan ini berarti bahwa
proyek tersebut tidak layak dilakukan (Gray etal, 1992).
4.3.4.2 Internal Rate of Return ( IRR )
Internal Rate of Returnmenunjukkan rata-rata keuntungan internal
tahunan perusahaan yang melaksanakan investasi dan dinyatakan dalam persen.
IRR adalah tingkat suku bunga yang membuat nilai NPV proyek sama dengan
nol. IRR secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
i1
= tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif
i2
= tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto,
sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto maka proyek tersebut tidak
layak dilaksanakan. Tingkat IRR mencerminkan tingkat bunga maksimal yang
dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi
dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.
4.3.4.3 Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C )
Besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu
satuan. Net B/C adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang (present
35
value) dari net benefit yang positif dengan net benefit yang negatif. Net B/C ratio
secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dimana:
Bt
= manfaat pada tahun ke-t
Ct
= biaya pada tahun ke-t
= compounding factor
n
= umur proyek
Proyek dikatakan layak bila Net B/C lebih besar dari satu (Gray et al, 1992).
4.3.4.4 Payback Period ( PP )
Menurut
Gittinger
(1986)Payback
Periodadalah
jangka
waktu
kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai
dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga
mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai PP sebagai berikut :
Keterangan :
PP = payback Period
I
= jumlah modal investasi
Ab =hasil bersih per tahun/periode atau laba bersih rata-rata per tahun.
4.4
Simulasi Penerapan Kebijakan
Pengukuran tingkat profitability dalam penerapan kebijakan minimum
legal size input production dapat dilakukan dengan simulasi model. Penerapan
minimum legal size rajungan berupa pembatasan ukuran rajungan yang boleh
diterima oleh pengolah rajungan mini plant sebagai input produksi sehingga dapat
36
mempengaruhi produksi daging kupas rajungan dimana terjadi perubahan ukuran
input rajungan. Pada analisis ini diasumsikan batasan minimal ukuran rajungan
ditentukan berdasarkan hasil percobaan tingkat efiesiensi pengolahan rajungan
berdasarkan klasifikasi ukuran. Beberapa skenario simulasi meliputi :
1. Menghitung hasil percobaan tingkat efisiensi pengolahan rajungan sehingga
didapatkanukuran rajungan yang efisien dan menguntungkan untuk diolah.
2. Menggunakan ukuran rajungan delapan sentimeter sebagaiukuran minimal
dalam kebijakan minimum legal size input production.
3. Menghitung tingkat profitability aktual yang diperoleh pada pengolahan daging
kupas rajungan kemudian dibandingkan dengan tingkat profitabilitypengolahan
daging kupas rajungan jika kebijakan minimum legal size input production
diterapkan.
4. Perubahan nilai produksi diakibatkan dariperubahan jumlah input dan harga
input produksi tersebut.
Analisis ini menggunakan software excel, dimana excel dapat mengolah data
biaya dan manfaat untuk memprediksi tingkat profitability proyek, efisiensi biaya,
jangka waktu pengembalian modal dan tingkat efisiensi tenaga kerja.
Tahapan simulasi model dengan excel :
1. Menentukan biaya tetap dan biaya variabel.
2. Menentukan penerimaan per bulan.
3. Memasukan data biaya dan penerimaan.
4. Membuat formula perhitungan NPV, IRR, Net B/C, dan PP.
5. Run formula untuk mendapatkan nilai kelayakan dibutuhkan.
4.5
Asumsi Penelitian
Penelitian ini mengansumsikan beberapa hal untuk memfokuskan hasil
penelitian pada permasalahan yang terjadi. Hal-hal yang diasumsikan pada
penelitian ini diantaranya :
1. Perekonomian Indonesia sedang stabil atau tidak terjadi krisis besar-besaran.
2. Keadaan ekosistem rajungan tidak mengalami pencemaran atau bencana.
3. Keadaan stok rajungan di laut telah pulih atau stabil.
37
4. Harga sebelum dan sesudah penerapan kebijakan minimum legal size input
production adalah konstan dari rata-rata yang dikonversi dengan indeks harga
konsumen wilayah Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.
5. Biaya sebelum kebijakan dianggap konstan dari biaya rata-rata.
6. Input rajungan di mini plant dianggap konstan.
7. Seluruh modalmini plant merupakan pinjaman.
8. Mini plant tidak mengalami resiko penolakan (reject) suplai daging rajungan
oleh pabrik (plant).
38
Download