BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Enclosure
Enclosure adalah struktur yang menyelubungi mesin, berfungsi
untuk mencegah bising sehingga tidak menerobos ke lingkungan sekitar .
Enclosure dapat dibuat dari material padat maupun tembus pandang.
Enclosure pada BTS atau sering disebut sebagai Chassis adalah kotak
berbahan plastik atau logam, yang merupakan tempat di mana komponenkomponen utama sebuah perangkat ditempatkan. Seperti, perangkat
komputer, perangkat server, bahkan perangkat sinyal dan lain sebagainya.
Enclosure pada BTS dirancang untuk melindungi perangkat BTS yang
biasanya didesain untuk kondisi outdoor terutama kondisi hujan dan
panas.
2.1.1 Struktur Dasar Enclosure
Gambar 2.1 Struktur Dasar Enclosure
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Enclosure memiliki fungsi yang fleksibel tergantung penempatan dan
penggunaannya. Secara penempatannya enclosure dapat ditempatkan pada
tiang penyanggah atau didinding ruangan dengan dibor. Secara
penggunaannya enclosure dapat digunakan untuk perangkat power (KWH
dan Rectifier mini) dan perangkat telekomunikasi (BTS, Router, dan
Access Point).
Pada perangkat telekomunikasi dibutuhkan MCB sebagai power
utama, filter udara, dan rak 19inch berbentuk list untuk memudahkan
penempatan perangkat atau modul telekomunikasi, sebagai contoh adalah
perangkat BTS mini.
Umumnya enclosure yang tersedia dipasaran sudah memiliki Climate
System atau kipas yang sudah disertakan pada enclosure tersebut.
Permasalahan dilapangan yang sering terjadi adalah Climate System atau
kipas pada enclosure tidak mampu mengatasi suhu panas cuaca, panas
yang disebabkan kinerja perangkat itu sendiri, dan adanya penambahan
perangkat pada enclosure yang digunakan.
Dalam kondisi seperti ini sulit mendapatkan Climate System atau kipas
tambahan secara cepat dan dengan harga yang terjangkau karena sifatnya
yang pabrikasi dan satu paket dalam pembelian setiap enclosurenya.
2.1.2 Desain Enclosure
Enclosure didesain dengan berbagai macam pilihan, diantaranya :

Main Enclosure
Main Enclosure memiliki bentuk yang besar dan memiliki desain yang
lebih kompleks, biasanya digunakan untuk perangkat power seperti
rectifier, generator, BTS Macro dan lain sebagainya.

Mini Enclosure
Mini Enclosure memiliki bentuk yang lebih kecil dan ringkas, biasanya
digunakan untuk rectifier mini, BTS Semi Macro (BTS Hotel), BTS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Micro (Inbuliding System), server mini, hub/router dan lain
sebagainya.
2.2
Power Supply (Pencatu Daya)
Power Supply atau pencatu daya adalah sebuah peranti elektronika
yang berguna sebagai sumber daya untuk peranti lain, terutama daya
listrik. Pada dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang
menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa pencatu daya yang
menghasilkan energi mekanik, dan energi yang lain.
2.2.1 Jenis-Jenis Power Supply
Power Supply atau pencatu daya dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah DC Power Supply, AC Power Supply,
Switch
Mode
Power
Supply,
Programmable
Power
Supply,
Uninterruptible Power Supply, High Voltage Power Supply. Berikut ini
adalah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis Power Supply :
1. DC Power Supply
DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan
tegangan maupun arus listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan
memiliki Polaritas yang tetap yaitu Positif dan Negatif untuk
bebannya. Terdapat 2 jenis DC Power Supply yaitu :
 AC to DC Power Supply
AC to DC Power Supply mengubah sumber tegangan listrik AC
menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan Elektronika.
Pada umumnya terdiri dari Transformator yang menurunkan
tegangan, Dioda sebagai Penyearah dan Kapasitor sebagai
Penyaring (Filter).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8

Linear Regulator
Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang
berfluktuasi menjadi konstan (stabil) dan biasanya menurunkan
tegangan DC Input.
2. AC Power Supply
AC Power Supply adalah Power Supply yang mengubah suatu taraf
tegangan AC ke taraf tegangan lainnya. Contohnya AC Power Supply
yang menurunkan tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan yang
membutuhkan tegangan 110VAC. Atau sebaliknya dari tegangan AC
110V ke 220V.
3. Switch-Mode Power Supply
Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis Power Supply
yang langsung menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan
Input AC untuk mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut
kemudian di-switch ON dan switch OFF pada frekuensi tinggi dengan
sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan arus AC yang dapat
melewati Transformator Frekuensi Tinggi.
4. Programmable Power Supply
Programmable Power Supply adalah jenis power supply yang
pengoperasiannya dapat dikendalikan oleh Remote Control melalui
antarmuka Input analog maupun digital seperti RS232 dan GPIB.
5. Uninterruptible Power Supply (UPS)
Uninterruptible Power Supply atau sering disebut dengan UPS adalah
Power Supply yang memiliki 2 sumber listrik yaitu arus listrik yang
langsung berasal dari tegangan input AC dan Baterai/Genset yang
terdapat didalamnya. Saat listrik normal, tegangan Input akan secara
simultan mengisi Baterai dan menyediakan arus listrik untuk beban
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
(peralatan listrik). Tetapi jika terjadi kegagalan pada sumber tegangan
AC seperti matinya listrik, maka Baterai/Genset akan mengambil alih
untuk menyediakan Tegangan untuk peralatan listrik/elektronika yang
bersangkutan.
6. High Voltage Power Supply
High Voltage Power Supply adalah power supply yang dapat
menghasilkan Tegangan tinggi hingga ratusan bahkan ribuan volt.
High Voltage Power Supply biasanya digunakan pada mesin X-ray
ataupun alat-alat yang memerlukan tegangan tinggi.
2.2.2
Power Supply pada Rangkaian
Pada alat yang dirancang ini menggunakan power supply dengan
tegangan input PLN 220V AC dan dengan output 12V DC sesuai yang
dibutuhkan microcontroller Wemos untuk beroperasi. Oleh karena itu, alat
ini memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi
arus listrik dari arus AC menjadi arus DC yang sesuai dengan rangkaian
Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC
ini disebut dengan DC Power Supply. DC Power Supply atau Catu Daya
ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”. Berikut komponen yang
dibutuhkan untuk microcontroller ini adalah sebagai berikut :
-
Transformator stepdown 220VAC ke 12VDC
-
Dioda Bridge
-
Kapasitor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Gambar 2.2 Rangkaian Sederhana Power Supply 12VDC
Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC
Power Supply (Adaptor) pada rangkaian diatas :
1. Transformator
Transformator yang digunakan adalah Transformer jenis Step-down
yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan
kebutuhan microcontroller Wemos dan terdiri dari 2 bagian utama
yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan
Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Outputnya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan,
Output transformator masih berbentuk arus AC yang harus diproses
selanjutnya.
Gambar 2.3 Rangkaian Transformator Stepdown
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2. Rectifier (Penyearah)
Rectifier atau penyearah adalah rangkaian elektronika dalam Power
Supply yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi
gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator
Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda.
Rangkaian Rectifier dalam Power Supply terdiri dari 4 komponen
dioda.
Gambar 2.4 Rangkaian Rectifier (penyearah)
3. Filter (Penyaring)
Dalam rangkaian Power supply ini, Filter digunakan untuk meratakan
sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari
komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau
ELCO (Electrolyte Capacitor).
Gambar 2.5 Rangkaian Filter
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2.3
Kipas DC
Kipas DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk menggerakkan fan atau blower.
Gambar 2.6 Kipas DC
Keuntungan utama Kipas DC adalah dapat dikendalikan dengan
mengatur :
1. Tegangan dinamo, meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan.
2. Arus medan, menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
3. Pengendalian kecepatan yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan
daya.
Dibawah ini merupakan komponen utama kipas DC yang digunakan
dalam rangkaian :
Gambar 2.7 Komponen Utama Kipas DC
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Gambar diatas memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki
beberapa komponen utama :
1. Kutub medan Kipas DC sederhana memiliki dua kutub medan yaitu
kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar
melintasi ruang terbuka diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau
lebih elektromagnet.
2. Dinamo/Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakan beban. Untuk kasus kipas DC yang kecil, dinamo
berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai
kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi.
3. Blower, atau baling-baling merupakan bagian pasif sebagai peniup
angin hasil gerakan dari dinamo.
2.4
Sensor Suhu dan Kelembapan (DHT11)
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara
yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi
(relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi adalah
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.
Peralatan elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara
disekitarnya memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Oleh karena itu,
informasi mengenai kelembaban udara pada suatu area tertentu menjadi
sesuatu hal yang penting untuk diketahui karena menyangkut efek-efek
yang ditimbulkannya.
Informasi mengenai nilai kelembaban udara diperoleh dari proses
pengukuran. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur kelembaban
udara adalah higrometer. DHT11 adalah sensor digital yang dapat
mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini sangat
mudah digunakan bersama dengan Arduino maupun Wemos. Memiliki
tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga
ketika internal sensor mendeteksi sesuatu, maka modul ini menyertakan
koefisien tersebut dalam kalkulasinya, DHT11 ini termasuk sensor yang
memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data yang cepat,
dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan
transmisi sinyal hingga 20 meter, dengan spesifikasi: Supply Voltage:
+5V, Temperature range : 0-50 °C error of ± 2°C, Humidity : 20-90%
RH ± 5% RH error, dengan spesifikasi digital interfacing system.
membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi
pengukuran suhu dan kelembaban.
Tabel 2.1 Tabel karakteristik Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11
Model
DHT11
Power supply
3VDC - 5.5VDC
Output signal
Digital signal via single-bus
Measuring range
Humidity 20 - 90% RH ± 5% RH error
Temperature 0 - 50°C error of ± 2°C
Humidity ± 4%RH (Max ± 5%RH);
Accuracy
Temperature ± 2.0oCelsius
Resolution or Sensitivity
Humidity 1%RH; Temperature 0.1oCelsius
Repeatability
Humidity ± 1%RH; Temperature ± 1Celsius
Humidity hysteresis
± 1%RH
Long-term Stability
± 0.5%RH/year
Sensing period
Average : 2s
Interchangeability
Fully interchangeable
Dimensions size
12 x 15.5 x 5.5mm
Dari penjelasan (Tabel 2.1) diatas bahwa struktur yang merupakan
cara kerja dari sensor kelembaban udara/Humidity DHT11 memiliki empat
buah kaki yaitu: pada bagian kaki(VCC), dihubungkan ke bagian Vss yg
bernilai sebesar 3V - 5V,pada board mikrokontroler dan untuk bagian kaki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
GND dihubungkan ke ground (GND), sedangkan pada bagian kaki data
yang merupakan keluaran (Output) dari hasil pengolahan data analog dari
sensor DHT11 dan yang tak ketinggalan terdapat satu kaki tambahan yaitu
kaki NC (Not Connected), yang tidak dihubungkan ke pin manapun.
Gambar 2.8 Sensor kelembaban udara/Humidity (DHT11)
2.5
Transistor
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya
Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar
daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor.
Transistor dalam rangkaian alat ini berfungsi semacam sakelar atau
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal,
yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu
terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan
tegangan yang akan dikuatkan melalui kolektor.Selain digunakan untuk
penguat transistor bisa juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan
memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai
titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil
maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat pensaklaran
seperti ini transistor bisa digunakan sebagai gerbang atau yang sering kita
dengar dengan sebutan TTL yaitu Transistor Transistor Logic.
Gambar 2.9 Bentuk fisik transistor
Transistor di bedakan menjadi 2 tipe yaitu transistor PNP dan
transistor NPN. Untuk membedakan transistor PNP dan NPN dapat di
lihat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak panah
mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya mengarah ke
luar.
Gambar 2.10 Jenis Transistor NPN dan PNP
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.6
Internet of Things (IoT)
Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT,
merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari
konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Secara
singkat Internet of Things dapat dikatakan sebagai sebuah konsep dari
benda-benda di sekitar yang mampu berkomunikasi dan berbagi data
antara satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet. Adapun
kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya,
termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan,
elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang
semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang
tertanam dan selalu aktif. Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada
benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual
dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya
disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui
Auto-ID Center di MIT.
2.6.1
Definisi Alternatif
1. Casagras (Coordination and support action for global RFID-related
activities and standardisation)
Mendefinisikan Internet of Things, sebagai sebuah infrastruktur
jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual
melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi.
Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut
pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi
obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk
pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ia
juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event
transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2. SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte)
Mendefinisikannya bahwa Dunia di mana benda-benda fisik
diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan,
dan di mana benda-benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses
bisnis. Layanan yang tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’
melalui Internet, mencari dan mengubah status mereka sesuai dengan
setiap informasi yang dikaitkan, disamping memperhatikan masalah
privasi dan keamanan.
3. CORDIS
Rencana aksi untuk Uni Eropa untuk memperkenalkan pemerintahan
berdasarkan Internet of Things.
4. ETP EPOSS
Jaringan yang dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki
identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan
menggunakan
kecerdasan
antarmuka
untuk
terhubung
dan
berkomunikasi dengan pengguna, konteks sosial dan lingkungan.
2.6.2
Prinsip Kerja IoT
Sebuah perangkat IoT memiliki sebuah radio yang dapat mengirim
dan menerima koneksi wireless. Protokol wireless IoT didesain untuk
memenuhi beberapa servis dasar yaitu beroperasi dengan daya dan
bandwidth yang rendah, dan bekerja dalam jaringan mesh. Beberapa
perangkat bekerja pada frekuensi bidang 2.4 GHz yang juga digunakan
oleh Wi-fi dan Bluetooth, dan cakupan sub-GHz. Frekuensi sub-GHz
tersebut termasuk 868 dan 915 MHz, memiliki keuntungan dalam
rendahnya interferensi.
Perangkat-perangkat IoT terhubung dalam sebuah jaringan mesh
satu sama lain dan mengirimkan sinyal seperti pelari dalam lari estafet.
jaringan ini berbalikan dengan jaringan tersentralisasi. Cakupan transmisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
dari perangkat IoT dalam jaringan mesh ialah ± 9 meter hingga lebih dari
90 meter. Karena perangkat dalam jaringan mesh mampu untuk
“mentransfer” sinyal, tentu mereka dapat terhubung dengan ribuan sensor
dalam suatu area yang luas, seperti sebuah kota, dan beroperasi dengan
selaras. Jaringan mesh memiliki kemampuan tambahan untuk bekerja di
sekitar area perangkat yang gagal (tidak terkoneksi).
Protokol jaringan mesh IoT antara lain Z-Wave Alliance, Digbee
Alliance, dan Insteon, yang juga bekerja sama dengan vendor. Protokolprotokol tersebut tidak memiliki interoperabilitas, yang berarti mereka
tidak mampu untuk bekerja sama antar beberapa macam sistem, meskipun
dapat juga dihubungkan melalui hubs. Digbee merupakan protokol terbuka
(open protocol), namun banyak kritik yang menyatakan tidak semua
pengimplementasiannya harus sama. Digbee menyediakan sertifikasi
untuk
memastikan
standar
pengaplikasian.
Insteon
dan
Z-Wave
merupakan protokol berpaten, sehingga standarisasi implementasinya
lebih terjamin. Untuk meningkatkan skalabilitas akses komunikasi IoT,
setelah bekerja keras sejak tahun 2007, akhirnya kita memiliki 6LoWPAN
sebagai standar integrasi IP pada jaringan IoT berdaya rendah.
2.6.3
Penggunaan Daya Rendah dalam IoT
Beberapa perangkat IoT akan mendapatkan daya dari listrik.
Namun sebagian besar, seperti pengunci pintu dengan sensor yang berdiri
sendiri, akan menggunakan baterai. Perangkat-perangkat ini mengirim dan
menerima sedikit informasi secara berselang atau periodik. Maka dari itu,
daya tahan baterai dalam perangkat IoT dapat berselang antara 1.5 hingga
10 tahun. Salah satu pembuat sistem IoT, Insteon, menggunakan kedua
komunikasi radio dan powerline yang dapat mengirim data melalui
pengkabelan yang ada juga via radio, yang menawarkan reliabilitas
pengiriman data lebih tinggi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2.6.4 Metode dan Pengimplementasian IoT
Metode yang digunakan oleh Internet of Things adalah nirkabel
atau
pengendalian
secara
otomatis
tanpa
mengenal
jarak.
Pengimplementasian Internet of Things sendiri biasanya selalu mengikuti
keinginan dari developer dalam mengembangkan sebuah aplikasi yang ia
ciptakan, apabila aplikasinya itu diciptakan guna membantu monitoring
sebuah ruangan maka pengimplementasian Internet of Things itu sendiri
harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam
sebuah rumah, berapa jauh jarak agar ruangan dapat dikontrol, dan
kecepatan jaringan internet yang digunakan. Perkembangan teknologi
jaringan dan Internet seperti hadirnya IPv6, 4G, dan Wimax, dapat
membantu pengimplementasian Internet of Things menjadi lebih optimal,
dan memungkinkan jarak yang dapat di lewati menjadi semakin jauh,
sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol sesuatu.
2.7
Mikrokontroler Wemos D1 (R2) ESP8266
Mikrokontroler Wemos D1 (R2) ESP8266 adalah sebuah
Mikrokontroler pengembangan berbasis modul mikrokontroler ESP8266.
Mikrokontroler Wemos dibuat sebagai solusi dari mahalnya sebuah sistem
wireless
berbasis
Mikrokontroler
lainnya.
Dengan
menggunakan
Mikrokontroler Wemos biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem
WiFi berbasis Mikrokontroler sangat murah, hanya sepersepuluhnya dari
biaya yang dikeluarkan apabila membangun sistem WiFi dengan
menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno dan WiFi Shield.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Gambar 2.11 Mikrokontroler Wemos
Yang berbeda pada Mikrokontroler ini yaitu kemampuannya untuk
menyedikan fasilitas konektifitas WiFi dengan mudah serta memori yang
digunakan sangat besar yaitu 4 MB.
2.7.1
Spesifikasi Mikrontroler Wemos D1 (R2)
Mikrokontroler Wemos D1 R2 adalah mikrokontroler berbasis
ESP8266 yaitu sebuah modul mikrokontroler nirkabel (Wifi) 802.11 yang
kompatibel dengan Arduino IDE. Tata letak mikrokontroler ini didasarkan
pada desain hardware Arduino standar dengan proporsi yang sama dengan
Arduino Uno dan Leonardo. Mikrokontroler ini juga sudah termasuk satu
set header Arduino standar yang artinya kompatibel dengan beragam
Arduino shield.
Mikrokontroler ini juga mencakup sebuah CH340 USB to serial
interface yang memberikan kemampuan untuk terhubung dan diprogram
secara langsung dari komputer Anda dan hanya membutuhkan kabel USB
micro yang umum digunakan (tidak membutuhkan perangkat keras
antarmuka atau konfigurasi tambahan). Setelah terhubung ke komputer,
dan driver telah terinstal, Wemos D1 akan muncul sebagai port serial
COM standar. Wemos D1 dapat diprogram langsung dari Arduino
Integrated Development Environment (IDE) yang tersedia secara bebas
untuk di-download dari situs Arduino (arduino.cc). Banyak dari perintah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
default Arduino dapat digunakan termasuk fungsi pin digital dan analog
dan banyak examples dalam IDE yang dapat digunakan dalam ESP8266s
WiFi. Examples ini diantaranya dari Simple Blinking LED hingga
mengubah Wemos D1 R2 menjadi web server yang berdiri sendiri.
Gambar 2.12 Skema Mikrokontroler Wemos D1 R2 Board
Berikut ini adalah spesifikasi dari mikrokontroler Wemos D1 R2 :

Microcontroller
: ESP8266EX

Operating Voltage
: 3.3V

Digital I/O Pins
: 11 (all I/O pins have interrupt / pwm / I2C /
one-wire capability, except for D0)

Analog Input Pins
:1

Flash Memory
: 4MB

Power Supply Voltage
:
o Input
: 9V to 18V
o Output
: 5V at 1A Max

Board Dimensions
: 68.6mm x 53.4mm (2.701" x 2.102")

Weight
: 21.8g
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Tabel 2.2 Tabel PIN Wemos D1 R2
Board Pin
TX
RX
A0
D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
GND
5V
3V3
RST
2.7.2
Function
TXD
RXD
Analog input
I/O
I/O, SCL
I/O, SDA
I/O, 10k pull-up
I/O, 10k pull-up, BUILTIN_LED
I/O, SCK
I/O, MISO
I/O, MOSI
I/O, 10k pull-down, SS
Ground
5V
3.3V
Reset
ESP8266 Pin
TXD
RXD
A0
GPIO16
GPIO5
GPIO4
GPIO0
GPIO2
GPIO14
GPIO12
GPIO13
GPIO15
GND
3.3V
RST
Chipset pada Mikrokontroler Wemos D1 (R2)
Pada Mikrokontroler wemos memiliki 2 buah chipset yang
digunakan sebagai otak kerja platform tersebut. Beberapa chipset pada
Mikrokontroler ini adalah :
1. Chipset ESP8266
ESP8266 adalah sebuah chip mikrokontroler yang memiliki fitur Wi-Fi
yang mendukung stack TCP/IP. Diproduksi oleh produsen Cina yang
berbasis di Shanghai, Espressif. Pada Agustus 2014 AI-Thinker
membuat modul ESP-01 dengan menggunakan lisensi oleh Espressif.
modul kecil ini memungkinkan mikrokontroler untuk terhubung
dengan jaringan Wi-Fi dan membuat koneksi TCP / IP hanya dengan
menggunakan command yang sederhana seperti Hayes-gaya. Harga
yang sangat rendah dan sangat sedikit komponen eksternal pada modul
ini mengakibatkan sangat murahnya harga sebuah chip ini. Dengan
clock 80 MHz chip ini dibekali dengan 4MB Eksternal RAM,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
mendukung format IEEE 802.11 b/g/n sehingga tidak menyebabkan
interferensi bagi yang lain. Mendukung enkripsi WEP, WPA sehingga
menjadikan chipset ini sangat aman digunakan. Chipset ini memiliki
16 GPIO pin yang berkerja pada 3.3 Volt, 1 pin ADC dengan resolusi
10 bit.
2. Chipset CH340
CH340 adalah sebuah Chipset yang mengubah USB menjadi serial
interface. Sebagai contohnya adalah aplikasi USB converter to IrDA
atau aplikasi USB converter to Printer. Dalam mode serial interface,
CH340 mengirimkan sinyal penghubung yang umum digunakan pada
MODEM. CH340 digunakan untuk memperbesar asynchronous serial
interface komputer atau mengubah perangkat serial interface umum
untuk berhubungan dengan bus USB secara langsung. Modul
Mikrokontroler ini dapat dibangun sendiri atau dibeli jadi. Perangkat
lunaknya dapat didownload secara gratis. Desain referensi perangkat
keras (File CAD) yang tersedia di bawah lisensi open-source, dan
bebas untuk mengubahnya sesuai dengan kebutuhan. Walaupun modul
Mikrokontroler ini berbeda dengan modul Mikrokontroler arduino,
namun kita dapat menggunakan baik IDE, Library, Maupun command
yang
terdapat
pada
arduino
untuk
dapat
digunakan
pada
mikrokontroler ini .
2.7.3 Pin I/O Mikrokontroler Wemos D1 (R2)
Pada mikrokontroler Wemos D1 R2 ini memiliki Pin I/O sebagai
gerbang komunikasi data antara mikrokontroler dan komponen agar dapat
berkomunikasi. Pin I/O pada mikrokontroler ini diantaranya :
1. Pin Digital
I/O Port pada modul Mikrokontroler Wemos dikenal dengan Pin
Digital dan berjumlah 11 pin. Pin ini dapat dikonfigurasi baik sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
input ataupun dapat digunakan sebagai output. Berikut ini adalah
karakteristik dari Pin Digital :

Karakteristik pin digital ketika menjadi input
Secara default pengaturan port digital adalah pengaturan untuk port
masukan, sehingga mereka tidak perlu secara eksplisit dinyatakan
sebagai input dengan pinMode (). Pin dikonfigurasi sebagai input
sehingga pin tersebut berada dalam keadaan impedansi tinggi.
Salah satu penjelasannya adalah pin input akan mengambil daya
yang sangat kecil sekali pada rangkaian ketika dalam kondisi
pengambilan sampel, dapat dikatakan bahwa ada resistor seri dari
100 MΩ di depan pin tersebut. Hal ini berarti bahwa hanya sangat
sedikit arus yang digunakan untuk memindahkan kondisi pin input
tersebut dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Sehingga hal ini
dapat membuat pin berguna untuk melakukan tugas-tugas seperti
membaca sensor sentuh kapasitif, membaca sebuah LED sebagai
dioda, atau membaca sebuah sensor analog dengan skema seperti
RCTime. Akan tetapi hal ini juga berarti, apabila ada pin input
yang tidak terhubung ke rangkaian, akan menghasilkan beberapa
keadaaan seperti akan berlogika acak, menghasilkan noise, atau
akan menjadi kapasitor coupling pada pin yang berdekatan dengan
Pin tersebut.

Karakteristik pin digital ketika menjadi Output
Karakteristik pin digital apabila Pin digital dikonfigurasi sebagai
Output dengan pinMode (), maka Pin ini akan berada dalam
keadaan impedansi rendah. Hal ini berarti bahwa mereka dapat
menyediakan sejumlah besar arus ke rangkaian lainnya. Pin
Atmega dapat menjadi sumber arus positif atau menjadi sumber
arus negatif hingga 40 mA arus ke perangkat lain. Hal ini cukup
untuk menghidupkan sebuah LED, menjalankan banyak sensor,
namun sayangnya saat ini tidak cukup untuk menjalankan relay,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
solenoida, atau motor. Hubungan pendek pada pin, atau mencoba
untuk menjalankan rangkaian dengan arus yang besar, dapat
merusak atau menghancurkan transistor output pada pin, atau
merusak
chip
secara
keseluruhan.
Sering
kali
ini
akan
menghasilkan sebuah pin "mati" dalam mikrokontroler akan tetapi
chip yang tersisa masih akan berfungsi secara memadai. Maka
untuk
alasan
ini,
adalah
sebuah
ide
yang
baik
untuk
menghubungkan pin output ke perangkat lain dengan resistor 470Ω
atau 1KΩ.
2. Pin Analog
Pin analog pada mikrokontroler ini memiliki 10 bit resolusi dengan
nilai maksimum 3.3 Volt. Pin analog ini dapat dikonfigurasi dan
digunakan persis dengan cara yang sama seperti pin digital. Berikut ini
adalah karakteristik dari Pin Analog :

A/D Converter
Chips pada Wemos memiliki 1 saluran analog-to-digital converter
(ADC). ADC tersebut memiliki 10 bit resolusi dari 0 ke 1023.
Sedangkan fungsi utama dari pin analog pada Arduino adalah
untuk membaca sensor analog. pin analog juga memiliki semua
fungsi General Purposes input/output (GPIO) pin.

Pemetaan Pin
Pin analog dapat digunakan sama seperti pin digital , menggunakan
penamaan A0 (untuk input analog 0), A1, dll Sebagai contoh, kode
berikut digunakan untuk mengatur 0 pin analog ke output, dan
mengaturnya berlogika “High” :
pinMode(A0, OUTPUT );
digital Write(A0, HIGH);
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27

Pull up Resistor
Pin analog juga memiliki resistor pullup, yang bekerja sama seperti
resistor pullup pada pin digital. Mereka diaktifkan dengan
mengeluarkan perintah seperti dibawah ini :
digital Write(A0, HIGH); // set pullup on analog pin 0
Namun harus disadari bahwa mengatur Resistor pull-up akan
mempengaruhi nilai yang akan diambil oleh analogRead (). Hal
tersebut dikarenakan Perintah analogRead tidak akan bekerja
dengan benar jika pin sebelumnya di gunakan sebagai output, akan
tetapi apabila hal ini terjadi maka pin tersebut harus di atur kembali
menjadi masukan sebelum menggunakan perintah analogRead. Hal
yang sama pula harus diterapkan jika pin telah diatur untuk
menjadi logika “High” sebagai output, resistor pullup harus diatur
ketika beralih kembali ke input.
2.7.4
Program Processing Arduino IDE
Processing
adalah
sebuah
bahasa
program
open-source
berdasarkan program Java, dengan menggunakan pemograman sintaks dan
grafis
yang
disederhanakan
serta
dirancang
untuk
kebutuhan
pengembangan elektronik, seni media, desain visual dengan tujuan
pengajaran dasar-dasar pemograman komputer dalam konteks visual dan
sebagai dasar sketsa elektronik. Proyek ini dimulai pada tahun 2001 oleh
Casey Reas dan Benjamin Fry yang berasa dari lulusan Estetika dan
Komputasi di MIT (Massachusetts Institute of Technology). Salah satu
tujuan lain dari pengolahan adalah sebagai alat untuk mendapatkan nonprogrammer dimulai dengan pemograman, melalui kepuasan instan dari
umpan balik visual.
Arduino IDE (Integrated Development Environment) sendiri adalah
sebuah software bawaan arduino yang juga dapat berfungsi untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
memprogram perangkat keras mikrokontroler Wemos selain Arduino itu
sendiri. software ini memungkinkan anda untuk membuat program yang
sesuai dengan keinginan anda dan kemudian memasukkan/menanamkan
progran tersebut ke dalam perangkat keras yang anda miliki tanpa
menggunakan hardware eksternal, karena pada main board Wemos juga
telah dilengkapi dengan bootloader dan downloader yang telah terpasang
seperti pada main board Arduino.
Gambar 2.13 Tampilan Arduino IDE
Terdapat 6 buah tombol utama pada toolbar tersebut yang memiliki
fungsi sesuai dengan deskripsi pada table di bawah ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Tabel 2.3 Tabel Deskripsi ToolBar Arduino IDE
ToolBar
Deskripsi
Verify, Berfungsi untuk melakukan Error Checking kode yang
dibuat
Upload, Mengkompilasi dan melakukan upload kode pada Board
yang digunakan.
New, Berfungsi untuk membuat sketch baru
Open, Berfungsi untuk membuka sketch yang pernah dibuat untuk
editing atau upload ulang ke Mikrokontroler
Save, Berfungsi untuk menyimpan sketch yang telah dibuat
Serial Monitor, Dapat digunakan untuk menampilkan nilai proses,
nilai pembacaan, serta pesan error
Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan Arduino IDE
dikarenakan lebih mudah dan familiar seperti menggunakan Arduino Uno.
IDE Arduino sendiri terdiri beberapa bagian program utama diantaranya :

Editor Program, sebuah window yang memungkinkan pengguna
menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing (red: yang
benar adalah dalam bahasa C/C++ yang disederhanakan, yang
merupakan turunan dari proyek open source Wiring. Salah satu
miskonsepsi paling umum tentang bahasa yang digunakan di Arduino
adalah bahwa bahasa ini merupakan “bahasa” Processing).

Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa
Processing C/C++) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah
mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa Processing (red:
tingkat tinggi seperti C/C++). Yang bisa dipahami oleh mikrokontroler
adalah kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30

Uploader, merupakan sebuah modul yang memuat kode biner dari
komputer ke dalam memori di dalam mikrokontroler. mendukung
proses upload menggunakan fitur bootloader modul Arduino ataupun
menggunakan bantuan device programmer.

Library, sebuah file yang memberikan fungsi ekstra dari sketch yang
kamu buat agar Arduino dapat bekerja dengan hardware tertentu dan
melakukan proses manipulasi data. Untuk menginstal Library pihak
ketiga alias Library bukan dari Arduino, dapat dilakukan dengan
menambahkan Library Manager secara manual, Import file .zip, atau
Copy-Paste secara manual folder library yang diinginkan pada folder
libraries hasil instalasi Arduino.

Board Manager, sebuah menu menambahkan modul ekstra dari
Arduino IDE yang memungkinkan menggunakan Board Module selain
Arduino sesuai yang diinginkan seperti Wemos D1 dan Generic
ESP8266 Module.

Sketch, sebuah teks editor sederhana untuk menulis kode program
Arduino umumnya disebut dengan istilah sketsa. Kata “sketch”
digunakan secara bergantian dengan “kode program” dimana keduanya
memiliki arti yang sama.
2.7.5
Fitur Fungsi pada Sketch Arduino IDE
Sketch merupakan lembar kerja pada sistem arduino yang
digunakan untuk menulis listing program, mengedit, meng-compile dan
kemudian meng-upload ke dalam Mikrokontroler tersebut. Sketch Arduino
terdiri dari bagian-bagian seperti Comments, fungsi Setup (), fungsi Loop
(), Fungsi Serial dan variabel. Dibawah ini akan dijelaskan secara lebih
detail mengenai bagian-bagian tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
1. Comments
Comments digunakan untuk memudahkan membaca kode yang telah
disediakan developer, untuk menjelaskan tujuan dari dibuatnya
program ini, cara kerjanya, atau mengapa program tersebut ditulis
seperti itu. Dibawah adalah contoh Comments :
/*
Blink
Turns on an LED on for one second, then off for one second,
repeatedly.
Most Arduinos have an on-board LED you can control. On the
UNO, MEGA and ZERO
it is attached to digital pin 13, on MKR1000 on pin 6.
LED_BUILTIN is set to the correct LED pin independent of which
board is used.
If you want to know what pin the on-board LED is connected to on
your Arduino model, check the Technical Specs of your board at
https://www.arduino.cc/en/Main/Products
This example code is in the public domain.
modified 8 May 2014
by Scott Fitzgerald
modified 2 Sep 2016
by Arturo Guadalupi
modified 8 Sep 2016
by Colby Newman
*/
Salah satu tujuan comments adalah untuk membantu ketika adanya
kode yang ingin diperbaiki serta hal ini dapat membantu orang lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
untuk belajar dari atau memodifikasi kode yang sudah berjalan. Ada
comments dengan bentuk lain, yaitu single-line. Comments ini dimulai
dengan “ // “ dan lanjut hingga ke akhir baris. Sebagai contohnya
adalah :
Blynk.begin(auth, "ZenMax", "1sampai9"); //insert here your SSID
and password
Kalimat yang berisi pesan ini “//insert here your SSID and password”
adalah sebuah comments yang digunakan untuk menjelaskan perintah
untuk menyesuaikan SSID dan password yang digunakan.
2. Fungsi Setup ()
Terdapat salah satu fungsi khusus yang merupakan bagian dari sketch
yaitu “Setup ()“. Fungsi Setup () dipanggil sekali, yaitu ketika sketsa
dimulai. Fungsi ini merupakan tempat yang baik untuk melakukan
pengaturan-pengaturan seperti :

Pengaturan mode output pada pin digital

Inisialisasi Library Mikrokontroler

Inisialisasi Variabel, dan lain-lain
Fungsi Setup hanya akan berjalan sekali, setelah setiap PowerUp atau
setelah tombol reset pada rangkaian modul Arduino ditekan. Berikut
adalah contoh dari fungsi Setup () :
void setup()
{
dht.begin();
Serial.begin(9600); // See the connection status in Serial Monitor
Serial.println("DHTxx test!");
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Blynk.begin(auth, "ZenMax", "1sampai9"); //insert here your
SSID and password
pinMode(D6, OUTPUT);
// Setup a function to be called every second
timer.setInterval(3000, sendUptime);
}
3. Fungsi Loop ()
Fungsi Loop () adalah salah satu fungsi utama dalam sketch Arduino
IDE. Fungsi ini dipanggil berulang kali oleh modul Mikrokontroler
untuk menjalankan program yang telah tersimpan di dalamnya. Berikut
adalah contoh penggunaan dari fungsi Loop () :
void loop()
{
Blynk.run();// Initiates Blynk
timer.run(); // Initiates SimpleTimer
// Read humidity
kelembapan = dht.readHumidity();
Serial.print(kelembapan);
Serial.println(" Rho");
// Read Temperature
suhu = dht.readTemperature();
Serial.print(suhu);
Serial.println(" Celcius");
Serial.println();
Serial.println();
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
if (suhu >= 33)
{
digitalWrite(D6, HIGH);
}
else
{
digitalWrite(D6, LOW);
}
}
Fungsi Loop () sesuai dengan namanya, melakukan perulangan setiap
listing program yang dituliskan, yang pada saat tertentu variabel dari
program anda telah di-upload berubah sehingga sistem merespon dan
menghasilkan output baru yang berbeda dengan hasil output pertama.
4. Fungsi Serial ()
Fungsi Serial () berfungsi untuk mengkomunikasikan antara arduino
dengan hardware lain, baik mengirimkan data ataupun menerima data.
Arduino IDE dan hardware lain tersebut tersambung pada suatu temoat
yang bernama Serial Port. Serial sendiri bukan merupakan sebuah
fungsi, tetapi terdiri dari beberapa fungsi yang digunakan untuk
melakukan operasi pada komunikasi serial. Bentuk umum fungsi ini
adalah :
Serial.begin(baudrate)
Variabel baudrate disini adalah rasio modulasi, dan harus dicocokkan
dengan baudrate hardware yang digunakan. Pada program ini,
baudrate
yang
digunakan
adalah
9600,
karena
kita
akan
berkomunikasi dengan komputer melewati port USB mikrokontroler.
Untuk memakai serial, yang pertama harus kita lakukan adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
melakukan inisiasi, yaitu dengan menggunakan fungsi Serial.begin().
Berikut contoh penggunaan fungsi Serial.begin() :
void setup()
{
dht.begin();
Serial.begin(9600); // See the connection status in Serial Monitor
Serial.println("DHTxx test!");
Blynk.begin(auth, "ZenMax", "1sampai9"); //insert here your SSID
and password
pinMode(D6, OUTPUT);
// Setup a function to be called every second
timer.setInterval(3000, sendUptime);
}
Contoh di atas bagaimana cara kita melakukan komunikasi serial
antara Arduino dengan PC. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
Serial Monitor yang disediakan pada Arduino IDE. Pada Serial
Monitor, kita bisa melihat data yang dikirim dari arduino ke PC. Selain
itu, kita juga dapat mengirimkan data ke mikrokontroler dengan cara
mengetikkannya pada bar di bagian atas.
5. Variabel
Variabel adalah tempat untuk menyimpan data. Variabel memiliki
nama, nilai, dan tipe. Sebagai contoh, pernyataan ini (disebut
deklarasi). Perintah ini menciptakan variabel yang namanya pin, yang
nilainya adalah 6, dan bertipe int. apabila user membutuhkan variabel
ini, maka akan dapat menunjuk ke variabel ini dengan memanggil
namanya. pada saat itu variabel ini nilainya akan dicari dan digunakan.
seperti dalam pernyataan ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
pinMode(D6, OUTPUT );
Keuntungan dari penggunaan variabel dalam hal ini adalah
bahwa user tidak hanya perlu menentukan jumlah pin yang digunakan
sekali, akan tetapi user dapat menggunakannya berkali-kali. sehingga
jika user kemudian memutuskan untuk mengubah penggunaan dari pin
D6 menjadi pin D7, user hanya perlu mengubah sedikit kode. User
juga dapat menggunakan nama pengenal untuk membuat pentingnya
variabel yang jelas (misalnya program mengendalikan LED RGB
memungkinkan penamaan variabel redPin, greenPin, dan bluePin.
2.8
Aplikasi Blynk
Blynk adalah platform aplikasi yang dapat diunduh secara gratis
untuk iOS dan Android yang berfungsi mengontrol Arduino, Raspberry Pi
dan sejenisnya melalui Internet. Blynk adalah dashboard digital di mana
Anda dapat membangun sebuah antarmuka grafis untuk proyek Anda
hanya dengan menarik dan menjatuhkan widget. Aplikasi ini sangat
sederhana untuk menggunakannya bahkan dalam waktu kurang dari 5
menit. Blynk tidak terikat oleh board dan shield tertentu. Sebaliknya,
mendukung hardware sesuai pilihan kita. Terlepas anda menggunakan
Arduino atau Raspberry Pi dapat dihubungkan dengan Internet melalui
Wi-Fi, Ethernet atau chip ESP8266 terbaru.
Blynk dirancang untuk Internet of Things dengan tujuan dapat
mengontrol hardware dari jarak jauh, dapat menampilkan data sensor,
dapat menyimpan data, visual dan melakukan banyak hal canggih lainnya.
Ada tiga komponen utama dalam platform :

Blynk App, memungkinkan untuk membuat antarmuka menakjubkan
untuk proyek-proyek dengan menggunakan berbagai widget yang
tersedia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37

Blynk Server, bertanggung jawab untuk semua komunikasi antara
smartphone dan perangkat keras. Anda dapat menggunakan kami
Blynk Cloud atau menjalankan server Blynk pribadi secara lokal.
Blynk bersifat open-source, bisa dengan mudah menangani ribuan
perangkat dan bahkan dapat diluncurkan pada Raspberry Pi.

Blynk Library, dapat digunakan untuk semua platform perangkat keras
yang populer serta memungkinkan komunikasi dengan server dan
memproses semua perintah incoming dan outcoming.
Gambar 2.14 Skema antarmuka Blynk
2.8.1
Fitur Blynk
Blynk memiliki beberapa fitur menarik yang dapat diplikasikan
pada berbagai macam hardware sesuai kebutuhan. Beberapa fitur dari
Blynk diantaranya :

API serupa dan UI untuk semua perangkat yang mendukung

Koneksi ke Cloud Server Blynk dapat menggunakan :
o Ethernet
o Wifi
o Bluetooth dan BLE
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
o USB (Serial), dan lain sebagainya

Setting Widget (tombol antarmuka) yang mudah digunakan

Manipulasi Direct Pin tanpa menulis kode program manual

Memberikan kemuudahan mengintegrasikan dan menambahkan fungsi
baru menggunakan Virtual Pin

Memiliki data History Monitoring melalui sejarah Graph widget

Komunikasi antar device menggunakan Bridge Widget

Mengirim email, tweet, push notifications, dan lain-lain

Dapat menentukan contoh sketsa meliputi Fitur dasar Blynk yang
tedapat dalam library. Semua sketsa dirancang agar mudah
dikombinasikan satu sama lain
2.8.2
Batasan dan Rekomendasi Penggunaan Blynk
1. Jangan menaruh perintah “Blynk.virtualWrite” dan setiap perintah
“Blynk.xxx”
di
dalam
“void
perintah
loop()”
karena
akan
menyebabkan banyaknya untuk pesan keluar pada server Blynk dan
koneksi akan dihentikan karena terbebani.
2. Direkomendasikan
memanggil
fungsi
menggunakan
interval.
Misalnya, SimpleTimer library ini adalah library sederhana untuk
durasi waktu.
3. Hindari
menggunakan
delay
panjang
dengan
delay()
karena
menyebabkan koneksi terhambat.
4. Jika pengguna mengirim lebih dari 100 nilai per detik maka dapat
menyebabkan “Flood Error” dan hardware akan secara otomatis
terputus dari server.
5. Hati-hati mengirimkan banyak perintah “Blynk.virtualWrite” karena
kebanyakan hardware tidak kuat (seperti ESP8266) sehingga tidak
dapat menangani banyak permintaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2.8.3 Fungsi Operasi Utama pada Blynk
1. Virtual Pins
Blynk dapat mengontrol Digital dan Analog I/O Pin pada perangkat
keras secara langsung. Pengguna bahkan tidak perlu menulis kode
untuk itu. Blynk merancang Virtual Pins melalui apa pun yang
terhubung pada hardware pengguna akan dapat berkomunikasi baik
mengirim dan menerima data dengan Blynk dari mikrokontroler dan
kemudian mengirimkannya kembali ke smartphone. Pengguna dapat
menggunakan fungsi, baca perangkat I2C, mengkonversi nilai-nilai,
kontrol servo atau motor DC dan lain-lain. Virtual Pins dapat
digunakan sebagai antarmuka eksternal library (Servo, LCD dan lainlain) dan melaksanakan fungsi kustom. Hardware pengguna dapat
mengirimkan data ke Widget melalui Virtual Pins seperti contoh
berikut ini :
Blynk.virtualWrite(10, suhu); // virtual pin 10
Blynk.virtualWrite(11, kelembapan); // virtual pin 11
Blynk.virtualWrite(12, suhu); // virtual pin 12
Blynk.virtualWrite(13, kelembapan); // virtual pin 13
2. Mengirim data dari aplikasi ke hardware
Semua Widget Controller dapat mengirim data ke Virtual Pins pada
hardware pengguna sendiri. Misalnya, kode di bawah ini menunjukkan
bagaimana untuk mendapatkan nilai-nilai dari Tombol Widget di
aplikasi Blynk.
BLYNK_WRITE(V1) //Button Widget is writing to pin V1
{
int pinData = param.asInt();
}
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
3. Menerima Data dari Hardware
Ada dua cara mendorong data dari hardware ke Widget di aplikasi
melalui Virtual Pins, yaitu :

Lakukan permintaan dari Widget
Menggunakan pembacaan frekuensi built-in ketika aplikasi aktif
dengan melakukan setting “Reading Frequency” parameter untuk
beberapa interval.
Gambar 2.15 Penggunaan Reading Frequency
BLYNK_READ(V5) // Widget in the app READs Virtal Pin V5 with
the certain frequency
{
// This command writes Arduino's uptime in seconds to Virtual Pin
V5
Blynk.virtualWrite(5, millis() / 1000);
}

Mendorong data dari hardware
Jika menggunakan PUSH sensor atau data lainnya dari hardware
ke Widget, pengguna dapat menulis logika yang diinginkan hanya
dengan mengatur frekuensi ke mode PUSH. Setiap perintah yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
hardware kirimkan ke Blynk Cloud akan secara otomatis
tersimpan di server dan pengguna dapat menampilkan setiap info
ini baik dengan History dari Grafik widget atau dengan HTTP API.
4. Widget
Widget adalah modul antarmuka. Masing-masing melakukan fungsi
input / output tertentu ketika berkomunikasi dengan perangkat keras.
Ada 4 jenis Widget diantaranya :

Controller, berfungsi mengirimkan perintah ke hardware dan
menggunakannya untuk mengontrol komponen yang diinginkan

Display, digunakan untuk berbagai visualisasi data yang berasal
dari hardware untuk smartphone

Notifications, berbagai widget digunakan untuk mengirim pesan
dan notifikasi

Interface, berbagai widget dapat digunakan untuk membuat
tampilan UI menjadi lebih baik

Others, merupakan widget yang tidak masuk kategori apapun
Setiap Widget memiliki pengaturan sendiri serta beberapa Widget (mis
Bridge Widget) digunakan untuk mengaktifkan beberapa fungsi dan
mereka tidak memiliki banyak pengaturan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download