BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 mendefiniskan Dunia Usaha
sebagai Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
Kementrian Koperasi dan UKM 2013 mengatakan bahwa dari total unit usaha
(56,5 Juta), sebanyak 99% merupakan UMKM (Usaha Mikro: 98.7%, Usaha
Kecil: 1,1%, dan Usaha Menengah: 0,09%), sedangkan Usaha Besar hanya
0,01%.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pemain utama dalam
dunia usaha memiliki peran penting sebagai; (1) Pemain utama kegiatan ekonomi
Indonesia, (2) Penyedia kesempatan kerja, (3) Pemain penting dalam
pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat, (4) Pencipta pasar
dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensitivitasnya yang dinamis serta
keterikatannya
dengan
beberapa
perusahaan,
(5)
Kontributor
terhadap
peningkatan ekspor non-migas (Shujiro, 2002). Pada umumnya UMKM seringkali
mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan
teknologi. Hal ini merupakan bagian dari dinamika usaha yang terus bisa
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dinamika ini membuat UMKM
memiliki fleksibilitas tinggi yang membuatnya terus mampu bertahan dalam
segala dinamika perekonomian.
1
Badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998 menyebabkan
banyak investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negaranegara lain, sehingga perekonomian Indonesia di kala itu semakin terpuruk. Usaha
kecil dan sektor riil mampu bertahan bahkan menopang roda perekonomian
bangsa Indonesia. Dalam sejarah pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM
selalu dijelaskan sebagai sektor
yang merupakan fondasi kuat
untuk
perekonomian Indonesia. Mengingat pentingnya peranan UMKM dalam
menciptakan keadaan perekonomian yang stabil, UMKM perlu mendapat prioritas
dalam rangka peningkatan pertumbuhannya. Namun, mengembangkan UMKM
bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan. Pemerintah Indonesia menjadikan
UMKM bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan
dan dikelola oleh dua departemen yaitu Departemen Perindustrian dan
Perdagangan dan Departemen Koperasi dan UKM, namun demikian usaha
pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan, karena pada
kenyataannya kesenjangan produktifitas antara UMKM dan usaha besar sangat
tinggi, misalnya dari aspek Produk Domestik Bruto (PDB) per unit usaha maupun
per tenaga kerja. Rata-rata PDB UMKM per unit usaha adalah sebesar 86 juta
rupiah dan per tenaga kerja adalah sebesar 45,2 juta rupiah, sedangkan rata-rata
PDB usaha besar per unit usaha adalah sebesar 678,8 miliar dan per tenaga kerja
adalah sebesar 1,07 miliar.
Perkembangan produktifitas UMKM dipengaruhi oleh faktor yang
bersumber dari dalam dan dari luar UMKM. Faktor dari dalam antara lain: (1)
kemampuan manajerial, (2) pengalaman pemilik atau pengelola, (3) kemampuan
2
untuk mengakses pasar input dan output, teknologi produksi, dan sumber-sumber
permodalan, serta (4) besar kecilnya modal yang dimiliki, sedangkan beberapa
faktor eskternal yaitu: (1) dukungan berupa bantuan teknis dan keuangan dari
pihak pemerintah/swasta, (2) kondisi perekonomian yang dicerminkan dari
permintaan pasar domestik maupun dunia, dan (3) kemajuan teknologi dalam
produksi. Faktor internal memegang peranan penting dalam perkembangan
ukuran bisnis karena pengaruh eksternal belum memberikan perubahan yang
signifikan jika kemampuan manajerial dalam mengelola informasi baik dari dalam
maupun dari luar tidak dimiliki oleh pengusaha UMKM. Oleh karena itu keahlian
penggunaan sistem informasi sangat penting bagi pengembangan sebuah bisnis
karena keputusan harus berdasar pada informasi yang tepat agar menghasilkan
keputusan yang tepat (Handrimurtjahyo, Susilo, & Soeroso, 2007).
Lungu, Caraiani, & Dascalu, (2007) menyatakan bahwa salah satu
informasi yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembuatan keputusan adalah
informasi akuntansi. Selain itu, informasi akuntansi dapat digunakan untuk
mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan yang sangat
diperlukan oleh pihak manajemen dalam merumuskan berbagai keputusan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dalam rangka menyusun berbagai
proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang,
mengontrol biaya, mengukur dan meningkatkan produktivitas dan memberikan
dukungan terhadap proses produksi (Kaplan & Johnson, 1987). Informasi
akuntansi merupakan salah satu alat yang digunakan manajemen untuk membantu
menghadapi persaingan bisnis karena informasi akuntansi menghasilkan
3
informasi yang relevan dan tepat waktu untuk perencanaan, pengendalian,
pembuatan keputusan dan evaluasi kinerja. Hal tersebut memungkinkan
manajemen untuk mengimplementasikan strategi dan melakukan aktivitas
operasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan
(Gordon & Miller, 1976).
Deputi bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Choirul
Djamhari (2015) menyatakan dalam khazanah kompetisi bahwa sejak awal
menjalankan usaha seorang pelaku UKM mampu mengelola semua sumber daya
dengan baik. Sumber daya tersebut bisa berupa kapital, teknologi, informasi dan
juga networking. Hal ini dikarenakan kemampuan dan pengetahuan sumber daya
manusia merupakan kunci utama dalam mengembangkan usaha terutama pada
usaha skala mikro (Djamhari, 2015). Ketidakmampuan menyediakan dan
menggunakan informasi akuntansi merupakan faktor utama yang menimbulkan
permasalahan dan mengakibatkan kegagalan perusahaan kecil dan menengah
dalam melakukan pengembangan usaha (Astuti, 2007).
Perkembangan UMKM di Indonesia meningkat secara kuantitas namun
tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas. Salah satu kelemahan mendasar
adalah mengenai ketertiban dalam pencatatan usaha (Inayanti, Suryani, &
Setiawan, 2012). Pencatatan tersebut sangat penting bagi UMKM untuk
mengetahui kondisi keuangan agar pemilik usaha dapat menganalisis sebagai
dasar pengambilan keputusan. Hal ini terjadi karena rendahnya kualitas SDM
UMKM dalam manajeman, organisasi, dan pengetahuan akuntansi. Kelemahan ini
merupakan faktor utama yang mengakibatkan kegagalan usaha UMKM dalam
4
mengembangkan usaha sebagaimana penjelasan Theng & Boon, (1996) dalam
buku The Nature of Asian Firms: An Evolutionary Perspective oleh Hipsher, Hansanti,
& Pomsuwan, (2007).
Mengingat bahwa 98% dari total UMKM di Indonesia merupakan usaha
mikro maka peneliti ingin memfokuskan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntasi hanya pada ruang
lingkup usaha mikro. Pertimbangan lain penentuan objek penelitian yaitu usaha
mikro merupakan kontributor terbesar rendahnya PDB per unit usaha. Dengan
demikian penelitian akan lebih memberikan kontribusi yang memiliki fokus yang
tepat dalam upaya peningkatan omzet karena langsung menyasar 98% bagian dari
UMKM yaitu usaha mikro. Peneliti melihat di Indonesia kajian tentang
penggunaan informasi akuntansi pada usaha mikro secara khusus relatif belum
banyak dilakukan.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai penggunaan
informasi UMKM secara keseluruhan antara lain; Sitoresmi dan Fuad (2007)
melakukan penelitian pada faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Semarang, hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa empat faktor yang diteliti pendidikan pemilik,
skala usaha, umur perusahaan, dan pelatihan akuntansi berpengaruh positif
terhadap penggunaan informasi akuntansi baik secara simultan atau masingmasing.
Berbeda halnya penelitian serupa yang dilakukan oleh Solovida (2003),
Astuti (2007) dan Wahyudi (2009) di mana mereka menemukan hasil penelitian
5
yang berbeda-beda pada faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi. Pada penelitian Solovida (2003) menemukan
bahwa
masa
pemimpin
perusahaan,
pendidikan
pemilik/manajer,
umur
perusahaan dan pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi sedangkan untuk skala usaha dan sektor industri
berpengaruh negatif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
pada perusahaan kecil dan menengah di Semarang.
Penelitian Astuti (2007) menemukan bahwa pendidikan pemilik/manajer
dan umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus. Yang
berpengaruh positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada
penelitiannya yaitu skala usaha, masa pemimpin dan pelatihan akuntansi.
Sebaliknya yang terjadi pada penelitian Wahyudi (2009) menemukan bahwa
pendidikan peemilik/manajer dan skala usaha berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM di Yogyakarta dan untuk variabel masa pemimpin
perusahaan, umur perusahaan, dan pelatihan akuntansi tidak berpengaruh terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UKM di Yogyakarta.
Hasil penelitian yang berbeda-beda tersebut membuat peneliti ingin
melihat kembali bagaimana latar belakang pendidikan, skala usaha, umur
perusahaan dan pelatihan akuntansi dalam penyiapan dan penggunaan informasi
akuntansi. Metode penelitian yang dilakukan oleh Sitoresmi dan Fuad (2007);
Solovida (2003); Astuti (2007); dan Wahyudi (2009) adalah metode kuantitatif
dengan membagikan kuisioner kepada objek yang diteliti. Penelitan tersebut tidak
6
memberikan ukuran dan standar yang cukup jelas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.
Penelitian terdahulu juga tidak melakukan pembatasan dan pengukuran
pada konsep penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi, sehingga tidak ada
definisi secara jelas mengenai penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.
Holmes & Nicholls (1989) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga
jenis berdasarkan manfaatnya bagi para pemakai yaitu; (1) informasi akuntansi
statutori; (2) informasi akuntansi anggaran; dan informasi akuntansi tambahan.
Ismail dan King (2006) juga membagi informasi akuntansi menjadi tiga yaitu; 1)
Informasi operasi; (2) Informasi akuntansi manajemen; dan Informasi akuntansi
keuangan.
Selain batasan pada faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi, penelitian sebelumnya seperti penelitian
Rudiantoro dan Siregar (2012) juga tidak memisahkan antara usaha mikro, kecil
dan menengah, padahal ketiga jenis usaha ini memiliki karakteristik yang berbeda.
Rudiantoro dan Siregar (2012) meneliti kualitas laporan keuangan UMKM serta
prospek implementasi SAK ETAP. Menurut peneliti, implementasi SAK ETAP
belum pantas dilakukan untuk usaha mikro apalagi jumlah UMKM di seluruh
Indonesia 99% dikuasai oleh usaha mikro jadi hasil penelitian tersebut masih
belum memberikan representative secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada usaha
skala mikro. Kemudian pengertian penyiapan informasi akuntansi dalam
penelitian ini yaitu usaha skala mikro akan dikatakan menyediakan informasi
7
akuntansi ketika mampu menyiapkan informasi akuntansi berupa informasi yang
sudah tercatat dalam suatu buku khusus atas kinerja usaha yang dilakukan oleh
usaha mikro tersebut. Usaha mikro juga akan dikatakan menggunakan informasi
akuntansi tersebut ketika dalam proses; (1) Perencanaan, (2) Pengendalian, (3)
Pembuatan keputusan dan (4) Evaluasi kerja, menggunakan informasi akuntansi
yang telah mereka catat berupa informasi operasi dan informasi akuntansi
manajemen. Informasi akuntansi tersebut mengacu pada Ismail dan King (2006).
Dari uraian tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Faktor-Faktor Dalam Penyiapan dan Pengunaan Informasi
Akuntansi. Kasus pada Industri Usaha Skala Mikro di Kota Yogyakarta”.
1.2
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana hubungan antara
latar belakang pendidikan pelaku usaha, umur perusahaan, skala perusahaan, dan
pelatihan akuntansi yang diikuti dengan penyiapan dan penggunaan informasi
akuntansi pada Usaha Mikro?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti apakah latar belakang
pendidikan pelaku usaha mikro, umur perusahaan, skala perusahaan, dan pelatihan
akuntansi yang diikuti oleh para pelaku usaha mempengaruhi penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi pada Usaha Mikro.
8
1.4
Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi dengan:
1. Judul penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor informasi
akuntansi yang terdiri dari; (1) latar belakang pendidikan pelaku usaha,
(2) skala perusahaan, (3) umur perusahaan dan (4) pelatihan akuntansi
yang pernah diikuti oleh para pelaku usaha dan definisi penggunaan
informasi akuntansi dalam proses; (1) Perencanaan, (2) Pengendalian,
(3) Pembuatan keputusan dan (4) Evaluasi kerja, menggunakan; (1)
Informasi operasi, (2) Informasi akuntansi manajemen.
2. Ruang lingkup penelitian yang hanya fokus kepada usaha yang
berskala mikro. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
3. Tempat penelitian yaitu industri usaha mikro di Yogyakarta.
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pelaku
industri usaha mikro dalam memaksimalkan informasi akuntansi yang ada dalam
perusahaannya untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan
keputusan sehingga menghasilkan keputusan benar dan tepat sasaran. Faktorfaktor yang diteliti dalam penelitian ini juga akan membantu para pelaku industri
9
usaha mikro untuk mengidentifikasi kekurangan yang terdapat dalam manajemen
mereka sehingga pelaku usaha mikro akan melakukan perbaikan dalam hal
manajerial yang nantinya pengambilan keputusan akan menjadi lebih efisien. Halhal tersebut di atas akan menunjang ekspansi usaha mikro dan Industri UMKM
secara keseluruhan mengalami perkembangan output secara signifikan.
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyampaian hasil penelitian, laporan penelitian ini
ditulis dan dipaparkan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I
: Pendahuluan
Bab ini memaparkan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini memaparkan penjelasan mengenai berbagai landasan teori
yang digunakan dan pengembangan hipotesis yang terkait. Selain
itu, bab ini juga menjabarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang relevan dengan penelitian ini.
Bab III
: Latar Belakang Konseptual Penelitian Studi Kasus
Bab ini memaparkan secara deskriptif tentang objek penelitian
secara selektif dan juga akan menjelaskan secara kontekstual
aplikasi teori-teori atau konsep-konsep yang dimuat di studi
literatur lingkungan di mana usaha mikro yang menjadi objek
pada penelitian ini.
10
Bab IV
: Rancangan Penelitian Studi Kasus
Bab ini memaparkan penjelasan tentang pengambilan data dan
analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Bab V
: Pemaparan Temuan
Bab ini memaparkan hasil dari studi kasus yang telah dilakukan
dalam penelitian.
Bab VI
: Pembahasan
Bab ini memaparkan secara ringkas namun jelas dan lengkap
mengenai latar belakang, cara dan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Bab VII
: Simpulan dan Rekomendasi
Bab ini memaparkan simpulan yang merupakan jawaban dari
penelitian serta memberikan rekomendasi implikasi dari hasil
penelitian untuk diterapkan di dunia praktik untuk memecahkan
permasalahan yang diteliti.
11
Download