Universitas Indonesia Library >> UI - Pidato Peranan Riset dan Pengembangan Iptek Adalah Tuntutan Nasional Untuk Penanggulangan Masalah Kardiovaskular / Lily Ismudiati Rilantono Lily Ismudiati Rilantono, author (edit) Deskripsi Lengkap: http://lib.ui.ac.id/abstrakpdfdetail.jsp?id=80886&lokasi=lokal -----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak <p>Mungkin saudara bertanya-tanya apa yang dikandung kata-kata dalam judu1 pidato saya:</p> <p>PERANAN RISET DAN PENGEMBANGAN IPTEK ADALAH TUNTUTAN NASIONAL UNTUK PENANGGULANGAN MASALAH KARDIOVASKULAR</p> <p>Seratus tahun yang lalu penyakit jantung masih sangat jarang, tetapi sekarang di Amerika Sen-kat dan Europa satu diantara 4 orang mendapat serangan jantung atau stroke sebelum masa pensiunnya. Diantara kita masih ingat bahwa di Indonesia 20 tahun yang lalu belum banyak didengar orang sakit jantung, kejadiannya masih dari waktu ke waktu saja. Tetapi sekarang, dalam abad dinamika yang pesat ini, sakit jantung sudah menjadi pembicaraan sehari-hari, juga stroke. lni memang terbukti pula dari survai Kesehatan Rumah Tangga yang dilaksanakan Departemen Kesehatan 1992, bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi salah satu penyebab kematian utama. Dibandingkan survai tahun 1972, kecenderungan meningkatnya masalah kardiovaskular sudah jelas, pada waktu itu masih menduduki urutan ke -11 penyebab kematian. Hal ini hanya berlangsung dalam kurun waktu 20 tahun, terlalu cepat bagi Indonesia yang sebenarnya belum mencapai taraf suatu negara industri seperti negara maju.</p> <p>Kita mempunyai 4 masalah utama dalam penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit jantung reurnatik, dan penyakit jantung bawaan. Dalam keempat masalah ini telah banyak kemajuan yang dicapai dalam mengatasi keadaan sakit. Intervensi medis dengan obat-obatan yang baru, seperti untuk hipertensi dan gagal jantung, intervensi bedah dan intervensi non-bedah dengan kateter. Katup yang rusak karena stadium lanjut penyakit jantung reumatik dapat diganti dengan katup buatan, katup yang menyempit dapat dilebarkan tanpa operasi, yaitu dilebarkan dengan kateter baton (Saloon Valvuloplasty), yang di Indonesia dikembangkan oleh O.J. Rachman dkk., kini pengalamannya sekitar 750 kasus. Penyakit jantung bawaan hampir semuanya telah dapat ditolong dengan cara pembedahan, bahkan di beberapa seater di Luar Negeri sampai kepada transplantasi jantung. Di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, bayi-bayi kecil yang biru sudah dapat ditolong, asalkan dirujuk secara tepat. Penderita koroner ditolong dengan operasi bedah pintas koroner. Cara yang lain adalah dengan melebarkan pembuluh koroner dengan baton (PICA=Percutaneus Tranlurninal Coronary Angioplasty), yang teknologinya kian beraneka ragam. Kelainan irama jantung cepat (takiaritmia) sekarang telah dapat diatasi secara non-bedah, yaitu dengan ablasi yang sudah mulai kita lakukan di Indonesia di RSJ-HK pads 44 penderita, dengan angka keberhasilan 82%. Model-model rehabilitasi kardiovaskuler terus dikembangkan untuk dapat memulihkan penderita seoptimal mungkin.</p>