13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Terpadu Komunikasi pemasaran merupakan penggabungan seluruh elemen komunikasi untuk mencapai objective di bidang pemasaran. Pemikiran tentang IMC bermula dari konsep yang dikemukakan oleh penggagas IMC, Don E. Shultz, yaitu: Sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menunjukan nilai tambah dari suatu rencana yang komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai macam disiplin komunikasi, seperti general advertising, direct respone, sales promotion, serta public relations, dan mengkombinasikan berbagai displin ini guna menciptakan dampak komunikasi secara jelas, konsisten, dan maksimal. 7 Pada pelaksanaannya, konsep yang paling pertama tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan merek, yang ditujukan untuk mengarahkan dan merubah tindakan khalayak sasaran. Hal tersebut kemudian dijelaskan sebagai berikut: … pemikiran ini merujuk pada pengordinasikan terhadap semua perangkat komunikasi pemasaran, seperti advertising, public relations, dan direct 7 Estaswara, Think IMCi Efektivitas komunikasi untuk menciptakan loyalitas merek dan laba perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hal.49 13 14 marketing. Tujuannya adalah menciptakan suatu kampanye yang menyeluruh untuk mencapai suatu energi, baik dalam penciptaan awareness maupun pembangunan brand image, dan dalam waktu yang bersamaan juga mengarahkan tindakan khalayak sasaran. 8 Pada tahapan selanjutnya, Don Shultz bersama istrinya, Heidy Schultz, yang juga seorang konsultan pemasaran, mengeluarkan definisi baru IMC dari berbagai penelitian yang dilakukannya, yang disebut the next generation of IMC: Suatu proses strategis dalam bisnis yang digunakan untuk merencanakan, membangun, mengeksekusi, dan mengevaluasi pengoordinasian, pengukuran, persuasi program komunikasi merek sepanjang waktu dengan konsumen, pelanggan, prospek, dan sasaran lain, khalayak internal dan eksternal yang relevan. 9 Pengertian ini merujuk pada strategi komunikasi, terutama komunikasi merek, dangan khalayak sasaran. Definisi ini yang kemudian digunakan dalam persaingan bisnis data ini karena berorientasi pada proses dan dinamika bisnis. Lalu pada perkembangannya, definisi IMC yang baru dikemukakan oleh Jerry Kliatchko (2005), yaitu “IMC adalah konsep dan proses yang secara strategis mengelola komunikasi merek berdasarkan pendekatan khalayak, media, dan hasil sepanjang waktu. 10 Dalam bukunya, Estaswara menyimpulkan sebagai berikut: 8 Ibid, hal.56 Ibid, hal.61 10 Ibid, hal.86 9 15 Definisi ini secara umum dibangun berdasarkan empat elemen dasar, pertama, IMC merupakan suatu konsep dan juga sebuah proses. Kedua, IMC membutuhkan pengetahuan dan skill pemikiran yang strategis atas manajemen bisnis. Ketiga, IMC berfokus pada dan dibedakan oleh tiga elemen yang disebutnya sebagai pilar IMC; yaitu audience-focused, channel-centered, dan result driven; dan yang terakhir, IMC melibatkan pandangan lebih mengenai komunikasi merek. 11 Dari penjelasan diatas, penulis memahami bahwa pemikiran tentang IMC masih akan berkembang dan disempurnakan dari waktu ke waktu. Namun, definisi terakhir yang disampaikan oleh Kliatchko telah menggabungkan beberapa pemikiran sebelumnya tentang IMC. Ia berfokus pada media, isi pesan, dan khalayak yang mendapatkan seluruh terpaan tersebut. Dari beberapa definisi diatas, maka konsep integrated dihasilkan dari penggabungan seluruh elemen komunikasi pemasaran yaitu sales promo, advertising, marketing public relations dan personal selling. Tiap-tiap elemen dari integrated marketing communication ini memiliki media untuk menjalankannya : 1. Sales Promo : Potongan Harga, pemberian Premium, POP, Trade Deal dan Pameran Dagang. 11 Ibid, hal.86‐87 16 2. Advertising : Advertisement, Billboard, Televisi, Radio, Internet, dan Multi Media 3. Marketing Public Relation : Publikasi, Event, News dan Sponsorship. 4. Personal Selling : Seminar dan Konferensi Strategi Komunikasi pemasaran harus sejalan dengan strategi pemasaran dan strategi perusahaan. Hasil analisis pemasaran, perencanaan dan kontrol terhadap faktor-faktor yang menyangkut produk, harga, tempat dan promosi merupakan dasar bagi penjabaran strategi komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. 12 Konsep tersebut disebut marketing mix (bauran pemasaran), yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) atau biasa disingkat 4P. 13 seperti digambarkan pada bagan berikut ini : Marketing Mix (the 4P) Product Price Promotion Mix Place Promotion Advertising Marketing Mix dan Promotion Mix. 14 Sales Promotion Direct Marketing 12 Public Relation Terence A.Shimp, Advertising promotion and Supplemental Aspect of Integrated Marketing Communication, 5th edition, Harcourt, 2000 Marketing Guerilla 13 Simamora, Bilson, Memenangkan Pasar – Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hal.29 Personal Selling 14 The marketing Communication Process, Prentince Hall Inc, Tokyo, 1976, hal.231 17 Berikut adalah unsur dalam marketing mix yang terdiri dari : 15 1. Produk (Product) Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu, rumah tangga, maupun organisasi ke dalam pasar untuk di perhatikan, digunakan, dibeli, dan dimiliki. Karena merupakan suatu tawaran, produk juga sering disebut sebagai tawaran pasar (market offer). 2. Harga (Price) Adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk. Biasanya, harga dihitung dengan nilai uang. Menetapkan harga sembarangan mudah, namun yang tidak mudah adalah menetapkan beberapa harga yang tepat. Yaitu, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan di mata pesaing. 3. Tempat (Place) Esensi dari istilah tempat adalah menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat, dan jumlah yang tepat. Tempat yang dimaksud adalah dimana konsumen biasanya membeli produk tersebut. Oleh Karena itu, dengan konsep ini, perusahaan harus menyebarluaskan atau mendistribusikan produk sehingga ada di tempat-tempat yang biasanya 15 Op cit, Simamora, hal.30 18 didatangi oleh konsumen yang ingin membeli produk tersebut. Maka dari itu, konsep tempat tersebut mengambil bentuk menjadi manajemen distribusi. 4. Promosi (Promotion) Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihankelebihan produk, membujuk dan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membelinya. 2.2 Arti dan Konsep Marketing Public Relations (MPR) Marketing Public Relations (MPR) adalah sebuah proses perencanaan dan evaluasi program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan dan produk dengan kebutuhan secara perhatian pelanggan. 16 Pengertian konsep MPR tersebut secara garis besarnya terdapat tiga taktik (Three Way Strategy) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (Goals), yaitu 17 : 1. PR merupakan potensi untuk menyandang sesuatu taktik full strategy (menarik) 16 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, konsep & aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006, Hal.245 17 Rosady Ruslan, Op. Cit, Hal 246 19 2. Power (kekuatan) sebagai penyandang, push strategy (untuk mendorong) dalam hal pemasaran 3. Pass strategy sebagai upaya untuk mempengaruhi atau upaya untuk menciptakan opini publik Public relations atau PR, merupakan kegiatan organisasi dalam mengatur goodwill antara perusahaan dan berbagai kelompok masyarakat. Upaya PR ditujukan pada sejumlah pihak, termasuk para pegawai, pemasok, pemegang saham, pemerintah, publik, kelompok tenaga kerja, kelompok LSM, dan konsumen. PR berkaitan dengan semua organisasi publik yang relevan. Dengan kata lain, sebagai besar kegiatan PR tidak hanya melibatkan kegiatan pemasaran saja tetapi juga masalah manajemen umum. 18 Alat atau media yang digunakan dalam aktivitas Marketing Public Relations adalah 19 : a. Pameran Pameran merupakan salah satu media promosi dan iklan yang bertujuan memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan konsumen tertarik dan kemudian membelinya. Efektifnya pameran adalah pada sarana komunikasi itu. Publik dapat 18 Terence A.Shimp, perikalanan Promosi, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid II, edisi Kelima, Erlangga, Hal 253 19 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, konsep & aplikasi , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 225‐232 20 menyaksikan peragaan proses produksi barang atau benda tertentu. Konsumen juga dapat bertanya sepuas hati mereka bahkan mungkin mencobanya. b. Publisitas Untuk pengenalan (awareness), mencari publisitas hingga melakukan kegiatan kampanye yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik dilakukan melalui media massa. Bahkan upaya untuk menetralisir suatu berita negatif atau masalah tertentu lainnya yang perlu diketahui atau diungkapkan secara terbuka kepada publiknya juga dilakukan melalui media massa. c. Konferensi Pers Untuk memberikan suatu informasi, berita, publikasi dan promosi, dan aktivitas PR yang dianggap penting untuk diketahui secara luas oleh publik sasarannya, yaitu yang menonjolkan segi pengenalan. Menjelaskan suatu peristiwa yang mungkin atau telah terjadi, diharapkan penjelasan melalui media massa tersebut akan muncul saling pengertian dan saling menghargai di masyarakat terhadap peristiwa tersebut. Dapat juga untuk “meluruskan” atau sekaligus untuk membantah tentang suatu berita negatif yang telah tersiar di media massa. d. Special Event 21 Untuk memberikan informasi langsung (tatap muka) bdan mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui program kerja atau acara ajang khusus yang sengaja dirancang dan dikaitakan dengan event (peristiwa khusus) dalam kegiatan dan program kerja public relations tertentu dan juga sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan publikasi, dan pada akhirnya media massa atau public sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam dan diharapkan dari acara khusus tersebut dalam menciptakan citra positif terhadap perusahaan atau produk yang diwakilinya. Marketing Public Relations (MPR) dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu 20 : 1. Marketing Public Relations (MPR) Proaktif Peran utama MPR proaktif adalah memperkenalkan produk atau revisi produk pada suatu area. MPR proaktif diintegrasikan dengan sarana IMC lainnya untuk menghasilkan exposure tambahan tentang produk, kesan yang layak diberitakan dan kreadibilitas. Faktor yang terakhir ini, yaitu kreadibilitas, sangat menentukan keefektifan MPR proaktif. 2. Marketing Public Relations (MPR) Reaktif Menggambarkan perilaku PR dalam merespon pengaruh dari luar. Perilaku ini timbul sebagai hasil dari tekanan eksternal dan tantangan 20 Terence A.Shimp, Op. Cit, Hal 254 22 yang disebabkan oleh persaingan, penggeseran sikap konsumen, perubahan kebijakan pemerintah, atau pengaruh eksternal lainnya. MPR reaktif biasanya berkaitan dengan perubahan-perubahan yang mempunyai konsekuensi negatif bagi suatu organisasi. MPR reaktif berupaya untuk memperbaiki reputasi perusahaan, mencegah emosi pasar, dan membuat kembali penjualan hilang. Rumusan yang spesifik dalam mendukung kampanye pemasaran public relations menurut Thomas L.Harris adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut 21 : 1) Definisi permasalahan Tahap ini merupakan tahap penelitian yang berkaitan dengan opini, persepsi dan respon dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu perusahaan yang berkaitan dengan pemasaran public relations. Kemudian humas akan menentapkan suatu fakta dan informasi kepentingan perusahaan sebelum melakukan tindakan. 2) Perencanaan dan Program Informasi yang berkumpul dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan publik program, tujuan, tindakan, serta strategi, taktik dan tujuan komunikasi. Untuk itu penemuan dari langkah 21 Rhenald Kasali, Manajemen Public Realtion Konsep dan Apilkasinya di Indoensia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta 2003, Hal.85‐87 23 pertama harus dijadikan faktor kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua dari proses ini menjawab “ Berdasarkan situasi yang telah kita pelajari, apa yang sebaiknya kita ubah, lakukan dan katakan”. 3) Aksi dan Komunikasi Langkah ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik demi mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan mengatakannya, kapan, dimana, dan bagaimana?”. 4) Evaluasi Program Langkah terakhir ini mencakup penilaian persiapan, pelaksanaan, dan hasil program. Saat program sedang dilaksanakan dibuat penyesuaian berdasarkan evaluasi umpan balik tentang bagaimana program berjalan atau tidak. Program diteruskan atau dihentikan setelah mempelajari “Bagaimana kita sekarang atau dahulu?”. Berkaitan dengan Marketing Public Relations (MPR) yang merupakan penggunaan teknik-teknik public relations untuk mendukung pemasaran, menggunakan bahwa Marketing Public Relations terdiri atas teknik-teknik yang didesain atau dibuat untuk menetapkan material atau bahan-bahan di media massa, untuk mendapatkan perhatian media atau melayani media. 24 2.2.1 Peranan Marketing Public Relations (MPR) Marketing Public Relations (MPR) dalam upaya mencapai tujuan utama perusahaan, secara garis besarnya adalah sebagai berikut : 1) Menumbuhkembangkan kesadaran konsumen terhadap produk yang tenaga diluncurkan. 2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan atau digunakan. 3) Mendorong antusiasme (sales forces) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk. 4) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya. 5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (compalaint handling) dan sebagainya demi terciptanya kepuasan pihak pelanggan. 6) Membantu mengkampanyekan produk yang sudah dewasa (mature) mengkomunikasikan terus menerus melalui media PR (house jurnal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan kepedulian hidup, agar tercapai publikasi yang positif dimata masyarakat atau publik. 25 7) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang atau jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya 22 . Selain itu Marketing Public Relations juga memiliki beberapa manfaat, antara lain : a) Dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan pembiayaan publikasi, dan disamping itu biaya promosi di media massa semakin tinggi (komersial) b) Saling melengkapi (komplementer) dengan promosi perikalan. c) Dapat meningkatkan kreadibilitas (kepercayaan) dari pesanpesan yang disampaikan melalui jalur Public Relations. Sehingga dapat menembus sitausi yang relatif sulit dijangkau oleh iklan atau maupun menjembatani kesenjangan informasi jika disampaikan melalui teknik periklanan serba terbatas itu. d) Kampanye malalui iklan mempunyai keterbatasan pada ruang (space) dan waktu (timely) yang tersedia di media elektronik dan media cetak, oleh karena itu pengguna promosi iklan tersebut harus membeli ruang dan waktu siarnya agar pesan atau informasi dapat dimuat atau ditayangkan oleh media bersangkutan. Sedangkan kampanye melaui media public 22 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan manajemen Komunikasi (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1998 ) Hal.227 26 realtions tidak membeli space media agar dapat dimuat atau ditayangkan, tetapi pesan-pesan atau informasi PR tersebut diolah dan dikemas sedemikian rupa (rekayasa) kedalam bentuk suatu berita (news) atau feature dan advertorial sehingga mampu menarik perhatian bagi khalayak 23 . 2.2.2 Tugas Marketing Public Relations (MPR) Tugas Marketing Public Relations (MPR), sebagaimana dijelaskan sebelumnya, merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran (marketing strategy implementations) dengan aktivitas program kerja humas ( work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumennya (customer stratifications) 24 . Fungsi pemasaran tersebut sebagaimana dijabarkan dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu product, price, placement, and promotions. Yang merupakan sasaran untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing objectivies) yaitu 25 : 1) Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya 23 Rusady Ruslan, Op. Cit. Hal 15 Rusady Ruslan, Op. Cit. Hal 249 25 Ibid. hal 249‐250 24 27 2) Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut 3) Menentukan produk yang rasional dan kompetitif 4) Menentukan dan memilih target konsumen (target audience) 5) Merencankan dan melaksanakan kampanye promosi produk (preproject selling) yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di marketplace dan cukup menarik (eyes catching) baik segi kemas mampu maupun kualitas produk yang ditawarkan terhadap konsumennya. 6) Komitmen terhadap pelayanan jurnal. Dipihak lain, dalam peran sebagai : communicator, back up management and maskes good image, public relations berfungsi secara garis besar tugasnya antara lain sebagai berikut 26 : 1) Menumbuh kembangkan citra positif perusahaan (corporate image) terhadap publik eksternal atau masyarakat luas, demi tercapainya saling pengertian bagi kedua belah pihak. 2) Membina hubungan positif antara karyawan (employe relations), dan antara karyawan dengan pemimipin, pemimpin dengan pemimpin atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh corporate culture (budaya perusahaan) yang mengacu pada disiplin dan motivasi kerja, profesiaoanalisme yang tinggi, serta memiliki sense of belonging terhadap perusahaan yang baik. 26 Rusady Ruslan, Op. Cit. Hal 250 28 Menurut Kotler peranan Marketing Public Relations (MPR) dalam upaya mencapai tujuan organisasi dalam berkompetisi, secara garis besar yaitu sebagai berikut 27 : 1) Menumbuh kembangkan kesadaran konsumen terhadap produk yang tengah diluncurkan itu. 2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan atau digunakan 3) Mendorong antuasiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk 4) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik media elektronik maupun media cetak sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya 5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan 6) Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus melancarkan perubahan posisi produk yang lama 27 Rusady Ruslan, Op. Cit. Hal 254 29 7) Mengkomunikasikan terus menerus melalui media PR (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercapainya publikasi yang positif dimata masyarakat atau publik. 8) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya. 9) Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul dimasa mendatang. 2.2.3 Faktor-Faktor Penyebab Dibutuhkannya Strategi MPR Ada beberapa faktor menyebabkan “dibutuhkannya” taktik dan startegi Marketing Public Relations dalam tatanan baru organisasi atau perusahaan, khususnya dalam era kompetitif krisis moneter sekarang ini. Kotler menyebutkan diantara faktor tersebut adalah sebagai berikut 28 : 1) Meningkatkan biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat 28 ibid, Hal 252 30 2) Pesaing yang ketat dalam promosi publikasi, baik melalui media elektronik maupun media cetak dan sebagainya 3) Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relatif pendek atau produk yang ditawarkan di pasaran 4) Makin menurunya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karena pesan dalam iklan yang kini cenderung berlebihan dan membosankan perhatian konsumennya Adapun taktik dan Strategi Marketing Public Relations (MPR) yaitu 29 : 1) Melibatkan konsumen dalam pelaksanaan rancangan programprogram kerjanya 2) Cepat tanggap terhadap informasi dan pelayanan yang memang dibutuhkan konsumennya 3) Proaktif dalam partisipasinya terhadap informasi dan pelayanan yang memang dibutuhkan konsumennya. 2.3 Bauran Promosi Michael Ray mendefinisikan promosi sebagai : “the coordination of all seller- iniated efforts to set up channels of information and persuasion to sell goods and 29 Rusady Ruslan, Op. Cit. Hal 256 31 services or promote an idea. 30 (koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan). Walaupun komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit berlangsung pada setiap unsur atau bagian dari marketing mix sebagaimana yang telah dijelaskan sebelum namun sebagian besar komunikasi perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program promosi yang diawasi dan direncanakan dengan hati-hati. Instrument dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran pemasaran atau promotion mix. 31 PROMOTION MIX INTERACTIVE /INTERNET IKLAN DIRECT MARKETING PROMOSI PENJUALAN PUBLIKASI/ HUMAS PERSONAL SELLING Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen yaitu : iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi atau humas dan personal selling. Namun George & Michael Belch menambahkan dua elemen dalam promotion mix yaitu direct marketing dan interactive media. Dua elemen yang terakhir ini telah digunakan secara luas oleh pengelola pemasaran dewasa ini untuk 30 31 Michael L Ray, Advertising and Communication Management, Englewood Cliffts, Pretice Hall, 1982 George E.Belch & Michael A.Belch, Advertising and Promotion, hal 14 32 berkomunikasi dengan khalayak sasarannya sebagaimana empat elemen sebelumnya. 32 Masing-masing elemen dari promotion mix tersebut dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran terpadu dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran terpadu yang memainkan peran penting dalam program IMC. Masing-masing elemen dapat menggunakan berbagai macam bentuk dan masingmasing memiliki keunggulan dan kekurangannya. Berikut ini penjelasan atau penjabaran dari alat-alat promosi tersebut diantaranya : 1. Periklanan (Advertising) Menurut Philip Kotler periklanan merupakan setiap bentuk penyajian dan promosi buka perseorangan tentang ide-ide, barang-barang atau jasa oleh sponsor tertentu. 33 Iklan adalah semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu yang dibayar sesuai tarif yang berlaku saat ini. Dengan demikian yang dimaksud dengan iklan adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran oleh produsen kepada konsumen tertentu melalui media komunikasi massa seperti : majalah, surat kabar, radio, film, poster, selebaran dan lain-lain. 32 George E.Belch & Michael A.Belch, Ibid, hal 14 Philip kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid I & II, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996, hal.264 33 33 2. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Dalam buku Advertising and promotion, Belch dan Belch memberikan definisi sebagai berikut : “Direct Marketing is a system of marketing by which organizations communicate directly with the target consumer to generate a response or transaction”. Belch dan Belch menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat dengan pasar sasaran dan memungkinkan terjadinya proses komunikasi dua arah. Dapat dilakukan bahwa Direct Marketing dilaksanakan sebagai cara untuk bertemu dengan konsumen setelah muncul respons dari pasar atas informasi produk yang telah disebarkan pada konsumen. 34 3. Pemasaran Interaktif (Interactive Marketing) Pemasaran interaktif merupakan media interaktif yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik, dimana pengguna dapat berpartisispasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time). Dapat dikatakan internet, khususnya melalui fasilitas yang dikenal world wide web (www) merupakan media yang bahkan digunakan untuk melaksanakan 34 Kennedy dan R. Dermawan, S, Marketing Communication : taktik dan Strategi, PT. Bhuana Populer, Cetakan Pertama, Jakarta, 2006, hal.26 34 seluruh dari elemen bauran promosi. 35 Selain digunakan untuk beriklan, internet juga dapat digunakan untuk melakukan kegiatan promosi bentuk lainnya seperti promosi penjualan dengan kupon, konteks dan undian secara online. Praktisi pemasaran juga langsung, penjualan personal serta kegiatan hubungan masyarakat secara lebih efektif dan efisien. 36 Selain berfungsi sebagai media promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri. Karena sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen. 4. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Sales promotion merupakan suatu bujukan langsung yang menawarkan insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada Sales force, distributor atau konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang segera. Tetapi pada penelitian ini pembahasan Sales promotion akan lebih detail dibahas pada sub bab berikutnya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk dari bauran promosi adalah Sales promotion. 5. Hubungan Masyarakat (Public Relation) 35 36 Morrisan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2007, hal 19 Morrisan, Ibid, hal 17 35 Menurut Frank Jefkins, terdapat begitu banyak definisi humas, namun ia sendiri memberikan batasan humas yaitu “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.” Menurutnya humas pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. 37 Dengan demikian humas merupakan salah satu alat promosi yang penting. Selama ini, humas tidak lebih dari alat promosi yang paling sedikit digunakan, tetapi alat ini memiliki potensi besar untuk membangun kesadaran dan frekuensi di pasar, untuk memperkuat kembali posisi produk dan untuk mempertahankan produk. 6. Penjualan Perseorangan (Personal Selling) Penjualan perseorangan adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual atau wiraniaga menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. 38 Personal selling biasanya dilakukan dengan penyajian lisan 37 Frank Jefkins, Public Relations, edisi ketiga (alih bahasa Aris Munandar), Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992. 38 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1, Penerbitan Erlangga, Jakarta, 2003, hal 5 36 dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembelian potensial dengan harapan akan terjadi transaksi. 2.4 Model STP Konsep pemasaran segmentasi yang dikenal dengan model STP (segmentation, targeting, positioning) menganggap bahwa konsumen secara individu berbeda dengan individu lainnya. Setiap konsumen mempunyai persepsi, sikap, perilaku, lingkungan budaya, tempat dimana dilahirkan, dan gaya hidup yang berbeda-beda. Oleh Karena perbedaan itu, akibat konsumen akan mempunyai selera dan keinginan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, konsep pemasaran segmentasi berarti mempelajari kelompok-kelmpok konsumen dan mengelompokan konsumen yang mempunyai kesamaan kebutuhan dan keinginan ke dalam sutu kelompok tertentu. Salah satu manfaat yang paling penting dalam memahami perilaku konsumen adalah pemasar dapat membuat strategi segmentasi yang jelas sehingga memungkinkan untuk menentukan pasar sasaran (target market) dan memposisikan produk dengan proses komunikasi yang baik kepada kepada konsumen sasaran. 39 39 Sutisna, SE.ME., Perilaku Konsumen & Konsumen Pemasaran. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2002. Hal.247 37 Menurut Philip Kotler, pemasaran sasaran mengharuskan pemasar melakukan tiga langkah utama, yaitu : 40 1. Segmentasi pasar, yaitu mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin meminta produk dan bauran pemasaran tersendiri. 2. Penetapan pasar sasaran, yaitu memilih satu lebih segmen pasar untuk dimasuki. 3. Penetapan posisi di pasar, yaitu membentuk dan mengkomuniksikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar. 2.4.1 Analisa SWOT Menurut Terence A. Shimp, agar komunikasi pemasaran sukses, perlu dilakukan pengawasan terus menurus kepada competitor, peristiwa sosial, perkembangan ekonomi, aktivitas perundang-undangan, dan bahkan situasi internal perusahaan. Pengawasan lingkungan (Environmental monitoring) atau yang biasa disebut sebagai analisis situasi (situasion analysis) melibatkan dua kegiatan umum. Pertama, analisis internal (internal analysis) yang dilakukan terhadap kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi. Pertimbangan keuangan dan masalah tenaga kerja adalah topik-topik utama dalam analisa internal. 40 Kotler, Philip,. Marketing Manajemen 2. New Jersey : Pretice Hall, Inc. 1997. Hal.221 38 Sebuah perusahaan dengan cadangan keuangan yang kuat serta tim ahli komunikasi yang berbakat, mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengembangkan program kreatif yang berhasil, sementara perusahaan yang terbelakang mempunyai kemampuan yang terbatas. Yang kedua adalah analisis eksternal (external analysis). Dalam analisis eksternal, faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dan kesuksesan produk ditinjau secara mendalam. Situasi ekonomi, aktivitas kompetisi, perkembangan social budaya, iklim perundangundangan, dan pertimbangan jalur distribusi merupakan peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang dihadapi merek pada suatu waktu merupakan faktor-faktornya, yang umumnya terlibat dalam suatu analisis situasi eksternal. Aspek penting dari pengawasan lingkungan dapat diingat dengan menggunakan singkatan SWOT, analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunities, and threat). 41 Keberhasilan suatu strategi sangat ditentukan sangat tergantung pada seberapa besar starategi tersebut sesuai dengan perubahan lingkungan, persaingan, dan situasi organisasi dan analisis SWOT sangat berguna untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dengan analisis SWOT ini kita cepat dapat mengetahui gambaran kongkrit dimana kita berada dan peluang seta 41 A.Shimp, Terence., Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Edisi ke 5 Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2003. Hal 160 39 ancaman apa yang ada. Dengan demikian kita mampu menyiapkan terapi atau jalan keluar yang lebih rasional dan tugas dalam mengahadapinya. Dengan kata lain daftar SWOT yang sistematis sangat penting dalam menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya. Menurut Marbun, SH (1996) pemanfaatan analisis SWOT biasanya dirumuskan dalam satu standar rumusan sebagai berikut : 42 Manfaatkanlah O (peluang) seluas-luasnya, waspadalah dan berjaga-jaga terhadap T (ancaman), tempulah segala upaya mengatasi W (kelemahan) dan, pupuklah atau bina terus menerus S (kekuatan) anda. Atau dengan kata lain, dapat juga dirumuskan sebagai berikut : 43 1. Strength. Merupakan keunggulan produk yang akan dipromosikan. 2. Weakness. Kelemahan atau kekurangan produk yang dijadikan sebagai bahan guna mensiasati strategi komunikasi pemasaran produk. 3. Opportunity. Tujuan dari strategi komunikasi pemasaran produk. Diharapkan tujuan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan pembelian produk. 4. Threat. Berupa ancaman dari pesaing produk. 42 SW Henny, Rumondor Alexander., Manajemen Media Massa. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004. Hal 94 43 Ibid, 94 40 2.5 Event Salah satu teknik komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan adalah melalui penyelenggaraan event. 2.5.1 Pengertian Event Menurut istilah, arti kata dari event adalah sebagai berikut : Event adalah acara-acara atau peristiwa-peristiwa yang dirancang untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada audiens sasaran. 44 Dari definisi tentang Event di atas, maka dapat ditarik konsep bahwa, event adalah salah satu bentuk dari bauran promosi yang dikembangkan oleh sales promotion, yang dilaksanakan dalam rangka untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada audiens sasarannya, dengan cara menyelenggarakan acara-acara yang menarik, menghibur dan mendekatkan merek dengan khalayak sasarannya. 44 Fandy Tjiptono, SE, Gregorius Chandra, Dadi Adriana, Pemasaran Trategik, Andi, Yogyakarta, 2008, hal 513 41 2.5.2 Ragam Event Menurut Dra. Lidia Evelina, MM dalam pelatihan “Event management” leadership HIMA pariwira, (2006:1), ragam event dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Event komersial adalah event yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Contoh : Launching produk dan open house yang bersifat mencari profit atau keuntungan. 2. Event non komersial adalah event yang diselenggarakan dengan tujuan sosial atau bersifat non profit. Contoh : Peluncuran program beasiswa, aksi peduli korban gempa, kampanye anti narkoba dan sebagainya yang bersifat non profit. 2.6 Special Event Menurut John E.Kennedy, event termasuk kegiatan pemasaran dan komunikasi. Komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran dari sebuah perusahaan. 45 Hubungan antara 45 John E. Kennedy, Manajemen Even, BIP Kelompok Gramedia, Jakarta, 2009, hal 4 42 event dan komunikasi pemasaran diistilahkan sebagai bauran komunikasi pemasaran (Marketing communication mix) oleh Kotler. Menurut Julia Rutherford Silvers, event adalah “an experience, carefully crafted to deliver an impact on the person in attendance. He activities, environment, and layers of multisensory effect are integrated into an event design that is stage and choreographed with precision and polish”. 46 Masih menurut Julia, event yang baik adalah event yang kemasan dan rangkaian kegiatannya dapat memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung, serta dapat menghantarkan informasi dan pengaruh yang ingin disampaikan secara efektif. Salah satu keberhasilan dalam kegiatan promosi untuk mencapai publisitas yang positif adalah melakukan komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways communications) melalui program kerja periklanan untuk memberikan informasi secara langsung (tatap muka) yang dapat dikemas dalam suatu media periklanan pada acara khusus dan menarik yaitu special event. Menurut Rosady Ruslan, peristiwa khusus (special event) merupakan pengembangan lebih canggih (sophisticated extension) dari kegiatan-kegiatan promo 46 Julia Rutherford Silvers, Proffesional Event Coordination, John Wiley & Sons, Inc., USA, 2004 43 untuk menarik perhatian konsumen terhadap perusahaan atau produk tertentu yang pada akhirnya akan memperoleh publisitas tinggi. 47 2.6.1. Bentuk Special Event Rencana atau aktivitas promosi periklanan yaitu dimulai dengan menentukan suatu daftar acara tahunan tertentu (regulary of annual event) yang kemudian dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa khusus (special event) yang akan terjadi berulang-ulang di sepanjang pergantian tahun dan secara periodik, serta konsisten. Menurut Judit Righway dalam bukunya “Practial Media”, adapun bentuk dari kegiatan special event adalah : 1. Pameran (Exhibitions dan Shows) Merupakan cara untuk membuat hubungan yang baik dengan konsumen dalam mempromosikan produk atau jasa dan perusahaan kepada konsumen, dan khalayak sasarannya. 2. Acara Kerjasama (Sponsored Events) Sponsored event bisa juga memiliki nilai berita yang tinggi karena perusahaan mendapatkan publikasi yang positif sekaligus 47 Rosady Ruslan, Kampanye Public relations, RajaGrafindo Persada, PT ., Jakarta, 2002 44 memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat sebagai konsumen sasarannya. Bentuk lain dari special events diantaranya; a. Konferensi Pers b. Pameran c. Peluncuran Produk d. Penghargaan e. Kontes, dan lain-lain. Salah satu cara untuk dapat menciptakan awareness adalah dari kualitas Special event itu sendiri. Hal yang harus diingat, terutama jika berhubungan dengan anggaran biaya adalah, Special events tersebut tidak harus besar dan spektakuler atau melibatkan banyak orang, tetapi Special event yang lebih sederhana dengan anggaran biaya yang tidak terlalu besar akan lebih efektif dalam mendapatkan perhatian konsumen. Special event dapat menjadi perhatian konsumen apabila sesuai dengan 8 (delapan) prinsip yang harus diingat berikut ini : 45 1. Harus kreatif dan dapat menciptakan sesuatu yang baru serta mencoba untuk menghubungkan acara (event) tersebut dengan kebutuhan atau keinginan khalayak. 2. Menciptakan konsep event yang unik lalu mengadakan suatu pembukaan perdana (grand opening) event tersebut. 3. Kegiatan tersebut harus bermanfaat atau mempunyai nilai positif sehingga dapat menarik konsumen. 4. Kegiatan tersebut harus dapat berjalan dengan baik dan digambarkan secara jujur dan asli. 5. Harus dapat mempersuasi publik sasaran untuk menerima atau menikmati sesuatu hal yang baru. 6. Menciptakan suatu simbol yang dapat membuat event tersebut menjadi besar dan penting. 7. Membudayakan event tersebut. 8. Harus mempunyai akses dengan orang-orang penting dan terkenal untuk menarik perhatian publik. Untuk mengetahui apakah Special event tersebut berhasil atau tidak perlu diadakan peninjauan atau penilaian kembali dengan melakukan penilaian kembali 46 diharapkan faktor-faktor yang merugikan dapat diketahui, yang kemudian dapat diperbaiki dan faktor-faktor yang menguntungkan dapat ditonjolkan. 2.6.2 Fungsi Special Events Fungsi Special events antara lain : 1. Untuk memberikan informasi secara langsung (tatap muka) dan mendapatkan hubungan timbal balik dari konsumennya melalui program kerja atau acara-acara yang dilakukan perusahaan. 2. Sebagai media komunikasi sekaligus untuk mendapatkan publisitas dan pada akhirnya masyarakat atau konsumen sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam dan diharapkan dari acara khusus tersebut dapat menciptakan citra positif terhadap perusahaan atau produk yang diwakilinya. 2.6.3 Tujuan Special Event Tujuan Special event dilihat dari beberapa kepentingannya, diantaranya : 1. Pengenalan (awareness) dan meningkatkan pengetahuan (knowledge) kepada target sasaran terhadap lembaga atau perusahaan dan produk yang ingin ditampilkan. 47 2. Suatu proses publikasi melalui komunikasi timbal balik yang pada akhirnya memperoleh publikasi yang positif. 3. Memperlihatkan itikad baik dari lembaga, yaitu produk yang diwakilinya sekaligus memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat atau konsumen 4. Upaya mempertahankan penerimaan masyarakat. 5. Memperoleh rekan atau pelanggan baru, membuat Special Event mengemas secara informatif, inovatif dan kreatif. 48 Suatu event perusahaan mungkin memiliki banyak tujuan. Event perusahaan merupakan bagian dari strategi perusahaan. Event merupakan sebagian dari fungsi pemasaran dan diselenggarakan untuk mencapai tujuan. 49 Tujuan dari penyelenggara Special Event dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: a. Tujuan Umum 1. Special event adalah peristiwa yang dilakukan untuk memperoleh perhatian dari media massa. 2. Melalui Special event diperoleh opini dan citra yang menguntungkan. 48 Elvinaro Adiyanto, Public Relation Suatu Pendekatan Praktis. Bandung, Pustaka Bani Quraisy. 2004 Hal.103 49 William O’Toole & Phyllis Mikolaitis, Corporate Event Management, PPM, Jakarta, 2007 48 b. Tujuan Khusus 1. Memuasakan banyak orang 2. Melibatkan konsumen untuk turut serta 3. Menggalang kerjasama dengan relasi atau perusahaan terkait 4. Memberikan kesenangan dan penghargaan 5. Bertemu secara langsung dengan pihak-pihak tertentu 6. Mendapatkan masukan secara langsung 7. Menyampaikan pesan-pesan tertentu 8. Memberikan hiburan 9. Mencari publisitas Keberhasilan tujuan-tujuan yang direncanakan pada penggarapan sebuah event dapat dilihat pada saat evaluasi event dilakukan. 2.7 Pengawasan dan Evaluasi Tahap akhir dari proses perencanaan promosi adalah melakukan pengawasan dan evaluasi program promosi. Adalah penting untuk menentukan seberapa baik program promosi yang dijalankan telah memenuhi sasaran komunikasi yang di 49 tetapkan dalam upaya membantu perusahaan mencapai target pemasaran secara keseluruhan. Mereka yang terlibat dalam perencanaan promosi tentu saja ingin mengetahui tidak saja seberapa baik program promosi telah dijalankan namun juga mengapa. Jika iklan media massa dinilai tidak berhasil maka masalah yang muncul dapat disebabkan bentuk atau sifat pesan yang disampaikan tidak tepat atau salah dalam memilih media sehingga pesan tidak mencapai konsumen sasaran dengan efektif. Dalam hal ini manajer yang bertanggung jawab harus mengetahui alasan mengapa hal itu terjadi agar dapat diambil langkah yang tepat untuk memperbaiki program promosi yang dilaksanakan. Tahap akhir dalam proses ini adalah memberikan umpan balik (feedback) kepada manajemen perusahaan terkait dengan efektivitas program promosi yang telah dilakukan sebagai masukan untuk proses perencanaan manajemen ke depan. 2.7.1 Evaluasi Special Event Evaluasi adalah proses penilaian. Evaluasi juga merupakan pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Evaluasi merupakan bagian dari proses perencanaan karena data yang diperoleh dalam evaluasi akan digunakan sebagai masukan untuk analisa situasi program berikutnya. 50 Umumnya evaluasi event menyangkut tiga hal yaitu evaluasi special event, launching dan Global TV. Fokus utama dari evaluasi event adalah menentukan seberapa baik isi yang berkaitan dengan tujuan event. 50 Evaluasi perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan terkadang enggan untuk mengadakana evaluasi karena mahal biayanya, masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan dan banyak menghabiskan waktu. Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhiri (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisa situasi berikutnya. Terdapat beberapa hal yang akan dibahas dalam evaluasi yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi 50 Ibid. 51 diadakan, mengapa diperlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan siapa yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dievaluasi adalah sumber yang ada, pesan yang disebarkan, media yang digunakan, dan pengambilan keputusan anggaran. 51 1. Sumber yang ada Apakah pembicara (spokesperson) yang digunakan kredibel dibidangnya dan apakah target market memiliki ketertarikan terhadapnya. 2. Pesan yang disebarkan Merujuk kepada pesan yang disampaikan arti dari bahan pesan yang dikomunikasikan. 3. Media yang digunakan Apakah media yang dipilih sudah tepat untuk mencapai efektifitas tujuan. 4. Keputusan anggaran Anggaran yang dikeluarkan untuk promosi dan iklan diharapkan akan lebih kecil dari keuntungan penjualan yang diterima oleh perusahaan. 51 Ibid. 52 Proses evaluasi yang dirancang dan dilakukan dengan baik akan dapat dengan mudah memberikan gambaran keberhasilan suatu event dan akan memudahkan perusahaan atau pemegang keputusan untuk menentukan penting atau tidaknya event tersebut untuk dilakukan di tahun-tahun berikutnya. Evaluasi yang baik juga dapat memberikan pembelajaran bagi tim untuk dapat membuat event yang lebih baik lagi. Menurut William O’Toole, dalam beberapa event sosial mengedarkan format evaluasi atau mengadakan evaluasi per individu tidak akan memadai. Perlu dilakukan monitoring terhadap tingkat kepuasan para tamu selama event dan mengirim evaluasi setelah event dari kantor atau dari rumah para undangan.