BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masyarakat telah mengetahui bahwa kebiasaan berolah raga adalah cara yang efektif untuk menjaga kesehatan. Gerak tubuh yang pasif dapat meningkatkan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa survival ratependerita serangan jantung lebih tinggi pada orang yang aktif secara fisik (Berlin dan Colditz, 1990). Pemahaman terpicu itu untuk kemudian melakukan menjadikan latihan masyarakat fisik dalam kesehariannya. Menurut McArdle et al.(2001), aktivitas fisik (physical activity) adalah gerakan badan karena kerja energi. otot disertai Adapun dengan latihan peningkatan fisik penggunaan (exercise) adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang dan mempunyai terukur adalah frekuensi, tujuan tertentu. latihan durasi, fisik intensitas Latihan yang dan teratur dan memperhatikan jenis latihan. Frekuensi latihan yang direkomendasikan oleh American College of Sports Medicine (2006) adalah 5-7 kali per minggu. Jenis latihan yang dianjurkan adalah aerobik 1 2 atau latihan ketahanan seperti lari, jalan menanjak, berenang, bersepeda, mendayung serta lompat tali. Intensitas yang digunakan pada tiap latihan biasanya disesuaikan dengan batasan persentase nadi maksimal atau persentase VO2 max. Selama dengan ini masalah aktivitas peningkatan fisik banyak kesehatan dikaitkan dan kesegaran jasmani sebagai upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Sedangkan kualitas sumberdaya manusia menurut Bouchard (1990) tidak hanya peningkatan kinerja fisik semata, tetapi juga sehat. Aktivitas fisik yang dilakukan untukmeningkatkan kinerja fisik semata, akan memiliki sendiri. potensi Sebab terhadap aktivitas masalah fisik kesehatan tidak hanya itu memiliki manfaat tetapi juga memiliki risiko terhadap kerusakan jaringan yang akan terjadi pada aktivitas fisik maksimal. Aktivitas fisik pada hakikatnya adalah stressor yang diberikan pada tubuh untuk memperoleh adaptasi yang dapat meningkatkan kapasitas fungsional berbagai sistem dalam tubuh berat meningkatkan (Lamb,1984). risiko Latihan kematian fisik sel yang jantung, terutama pada orang yang telah mengalami miokarditis. Sel jantung yang mengalami inflamasi tersebut dapat 3 berlanjut jantung. pada Klein ketidakstabilan et al. konduksi (1999) pada listrik penelitiannya terhadap pasien miokarditis menemukan bahwa peradangan pada sel otot dan interstitial jantung dapat secara langsung membran mengakibatkan potensial. perubahan Fibrosis dan fluktuatif jaringan parut pada pada jaringan miokardium serta hipertrofi sekunder pada sel otot jantung aliran dapat potensial menghasilkan yang lambat, pacemaker ektopik, stimulus re-entry dan yang tidak homogen. Lebih jauh lagi, terjadi gangguan ventrikel berupa peningkatan tekanan dinding ventrikel dan peningkatan konsumsi oksigen miokardium yang memacu terjadinya aritmia. Jadi peradangan atau inflamasi pada miokardium dapat mencetuskan terjadinya aritmia. Cakic et al. (2011) melakukan penelitian observasional di Italia, menemukan bahwa 5-22% atlit muda yang mengalami kematian mendadak disebabkan karena miokarditis. Sebagian besar atlet yang melakukan latihan fisik yang berat mengalami sub-clinical cardiac injury yang berhubungan dengan kematian sel otot jantung. Miokardium diaktivasi terjadi oleh pada dapat mensekresi aktivitas otot adrenergik skelet. sitokin seperti Kerusakan yang yang jaringan 4 miokardium, infark miokardial, translokasi bakteri, dan hipoksia jaringan mengaktifkan NF-κβ dan meningkatkan level Iκβα (NF-κβ system inhibitory protein). NF-κβ ini memodulasi transkripsi sitokin pro-inflamasi, yaitu TNF-α, IL-1β, dan IL-6. Sitokin TNF-α akan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan memanggil leukosit di sekitar jaringan yang rusak sehingga menimbulkan inflamasi (Balakumar dan Singh, 2006). Atas dasar permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik yang didesain bervariasi selama minggu 6 sebagai respon intensitasnya terhadap yang peningkatan inflamasi jantung dilaksanakan ekspresi tikus TNF-α betinaRattus norvegicus strain Sprague Dawley. Dari hasil tersebut diharapkan menjadi sebuah informasi tentang pelaksanaan latihan fisik yang menyehatkan, dengan memperhatikan sistem adaptasi tubuh dengan latihan yang teratur, terukur dengan dosis tepat. I.2. Rumusan Masalah Praktik latihan fisik yang dilakukan masyarakat terkadangtidak memperhatikan intensitas latihan yang tepat. Latihan fisik yang terlalu berat dikhawatirkan akan merusak meningkatkan jaringan faktor terutama risiko jantung, terjadinya sehingga miokarditis. 5 Peningkatan inflamasi ekspresi pada TNF-α jantung. menunjukkan Berdasarkan terjadinya rumusan masalah tersebut, maka muncul pertanyaan penelitian: Bagaimana pengaruh latihan fisik intensitas ringan, sedang, dan berat terhadap ekspresi TNF-α pada jantung? I.3. Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan umum: Mengetahui pengaruhlatihan fisik intensitas ringan, sedang, dan berat terhadap respon inflamasi pada jantung. I.3.2 Tujuan khusus: Mengetahui intensitas pengaruh ringan, sedang, latihan dan berat fisik terhadap ekspresi TNF-α pada jantung. I.4. Keaslian Penelitian Peneliti sebelumnya yang pernah meneliti mengenai efek latihan fisik adalah O’Keefe et al. (2012) dengan menggunakan model hewan untuk ketahanan latihan fisik yang berlebih. Tikus dipicu menggunakan kejutan listrik untuk berlari dengan intensitas berat dan berkelanjutan selama 60 menit setiap hari selama 16 minggu, dibandingkan dengan tikus yang pasif. Tikus yang dipicu untuk berlari mengalami hipertrofi ventrikel kiri dan 6 ventrikel atrium kanan, kiri disfungsi dan atrium diastolik, kanan. dan dilatasi Didapatkan juga peningkatan deposisi kolagen dan fibrosis. Dibandingkan dengan penelitian dari O’Keefe et al. (2012), penelitian ini memiliki beberapa perbedaan yaitu luaran penelitian yang diukur. Luaran penelitian yang diukurpada penelitian ini adalah ekspresi sitokin TNF-α yang terdapat pada jaringan otot jantung, berbeda dengan penelitian yang dilakukan O’Keefe et al. (2012) yang lebih fokus ke gambaran histologis dan anatomis. I.5.Manfaat Penelitian Memberikan informasi baru tentang pemanfaatan latihan fisik yang menyehatkan, dengan memperhatikan sistem adaptasi tubuh dengan latihan terukur dengan intensitas yang tepat. yang teratur,