49 BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1. Penjelasan Deskriptif Objek

advertisement
BAB IV
HASIL PENGUJIAN
IV.1. Penjelasan Deskriptif Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah 31 bank berkapitalisasi di BEI per
tanggal 31 Desember 2011. Jenis industri hanya berfokus pada bank karena hanya bank
yang memiliki CAR dan kualitas aktiva yang akan diuji lebih lanjut di dalam penelitian
ini.
Penelitian ini menguji penilaian kesehatan bank yang diwakilkan dengan aspek
permodalan (CAR) dan kualitas aktiva produktif. Kemudian praktek good corporate
governance dalam penelitian ini diwakilkan dengan pemantauan kepemilikan, ukuran
dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komite audit, dan ukuran bank. Sedangkan
ukuran bank diwakilkan dengan total aktiva.
Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Penelitian ini menggunakan periode investigasi dari tahun 2006 sampai 2010 atau
selama lima tahun. Kriteria data yang diambil dalam penelitian ini adalah 31 bank
berkapitalisasi di BEI per tanggal 31 Desember 2011. Kemudian kriteria lainnya yaitu
bank harus sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2006, perusahaan
tersebut mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap untuk periode 31 Desember
2006-2010 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp), dan data laporan keuangan untuk
periode 31 Desember 2006-2010 mengenai corporate governance harus tersedia lengkap.
Berikut penjelasan tentang penentuan jumlah sampel bank yang digunakan dalam
penelitian ini.
49
TABEL IV.1
KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL
31
(6)
0
0
25
Bank berkapitalisasi di BEI per tanggal 31 Desember 2011
Bank yang tidak mempunyai data laporan keuangan secara lengkap (tahun 2006-2010)
Bank yang laporan keuangannya tidak dinyatakan dalam rupiah (Rp)
Bank yang data GCG pada tahun 2006-2010 tidak lengkap
Total sampel perusahaan
Sumber: www.britama.com, www.idx.co.id
Berdasarkan hasil tabel IV.1, dari 31 bank berkapitalisasi di BEI per 31
Desember 2011 yang menjadi objek penelitian adalah 25 bank yang telah memenuhi
kriteria dalam pemilihan sampel. Sedangkan bank yang tidak memenuhi kriteria terdapat
6 bank yang tidak mempunyai data laporan keuangan secara lengkap.
TABEL IV.2
Uji Statistik Deskriptif Terhadap Masing-Masing Variabel
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAR
125
.0937
.5406
.178335
.0692875
Rasio Aktiva Produktif Bermasalah
125
.0000
.1479
.026555
.0203305
Pemantauan Kepemilikan
125
.1986
1.0000
.564160
.1871278
Ukuran Dewan Komisaris
125
1
11
5.02
1.986
Ukuran Dewan Direksi
125
3
12
6.79
2.477
Ukuran Komite Audit
125
0
8
3.70
1.297
Total Aset
125
4.E11
4.E14
6.82E13
9.791E13
Valid N (listwise)
125
Sumber: Output SPSS verrsi 17 Descriptive Statistics Analysis
Berdasarkan uji statistik deskriptif dapat diperoleh nilai minimum, maksimum,
rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Nilai minimum adalah nilai
terendah dalam setiap variabel. Nilai maksimum adalah nilai tertinggi dalam setiap
50
variabel. Nilai mean merupakan nilai rata-rata dalam setiap variabel yang diteliti.
Standar deviasi adalah suatu indeks yang menggambarkan sebaran data terhadap rataratanya. Dari tabel IV.2 di atas dapat diketahui bahwa terdapat tujuh variabel penelitian
yaitu aspek permodalan yang diwakili oleh CAR (capital adequacy ratio), kualitas
aktiva yang diwakili oleh rasio aktiva produktif bermasalah, pemantauan kepemilikan,
ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan ukuran bank
yang diwakili oleh total aset.
Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai minimum CAR
adalah 0,0937 yang artinya nilai terendah dari data CAR yang ada yaitu 9,37% dimana
bank tersebut masih dalam kondisi aman karena CAR nya masih di atas 8% sesuai
ketentuan Bank Indonesia sehingga modal bank masih cukup untuk mengatasi resikoresiko aktiva bank yang sebagian besar adalah kredit yang diberikan kepada pihak lain.
Sedangkan nilai maksimum CAR yang diperoleh yaitu sebesar 0,5406 yang
menunjukkan bahwa nilai CAR tertinggi yang dimiliki bank sebesar 54,06%. CAR
(Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal dalam bank yang berfungsi
untuk menampung resiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin
tinggi CAR dalam suatu bank maka semakin baik kemampuan bank dalam menanggung
resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang beresiko. Nilai mean dari aspek
permodalan berdasarkan CAR adalah sebesar 0,178335 atau 17,83% dengan nilai
standar deviasi 0,0692875 yang artinya jarak sebaran data dengan nilai mean 6,93%.
Semakin kecil nilai standar deviasi semakin baik karena sebaran data semakin mendekati
nilai mean sehingga data berdistribusi normal.
Nilai mean dari variabel aktiva produktif bermasalah yaitu 0,026555, artinya
hasil rata-rata dari jumlah keseluruhan data kualitas aktiva bank yang diwakili oleh rasio
51
kualitas aktiva bermasalah adalah sebesar 2,66% dengan nilai maksimum 0,1479 atau
14,79% dan nilai minimum 0%. Semakin kecil rasio aktiva produktif bermasalah,
semakin baik kualitas aktiva suatu bank karena aktiva-aktiva produktif yang bermasalah
masih bisa diatasi oleh manajemen bank. Standar deviasi dari variabel aktiva produktif
bermasalah adalah senilai 0,0203305 yang berarti tingkat sebaran data terhadap nilai
mean sebesar 2,03%.
Nilai minimum pemantauan kepemilikan adalah 0,1986 yang artinya ada bank
dengan nilai pemantauan kepemilikan terkecil sebesar 19,86%. Nilai maksimum
pemantauan kepemilikan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah sebesar
1,0000 yang berarti 100% kepemilikan bank dimiliki oleh institusi lain sehingga
pengambilan keputusan dalam perusahaan tersebut tergantung pada pemegang saham
atau institusi lain. Bila seorang manajer atau direktur tidak mempunyai saham di
perusahaan yang dikelolanya, maka manajer atau direktur tersebut tidak mempunyai hak
suara di RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Artinya, manajer atau direktur tersebut
tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya perusahaan. Nilai mean dari
pemantauan kepemilikan senilai 0,564160 atau 56,42%. Standar deviasinya adalah
0,1871278 atau senilai 18,71%.
Nilai minimum dari ukuran dewan komisaris yaitu 1 yang berarti ukuran dewan
komisaris paling sedikit berjumlah 1 orang dalam bank. Sedangkan nilai maksimum
ukuran dewan komisaris berjumlah 11 yang artinya bank mempunyai dewan komisaris
paling banyak yaitu 11 orang. Nilai mean ukuran dewan komisaris adalah 5,02
dibulatkan menjadi 5 yang artinya di suatu bank rata-rata mempunyai 5 orang dewan
komisaris. Nilai standar deviasi untuk ukuran dewan komsaris yaitu 1,986. Nilai ukuran
dewan komisaris didapat dari jumlah anggota dewan komisaris secara keseluruhan, baik
52
yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan bank (independen). Jumlah
anggota dewan komisaris yang baik di suatu bank adalah paling kurang 3 orang dan
paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi di perusahaan itu sendiri.
Nilai mean ukuran dewan direksi 6,79 dibulatkan menjadi 7 yang artinya ratarata anggota dewan direksi di suatu bank adalah 7 orang. Nilai standar deviasi dari
ukuran dewan direksi yaitu 2,477. Nilai minimum ukuran dewan direksi adalah 3 yang
artinya bank mempunyai dewan direksi paling sedikit sejumlah 3 orang. Nilai
maksimum dari ukuran dewan direksi yaitu 12 yang berarti ukuran dewan direksi paling
banyak dalam bank adalah 12 orang. Jumlah anggota dewan direksi di suatu bank yang
baik adalah paling kurang 3 orang.
Nilai mean dari ukuran komite audit yaitu sebesar 3,70 dibulatkan menjadi 4
yang berarti rata-rata bank mempunyai 4 orang auditor. Nilai standar deviasinya adalah
1,297. Nilai maksimum dalam ukuran komite audit adalah 8 yang berarti
bankmempunyai jumlah anggota komite audit terbanyak yaitu 8 orang. Sedangkan nilai
minimum ukuran komite audit yaitu 0 yang artinya bank tidak mempunyai komite audit
untuk membantu mengawasi dan memeriksa laporan perusahaan.
Nilai minimum ukuran bank berdasarkan total aset yaitu senilai Rp.
417,644,000,000 yang menjadi nilai terendah total aset yang dimiliki oleh bank. Nilai
maksimum ukuran bank sebesar Rp. 449,774,551,000,000 yang berarti nilai total aset
tertinggi dari keseluruhan data bank. Standar deviasi untuk ukuran bank yaitu Rp.
97,905,770,720,380. Nilai mean dari total aset adalah Rp. 68,214,357,868,544. Semakin
tinggi total aset bank, semakin tinggi resiko kredit bermasalah karena aktiva bank
sebagian besar adalah berupa kredit yang diberikan kepada pihak lain.
53
IV.2. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan dalam mendeteksi apakah residual
terdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik Normal Probability Plots,
serta uji statistik non-parametrik yaitu One Sample Kolmogorov Smirnov Test (1-Sample
K-S). Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang sering dipakai,
terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini
adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat
dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan
menggunakan grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam analisis grafik:
1.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2.
Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Cara pengambilan keputusan pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S) :
1.
Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya data residual tidak berdistribusi
normal.
2.
Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya data residual berdistribusi normal.
54
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.3
Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Terhadap CAR
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
125
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.06453520
Absolute
.097
Positive
.097
Negative
-.094
Kolmogorov-Smirnov Z
1.089
Asymp. Sig. (2-tailed)
.186
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS versi 17 One Sample Kolmogorov Smirnov Test
Dari tabel IV.3, kita dapat mengetahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,186 > 0,05
yang berarti data residual berdistribusi secara normal. Dengan demikian, persamaan
regresi dalam penelitian ini termasuk baik karena persamaan regresi ini mempunyai
variabel dependen dan variabel independen yang penyebaran datanya normal.
55
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.4
Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Terhadap Aktiva Produktif
Bermasalah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
125
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.01829090
Absolute
.129
Positive
.129
Negative
-.085
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.444
.031
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS versi 17 One Sample Kolmogorov Smirnov Test
Dari tabel IV.4 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,031 < 0,05,
yang artinya data residual berdistribusi secara tidak normal. Dengan hasil tersebut, maka
persamaan regresi dalam penelitian ini termasuk tidak baik karena variabel dependen
dan variabel independen dalam persamaan ini mempunyai penyebaran data secara tidak
normal.
IV.3
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas
56
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari hasil
analisis dengan menggunakan SPSS. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen (Ghozali,2006).
Cara pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas yaitu:
1. Jika tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
2. Jika tolerance value < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.5
Hasil Coefficients Terhadap CAR
Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std.
Model
1 (Constant)
B
Error
.254
.026
Pemantauan Kepemilikan
-.129
.039
Ukuran Dewan Komisaris
-.006
Ukuran Dewan Direksi
Ukuran Komite Audit
Total Aset
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
9.600
.000
-.347
-3.328
.001
.669
1.495
.005
-.158
-1.216
.226
.430
2.328
-.004
.004
-.126
-.856
.394
.335
2.988
.015
.007
.280
2.167
.032
.436
2.292
-9.349E-17
.000
-.132
-1.062
.290
.471
2.123
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
57
Hasil uji multikolinearitas sebagai berikut:
Tolerance
Syarat
Tolerance
Pemantauan Kepemilikan
0,669
0,10
1,495
10
tidak terjadi multikolinearitas
Ukuran Dewan Komisaris
0,430
0,10
2,328
10
tidak terjadi multikolinearitas
Ukuran Dewan Direksi
0,335
0,10
2,988
10
tidak terjadi multikolinearitas
Ukuran Komite Audit
0,436
0,10
2,292
10
tidak terjadi multikolinearitas
Ukuran Bank (Total Aset)
0,471
0,10
Sumber: Tabel IV.5 Hasil Coefficients terhadap CAR
2,123
10
tidak terjadi multikolinearitas
Variabel Independen
Syarat
VIF
VIF
Kesimpulan
Dengan tabel IV.5 dapat menunjukkan bahwa tolerance value semua variabel
independen lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF semua variabel independen lebih kecil
dari 10. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi
multikolinearitas sehingga persamaan regresi dalam penelitian ini termasuk baik karena
tidak terjadi korelasi atau hubungan antar variabel independen.
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.6
Hasil Coefficients Terhadap Aktiva Produktif Bermasalah
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
Pemantauan Kepemilikan
.669
1.495
Ukuran Dewan Komisaris
.430
2.328
Ukuran Dewan Direksi
.335
2.988
Ukuran Komite Audit
.436
2.292
Total Aset
.471
2.123
a. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
58
Hasil uji multikolinearitas sebagai berikut:
Tolerance
Syarat
Tolerance
Pemantauan Kepemilikan
0,669
0,10
1,495
10
tidak terjadi multikolinearitas
Ukuran Dewan Komisaris
0,430
0,10
2,328
10
tidak terjadi multikolinearitas
Ukuran Dewan Direksi
0,335
0,10
2,988
10
tidak terjadi multikolinearitas
Ukuran Komite Audit
0,436
0,10
2,292
10
tidak terjadi multikolinearitas
Variabel Independen
VIF
Syarat
VIF
Kesimpulan
Ukuran Bank (Total Aset)
0,471
0,10
2,123
10 tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Tabel IV.6 Hasil Coefficients terhadap Aktiva Produktif Bermasalah
Hasil dari tabel IV.6 menunjukkan kesamaan dengan hasil dari tabel IV.5, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini juga tidak terjadi multikolinearitas sehingga
persamaan regresi ini termasuk baik karena tidak terjadi korelasi atau hubungan antar
variabel independen.
IV.4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas,
dalam penelitian ini digunakan uji Spearman’s Rho.
Cara pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu:
1.
Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya terjadi masalah heteroskedastisitas.
2.
Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
59
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.7
Uji Spearman’s Rho Terhadap CAR
Sumber: Output SPSS versi 17 Spearman’s Rho Analysis
Hasil uji heteroskedastisitas Spearman’s rho yaitu:
Sig (2-tailed)
Syarat Sig
(2-Tailed)
Kesimpulan
Pemantauan kepemilikan
0,758
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Ukuran dewan komisaris
0,192
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Ukuran dewan direksi
0,069
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Ukuran komite audit
0,220
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Ukuran bank (total aset)
0,171
0,05
Sumber: Tabel IV.7 Uji Spearman’s Rho terhadap CAR
tidak terjadi heteroskedastisitas
Variabel Independen
Dari tabel IV.7 menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai
signifikansi korelasi lebih dari 0,05 dengan unstandardized residual. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
sehingga persamaan regresi ini dinilai baik karena mempunyai kesamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
60
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.8
Uji Spearman’s Rho Terhadap Aktiva Produktif Bermasalah
Sumber: Output SPSS versi 17 Spearman’s Rho Analysis
Hasil uji heteroskedastisitas Spearman’s rho yaitu:
Sig (2-tailed)
Syarat Sig
(2-Tailed)
Kesimpulan
Pemantauan kepemilikan
0,965
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Ukuran dewan komisaris
0,557
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Ukuran dewan direksi
0,256
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Ukuran komite audit
0,445
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Variabel Independen
Ukuran bank (total aset)
0,331
0,05
tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Tabel IV.8 Uji Spearman’s Rho terhadap Aktiva Produktif Bermasalah
Berdasarkan tabel IV.8 menunjukkan bahwa semua variabel independen
mempunyai signifikansi korelasi lebih dari 0,05 dengan unstandardized residual. Maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
sehingga persamaan regresi ini termasuk baik karena mempunyai kesamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
61
IV.5. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara residual pada periode berjalan dengan residual pada periode sebelumnya.
Autokorelasi timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW test). Uji DW dihitung berdasarkan
jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Kriteria pengujian
dengan hipotesis ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1.
Nilai d berkisar antara 0 dan 4, yaitu 0 ≤ d ≤ 4.
2.
Nilai d = 2 atau mendekati 2, tidak terjadi autokorelasi.
3.
Nilai d mendekati 0, terjadi autokorelasi positif.
4.
Nilai d mendekati 4, terjadi autokorelasi negatif.
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.9
Uji Durbin-Watson Terhadap CAR
b
Model Summary
Model
1
R
.364
R Square
a
.132
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.096
Durbin-Watson
.0658770
1.771
a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan
Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi
b. Dependent Variable: CAR
Sumber: Output SPSS versi 17 Durbin-Watson Analysis
Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat nilai uji Durbin-Watson yaitu 1,771 yang
berarti nilai tersebut mendekati 2. Dengan demikian, dalam model regresi ini tidak
62
terjadi autokorelasi antara semua variabel independen terhadap variabel dependen,
sehingga persamaan regresi ini dinilai baik karena tidak adanya korelasi antara residual
pada periode berjalan dengan residual pada periode sebelumnya.
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.10
Uji Durbin-Watson Terhadap Aktiva Produktif Bermasalah
b
Model Summary
Model
1
R
.437
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.191
.157
Durbin-Watson
.0186712
1.610
a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan
Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi
b. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah
Sumber: Output SPSS versi 17 Durbin-Watson Analysis
Berdasarkan tabel IV.10 menunjukkan nilai uji Durbin-Watson yaitu 1,610 yang
artinya nilai tersebut mendekati angka 2. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa dalam
model regresi ini tidak terjadi autokorelasi antara semua variabel independen terhadap
variabel dependen, sehingga persamaan regresi ini dinilai baik karena tidak adanya
korelasi antara residual pada periode berjalan dengan residual pada periode sebelumnya.
IV.6. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola
hubungan antara dua atau lebih variabel. Pada kenyataan sehari-hari sering dijumpai
63
sebuah kejadian dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel. Berikut ini hasil pengujian
analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS versi 17:
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.11
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap CAR
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
.254
.026
Pemantauan Kepemilikan
-.129
.039
Ukuran Dewan Komisaris
-.006
Ukuran Dewan Direksi
Ukuran Komite Audit
Total Aset
Beta
t
Sig.
9.600
.000
-.347
-3.328
.001
.005
-.158
-1.216
.226
-.004
.004
-.126
-.856
.394
.015
.007
.280
2.167
.032
-9.349E-17
.000
-.132
-1.062
.290
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
Dari hasil tabel IV.11, dapat menunjukkan persamaan regresi berikut ini:
AP = β 0 + β 1 PK + β 2 DK + β 3 DD + β 4 KA + β 5 UB
AP = 0,254 + (-0,129) PK + (-0,006) DK + (-0,004) DD + 0,015 KA + (-9,349-17) UB
AP = 0,254 - 0,129 PK - 0,006 DK - 0,004 DD + 0,015 KA – 0,00000000000000009349 UB
Keterangan:
AP
= aspek permodalan bank (dengan menggunakan nilai CAR)
β0
= konstanta
β 1-5 = koefisien regresi
PK
= pemantauan kepemilikan
64
DK
= ukuran dewan komisaris
DD
= ukuran dewan direksi
KA
= ukuran komite audit
UB
= ukuran bank (dengan menggunakan nilai total aset)
Penjelasan persamaan regresi:
1) Konstanta senilai 0,254 artinya jika variabel independen PK, DK, DD, KA, dan UB
nilainya 0, maka variabel dependen AP bernilai positif yaitu 0,254.
2) Koefisien regresi variabel PK senilai -0,129 artinya jika pemantauan kepemilikan
semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami
penurunan nilai sebesar 0,129 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap.
Koefisien bernilai negatif berarti terjadi hubungan negatif antara pemantauan
kepemilikan dengan aspek permodalan. Jadi, pemantauan kepemilikan tidak
mempengaruhi besarnya nilai aspek permodalan (CAR).
3) Koefisien regresi variabel DK adalah -0,006 artinya jika ukuran dewan komisaris
semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami
penurunan nilai sebesar 0,006 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap.
Koefisien bernilai negatif berarti terjadi hubungan negatif antara ukuran dewan
komisaris dengan aspek permodalan. Jadi, ukuran dewan komisaris tidak
mempengaruhi besarnya nilai aspek permodalan (CAR).
4) Koefisien regresi variabel DD yaitu -0,004 artinya jika ukuran dewan direksi
semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami
penurunan nilai sebesar 0,004 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap.
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ukuran dewan
65
direksi dengan aspek permodalan. Jadi, ukuran dewan direksi tidak mempengaruhi
besarnya nilai aspek permodalan (CAR).
5) Koefisien regresi variabel KA senilai 0,015 artinya jika ukuran komite audit semakin
besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami kenaikan
nilai sebesar 0,015 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien
bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara ukuran komite audit dengan
aspek permodalan. Jadi, ukuran komite audit mempengaruhi besarnya nilai aspek
permodalan (CAR).
6) Koefisien regresi variabel UB adalah -9,349E-17 artinya jika ukuran bank yang
diwakili oleh total aset semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh
CAR akan mengalami penurunan nilai sebesar 0,00000000000000009349 dengan
asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai negatif artinya
terjadi hubungan negatif antara ukuran bank dengan aspek permodalan. Jadi,
semakin besar ukuran bank, semakin rendah nilai CAR yang mewakili aspek
permodalan.
66
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.12
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap Kualitas Aktiva
Coefficients
Model
1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.000
.007
Pemantauan Kepemilikan
.003
.011
Ukuran Dewan Komisaris
.000
Ukuran Dewan Direksi
Ukuran Komite Audit
Total Aset
Beta
t
Sig.
-.117
.907
.025
.245
.807
.001
.029
.228
.820
.003
.001
.350 2.452
.016
.001
.002
.079
.634
.527
5.333E-18
.000
.026
.214
.831
a. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
Dari hasil tabel IV.12, dapat menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut:
KAP = β 0 + β 1 PK + β 2 DK + β 3 DD + β 4 KA + β 5 UB
KAP = 0,000 + (0,003) PK + (0,000) DK + (0,003) DD + (0,001) KA + (5,333E-18) UB
KAP = 0,000 +0,003 PK +0 DK +0,003 DD +0,001 KA + 0,000000000000000005333 UB
Keterangan:
KAP
= kualitas aktiva produktif bank (dengan menggunakan nilai rasio aktiva
produktif bermasalah)
1) Konstanta senilai 0 artinya jika variabel independen PK, DK, DD, KA, dan UB
nilainya 0, maka variabel dependen KA juga bernilai 0.
2) Koefisien regresi variabel PK senilai 0,003 artinya jika pemantauan kepemilikan
semakin besar maka kualitas aktiva akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,003
67
dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif
berarti terjadi hubungan positif antara pemantauan kepemilikan dengan kualitas
aktiva. Jadi, semakin besar pemantauan kepemilikan, semakin tinggi kualitas aktiva.
3) Koefisien regresi variabel DK adalah 0 artinya ukuran dewan komisaris tidak
mempengaruhi kualitas aktiva.
4) Koefisien regresi variabel DD yaitu 0,003 artinya jika ukuran dewan direksi semakin
besar maka kualitas aktiva akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,003 dengan
asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara ukuran dewan direksi dengan kualitas aktiva. Jadi,
ukuran dewan direksi mempengaruhi kualitas aktiva.
5) Koefisien regresi variabel KA senilai 0,001 artinya jika ukuran komite audit semakin
besar maka kualitas aktiva akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,001 dengan
asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif berarti
terjadi hubungan positif antara ukuran komite audit dengan kualitas aktiva. Jadi,
ukuran komite audit mempengaruhi kualitas aktiva.
6) Koefisien regresi variabel UB adalah 5,333E-18 artinya jika ukuran bank yang
diwakili oleh total aset semakin besar maka kualitas aktiva akan mengalami
kenaikan nilai sebesar 0,000000000000000005333 dengan asumsi variabel
independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara ukuran bank dengan kualitas aktiva.
IV.7. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
68
adalah antara 0 dan 1. Semakin besar R² (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model
regresi tersebut dan semakin mendekati 0 maka variabel independen secara keseluruhan
tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk
regresi linier berganda sebaiknya menggunakan nilai Adjusted R Square karena variabel
bebas (independen) lebih dari satu. Bila dalam penelitian hanya terdapat satu variabel
independen, maka menggunakan nilai R Square.
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.13
Model Summary Terhadap CAR
b
Model Summary
Model
1
R
.364
R Square
a
.132
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.096
Durbin-Watson
.0658770
1.771
a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan
Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi
b. Dependent Variable: CAR
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Model Summary di atas dari
hasil uji analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh nilai
Adjusted R2 (R Square) yaitu 0,096 yang artinya pengaruh variabel independen
(pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran
69
komite audit, dan ukuran bank) terhadap variabel dependen (aspek permodalan) hanya
sebesar 0,096. Angka tersebut berarti mendekati angka 0, maka kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, sedangkan sisa
nilainya sebesar 0,904 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
penelitian ini.
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.14
Hasil Model Summary Terhadap Kualitas Aktiva
b
Model Summary
Model
1
R
.437
R Square
a
.191
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.157
Durbin-Watson
.0186712
1.610
a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan
Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi
b. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
Hasil uji koefisien determinasi ditunjukkan pada Model Summary di atas dari
hasil uji analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh nilai
Adjusted R2 (R Square) yaitu 0,157 yang artinya pengaruh variabel independen
(pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran
komite audit, dan ukuran bank) terhadap variabel dependen (kualitas aktiva) hanya
sebesar 0,157. Angka tersebut berarti mendekati angka 0, maka kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, sedangkan sisa
nilainya sebesar 0,843 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
penelitian ini.
70
IV.8. Uji Signifikansi Simultan (F)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan pengaruh variabel
independen (pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan variable lainnya)
terhadap variabel dependen (aspek permodalan) secara bersama-sama dengan melihat
nilai signifikan F. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
1.
Apabila F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi ( α ) < 0,05 maka semua variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2.
Apabila F hitung ≤ F tabel dan tingkat signifikansi ( α ) > 0,05 maka semua variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.15
Hasil Uji Anova Terhadap Variabel Aspek Permodalan
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.079
5
.016
Residual
.516
119
.004
Total
.595
124
F
Sig.
3.634
.004
a
a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris,
Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi
b. Dependent Variable: CAR
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
Berdasarkan hasil uji anova di atas, menghasilkan nilai F hitung senilai 3,634
dengan tingkat signifikansi 0,004. Untuk mencari nilai F tabel dapat menggunakan df1 =
71
5 dan df2 = 119 sehingga diperoleh F tabel sebesar 2,2905. Dari hasil tersebut, jadi
kesimpulannya adalah:
Nilai F 3,634 > 2,2905 dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05 maka semua variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Dengan demikian, dalam persamaan regresi ini semua variabel independen
(pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran
komite audit, dan ukuran bank) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (aspek permodalan).
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.16
Hasil Uji Anova Terhadap Variabel Kualitas Aktiva
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.010
5
.002
Residual
.041
119
.000
Total
.051
124
F
Sig.
5.604
.000
a
a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris,
Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi
b. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah
Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis
Dari hasil uji anova terhadap kualitas aktiva menunjukkan nilai F hitung 5,604
dengan tingkat signifikansi 0. Nilai F tabel dapat dicari dengan menggunakan df1 = 5
dan df2 = 119 maka diperoleh F tabel senilai 2,2905. Dengan demikian, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
72
Nilai F 5,604 > 2,2905 dengan tingkat signifikansi 0 < 0,05 maka semua variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Jadi, dalam persamaan regresi ini semua variabel independen (pemantauan
kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan
ukuran bank) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(kualitas aktiva).
IV.9. Uji Signifikansi Parameter Individual (t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Prosedur pengujiannya adalah pertama melakukan perhitungan terhadap t hitung dan
kedua membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut :
1. Apabila t hitung > t tabel, berarti secara parsial variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Apabila t hitung < t tabel, berarti secara parsial variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk nilai t hitung variabel aspek permodalan dapat dilihat dari tabel IV.11 dan untuk
nilai t hitung variabel kualitas aktiva dapat dilihat pada tabel IV.12. Sedangkan untuk
nilai t tabel dapat dicari dengan nilai nilai df2 = 119 (dari tabel IV.14 atau tabel IV.15)
sehingga diperoleh nilai t tabel 1,9801. Berikut ini penyajian hasil uji t dalam bentuk
tabel kesimpulan:
73
a. Aspek Permodalan (CAR)
TABEL IV.17
Kesimpulan dari Hasil Uji t Terhadap CAR
Variabel Independen
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Pemantauan kepemilikan
-3.328
1.9801
koefisien variabel independen tidak signifikan
Ukuran dewan komisaris
-1.216
1.9801
koefisien variabel independen tidak signifikan
Ukuran dewan direksi
-0.856
1.9801
koefisien variabel independen tidak signifikan
Ukuran komite audit
2.167
1.9801
koefisien variabel independen signifikan
Ukuran bank (total aset)
-1.062
1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan
Sumber: Tabel IV.11 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap CAR
Berdasarkan hasil kesimpulan uji t, dapat diketahui bahwa variabel independen
pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan ukuran
bank) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (CAR) karena nilai t
hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Sedangkan variabel independen ukuran komite audit
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (CAR) karena nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel.
b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah)
TABEL IV.18
Kesimpulan dari Hasil Uji t Terhadap Kualitas Aktiva
Variabel Independen
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Pemantauan kepemilikan
0.245
1.9801
koefisien variabel independen tidak signifikan
Ukuran dewan komisaris
0.228
1.9801
koefisien variabel independen tidak signifikan
Ukuran dewan direksi
2.452
1.9801
koefisien variabel independen signifikan
Ukuran komite audit
0.634
1.9801
koefisien variabel independen tidak signifikan
Ukuran bank (total aset)
0.214 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan
Sumber: Tabel IV.12 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap Kualitas Aktiva
Dari hasil kesimpulan uji t di atas menunjukkan bahwa secara parsial variabel
independen ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
74
kualitas aktiva, sedangkan variabel independen yang lain (pemantauan kepemilikan,
ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, dan ukuran bank) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen kualitas aktiva.
IV.10. Diskusi Hasil Penelitian
Berikut hasil pengujian terhadap hipotesis yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya (bab 2) beserta penjelasan mengenai hasil analisis:
1. Ha.1: Pemantauan kepemilikan berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank.
Dari beberapa hasil pengujian, pemantauan kepemilikan berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap aspek permodalan bank, sehingga Ha.1 ditolak. Hal ini
timbul ketika diasumsikan pemantauan kepemilikan hanya berfokus pada
pengawasan terhadap kinerja dewan komisaris perusahaan dan pengambilan
keputusan, sehingga besar kecilnya pemantauan kepemilikan tidak sebagai penentu
dalam besar kecilnya CAR yang mewakili aspek permodalan bank. Yang menjadi
penentu dalam besar kecilnya CAR adalah seberapa besar modal yang dimiliki oleh
bank dengan cara meningkatkan penghimpunan dana dari investor untuk
menanamkan modal di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pemantauan
kepemilikan tidak berpemgaruh signifikan terhadap aspek permodalan bank.
2. Ha.2: Pemantauan kepemilikan berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank.
Berdasarkan beberapa hasil pengujian, pemantauan kepemilikan berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka Ha.2 diterima.
Pemantauan dari pemegang saham terhadap manajemen mengakibatkan tingkat
pengawasan yang cukup tinggi untuk mencegah terjadinya kecurangan atau
kesalahan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Dalam hal
75
kualitas aktiva bank, pengawasan dari pemegang saham membantu dalam
mengurangi kesalahan pengambilan keputusan terhadap kredit- kredit yang diberikan
untuk perhitungan aktiva bank yang tergolong lancar, dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan, dan macet. Tetapi sebenarnya pemantauan kepemilikan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas aktiva bank karena
pemantauan kepemilikan yang besar ataupun kecil bukan penentu dalam besar
kecilnya kualitas aktiva bank. Kualitas aktiva bank ditentukan oleh aktiva-aktiva
produktif yang tergolong lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan,
dan macet.
3. Ha.3: Ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap aspek permodalan bank.
Berdasarkan beberapa hasil pengujian, ukuran dewan komisaris berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap aspek permodalan bank, sehingga Ha.3 diterima.
Jumlah anggota dalam dewan komisaris yang semakin banyak di dalam perusahaan
menimbulkan ketidakefektifan dalam komunikasi dan koordinasi untuk mengawasi
perusahaan secara umum dan memberikan nasihat kepada direktur sehingga direktur
akan semakin lama dalam mengambil kebijakan yang mengakibatkan permodalan
bank menjadi terhambat. Untuk penentu utama aspek permodalan bank bukan
dipengaruhi oleh pengawasan dewan komisaris karena aspek permodalan yang
diwakili oleh CAR dapat meningkat jika semakin banyak investor yang
mengivestasikan dananya ke bank tersebut.
4. Ha.4: Ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kualitas aktiva bank.
Berdasarkan beberapa hasil pengujian, ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh positif maupun negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas aktiva bank, sehingga Ha.4 ditolak. Hal ini diasumsikan bahwa ukuran
76
dewan komisaris dalam jumlah besar ataupun kecil tidak mempengaruhi kualitas
aktiva bank karena penentu utama kualitas aktiva bank yang semakin baik adalah
jumlah aktiva produktif yang tergolong lancar semakin besar, dan sebaliknya
penentu utama kualitas aktiva bank yang semakin buruk adalah jumlah aktiva
produktif yang tergolong dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan
macet semakin besar.
5. Ha.5: Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank.
Dari beberapa hasil pengujian, ukuran dewan direksi berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap aspek permodalan bank, maka Ha.5 ditolak. Ukuran dewan
direksi yang semakin besar diasumsikan kurang efektif karena semakin banyak opini
dalam perencanaan usaha, kebijakan, pembuatan strategi bisnis, dan anggaran
perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi kegiatan operasional permodalan bank.
Tetapi mengingat penentu aspek permodalan bank adalah kecukupan modal bank
untuk mengatasi resiko kerugian aktiva produktif, maka ukuran dewan direksi tidak
berpengaruh signifikan terhadap aspek permodalan bank.
6. Ha.6: Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank.
Dari beberapa hasil pengujian, ukuran dewan direksi berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka Ha.6 diterima. Hal ini diasumsikan
ukuran dewan direksi yang semakin besar menyebabkan kualitas aktiva bank
semakin baik karena peningkatan pengawasan terhadap aktiva-aktiva produktif
sehingga mengurangi aktiva yang bermasalah. Pengaruh ukuran dewan direksi ini
penting dalam kualitas aktiva karena pada akhirnya kualitas aktiva bank akan
mempengaruhi kesehatan dan kesinambungan usaha bank. Dewan direksi sangat
77
bertanggung jawab dalam hal ini karena dewan direksi harus melaporkan hasilnya
kepada dewan komisaris.
7. Ha.7: Komite audit berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank.
Dari beberapa hasil pengujian, ukuran komite audit berpengaruh positif
signifikan terhadap aspek permodalan bank, maka Ha.7 diterima. Komite audit
dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dalam pengawasan kinerja
perusahaan. Dalam kaitannya dengan aspek permodalan bank, jumlah anggota
komite audit yang semakin banyak, maka tingkat pengawasan semakin tinggi
sehingga dapat mencegah resiko penurunan CAR bank. Komite audit mempunyai
pengaruh signifikan terhadap CAR bank karena komite audit dapat membantu
memberikan saran dan kepastian kepada investor mengenai kebenaran laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen sehingga investor yakin untuk menanamkan
modal ke perusahaan tersebut.
8. Ha.8: Komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank.
Dari beberapa hasil pengujian, ukuran komite audit berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka Ha.8 diterima. Kualitas aktiva yang
semakin baik dipengaruhi oleh komite audit dalam mengawasi dan mereview sistem
pengendalian internal kegiatan operasional aktiva-aktiva bank. Tetapi pengaruh
komite audit tidak signifikan terhadap kualitas aktiva bank karena faktor utama
kualitas aktiva bank adalah pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan dalam
aktiva-aktiva produktif bank yang menyebabkan aktiva menjadi lancar dan juga
macet.
78
9. Ha.9: Ukuran bank berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank.
Dari beberapa hasil pengujian, ukuran bank yang diwakili oleh total aset
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap aspek permodalan bank, maka Ha.9
ditolak. Dalam hal ini diasumsikan ketika ukuran bank diwakili oleh total aktiva dan
modal bank tetap. Total aktiva yang semakin besar menyebabkan resiko kerugian
aktiva bank juga semakin besar karena sebagian besar aktiva bank diperoleh dari
kredit yang diberikan kepada pihak lain sehingga nilai CAR menjadi berkurang.
Tetapi hal tersebut bukan penentu dalam aspek permodalan bank karena nilai CAR
dipengaruhi oleh besarnya modal bank dari para investor. Selama modal bank cukup
untuk mengatasi resiko kerugian aktiva yang bermasalah, maka nilai CAR tetap
stabil bahkan meningkat.
10. Ha.10: Ukuran bank berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank.
Berdasarkan beberapa hasil pengujian, ukuran bank yang diwakili oleh total aset
atau aktiva berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka
Ha.10 diterima. Jika total aktiva semakin besar, maka kualitas aktiva semakin baik.
Tetapi total aktiva bukan faktor penentu dalam kualitas aktiva. Kualitas aktiva
ditentukan oleh besar kecilnya rasio aktiva produktif yang bermasalah. Artinya,
jumlah aktiva produktif yang tergolong lancar semakin besar dan jumlah aktiva
produktif yang tergolong dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan
macet semakin kecil.
79
Download