BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1. Penjelasan Deskriptif Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah 31 bank berkapitalisasi di BEI per tanggal 31 Desember 2011. Jenis industri hanya berfokus pada bank karena hanya bank yang memiliki CAR dan kualitas aktiva yang akan diuji lebih lanjut di dalam penelitian ini. Penelitian ini menguji penilaian kesehatan bank yang diwakilkan dengan aspek permodalan (CAR) dan kualitas aktiva produktif. Kemudian praktek good corporate governance dalam penelitian ini diwakilkan dengan pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komite audit, dan ukuran bank. Sedangkan ukuran bank diwakilkan dengan total aktiva. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Penelitian ini menggunakan periode investigasi dari tahun 2006 sampai 2010 atau selama lima tahun. Kriteria data yang diambil dalam penelitian ini adalah 31 bank berkapitalisasi di BEI per tanggal 31 Desember 2011. Kemudian kriteria lainnya yaitu bank harus sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2006, perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap untuk periode 31 Desember 2006-2010 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp), dan data laporan keuangan untuk periode 31 Desember 2006-2010 mengenai corporate governance harus tersedia lengkap. Berikut penjelasan tentang penentuan jumlah sampel bank yang digunakan dalam penelitian ini. 49 TABEL IV.1 KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL 31 (6) 0 0 25 Bank berkapitalisasi di BEI per tanggal 31 Desember 2011 Bank yang tidak mempunyai data laporan keuangan secara lengkap (tahun 2006-2010) Bank yang laporan keuangannya tidak dinyatakan dalam rupiah (Rp) Bank yang data GCG pada tahun 2006-2010 tidak lengkap Total sampel perusahaan Sumber: www.britama.com, www.idx.co.id Berdasarkan hasil tabel IV.1, dari 31 bank berkapitalisasi di BEI per 31 Desember 2011 yang menjadi objek penelitian adalah 25 bank yang telah memenuhi kriteria dalam pemilihan sampel. Sedangkan bank yang tidak memenuhi kriteria terdapat 6 bank yang tidak mempunyai data laporan keuangan secara lengkap. TABEL IV.2 Uji Statistik Deskriptif Terhadap Masing-Masing Variabel Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CAR 125 .0937 .5406 .178335 .0692875 Rasio Aktiva Produktif Bermasalah 125 .0000 .1479 .026555 .0203305 Pemantauan Kepemilikan 125 .1986 1.0000 .564160 .1871278 Ukuran Dewan Komisaris 125 1 11 5.02 1.986 Ukuran Dewan Direksi 125 3 12 6.79 2.477 Ukuran Komite Audit 125 0 8 3.70 1.297 Total Aset 125 4.E11 4.E14 6.82E13 9.791E13 Valid N (listwise) 125 Sumber: Output SPSS verrsi 17 Descriptive Statistics Analysis Berdasarkan uji statistik deskriptif dapat diperoleh nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Nilai minimum adalah nilai terendah dalam setiap variabel. Nilai maksimum adalah nilai tertinggi dalam setiap 50 variabel. Nilai mean merupakan nilai rata-rata dalam setiap variabel yang diteliti. Standar deviasi adalah suatu indeks yang menggambarkan sebaran data terhadap rataratanya. Dari tabel IV.2 di atas dapat diketahui bahwa terdapat tujuh variabel penelitian yaitu aspek permodalan yang diwakili oleh CAR (capital adequacy ratio), kualitas aktiva yang diwakili oleh rasio aktiva produktif bermasalah, pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan ukuran bank yang diwakili oleh total aset. Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai minimum CAR adalah 0,0937 yang artinya nilai terendah dari data CAR yang ada yaitu 9,37% dimana bank tersebut masih dalam kondisi aman karena CAR nya masih di atas 8% sesuai ketentuan Bank Indonesia sehingga modal bank masih cukup untuk mengatasi resikoresiko aktiva bank yang sebagian besar adalah kredit yang diberikan kepada pihak lain. Sedangkan nilai maksimum CAR yang diperoleh yaitu sebesar 0,5406 yang menunjukkan bahwa nilai CAR tertinggi yang dimiliki bank sebesar 54,06%. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal dalam bank yang berfungsi untuk menampung resiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR dalam suatu bank maka semakin baik kemampuan bank dalam menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang beresiko. Nilai mean dari aspek permodalan berdasarkan CAR adalah sebesar 0,178335 atau 17,83% dengan nilai standar deviasi 0,0692875 yang artinya jarak sebaran data dengan nilai mean 6,93%. Semakin kecil nilai standar deviasi semakin baik karena sebaran data semakin mendekati nilai mean sehingga data berdistribusi normal. Nilai mean dari variabel aktiva produktif bermasalah yaitu 0,026555, artinya hasil rata-rata dari jumlah keseluruhan data kualitas aktiva bank yang diwakili oleh rasio 51 kualitas aktiva bermasalah adalah sebesar 2,66% dengan nilai maksimum 0,1479 atau 14,79% dan nilai minimum 0%. Semakin kecil rasio aktiva produktif bermasalah, semakin baik kualitas aktiva suatu bank karena aktiva-aktiva produktif yang bermasalah masih bisa diatasi oleh manajemen bank. Standar deviasi dari variabel aktiva produktif bermasalah adalah senilai 0,0203305 yang berarti tingkat sebaran data terhadap nilai mean sebesar 2,03%. Nilai minimum pemantauan kepemilikan adalah 0,1986 yang artinya ada bank dengan nilai pemantauan kepemilikan terkecil sebesar 19,86%. Nilai maksimum pemantauan kepemilikan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah sebesar 1,0000 yang berarti 100% kepemilikan bank dimiliki oleh institusi lain sehingga pengambilan keputusan dalam perusahaan tersebut tergantung pada pemegang saham atau institusi lain. Bila seorang manajer atau direktur tidak mempunyai saham di perusahaan yang dikelolanya, maka manajer atau direktur tersebut tidak mempunyai hak suara di RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Artinya, manajer atau direktur tersebut tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya perusahaan. Nilai mean dari pemantauan kepemilikan senilai 0,564160 atau 56,42%. Standar deviasinya adalah 0,1871278 atau senilai 18,71%. Nilai minimum dari ukuran dewan komisaris yaitu 1 yang berarti ukuran dewan komisaris paling sedikit berjumlah 1 orang dalam bank. Sedangkan nilai maksimum ukuran dewan komisaris berjumlah 11 yang artinya bank mempunyai dewan komisaris paling banyak yaitu 11 orang. Nilai mean ukuran dewan komisaris adalah 5,02 dibulatkan menjadi 5 yang artinya di suatu bank rata-rata mempunyai 5 orang dewan komisaris. Nilai standar deviasi untuk ukuran dewan komsaris yaitu 1,986. Nilai ukuran dewan komisaris didapat dari jumlah anggota dewan komisaris secara keseluruhan, baik 52 yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan bank (independen). Jumlah anggota dewan komisaris yang baik di suatu bank adalah paling kurang 3 orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi di perusahaan itu sendiri. Nilai mean ukuran dewan direksi 6,79 dibulatkan menjadi 7 yang artinya ratarata anggota dewan direksi di suatu bank adalah 7 orang. Nilai standar deviasi dari ukuran dewan direksi yaitu 2,477. Nilai minimum ukuran dewan direksi adalah 3 yang artinya bank mempunyai dewan direksi paling sedikit sejumlah 3 orang. Nilai maksimum dari ukuran dewan direksi yaitu 12 yang berarti ukuran dewan direksi paling banyak dalam bank adalah 12 orang. Jumlah anggota dewan direksi di suatu bank yang baik adalah paling kurang 3 orang. Nilai mean dari ukuran komite audit yaitu sebesar 3,70 dibulatkan menjadi 4 yang berarti rata-rata bank mempunyai 4 orang auditor. Nilai standar deviasinya adalah 1,297. Nilai maksimum dalam ukuran komite audit adalah 8 yang berarti bankmempunyai jumlah anggota komite audit terbanyak yaitu 8 orang. Sedangkan nilai minimum ukuran komite audit yaitu 0 yang artinya bank tidak mempunyai komite audit untuk membantu mengawasi dan memeriksa laporan perusahaan. Nilai minimum ukuran bank berdasarkan total aset yaitu senilai Rp. 417,644,000,000 yang menjadi nilai terendah total aset yang dimiliki oleh bank. Nilai maksimum ukuran bank sebesar Rp. 449,774,551,000,000 yang berarti nilai total aset tertinggi dari keseluruhan data bank. Standar deviasi untuk ukuran bank yaitu Rp. 97,905,770,720,380. Nilai mean dari total aset adalah Rp. 68,214,357,868,544. Semakin tinggi total aset bank, semakin tinggi resiko kredit bermasalah karena aktiva bank sebagian besar adalah berupa kredit yang diberikan kepada pihak lain. 53 IV.2. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan dalam mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik Normal Probability Plots, serta uji statistik non-parametrik yaitu One Sample Kolmogorov Smirnov Test (1-Sample K-S). Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang sering dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam analisis grafik: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Cara pengambilan keputusan pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) : 1. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya data residual tidak berdistribusi normal. 2. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya data residual berdistribusi normal. 54 a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.3 Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Terhadap CAR One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 125 a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences .0000000 .06453520 Absolute .097 Positive .097 Negative -.094 Kolmogorov-Smirnov Z 1.089 Asymp. Sig. (2-tailed) .186 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS versi 17 One Sample Kolmogorov Smirnov Test Dari tabel IV.3, kita dapat mengetahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,186 > 0,05 yang berarti data residual berdistribusi secara normal. Dengan demikian, persamaan regresi dalam penelitian ini termasuk baik karena persamaan regresi ini mempunyai variabel dependen dan variabel independen yang penyebaran datanya normal. 55 b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.4 Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Terhadap Aktiva Produktif Bermasalah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 125 a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences .0000000 .01829090 Absolute .129 Positive .129 Negative -.085 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 1.444 .031 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS versi 17 One Sample Kolmogorov Smirnov Test Dari tabel IV.4 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,031 < 0,05, yang artinya data residual berdistribusi secara tidak normal. Dengan hasil tersebut, maka persamaan regresi dalam penelitian ini termasuk tidak baik karena variabel dependen dan variabel independen dalam persamaan ini mempunyai penyebaran data secara tidak normal. IV.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas 56 dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali,2006). Cara pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas yaitu: 1. Jika tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. 2. Jika tolerance value < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.5 Hasil Coefficients Terhadap CAR Coefficients a Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Std. Model 1 (Constant) B Error .254 .026 Pemantauan Kepemilikan -.129 .039 Ukuran Dewan Komisaris -.006 Ukuran Dewan Direksi Ukuran Komite Audit Total Aset Beta t Sig. Tolerance VIF 9.600 .000 -.347 -3.328 .001 .669 1.495 .005 -.158 -1.216 .226 .430 2.328 -.004 .004 -.126 -.856 .394 .335 2.988 .015 .007 .280 2.167 .032 .436 2.292 -9.349E-17 .000 -.132 -1.062 .290 .471 2.123 a. Dependent Variable: CAR Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis 57 Hasil uji multikolinearitas sebagai berikut: Tolerance Syarat Tolerance Pemantauan Kepemilikan 0,669 0,10 1,495 10 tidak terjadi multikolinearitas Ukuran Dewan Komisaris 0,430 0,10 2,328 10 tidak terjadi multikolinearitas Ukuran Dewan Direksi 0,335 0,10 2,988 10 tidak terjadi multikolinearitas Ukuran Komite Audit 0,436 0,10 2,292 10 tidak terjadi multikolinearitas Ukuran Bank (Total Aset) 0,471 0,10 Sumber: Tabel IV.5 Hasil Coefficients terhadap CAR 2,123 10 tidak terjadi multikolinearitas Variabel Independen Syarat VIF VIF Kesimpulan Dengan tabel IV.5 dapat menunjukkan bahwa tolerance value semua variabel independen lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas sehingga persamaan regresi dalam penelitian ini termasuk baik karena tidak terjadi korelasi atau hubungan antar variabel independen. b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.6 Hasil Coefficients Terhadap Aktiva Produktif Bermasalah Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF Pemantauan Kepemilikan .669 1.495 Ukuran Dewan Komisaris .430 2.328 Ukuran Dewan Direksi .335 2.988 Ukuran Komite Audit .436 2.292 Total Aset .471 2.123 a. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis 58 Hasil uji multikolinearitas sebagai berikut: Tolerance Syarat Tolerance Pemantauan Kepemilikan 0,669 0,10 1,495 10 tidak terjadi multikolinearitas Ukuran Dewan Komisaris 0,430 0,10 2,328 10 tidak terjadi multikolinearitas Ukuran Dewan Direksi 0,335 0,10 2,988 10 tidak terjadi multikolinearitas Ukuran Komite Audit 0,436 0,10 2,292 10 tidak terjadi multikolinearitas Variabel Independen VIF Syarat VIF Kesimpulan Ukuran Bank (Total Aset) 0,471 0,10 2,123 10 tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Tabel IV.6 Hasil Coefficients terhadap Aktiva Produktif Bermasalah Hasil dari tabel IV.6 menunjukkan kesamaan dengan hasil dari tabel IV.5, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini juga tidak terjadi multikolinearitas sehingga persamaan regresi ini termasuk baik karena tidak terjadi korelasi atau hubungan antar variabel independen. IV.4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan uji Spearman’s Rho. Cara pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu: 1. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya terjadi masalah heteroskedastisitas. 2. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 59 a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.7 Uji Spearman’s Rho Terhadap CAR Sumber: Output SPSS versi 17 Spearman’s Rho Analysis Hasil uji heteroskedastisitas Spearman’s rho yaitu: Sig (2-tailed) Syarat Sig (2-Tailed) Kesimpulan Pemantauan kepemilikan 0,758 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Ukuran dewan komisaris 0,192 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Ukuran dewan direksi 0,069 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Ukuran komite audit 0,220 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Ukuran bank (total aset) 0,171 0,05 Sumber: Tabel IV.7 Uji Spearman’s Rho terhadap CAR tidak terjadi heteroskedastisitas Variabel Independen Dari tabel IV.7 menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai signifikansi korelasi lebih dari 0,05 dengan unstandardized residual. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas sehingga persamaan regresi ini dinilai baik karena mempunyai kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. 60 b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.8 Uji Spearman’s Rho Terhadap Aktiva Produktif Bermasalah Sumber: Output SPSS versi 17 Spearman’s Rho Analysis Hasil uji heteroskedastisitas Spearman’s rho yaitu: Sig (2-tailed) Syarat Sig (2-Tailed) Kesimpulan Pemantauan kepemilikan 0,965 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Ukuran dewan komisaris 0,557 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Ukuran dewan direksi 0,256 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Ukuran komite audit 0,445 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Variabel Independen Ukuran bank (total aset) 0,331 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Tabel IV.8 Uji Spearman’s Rho terhadap Aktiva Produktif Bermasalah Berdasarkan tabel IV.8 menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai signifikansi korelasi lebih dari 0,05 dengan unstandardized residual. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas sehingga persamaan regresi ini termasuk baik karena mempunyai kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. 61 IV.5. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara residual pada periode berjalan dengan residual pada periode sebelumnya. Autokorelasi timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW test). Uji DW dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Kriteria pengujian dengan hipotesis ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Nilai d berkisar antara 0 dan 4, yaitu 0 ≤ d ≤ 4. 2. Nilai d = 2 atau mendekati 2, tidak terjadi autokorelasi. 3. Nilai d mendekati 0, terjadi autokorelasi positif. 4. Nilai d mendekati 4, terjadi autokorelasi negatif. a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.9 Uji Durbin-Watson Terhadap CAR b Model Summary Model 1 R .364 R Square a .132 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .096 Durbin-Watson .0658770 1.771 a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi b. Dependent Variable: CAR Sumber: Output SPSS versi 17 Durbin-Watson Analysis Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat nilai uji Durbin-Watson yaitu 1,771 yang berarti nilai tersebut mendekati 2. Dengan demikian, dalam model regresi ini tidak 62 terjadi autokorelasi antara semua variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga persamaan regresi ini dinilai baik karena tidak adanya korelasi antara residual pada periode berjalan dengan residual pada periode sebelumnya. b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.10 Uji Durbin-Watson Terhadap Aktiva Produktif Bermasalah b Model Summary Model 1 R .437 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .191 .157 Durbin-Watson .0186712 1.610 a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi b. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah Sumber: Output SPSS versi 17 Durbin-Watson Analysis Berdasarkan tabel IV.10 menunjukkan nilai uji Durbin-Watson yaitu 1,610 yang artinya nilai tersebut mendekati angka 2. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi autokorelasi antara semua variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga persamaan regresi ini dinilai baik karena tidak adanya korelasi antara residual pada periode berjalan dengan residual pada periode sebelumnya. IV.6. Uji Analisis Regresi Linear Berganda Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Pada kenyataan sehari-hari sering dijumpai 63 sebuah kejadian dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel. Berikut ini hasil pengujian analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS versi 17: a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.11 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap CAR Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error .254 .026 Pemantauan Kepemilikan -.129 .039 Ukuran Dewan Komisaris -.006 Ukuran Dewan Direksi Ukuran Komite Audit Total Aset Beta t Sig. 9.600 .000 -.347 -3.328 .001 .005 -.158 -1.216 .226 -.004 .004 -.126 -.856 .394 .015 .007 .280 2.167 .032 -9.349E-17 .000 -.132 -1.062 .290 a. Dependent Variable: CAR Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis Dari hasil tabel IV.11, dapat menunjukkan persamaan regresi berikut ini: AP = β 0 + β 1 PK + β 2 DK + β 3 DD + β 4 KA + β 5 UB AP = 0,254 + (-0,129) PK + (-0,006) DK + (-0,004) DD + 0,015 KA + (-9,349-17) UB AP = 0,254 - 0,129 PK - 0,006 DK - 0,004 DD + 0,015 KA – 0,00000000000000009349 UB Keterangan: AP = aspek permodalan bank (dengan menggunakan nilai CAR) β0 = konstanta β 1-5 = koefisien regresi PK = pemantauan kepemilikan 64 DK = ukuran dewan komisaris DD = ukuran dewan direksi KA = ukuran komite audit UB = ukuran bank (dengan menggunakan nilai total aset) Penjelasan persamaan regresi: 1) Konstanta senilai 0,254 artinya jika variabel independen PK, DK, DD, KA, dan UB nilainya 0, maka variabel dependen AP bernilai positif yaitu 0,254. 2) Koefisien regresi variabel PK senilai -0,129 artinya jika pemantauan kepemilikan semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami penurunan nilai sebesar 0,129 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai negatif berarti terjadi hubungan negatif antara pemantauan kepemilikan dengan aspek permodalan. Jadi, pemantauan kepemilikan tidak mempengaruhi besarnya nilai aspek permodalan (CAR). 3) Koefisien regresi variabel DK adalah -0,006 artinya jika ukuran dewan komisaris semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami penurunan nilai sebesar 0,006 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai negatif berarti terjadi hubungan negatif antara ukuran dewan komisaris dengan aspek permodalan. Jadi, ukuran dewan komisaris tidak mempengaruhi besarnya nilai aspek permodalan (CAR). 4) Koefisien regresi variabel DD yaitu -0,004 artinya jika ukuran dewan direksi semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami penurunan nilai sebesar 0,004 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ukuran dewan 65 direksi dengan aspek permodalan. Jadi, ukuran dewan direksi tidak mempengaruhi besarnya nilai aspek permodalan (CAR). 5) Koefisien regresi variabel KA senilai 0,015 artinya jika ukuran komite audit semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,015 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara ukuran komite audit dengan aspek permodalan. Jadi, ukuran komite audit mempengaruhi besarnya nilai aspek permodalan (CAR). 6) Koefisien regresi variabel UB adalah -9,349E-17 artinya jika ukuran bank yang diwakili oleh total aset semakin besar maka aspek permodalan yang diwakili oleh CAR akan mengalami penurunan nilai sebesar 0,00000000000000009349 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ukuran bank dengan aspek permodalan. Jadi, semakin besar ukuran bank, semakin rendah nilai CAR yang mewakili aspek permodalan. 66 b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.12 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap Kualitas Aktiva Coefficients Model 1 a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) .000 .007 Pemantauan Kepemilikan .003 .011 Ukuran Dewan Komisaris .000 Ukuran Dewan Direksi Ukuran Komite Audit Total Aset Beta t Sig. -.117 .907 .025 .245 .807 .001 .029 .228 .820 .003 .001 .350 2.452 .016 .001 .002 .079 .634 .527 5.333E-18 .000 .026 .214 .831 a. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis Dari hasil tabel IV.12, dapat menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut: KAP = β 0 + β 1 PK + β 2 DK + β 3 DD + β 4 KA + β 5 UB KAP = 0,000 + (0,003) PK + (0,000) DK + (0,003) DD + (0,001) KA + (5,333E-18) UB KAP = 0,000 +0,003 PK +0 DK +0,003 DD +0,001 KA + 0,000000000000000005333 UB Keterangan: KAP = kualitas aktiva produktif bank (dengan menggunakan nilai rasio aktiva produktif bermasalah) 1) Konstanta senilai 0 artinya jika variabel independen PK, DK, DD, KA, dan UB nilainya 0, maka variabel dependen KA juga bernilai 0. 2) Koefisien regresi variabel PK senilai 0,003 artinya jika pemantauan kepemilikan semakin besar maka kualitas aktiva akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,003 67 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara pemantauan kepemilikan dengan kualitas aktiva. Jadi, semakin besar pemantauan kepemilikan, semakin tinggi kualitas aktiva. 3) Koefisien regresi variabel DK adalah 0 artinya ukuran dewan komisaris tidak mempengaruhi kualitas aktiva. 4) Koefisien regresi variabel DD yaitu 0,003 artinya jika ukuran dewan direksi semakin besar maka kualitas aktiva akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,003 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ukuran dewan direksi dengan kualitas aktiva. Jadi, ukuran dewan direksi mempengaruhi kualitas aktiva. 5) Koefisien regresi variabel KA senilai 0,001 artinya jika ukuran komite audit semakin besar maka kualitas aktiva akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,001 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara ukuran komite audit dengan kualitas aktiva. Jadi, ukuran komite audit mempengaruhi kualitas aktiva. 6) Koefisien regresi variabel UB adalah 5,333E-18 artinya jika ukuran bank yang diwakili oleh total aset semakin besar maka kualitas aktiva akan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,000000000000000005333 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ukuran bank dengan kualitas aktiva. IV.7. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi 68 adalah antara 0 dan 1. Semakin besar R² (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0 maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan nilai Adjusted R Square karena variabel bebas (independen) lebih dari satu. Bila dalam penelitian hanya terdapat satu variabel independen, maka menggunakan nilai R Square. a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.13 Model Summary Terhadap CAR b Model Summary Model 1 R .364 R Square a .132 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .096 Durbin-Watson .0658770 1.771 a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi b. Dependent Variable: CAR Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Model Summary di atas dari hasil uji analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh nilai Adjusted R2 (R Square) yaitu 0,096 yang artinya pengaruh variabel independen (pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran 69 komite audit, dan ukuran bank) terhadap variabel dependen (aspek permodalan) hanya sebesar 0,096. Angka tersebut berarti mendekati angka 0, maka kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, sedangkan sisa nilainya sebesar 0,904 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.14 Hasil Model Summary Terhadap Kualitas Aktiva b Model Summary Model 1 R .437 R Square a .191 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .157 Durbin-Watson .0186712 1.610 a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi b. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis Hasil uji koefisien determinasi ditunjukkan pada Model Summary di atas dari hasil uji analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh nilai Adjusted R2 (R Square) yaitu 0,157 yang artinya pengaruh variabel independen (pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan ukuran bank) terhadap variabel dependen (kualitas aktiva) hanya sebesar 0,157. Angka tersebut berarti mendekati angka 0, maka kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, sedangkan sisa nilainya sebesar 0,843 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. 70 IV.8. Uji Signifikansi Simultan (F) Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan pengaruh variabel independen (pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan variable lainnya) terhadap variabel dependen (aspek permodalan) secara bersama-sama dengan melihat nilai signifikan F. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 1. Apabila F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi ( α ) < 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Apabila F hitung ≤ F tabel dan tingkat signifikansi ( α ) > 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.15 Hasil Uji Anova Terhadap Variabel Aspek Permodalan b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .079 5 .016 Residual .516 119 .004 Total .595 124 F Sig. 3.634 .004 a a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi b. Dependent Variable: CAR Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis Berdasarkan hasil uji anova di atas, menghasilkan nilai F hitung senilai 3,634 dengan tingkat signifikansi 0,004. Untuk mencari nilai F tabel dapat menggunakan df1 = 71 5 dan df2 = 119 sehingga diperoleh F tabel sebesar 2,2905. Dari hasil tersebut, jadi kesimpulannya adalah: Nilai F 3,634 > 2,2905 dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan demikian, dalam persamaan regresi ini semua variabel independen (pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan ukuran bank) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (aspek permodalan). b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.16 Hasil Uji Anova Terhadap Variabel Kualitas Aktiva b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .010 5 .002 Residual .041 119 .000 Total .051 124 F Sig. 5.604 .000 a a. Predictors: (Constant), Total Aset, Pemantauan Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi b. Dependent Variable: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah Sumber: Output SPSS versi 17 Regression Linear Analysis Dari hasil uji anova terhadap kualitas aktiva menunjukkan nilai F hitung 5,604 dengan tingkat signifikansi 0. Nilai F tabel dapat dicari dengan menggunakan df1 = 5 dan df2 = 119 maka diperoleh F tabel senilai 2,2905. Dengan demikian, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 72 Nilai F 5,604 > 2,2905 dengan tingkat signifikansi 0 < 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jadi, dalam persamaan regresi ini semua variabel independen (pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan ukuran bank) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (kualitas aktiva). IV.9. Uji Signifikansi Parameter Individual (t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Prosedur pengujiannya adalah pertama melakukan perhitungan terhadap t hitung dan kedua membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1. Apabila t hitung > t tabel, berarti secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Apabila t hitung < t tabel, berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Untuk nilai t hitung variabel aspek permodalan dapat dilihat dari tabel IV.11 dan untuk nilai t hitung variabel kualitas aktiva dapat dilihat pada tabel IV.12. Sedangkan untuk nilai t tabel dapat dicari dengan nilai nilai df2 = 119 (dari tabel IV.14 atau tabel IV.15) sehingga diperoleh nilai t tabel 1,9801. Berikut ini penyajian hasil uji t dalam bentuk tabel kesimpulan: 73 a. Aspek Permodalan (CAR) TABEL IV.17 Kesimpulan dari Hasil Uji t Terhadap CAR Variabel Independen t hitung t tabel Kesimpulan Pemantauan kepemilikan -3.328 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Ukuran dewan komisaris -1.216 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Ukuran dewan direksi -0.856 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Ukuran komite audit 2.167 1.9801 koefisien variabel independen signifikan Ukuran bank (total aset) -1.062 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Sumber: Tabel IV.11 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap CAR Berdasarkan hasil kesimpulan uji t, dapat diketahui bahwa variabel independen pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan ukuran bank) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (CAR) karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Sedangkan variabel independen ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (CAR) karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. b. Kualitas Aktiva (Rasio Aktiva Produktif Bermasalah) TABEL IV.18 Kesimpulan dari Hasil Uji t Terhadap Kualitas Aktiva Variabel Independen t hitung t tabel Kesimpulan Pemantauan kepemilikan 0.245 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Ukuran dewan komisaris 0.228 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Ukuran dewan direksi 2.452 1.9801 koefisien variabel independen signifikan Ukuran komite audit 0.634 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Ukuran bank (total aset) 0.214 1.9801 koefisien variabel independen tidak signifikan Sumber: Tabel IV.12 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap Kualitas Aktiva Dari hasil kesimpulan uji t di atas menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen 74 kualitas aktiva, sedangkan variabel independen yang lain (pemantauan kepemilikan, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, dan ukuran bank) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen kualitas aktiva. IV.10. Diskusi Hasil Penelitian Berikut hasil pengujian terhadap hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya (bab 2) beserta penjelasan mengenai hasil analisis: 1. Ha.1: Pemantauan kepemilikan berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank. Dari beberapa hasil pengujian, pemantauan kepemilikan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap aspek permodalan bank, sehingga Ha.1 ditolak. Hal ini timbul ketika diasumsikan pemantauan kepemilikan hanya berfokus pada pengawasan terhadap kinerja dewan komisaris perusahaan dan pengambilan keputusan, sehingga besar kecilnya pemantauan kepemilikan tidak sebagai penentu dalam besar kecilnya CAR yang mewakili aspek permodalan bank. Yang menjadi penentu dalam besar kecilnya CAR adalah seberapa besar modal yang dimiliki oleh bank dengan cara meningkatkan penghimpunan dana dari investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pemantauan kepemilikan tidak berpemgaruh signifikan terhadap aspek permodalan bank. 2. Ha.2: Pemantauan kepemilikan berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank. Berdasarkan beberapa hasil pengujian, pemantauan kepemilikan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka Ha.2 diterima. Pemantauan dari pemegang saham terhadap manajemen mengakibatkan tingkat pengawasan yang cukup tinggi untuk mencegah terjadinya kecurangan atau kesalahan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Dalam hal 75 kualitas aktiva bank, pengawasan dari pemegang saham membantu dalam mengurangi kesalahan pengambilan keputusan terhadap kredit- kredit yang diberikan untuk perhitungan aktiva bank yang tergolong lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Tetapi sebenarnya pemantauan kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas aktiva bank karena pemantauan kepemilikan yang besar ataupun kecil bukan penentu dalam besar kecilnya kualitas aktiva bank. Kualitas aktiva bank ditentukan oleh aktiva-aktiva produktif yang tergolong lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. 3. Ha.3: Ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap aspek permodalan bank. Berdasarkan beberapa hasil pengujian, ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap aspek permodalan bank, sehingga Ha.3 diterima. Jumlah anggota dalam dewan komisaris yang semakin banyak di dalam perusahaan menimbulkan ketidakefektifan dalam komunikasi dan koordinasi untuk mengawasi perusahaan secara umum dan memberikan nasihat kepada direktur sehingga direktur akan semakin lama dalam mengambil kebijakan yang mengakibatkan permodalan bank menjadi terhambat. Untuk penentu utama aspek permodalan bank bukan dipengaruhi oleh pengawasan dewan komisaris karena aspek permodalan yang diwakili oleh CAR dapat meningkat jika semakin banyak investor yang mengivestasikan dananya ke bank tersebut. 4. Ha.4: Ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kualitas aktiva bank. Berdasarkan beberapa hasil pengujian, ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh positif maupun negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas aktiva bank, sehingga Ha.4 ditolak. Hal ini diasumsikan bahwa ukuran 76 dewan komisaris dalam jumlah besar ataupun kecil tidak mempengaruhi kualitas aktiva bank karena penentu utama kualitas aktiva bank yang semakin baik adalah jumlah aktiva produktif yang tergolong lancar semakin besar, dan sebaliknya penentu utama kualitas aktiva bank yang semakin buruk adalah jumlah aktiva produktif yang tergolong dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet semakin besar. 5. Ha.5: Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank. Dari beberapa hasil pengujian, ukuran dewan direksi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap aspek permodalan bank, maka Ha.5 ditolak. Ukuran dewan direksi yang semakin besar diasumsikan kurang efektif karena semakin banyak opini dalam perencanaan usaha, kebijakan, pembuatan strategi bisnis, dan anggaran perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi kegiatan operasional permodalan bank. Tetapi mengingat penentu aspek permodalan bank adalah kecukupan modal bank untuk mengatasi resiko kerugian aktiva produktif, maka ukuran dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap aspek permodalan bank. 6. Ha.6: Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank. Dari beberapa hasil pengujian, ukuran dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka Ha.6 diterima. Hal ini diasumsikan ukuran dewan direksi yang semakin besar menyebabkan kualitas aktiva bank semakin baik karena peningkatan pengawasan terhadap aktiva-aktiva produktif sehingga mengurangi aktiva yang bermasalah. Pengaruh ukuran dewan direksi ini penting dalam kualitas aktiva karena pada akhirnya kualitas aktiva bank akan mempengaruhi kesehatan dan kesinambungan usaha bank. Dewan direksi sangat 77 bertanggung jawab dalam hal ini karena dewan direksi harus melaporkan hasilnya kepada dewan komisaris. 7. Ha.7: Komite audit berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank. Dari beberapa hasil pengujian, ukuran komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap aspek permodalan bank, maka Ha.7 diterima. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dalam pengawasan kinerja perusahaan. Dalam kaitannya dengan aspek permodalan bank, jumlah anggota komite audit yang semakin banyak, maka tingkat pengawasan semakin tinggi sehingga dapat mencegah resiko penurunan CAR bank. Komite audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap CAR bank karena komite audit dapat membantu memberikan saran dan kepastian kepada investor mengenai kebenaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen sehingga investor yakin untuk menanamkan modal ke perusahaan tersebut. 8. Ha.8: Komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank. Dari beberapa hasil pengujian, ukuran komite audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka Ha.8 diterima. Kualitas aktiva yang semakin baik dipengaruhi oleh komite audit dalam mengawasi dan mereview sistem pengendalian internal kegiatan operasional aktiva-aktiva bank. Tetapi pengaruh komite audit tidak signifikan terhadap kualitas aktiva bank karena faktor utama kualitas aktiva bank adalah pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan dalam aktiva-aktiva produktif bank yang menyebabkan aktiva menjadi lancar dan juga macet. 78 9. Ha.9: Ukuran bank berpengaruh positif terhadap aspek permodalan bank. Dari beberapa hasil pengujian, ukuran bank yang diwakili oleh total aset berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap aspek permodalan bank, maka Ha.9 ditolak. Dalam hal ini diasumsikan ketika ukuran bank diwakili oleh total aktiva dan modal bank tetap. Total aktiva yang semakin besar menyebabkan resiko kerugian aktiva bank juga semakin besar karena sebagian besar aktiva bank diperoleh dari kredit yang diberikan kepada pihak lain sehingga nilai CAR menjadi berkurang. Tetapi hal tersebut bukan penentu dalam aspek permodalan bank karena nilai CAR dipengaruhi oleh besarnya modal bank dari para investor. Selama modal bank cukup untuk mengatasi resiko kerugian aktiva yang bermasalah, maka nilai CAR tetap stabil bahkan meningkat. 10. Ha.10: Ukuran bank berpengaruh positif terhadap kualitas aktiva bank. Berdasarkan beberapa hasil pengujian, ukuran bank yang diwakili oleh total aset atau aktiva berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas aktiva bank, maka Ha.10 diterima. Jika total aktiva semakin besar, maka kualitas aktiva semakin baik. Tetapi total aktiva bukan faktor penentu dalam kualitas aktiva. Kualitas aktiva ditentukan oleh besar kecilnya rasio aktiva produktif yang bermasalah. Artinya, jumlah aktiva produktif yang tergolong lancar semakin besar dan jumlah aktiva produktif yang tergolong dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet semakin kecil. 79