Mild Cognitive Impairment (MCI): Transisi dari Penuaan

advertisement
CONTINUING MEDICAL EDUCATION
CONTINUING MEDICAL EDUCATION
Akreditasi PB IDI–2 SKP
Mild Cognitive Impairment (MCI):
Transisi dari Penuaan Normal Menjadi Alzheimer
Beny Rilianto
RS Pekanbaru Medical Center, Pekanbaru-Riau, Indonesia
ABSTRAK
Gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment (MCI) mengacu pada keadaan transisi antara perubahan kognitif karena usia dan
gambaran awal demensia. MCI umumnya dibagi menjadi dua kategori, yaitu amnestic dan non-amnestic. Individu dengan MCI memiliki
peningkatan risiko terkena penyakit Alzheimer, terutama jika masalah utama adalah memori. Deteksi dan intervensi dini akan mengurangi
risiko berkembangnya penyakit Alzheimer dan demensia lain setelah terjadi MCI.
Kata kunci: Gangguan kognitif ringan, memori, demensia, penyakit Alzheimer
ABSTRACT
Mild cognitive impairment (MCI) refers to the transitional state between the cognitive changes due to age and the beginning of dementia.
MCI is usually classified into amnestic and non-amnestic categories. Individuals with MCI have an increased risk of developing Alzheimer's
disease, especially if the main problem is memory. Early detection and intervention is important to reduce the risk of developing Alzheimer's
disease and other dementias after MCI. Beny Rilianto. Mild Cognitive Impairment (MCI): Transition from Normal Aging to Alzheimer.
Keywords: Mild cognitive impairment, memory, dementia, Alzheimer’s disease
PENDAHULUAN
Peningkatan usia meningkatkan risiko
seseorang untuk terkena penyakit degeneratif, salah satunya gangguan memori.
Fungsi memori pada usia tua sebagian akan
mengalami penurunan dan sebagian lagi
tidak. Fungsi memori yang relatif stabil seiring
peningkatan usia adalah memori semantik
dan memori prosedural, sedangkan fungsi
memori yang menurun seiring usia adalah
memori kerja (working memory), memori
episodik, kecepatan pemrosesan, dan memori
prospektif.1-2
Mild cognitive impairment (MCI) didefinisikan
sebagai fungsi kognitif di bawah normal
tetapi tidak cukup untuk diagnosis demensia.
MCI berbeda dengan penyakit Alzheimer
atau demensia lainnya; perubahan kognitif
pada MCI tidak berat dan tidak mengganggu
aktivitas harian. Tidak semua penderita MCI
mengalami perburukan, sebagian dapat
mengalami perbaikan.3,4 Akan tetapi, diketahui
bahwa individu dengan MCI memiliki peAlamat korespondensi
ningkatan risiko untuk menjadi Alzheimer,
terutama jika masalah utama adalah memori.
Prevalensi MCI meningkat seiring usia, yaitu
10% pada usia 70-79 tahun dan 25% pada
usia 80-89 tahun. Petersen melaporkan
bahwa 10-15% MCI akan berlanjut menjadi
demensia setiap tahun. Pada studi Mayo
Clinic, didapatkan bahwa prevalensi amnestic
MCI usia 70 sampai 89 tahun sebesar
11,1% dan non-amnestic MCI sebesar 4,9%.
Banyak penelitian mengindikasikan risiko
penyakit Alzheimer lebih tinggi pada wanita
dibandingkan pria, demikian juga MCI.1,4
Konteks Sejarah
Banyak penyelidikan terkait penuaan yang
berfokus terhadap perubahan kognitif pada
penuaan normal. Beberapa istilah seperti
age-associated memory impairment, ageassociated cognitive decline, benign senescent
forgetfulness, dan late life forgetfulness
telah digunakan untuk menggambarkan
perubahan kognitif. Age-associated memory
Tabel 1. Istilah yang telah digunakan untuk mild cognitive
impairment5
Tahun
Istilah
1962
Benign senescent forgetfulness
1962
Malignant senescent forgetfulness
1978
Mild cognitive impairment not amounting
dementia
1982
Mild cognitive decline
1982
Questionable dementia
1986
Age-associated
(AAMI)
1989
Late-life forgetfulness (LLF)
1991
Possible dementia prodome (PDP)
1991
Mild cognitive impairment (MCI)
1992
Mild cognitive disorder
1993
Age-associated cognitive decline (AACD)
1994
Mild cognitive decline
1994
Age-related cognitive decline (ARCD)
1997
Cognitive impairment no dementia (CIND)
1997
Mild cognitive impairment
memory
impairment
email: [email protected]
CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015
341
CONTINUING MEDICAL EDUCATION
Tabel 2. Faktor risiko MCI1
Faktor Risiko MCI
Pertambahan usia
Diabetes
Merokok
Depresi
Hipertensi
Hiperkolesterolemia
Kurang aktivitas fisik
Kurang rangsangan mental atau aktivitas sosial
impairment (istilah populer pada 1980-an)
mengacu pada gangguan memori relatif
pada individu yang lebih muda, dan diyakini
mewakili manifestasi penuaan normal.
Namun, saat ini MCI dianggap mengacu pada
proses abnormal sebagai tahapan prodromal
kondisi demensia dan secara fundamental
berbeda dari penuaan normal (Tabel 1).5
Beberapa istilah lain yang serupa dengan MCI,
seperti isolated memory impairment, incipient
dementia, dan prodomal dementia, tidak diterima secara luas sebagai MCI.1,5
FAKTOR RISIKO
Penyebab MCI belum sepenuhnya dimengerti. Para ahli percaya bahwa pada
beberapa kasus terdapat perubahan otak
yang merupakan tahap paling awal penyakit
Alzheimer dan demensia lainnya. Faktor risiko
yang dihubungkan dengan MCI antara lain
usia lanjut, riwayat keluarga yang menderita
demensia, merokok, dan kondisi yang
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
(Tabel 2).1,6
KLASIFIKASI
MCI dapat diklasifikasikan berdasarkan
keterlibatan fungsi memori menjadi subtipe
amnestic MCI dan non-amnestic MCI
(Skema).1,4,5
Tabel 3. Kriteria diagnosis MCI8
1.
2.
3.
MCI yang Berdampak pada Memori
(Amnestic MCI)
Dengan amnestic MCI, seseorang dapat
melupakan informasi penting yang seharusnya dapat diingat dengan mudah,
seperti pertemuan, percakapan, dan kejadian
yang baru berlalu. Namun, kapasitas kognitif
lainnya seperti fungsi eksekutif, bahasa, dan
kemampuan visuospasial masih baik, dan
aktivitas fungsional masih normal. Amnestic
MCI mungkin pertanda penyakit Alzheimer,
karena banyak penderita amnestic MCI
menjadi penderita Alzheimer dalam 6
tahun.
MCI yang Berdampak pada Kemampuan
Berpikir Dibandingkan Memori (Nonamnestic MCI)
Kemampuan berpikir berdampak pada saat
membuat keputusan dan menyelesaikan
tugas kompleks. Jenis ini merupakan tipe
MCI yang relatif jarang dan biasanya tidak
dihubungkan dengan penyakit Alzheimer.
Non-amnestic MCI dapat dihubungkan
dengan penyakit serebrovaskuler, Lewy body
dementia, degenerasi lobus frontotemporal,
penyakit Parkinson atau penyebab patologi
yang tidak spesifik.
4.
5.
Keluhan kognitif (memori, bahasa, konsentrasi,
perhatian, kemampuan visuospasial)
Terdapat satu atau lebih fungsi kognitif abnormal
pada usianya
Adanya penurunan dari satu atau lebih aspek fungsi
kognitif
Aktivitas fungsional dalam batas normal
Tidak ada demensia
DIAGNOSIS
MCI merupakan diagnosis klinis berdasarkan
gejala dan bukan diagnosis definitif. Sampai
saat ini belum ada suatu tes atau prosedur
spesifik yang tepat. MCI merupakan suatu
gangguan yang belum cukup memenuhi
kriteria demensia. Beberapa kriteria telah diajukan untuk mendiagnosis MCI, antara lain
tercantum pada tabel 3.
Pemeriksaan untuk MCI meliputi beberapa
elemen berikut ini:1,3-5,7,9
Riwayat
MCI sangat sulit didiagnosis karena gejala
yang kadang tidak khas. Kebanyakan pasien
dapat menjalani hidup normal. Secara
umum tidak ada kesulitan dalam berpikir
dan dapat berkomunikasi dengan normal.
Keluhan paling umum adalah mudah
lupa yang merupakan gambaran MCI tipe
amnestic. Keluhan yang lebih jarang termasuk
gangguan berbahasa (kesulitan menemukan
kata-kata), gangguan perhatian (kesulitan
untuk memfokuskan percakapan), penurunan
kemampuan
visuospasial
(disorientasi
keadaan lingkungan yang familiar).
Pemeriksaan Neuropsikologi
Pemeriksaan neuropsikologi sangat membantu, tetapi bukanlah suatu pemeriksaan
definitif untuk MCI. Pemeriksaan neuropsikologi dibutuhkan untuk memastikan
apakah skor tes memori di bawah standar.
Pemeriksaan serial dianjurkan untuk menilai
apakah fungsi kognitif meningkat, tetap, atau
memburuk menuju demensia. Pemeriksaan
yang sering digunakan adalah Mini Mental
State Examination (MMSE), Clinical Demensia
Rating (CDR), dan Global Deterioration Scale
(GDS).
Skema. Algoritma alur diagnosis subtipe MCI5
342
Mini Mental State Examination (MMSE) telah
digunakan secara luas untuk identifikasi
demensia. Namun, MMSE tidak sensitif atau
spesifik untuk suatu diagnosis MCI. Bebe-
CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015
CONTINUING MEDICAL EDUCATION
rapa studi menunjukkan Montreal Cognitive
Assesment (MoCA) lebih sensitif dalam
mendeteksi MCI.
Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus
untuk MCI. Pemeriksaan bertujuan untuk
menyingkirkan kondisi penyebab demensia
yang dapat diobati, seperti penyakit tiroid
dan defisiensi kobalamin.
Neuroimaging
Pencitraan otak tidak rutin dilakukan
untuk diagnosis MCI. Pemeriksaan hanya
terbatas pada dugaan seperti infark, tumor,
atau hematoma subdural. Namun, teknik
pencitraan terus berkembang. Volume lobus
medial pada MRI dilaporkan lebih kecil pada
pasien MCI dibandingkan penuaan normal
(Gambar). Namun, ukuran volume tidak
dapat dijadikan standar penilaian klinis.
Transisi Menjadi Penyakit Alzheimer
MCI memiliki risiko tinggi berkembang
menjadi demensia. Kecepatan transisi MCI
menjadi demensia diperkirakan 10-15%
dan mencapai 50% dalam 5 tahun. Transisi
biasanya menjadi demensia Alzheimer,
jarang menjadi demensia vaskuler. Dalam
populasi klinik, kebanyakan pasien dengan
diagnosis MCI bertahan dengan gangguan
kognitif ringan atau berkembang menjadi
demensia, pada pasien tersebut terdapat
temuan karakteristik penyakit Alzheimer
secara neuropatologi, termasuk plak senilis.
Mendapati temuan ini, beberapa peneliti
percaya bahwa MCI merupakan bentuk
prodromal penyakit Alzheimer, bukan suatu
diagnostik yang terpisah. Namun, dalam
penelitian,
didapatkan
pengembalian
signifikan yang diamati (20% -25%) dari MCI
menjadi fungsi kognitif yang normal.1,4,7,8
(Grafik 1)
Boyle, et al, melaporkan bahwa pasien
dengan MCI tujuh kali lebih mungkin
menderita penyakit Alzheimer daripada
orang usia lanjut tanpa gangguan kognitif.
MCI dikatakan menjadi Alzheimer setelah
6 tahun.1 Dengan demikian, pasien MCI
adalah kelompok risiko tinggi untuk menjadi penyakit Alzheimer. MCI adalah suatu
Gambar. MRI koronal pada pasien dengan fungsi kognitif normal, MCI, dan penyakit Alzheimer4
Grafik. Progesivitas dari penuaan normal menjadi penyakit Alzheimer dan demensia lainnya.10
CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015
sindrom peningkatan risiko, bukan diagnosis
definitif penyakit neurodegeneratif.7
TATALAKSANA
Dari perspektif klinis, MCI harus dicurigai
sebagai gejala awal penyakit Alzheimer.
MCI merupakan suatu proses abnormal
dan outcomenya belum dapat dipastikan.
Seseorang yang didiagnosis MCI sebaiknya
dire-evaluasi setiap enam bulan, untuk
melihat apakah gejala menetap, membaik,
atau memburuk.1,4,7
Farmakologi
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang
disetujui oleh Food and Drug Administration
(FDA). Beberapa uji klinis terkontrol dengan
plasebo atas pengobatan yang biasa digunakan pada Alzheimer (donepezil,
galantamine, rivastigmine) tidak menunjukkan penurunan signifikan progresivitas MCI.1
Donepezil dapat mengurangi perkembangan
MCI menjadi Alzheimer pada 2 tahun pertama. Dosis 10 mg Donepezil setiap hari
dapat mengurangi risiko amnestic MCI
menjadi Alzheimer selama satu tahun. Akan
tetapi, manfaat itu menghilang dalam waktu
tiga tahun. Penelitian juga menunjukkan
bahwa 2.000 IU vitamin E setiap hari tidak
mengurangi risiko berkembangnya MCI
amnestic menjadi Alzheimer.1,4
Aktivitas Fisik
Bukti studi epidemiologi mendukung bahwa
latihan dan aktivitas fisik dihubungkan dengan
rendahnya risiko demensia. Hubungan tersebut tampaknya terkait tidak hanya dengan
jumlah kalori yang dikeluarkan saat latihan,
tetapi juga dengan jumlah kegiatan, yang
menunjukkan bahwa ada sinergi antara
latihan dan stimulasi kognitif. Data penelitian
telah menunjukkan hubungan antara adanya
faktor risiko kardiovaskuler dengan MCI dan
peningkatan risiko demensia. Suatu studi
menunjukkan bahwa program latihan fisik
(150 menit per minggu) selama 6 bulan dapat
meningkatkan fungsi kognitif.1,8
SIMPULAN
MCI diketahui sebagai keadaan transisi
perubahan kognitif dari proses penuaan
normal ke arah demensia. Individu dengan
MCI mampu berfungsi dalam kegiatan
harian, tetapi mengalami gangguan
memori, bahasa, kemampuan visuospasial
atau fungsi eksekutif. Penegakan diagnosis
343
CONTINUING MEDICAL EDUCATION
MCI tidak berdasarkan pemeriksaan status
kognitif, tetapi pemeriksaan tersebut dapat
menjadi bahan pertimbangan. Penilaian
status kognitif bermanfaat pada orang yang
berisiko demensia. Diagnosis MCI sering
dibantu dengan pemeriksaan fungsi kognitif
seperti CDR (clinical dementia rating), MMSE
(mini mental state examination), dan GDS
(global deterioration scale). Saat ini tidak ada
pengobatan untuk MCI; penatalaksanaan
ditujukan untuk memperlambat progesivitas
menuju demensia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anderson HS. Mild cognitive impairment [Internet]. 2014 [cited 2014 Jul 20]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1136393-overview.
2.
Brigman AM, Stern Y. Aging and memory in human. Encyclopedia Neuroscience 2009; 1: 175-80.
3.
Alzheimer Association. Mild cognitive impairment [Internet]. 2014 [cited 2014 Jul 19]. Available from: http://www.alz.org/demensia/mild-cognitive-impairment-mci.asp.
4.
Petersen RC. Mild cognitive impairment in clinical practice. N Eng J Med. 2011; 364: 2227-34.
5.
Miller LB, Boeve FB. The behavioral neurology of dementia. Cambridge: Cambridge University; 2004.
6.
Mervis R. Alzheimer’s disease and mild cognitive impairment: A review of etiology, clinical diagnosis, and the involvement of dendritic spines [Internet]. 2011 [cited 2014 Jul 30]. Available
from: http://www.researchgate.net/publication/.
7.
Rosenberg PB, Johnston D, Lyketsos CG. A clinical approach to mild cognitive impairment. Am J Psychiatr. 2006; 163(11): 1884-8.
8.
Petersen RC, Smith GE, Waring SC. Mild cognitive impairment: Clinical characterization and outcome. Arch Neurol. 1999; 56(3):303-8.
9.
Smith T, Gildeh N, Holmes C. The montreal cognitive assessment: Validity and utility in memory clinic setting. Canad J Psychiatr. 2007: 52(5); 329-32.
10. Institute for memory impairment and neurological disorder. Mild cognitive impairment MCI: Transition from normal aging to dementia [Internet]. 2014. Available from: http://mind.uci.
edu/alzheimers-disease/what-is-alzheimers/mild-cognitive-impairment/
344
CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015
Download