Untitled - Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

advertisement
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Peluncuran e-Regalkes dan Single Sign On (SSO)
Pada hari Jumat tanggal 21 Desember
2012, Menteri Kesehatan RI, yang
d i w a k i l i o l e h Wa k i l M e n t e r i
Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti,
M.Sc, Ph.D meluncurkan e-Regalkes
dan Single Sign On (SSO) di Kantor
Kemenkes, Jakarta. Fitur SSO
diluncurkan dalam rangka
pengembangan Indonesia National
Single Window (INSW) sebagai solusi
untuk mempermudah Pengguna
menggunakan sistem INSW dan
sistem e-Regalkes secara terintegrasi.
Pengguna hanya perlu Login satu kali
s a j a m a ka s e l a n j u t nya d a p at
mengakses semua sistem.
Kementerian Kesehatan, dalam hal ini
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, meluncurkan
sistem e-Regalkes atau Registrasi Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT) secara online
untuk meningkatkan pelayanan publik
khususnya pada pelayanan perizinan
di bidang alat kesehatan dan PKRT.
Dengan sistem ini pemohon perizinan
tidak perlu datang di loket Unit
Layanan Terpadu (ULT) Kemenkes RI
yang ada di Jakarta, karena semua
dokumen perizinan dapat
disampaikan secara elektronik. Sistem
ini sangat efektif dan efisien bagi
pemohon perizinan mengingat
wilayah NKRI yang demikian luasnya.
Layanan publik yang dilayani dalam
bidang alat kesehatan dan PKRT
antara lain izin penyalur alat
kesehatan, izin produksi alat
kesehatan dan PKRT, izin edar alat
kesehatan dan PKRT, dan pemberian
Certificate of Free Sales (CFS).
Salah satu upaya untuk mencegah
masuknya alat kesehatan dan PKRT
ilegal ke Indonesia, sejak tahun 2008
Kemenkes bergabung dengan INSW
melalui Kepmenkes RI No.
825/Menkes/SK/IX/2008 Tentang
Pemberlakukan Sistem Elektronik
dalam Kerangka INSW di lingkungan
Kemenkes. Melalui INSW, semua izin
edar alat kesehatan dan PKRT yang
dikeluarkan Kemenkes terhubung
dengan portal INSW. Dengan
demikian izin edar alkes dan PKRT
yang dikategorikan Larangan Terbatas
(Lartas), harus memerlukan izin dari
Kementerian Kesehatan.
Mekanisme Lartas akan mencegah
masuknya alkes impor yang di bawah
standar, seperti teknologi yang
membahayakan manusia maupun
lingkungan serta bermutu rendah
karena ketidakjelasan produsen, dan
lain-lain. Sehingga Kemenkes mampu
melindungi rakyat sepenuhnya.
D a l a m s a m b u t a n ny a M e n ke s
menyampaikan, salah satu tugas dan
fungsi Kementerian Kesehatan adalah
menjamin alat kesehatan yang
beredar di masyarakat sesuai standar
keamanan, mutu, manfaat, tepat
guna dan terjangkau melalui
pengendalian pre-market dan postmarket.
Pengembangan e-Regalkes dan fitur
S S O d a l a m I N SW m e r u p a ka n
sumbangsih Kementerian Kesehatan
bagi bangsa dan negara serta dunia.
Hal ini merupakan kerjasama lintas
sektor dari 18 Kementerian/Lembaga.
Undang-Undang Kesehatan No. 36
tahun 2009 mengamanatkan, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga yang beredar di
Indonesia harus memiliki izin edar.
Pemberian izin diselenggarakan
melalui mekanisme pelayanan publik
yang baik. Pelayanan publik yang
efektif dan efisien serta transparan
merupakan tuntutan yang tidak dapat
ditawar lagi.
Alat kesehatan selain mempunyai
fungsi sosial untuk menyembuhkan,
mendiagnosis dan mengatasi penyakit
serta mempertahankan
/meningkatkan kesehatan, juga
mempunyai fungsi ekonomi. Saat ini
alkes dan PKRT merupakan salah satu
bisnis yang menjanjikan terutama di
negara ASEAN, khususnya Indonesia.
Diiperkirakan kebutuhannya akan
terus meningkat sejalan dengan
bertambahnya tingkat pengetahuan
dan daya beli rakyat Indonesia.
Dalam pelayanan kesehatan alkes
adalah salah satu komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari obat dan
tenaga kesehatan. Dengan
diterapkannya Universal Coverage
maka diperkirakan kebutuhan alat
kesehatan akan meningkat signifikan
2,5 (dua setengah) sampai 3 (tiga) kali
lipat. Oleh karena itu ketersedian alat
kesehatan yang memenuhi standar
keamanan, mutu dan manfaat harus
tetap terjaga.
Berdasarkan Survei Integritas Sektor
Publik tahun 2012 oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK),
Pelayanan Registrasi dan Sertifikasi
Alat Kesehatan dan PKRT berada pada
urutan ke 5 dari 20 instansi Pusat dan
Nomor 8 dalam skala Nasional dengan
nilai integritas di atas 7.
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 03
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Penyerahan Sertifikat ISO 9001:2008 Pelayanan Perizinan
Direktorat Bina Produksi & Distribusi Kefarmasian
Pada hari Jumat tanggal 11 Januari
2013 telah dilaksanakan Penyerahan
Sertifikat ISO 9001:2008 Pelayanan
Perijinan Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Kefarmasian, Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Ke m e nte r i a n Ke s e h ata n ya n g
bertempat di Ruang Rapat Ditjen
Binfar dan Alkes, Gedung DR.
Adhyatma MPH, Rasuna Said, Jakarta
Selatan.
Pertemuan penyerahan sertifikat ISO
9001:2008 tersebut dihadiri oleh Alan
Cherry sebagai perwakilan Global
Cerfication Limited United Kingdom;
Direktur Jenderal Binfar dan Alkes
Kemkes RI; perwakilan dari Sekretaris
Jenderal Kemkes RI; Sekretaris
Inspektorat Jenderal Kemkes RI;
perwakilan dari Pusat Komunikasi
Publik Kemkes RI; Setditjen Binfar dan
Alkes; para Direktur di lingkungan
Ditjen Binfar dan Alkes; serta pejabat
serta staf di lingkungan Ditjen Binfar
dan Alkes.
Pe n ca p a i a n s e r t i f i ka s i s i ste m
manajemen mutu ISO 9001:2008
dilaksanakan oleh Direktorat Bina
Produksi dan Distribusi Kefarmasian
dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat. Hal ini dilaksanakan
khususnya untuk menghadapi era
globalisasi, harmonisasi di kawasan
Hal.04 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
ASEAN, serta persiapan persaingan
usaha yang sangat ketat di bidang
kefarmasian baik di Indonesia,
regional, maupun internasional.
Untuk mendukung pencapaian hal
tersebut maka diperlukan
peningkatan mutu pelayanan prima
kepada masyarakat salah satunya
melalui sertifikasi sistem manajemen
mutu perizinan bidang produksi dan
distribusi kefarmasian.
Sertifikasi sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008 pelayanan perizinan
pada Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Kefarmasian dilakukan
melalui PT. Global Certification
Indonesia yang mewakili Global
Certification Limited yang berkantor
pusat di United Kingdom. Global
Certification Limited adalah lembaga
sertifikasi yang bergerak dibidang
penilaian, tinjauan, inspeksi dan
sertifikasi sistem manajemen mutu
dan produk layanan di berbagai
macam bisnis termasuk industri
komersial, pelayanan pemerintah dan
organisasi swasta nasional maupun
internasional. Akreditasi
internasional telah dimiliki oleh
Global Certification Limited melalui
penilaian UKAS (United Kingdom
Accreditation Service).
Sistem manajemen ISO 9001:2008
dalam rangka pelayanan publik
berupa perizinan di bidang Produksi
dan Distribusi Kefarmasian
dimaksudkan untuk menjamin mutu
baik proses maupun output perizinan
produksi dan distribusi kefarmasian,
sehingga dapat dicapai manfaat
antara lain meningkatnya
kepercayaan pelanggan, tercapainya
ketepatan waktu proses perizinan,
meningkatnya image positif unit
pelayanan publik, serta meningkatnya
motivasi, serta kinerja aparatur
birokrasi perizinan.
Lingkup penerapan sistem
manajeman mutu ISO 9001:2008 di
pelayanan perizinan Direktorat Bina
Produksi dan Distribusi Kefarmasian
adalah :
1.Penerbitan Surat Persetujuan
Impor dan Ekspor (SPI/SPE)
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi.
2.Penerbitan Surat Penunjukan
Importir Produsen (IP) Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
s e r ta I m p o r t i r Te rd af ta r ( I T )
Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
3.Penerbitan Surat Penunjukan
Eksportir Produsen (EP) Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
serta Eksportir Terdaftar (ET)
Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
4. Perizinan Produksi Kosmetika.
5. Perizinan Pedagang Besar Farmasi
(PBF)
6. Perizinan Industri Obat Tradisional
(IOT) dan Industri Ekstrak Bahan
Alam (IEBA)
7. Perizinan Industri Farmasi.
Untuk menunjang penerapan ISO
9001:2008, Direktorat Bina Produksi
dan Distribusi Kefarmasian juga telah
mengembangkan sistem e-licensing
yang mengatur seluruh proses
perijinan secara elektronik sehingga
mampu dilakukan evaluasi dokumen
perizinan dengan lebih cepat, tepat,
dan efisien. Melalui sistem e-licensing
ini juga dapat dilaksanakan
pengukuran dan pemantauan waktu
janji layanan (timeline process)
termasuk tingkat kepuasan
pelanggan.
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Kunjungan Kerja Menteri Kesehatan
Di Provinsi Kalimantan Barat
Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah
Mboi, Sp,A, MPH dalam rangka
k u n j u n g a n ke r j a d i P r o v i n s i
Kalimantan Barat pada tanggal 19
Januari 2013 mengadakan pertemuan
dengan jajaran Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, Kota Singkawang
dan Kabupaten Bengkayang. Acara
tersebut dihadiri pula oleh Gubernur
Ka l i m a nta n B a rat , Wa l i ko ta
Singkawang, Bupati Sambas, Bupati
Bengkayang, Kepala Dinas Provinsi
Kalimantan Barat, Kepala Dinas
Kabupaten Sambas, Kepala Dinas
Kabupaten Bengkayang, dan seluruh
jajaran kesehatan yang berada di Kota
Singkawang.
Pada kesempatan tersebut Menkes
memberikan apresiasi atas dukungan
dan peranserta seluruh jajaran
Pemerintah Daerah Propinsi dan
Kabupaten/ Kota bersama seluruh
masyarakat Kalimantan Barat pada
pelaksanaan Pembangunan
Kesehatan di Tanah Air
M e n u r u t M e n ke s , s a l a h s at u
tantangan pembangunan kesehatan
adalah masih adanya Daerah
Bermasalah Kesehatan (DBK).
Penentuan suatu daerah sebagai
daerah bermasalah kesehatan
didasarkan pada besar-kecilnya
Indeks Pembangunan Kesehatan
Masyarakat (IPKM) yang dirumuskan
dari 24 indikator kesehatan. Peta DBK
menunjukkan ada 10 provinsi (warna
merah) yang memiliki lebih dari 50,0%
kabupaten/kota dengan kriteria
Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).
Provinsi tesebut adalah Aceh, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku,
Papua Barat dan Papua. Provinsi
Kalbar masuk dalam warna kuning
yang berarti kurang dari 50%
kabupaten/Kota adalah DBK.
Sepanjang periode 2007-2010, secara
umum semua provinsi mengalami
ke n a i ka n I P K M d a n
hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi
peningkatan cakupan program
kesehatan. Dalam grafik ini nampak
bahwa kenaikan IPKM Kalbar relatif
sedikit jika dibandingkan dengan
kenaikan IPKM dengan provinsi
lainnya di Indonesia.
H a s i l R i s ke s d a s t a h u n 2 0 0 7
menunjukkan bahwa sebagian besar
kabupaten/kota
di Kalbar
mempunyai rangking IPKM di atas
100, bahkan hampir separuhnya
berada pada rangking diatas 300 dari
440 kabupaten. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi kesehatan di Kalbar
masih perlu ditingkatkan apabila
dinilai dari 24 indikator yang
digunakan dalam penentuan IPKM
ini. Namun, jika Pemda Kalbar
bersama seluruh Masyarakat bekerja
lebih keras lagi maka Menkes optimis
s e m u a k a b u p a t e n / ko t a a k a n
meningkat
IPKM-nya. Menkes
mengingatkan, pada tahun 2013 ini
akan dilakukan Riskesdas dan Menkes
berharap hasil Riskesdas 2013 nanti,
ranking kabupaten/kota di Kalbar
akan membaik.
Berdasarkan laporan yang dikirimkan
Dinkes Provinsi ke Pusat, selama
tahun 2012 telah terjadi kematian
neonatal sebanyak 687 kasus dimana
Kota Pontianak menjadi penyumbang
terbesar dengan 116 kasus kematian
neonatal.
Penyebab kematian
neonatal terbesar di Kalbar adalah
Asfiksia sebanyak 242 kasus.
Cakupan Peserta KB aktif di Kalbar
terendah ada di kabupaten Kayong
Utara sebanyak 8, sedangkan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 05
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
tertinggi ada di Kapuas Hulu sebanyak
82. Program KB dimaksudkan untuk
membatasi jumlah kelahiran, tetapi
lebih penting untuk mengatur jarak
kehamilan agar ibu dan bayinya dapat
lahir dengan selamat dan sehat.
Sedangkan untuk situasi epidemi HIV
/ AIDS, provinsi Kalbar termasuk pada
kondisi dengan prevalensi 0,21-0,38.
Di Kalbar terdapat 7 kota yang menjadi
prioritas untuk penanggulangan
HIV/AIDS
Pada kesempatan itu pula Menteri
Kesehatan yang didampingi oleh Dra.
Maura Linda Sitanggang, Ph.D (Dirjen
Binfar dan Alkes) , dr Untung Suseno
Sutarjo, M.Kes (Kepala Badan
PPSDM), dr. H.R. Dedi Kuswenda,
M.Kes. (Direktur BUK Dasar), dr Oscar
(Kapus sertifikasi & Standarisasi), dr.
H.M. Subuh, MPPM (Direktur
Pengendalian Penyakit Menular
Langsung), Drs. Purwadi, Apt., MM,
ME (Sesditjen Binfar dan Alkes) serta
dr Roy Sparingga (Deputi Pengawasan
Pangan Badan POM) memberikan
bantuan kepada Nelayan Kota
Singkawang berupa Alat Pelindung
Dini, MP ASI untuk kota Singkawang
Hal.06 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
dan Bengkayang, serta Kelambu
u n t u k ko t a s i n g k a w a n g d a n
Bengkayang.
Selain itu, salah satu daerah yang
terpilih untuk kegiatan bakti sosial
dalam rangka Natal tahun 2012 ini
adalah Kecamatan Capkala,
Kabupaten Bengkayang, Kalimantan
Barat.
Salah satu bentuk kegiatan berbagi
kasih-sayang pada Perayaan Natal
tahun ini adalah melakukan bakti
sosial, penyuluhan baik untuk para
kader, ibu-ibu dan masyarakat di
berbagai daerah, serta
menyampaikan bantuan sosial sesuai
kebutuhan daerah setempat, antara
lain: bantuan pengobatan dan
layanan kesehatan gratis, bantuan
uang dan semen untuk rehabilitasi
rumah penduduk dan rumah ibadah
(baik gereja maupun mesjid), bantuan
Sembilan Bahan Pokok atau Sembako,
peralatan sekolah, pakaian, dan alatalat pertanian.
Tema Perayaan Natal Nasional tahun
2012 adalah “Allah Telah Mengasihi
Kita” dengan sub-tema “Mari Kita
Berbagi Sukacita dan Damai Natal
Agar Semua Orang Hidup Penuh
Harapan”. Sesuai dengan tema dan
sub-tema Perayaan Natal tahun ini,
marilah kita saling mengasihi dan
berbagi kasih sayang kepada sesama
demikian diungkapkan oleh Menkes
dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH pada
Acara Bakti Sosial Dalam Rangka
Perayaan Natal Nasional Tahun 2012.
Dalam rangka Bakti Sosial Perayaan
Natal Nasional 2012, selain
dilaksanakan misa, dilakukan pula
b e b e ra p a ke g i ata n d i b i d a n g
kesehatan, yaitu pemeriksaan
ke s e h a t a n , p e n y u l u h a n , d a n
pengobatan untuk masyarakat
Kecamatan Capkala dan sekitarnya.
Bantuan yang kami sampaikan dalam
kegiatan bakti sosial ini adalah
kelambu, materi komunikasi informasi
edukasi untuk pengendalian AIDS,
Malaria, dan Kusta. Dan hadir pula
pada acara di Kecamatan Capkala
Kabupaten Bengkayang ini Gubernur
Kalimantan Barat beserta Ibu, Bupati
Bengkayang beserta jajarannya, dan
Bapak Uskup Singkawang, Kepala
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat
beserta jajarannya.
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 07
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal.08 l Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2012
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pertemuan Konsolidasi Penyusunan SAK dan SIMAK-BMN
Dalam Rangka Pelaporan Keuangan Semester II Tahun 2012
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Pada tanggal 14 s.d 17 Januari 2013
telah dilaksanakan acara Pertemuan
Konsolidasi Penyusunan SAK dan
SIMAK-BMN Antara Pusat dan Daerah
Dalam Rangka Pelaporan Keuangan
Semester II Tahun 2012 Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan di
Grand Permata Hotel Bandung, Jawa
Barat.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh
Petugas Penanggung Jawab Pelaporan
Keuangan di setiap satuan kerja
(satker). Baik pengelola laporan
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang
terdiri dari pengelola laporan Sistem
Akuntansi Keuangan (SAK), maupun
pengelola laporan Sistem Informasi
Manajemen Barang Milik Negara
(SIMAK-BMN). Para pengelola laporan
yang hadir terdiri dari unit Satuan
Kerja Pusat maupun unit satker
Dekonsentrasi di setiap Provinsi.
Selain itu, dalam kegiatan ini hadir
pula Tim dari Inspektorat Jenderal
bersama Inspektur Wilayah IV yang
melakukan review atas laporan SAI
dari seluruh satker Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Turut hadir pula narasumber dari
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
(DJPB) Kementerian Keuangan.
Acara diawali dengan Laporan Ketua
Panitia, Dra. Rida Wurjati, Apt, MKM.
Yang dalam laporannya menyebutkan
bahwa tujuan pertemuan ini adalah
melakukan Konsolidasi Penyusunan
Laporan Keuangan (LK) Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Tahun Anggaran 2012
sekaligus dilakukan Reviu oleh
Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan. Dan diharapkan dalam
pertemuan ini tersusun Laporan
Keuangan (LK) Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
yang lebih baik sehingga dapat
memberikan kontribusi yang positif
terhadap Laporan Keuangan
Kementerian Kesehatan TA 2012.
Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Drs. H. Purwadi,
Apt., MM, ME yang membuka secara
resmi kegiatan ini memberikan
arahan bahwa Penyusunan Laporan
Keuangan (LK) Tahun 2012 ini selain
melakukan Konsolidasi Tingkat Eselon
I, juga secara paralel dilakukan reviu
oleh Inpektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI. Untuk itu data dan
dokumen yang menjadi kewajiban
setiap satker, sehingga dapat
dilakukan reviu oleh Inspektorat
Jenderal Kemenkes, harus disiapkan.
Diantaranya :
* BAR Internal SAK dan BMN
* BAR SAK dengan KPPN
* BAR SIMAK BMN dengan KPKNL
* BA Stock Opname Persediaan
*Laporan Keuangan berisi LRA,
Neraca CaLK, Ca_BMN dan SOR
*ADK SAK, Persediaan dan SIMAKBMN
Selain itu, Predikat Laporan Keuangan
Kementerian Kesehatan Tahun
Anggaran 2011 adalah Wajar Dengan
Pengecualian (WDP). Sedangkan
Ditjen Binfar dan Alkes memperoleh
nilai simpangan hanya sebesar 0.003
% yang merupakan Peringkat Pertama
dari seluruh Eselon I di Kementerian
Kesehatan. Namun demikian tugas ini
tidak berhenti dengan peringkat WDP.
Akan tetapi harus dilanjutkan sampai
mendapat Predikat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dan
mempertahankannya. Dan
Pertemuan SAI ini merupakan
rangkaian kegiatan penyusunan
Laporan Keuangan yang harus disusun
dan disampaikan secara berjenjang
dan dilaksanakan secara paralel
antara Eselon I Ditjen Binfar dan Alkes,
Tim Reviu Inspektorat Jenderal dan
Biro Keuangan dan BMN.
Hasil Reviu Pertemuan Konsolidasi
Penyusunan SAK dan SIMAK-BMN
Antara Pusat dan Daerah Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Semester II Tahun 2012 ini adalah
sebagai berikut:
a. Dari 38 satker Pusat dan Daerah
(Dekonsentrasi) yang direview
laporan keuangannya, seluruhnya
sudah mendapat Ikhtisar Hasil
Reviu (IHR).
b. Dari Biro Keuangan Kemenkes
sudah didapatkan hasil Laporan
Keuangan (LK) per tanggal 2 Januari
2013. Hasil Realisasi Anggaran
Ditjen Binfar dan Alkes sebesar
90,38% dan menempati posisi
kedua di Kemenkes (dibawah
Sekretariat Jenderal). Sedangkan
posisi realisasi anggaran per
tanggal 10 Januari 2013 adalah
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 09
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Laporan Keuangan sesuai dengan
rekomendasi tim reviu Itjen yang
tertuang dalam IHR.
sebesar 90,78%. Angka realisasi
anggaran Ditjen Binfar dan Alkes
masih berada di atas angka
realisasi rata-rata Kementerian
Kesehatan, yaitu senilai 88%.
c. 5 satker dengan angka realisasi
terbaik di lingkungan Ditjen Binfar
dan Alkes adalah :
!Maluku 99,94%
!Papua Barat 99,15%
!Sulawesi Utara
98,49%
!Nusa Tenggara Timur 98,48%
!Maluku Utara 96,3%
d. 5 satker dengan angka realisasi
terendah di lingkungan Ditjen
Binfar dan Alkes adalah :
!Jawa Timur 79,17%
!Jawa Barat 77,20%
!Kalimantan Selatan 76,35%
!DKI Jakarta 74,70%
!Dit Bina Prodis Farm 42,51%
e. Realisasi Anggaran Direktorat Bina
Produksi Distribusi Kefarmasian
rendah disebabkan karena
pembangunan Pusat Ekstrak
Nasional dan Pusat Ekstrak
Daerah batal dilaksanakan. Hal ini
terjadi karena anggaran baru cair
pada bulan Oktober 2012,
sehingga tidak cukup waktu yang
tersedia untuk melaksanakan
realisasi fisik pembangunan Pusat
Ekstrak.
Hal.10 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
f. Realisasi Anggaran Direktorat Bina
Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan sebesar 93,23%,
menyumbangkan angka terbesar
pada realisasi anggaran Ditjen
Binfar dan Alkes. Karena sebagian
besar anggaran Ditjen Binfar dan
Alkes (pengadaan obat dan
vaksin) berada di bawah satker Dit
Bina Oblik dan Perbekkes.
g. Ada 14 satker Ditjen Binfar dan
Alkes yang IHR-nya sudah
dinyatakan ”clean” tanpa ada
perbaikan oleh tim reviu Itjen
(Banten, Sumatera Barat, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Utara, DI
Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi
Tengah, Maluku Utara, Lampung,
Sumatera Selatan, Maluku, Bali,
Dit Bina Prodis Kefarmasian,
Jambi). Dan ada 4 satker yang
langsung diperbaiki IHR-nya pada
saat itu juga, sehingga juga
dinyatakan clean laporan
keuangannya oleh tim reviu Itjen
(Kalimantan Tengah, Sulawesi
Tenggara, Papua Barat, Jawa
Barat). Sementara itu, satker
Provinsi Kalimantan Barat juga
telah langsung memperbaiki LK
sesuai rekomendasi IHR dari tim
reviu Itjen. Sisanya akan menyusul
kemudian dalam memperbaiki
Kesimpulan dan Rekomendasi dari
Hasil Reviu Kegiatan ini adalah:
a. Nilai realisasi anggaran/serapan
dana Ditjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan sebesar 90,78%
masih berada di atas angka
realisasi rata-rata Kementerian
Kesehatan, yaitu senilai 88%.
b. Angka realisasi anggaran yang
tinggi sebaiknya juga didukung
dengan bukti-bukti administrasi
yang lengkap. Walaupun angka
realisasi anggaran rendah tapi
bukti administrasinya lengkap,
maka resiko kerugian negara (KN)
juga rendah. Namun bila angka
realisasi anggaran tinggi tanpa
didukung bukti administrasi yang
lengkap, maka hal ini akan sangat
berbahaya dan menimbulkan
potensi kerugian negara yang
besar.
c. Hasil pelaksanaan reviu laporan
keuangan Ditjen Binfar dan Alkes
sudah langsung diperbaiki sesuai
dengan rekomendasi. Hal ini
mendapat apresiasi yang sangat
positif dari tim reviu Itjen, karena
unit utama lainnya di Kemenkes
belum ada yang melakukan
langkah seperti ini.
d. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
akan melakukan uji petik di 13
satker provinsi yaitu Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat,
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Selatan, Bali, Papua Barat, Nusa
Tenggara Timur, Bangka Belitung
dan Sulawesi Utara.
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 11
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal.12 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 13
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal.14 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
STOK OPNAME OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN HAJI
DI ARAB SAUDI
2 0 1 2 M / 1 4 3 3 H p er lu d ila ku ka n
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan merupakan hak pemantauan terhadap persediaan Obat
semua warga negara yang di jamin dlam dan Perbekalan Kesehatan Haji (Stok
Undang-Undang Dasar Negara Republik Opname) di Arab Saudi yang bertujuan
Indonesia Tahun 1945 yang harus untuk melakukan penatausahaan barang
diwujudkan dengan upaya peningkatan milik negara, penyimpanan dan pendataan
derajat kesehatan yang setinggi-tinginya. sisa stok yang akan digunakan sebagai
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 dasar dalam melakukan perencanaan
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji untuk pelayanan Kesehatan Haji tahun
memberikan tugas dan tanggung jawab yang akan datang .
kepada Kementerian Kesehatan dalam II. Pelaksanaan Kegiatan
penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Stokopname dilaksanakan pada tanggal
14 24 Desember 2012. Tim pelaksana Stok
Haji.
Kesehatan jamaah haji `yang prima Opname berjumlah 11 orang, yang terdiri
merupakan salah satu syarat agar dari 6 orang dari Direktorat Bina Obat
p e l a k s a n a a n I b a d a h H a j i d a p a t Publik dan Perbekalan Kesehatan dan 5
dilaksanakan dengan baik. Upaya yang orang dari Sesditjen Binfar dan Alkes.
dilakukan oleh pemerintah dalam rangka Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara
menjaga kesehatan jamaah Haji dilakukan bertahap di 3 lokasi, yaitu :
sejak mulai dari tanah air hingga sampai a. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)
di Makkah selama 4 hari.
tiba di Arab Saudi dan kembali ke
Indonesia. Untuk mencapai tujuan b. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)
di Madinah selama 3 hari.
tersebut, maka perlu diupayakan
pelayanan kesehatan Haji secara c. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)
di Jeddah selama 2 hari.
maksimal. Salah satu unsur penting dalam
pelayanan kesehatan adalah penyediaan K e g i a t a n y a n g d i l a k u k a n d a l a m
obat yang berkhasiat, aman, bermutu dan pelaksanaan stok opname obat dan
sesuai dengan kebutuhan baik jumlah perbekalan kesehatan tersebut adalah
sebagai berikut :
maupun jenisnya.
Obat dan Perbekalan Kesehatan Haji a. Identifikasi obat dan perbekalan
kesehatan Haji termasuk Tas Dokter
merupakan aset yang sangat besar
Kloter yang meliputi, jumlah, kondisi
sehingga harus dikelola dengan baik.
fisik dan masa kadaluarsa .
Pasca pelayanan kesehatan Haji tahun
b. Pemilahan pengelompokkan obat dan
perbekalan kesehatan Haji
c. Pengemasan sisa obat dan perbekalan
kesehatan Haji.
d. Pengelompokan obat dan perbekalan
kesehatah Haji berdasarkan kelas
terapi dalam rangka penyimpanan.
e. Pencatatan data sisa stok obat dan
perbekalan kesehatan Haji
f. Rekapitulasi data stok obat dan
perbekalan kesehatan Haji
g. Penyusunan laporan stok opname
obat dan perbekalan kesehatan Haji.
III. Kendala dalam pelaksanaan
a. Sisa obat dan perbekalan kesehatan
Haji dari ruang perawatan di BPHI dan
tas dokter kloter yang ditempatkan
dalam satu tempat (dus) sehingga
diperlukan upaya yang khusus dan
waktu yang lama untuk dilakukan
pemilahan. Hal ini terjadi karena
singkatnya waktu antara penerimaan
obat sisa pelayanan dengan jadwal
kepulangan.
b. Sisa obat dan perbekalan kesehatan
Haji dan tas dokter kloter yang sudah
tidak dalam strip/ kemasannya atau
sudah tidak tersegel lagi, sehingga
diperlukan upaya yang khusus dan
waktu yang lama untuk dilakukan
pemilahan.
c. Adanya obat dan perbekalan
kesehatan yang tidak ada didalam
Fo r m u l a r i u m , s e h i n g ga p e r l u
mencermati obat tersebut apakah
berasal dari bawaah petugas
kesehatan daerah atau pengadaan di
Arab Saudi.
IV. Upaya Tindak Lanjut
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan
stok opname obat dan perbekalan
kesehatan Haji di Arab Saudi perlu
dilakukanperbaikan dalam sistem
pengelolaan seperti sarana dan prasaran
penyimpanan, penyusunan protap
pengelolaan obat dan perbekalan
kesehatan Haji , perencanaan kebutuhan
obat dan perbekalan kesehatan Haji dan
jadwal tentang kepulangan petugas
farmasi.
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 15
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
KEGIATAN PENANGGULANGAN BANJIR
Indonesia merupakan negara
kepulauan yang beberapa tahun ini
sering terjadi bencana seperti gempa
bumi, gunung meletus, banjir, longsor
dan kebakaran hutan. Bencana banjir
merupakan kejadian alam yang dapat
terjadi setiap saat dan sering
mengakibatkan kehilangan jiwa,
kerugian harta, dan benda. Kejadian
banjir tidak dapat dicegah, namun
dapat dikendalikan dan dikurangi
dampak kerugiann yang
diakibatkannya. Karena datangnya
relatif cepat, untuk mengurangi
kerugian akibat bencana tersebut perlu
dipersiapkan penanganan secara
cepat, tepat, dan terpadu. Kondisi
intensitas hujan khususnya di DKI
Jakarta dan sekitarnya seperti Bekasi,
Tangerang dan Bogor sangat tinggi
sehingga menyebabkan hampir
sebagian wilayah tergenang oleh air.
H a l i n i m e ny e b a b ka n a d a ny a
pengungsian masyarakat kedaerah
yang lebih aman.Adanya titik-titik
pengungsidengan sistem hygine dan
sanitasi yang belum cukup memadai
menyebabkan banyak masyarakat yang
mengalami gangguan kesehatan dan
penyakit.
M e m p e r h a t i ka n ko n d i s i
tersebut, Kementerian Kesehatan RI
menurunkan Tim Kesehatan untuk
membantu Tim Kesehatan daerah
dalam melakukan pelayanan
kesehatan yang dikoordinasikan oleh
Pusat Penanggulangan Krisis Sekjen
Hal. 16 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Kementerian Kesehatan RI. Tim
Kesehatan Kementerian Kesehatan
terdiri dari Tim Mobile Kesehatan, Tim
Mobile Farmasi, dan Tim Posko
Kesehatan Pusat dimana petugasnya
direkrut dari Direktorat Jenderal teknis
dibawah Kementerian Kesehatan RI.
Tim Mobile Kesehatanyang dibentuk
bejumlah 8 timdimana 1 tim terdiri dari
1 orang tenaga dokter, 1 orang tenaga
p e ra wa t d a n 1 o ra n g t e n a ga
kefarmasian, tim mobile kesehatan
bertugas melakukan asesment dan
pelayanan kesehatan yang sifatnya
bisa stationary apabila memang
dibutuhkan. Tim mobile farmasi
berjumlah 6 orang yang terdiri dari 4
orang tenaga kefarfarmasian dan 2
orang tenaga supir yang bertugas
mendistribusikan obat dan perbekalan
kesehatan ke lokasi pos kesehatan
yang membutuhkan setelah
b erko o rd in a s i d en ga n Pu s at
Penanggulangan Krisis. Tim Mobile
Kesehatan melakukan pelayanan
kesehatan di daerah Rawa Buaya,
Muara Angke, Muara Baru, Bukit Duri,
Pluit, Marunda dan Kelapa Gading.
Dalam rangka mendukung kegiatan
tersebut, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
memberikan dukungan baik sumber
daya manusia maupun logistik (obat
dan perbekalan kesehatan). Sumber
daya manusia yang terlibat dalam
kegiatan tersebut berjumlah17 orang
yang terdiri dari 15 orang tenaga
kefarmasian dan 2 orang tenaga supir
yang terbagi dalam tim mobile
kesehatan sebanyak 8 orang, tim
mobile farmasi sebanyak 6 orang dan
tim posko kesehatan pusat sebanyak 3
orang. Obat dan perbekalan kesehatan
yang disiapkan adalah obat dan
perbekalan kesehatan paket banjir
yang terdiri dari 32 item dan digunakan
untuk pengobatan penyakit Diare,
D e r m a t i t i s , I S PA , G a s t r i t i s ,
Conjunctivitis, Myalgia, Hypertensi dan
Luka Memar. Selama masa tanggap
darurat, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian telah mendistribusikan
sebanyak 118 paket. Untuk antisipasi
kebutuhan permintaan dari Pos
Kesehatan telah disiapkan sejumlah
50 paket yang berada di Instalasi
Farmasi Nasional milik Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan.
Tenaga kefarmasian yang bertugas
pada tim mobile kesehatan bertugas
memberi pelayanan obat di Pos
Kesehatanyang terdiri dari
penerimaan resep, pemeriksaan resep,
penyiapan/peracikan obat dan
penyerahan obat. Petugas bekerja
dimulai sejak jam 08.00 16.00 wib atau
sesuai kebutuhan di lapangan. Pasien
yang harus dilayani di Pos Pelayanan
Kesehatan rata-rata per hari berjumlah
200 - 300 pasien dengan pola penyakit
terbanyak ISPA, Commong Cold,
Hypertensi, Gastritis, Myalgia, dan
Dermatitis. Tim mobile farmasi
bertugas menyiapkan paket obat banjir
sesuai pesanan mulai dari
pengambilan obat, pengemasan,
pencatatan dan pelaporan serta
pendistribusianke lokasi pelayanan
kesehatan yang membutuhkan dengan
waktu tugas 24 jam untuk
mengantisipasi permintaan obat dan
perbekalan kesehatan sewaktu-waktu
sehingga dapat dilayani. Sedangkan
Tim posko Kesehatan yang didalamnya
ada tenaga farmasi bertugas mengikuti
rapat di Pusat Penanggulangan Krisis
setiap pagi untuk menginventaris
informasi kebutuhan obat dan
perbekalan kesehatan dari tim mobile
kesehatan yang sudah turun ke
lapangan.
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
PERTEMUAN SOSIALISASI DAN PENJELASAN TEKNIS
LELANG HARGA SATUAN OBAT GENERIK BAGI PENGADAAN PEMERINTAH
Pada hari Kamis, 31 Januari 2013 telah
diadakan Pertemuan Sosialisasi dan
Penjelasan Teknis Lelang Harga Satuan
Obat Generik Bagi Pengadaan
Pemerintah. Pertemuan ini diadakan
dalam rangka penyusunan sistem
katalog elektronik (e-catalog) harga
obat generik sebagai tindak lanjut
Pasal 110 Peraturan Presiden Nomor
54 tahun 2010 yang diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 70 tahun
2012 mengenai e-purchasing.
Sistem katalog elektronik (ecatalog) merupakan sistem informasi
elektronik yang memuat daftar, jenis,
spesifikasi teknis, dan harga barang
tertentu dari berbagai penyedia
barang/jasa pemerintah, sedangkan epurchasing merupakan tata cara
pembelian barang/jasa melalui sistem
katalog elektronik.
Prinsip sistem katalog
elektronik (e-catalog) harga obat
generik adalah harga satuan (unit
price) yang diperoleh melalui proses
lelang. Sistem catalog elektronik (ecatalog) ini akan menjadi acuan bagi
setiap satuan kerja pemerintah dalam
melakukan proses pengadaan obat
generik. Satuan kerja pemerintah tidak
perlu mengadakan proses lelang lagi
dalam pengadaan obat generik
melainkan menunjuk penyedia dengan
jenis, spesifikasi, dan harga obat
generik yang sudah tercantum dalam
sistem catalog elektronik (e-catalog).
Pertemuan Sosialisasi dan
Penjelasan Teknis Lelang Harga Satuan
Obat Generik Bagi Pengadaan
Pemerintah ini dibuka oleh Direktur
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan bersama dengan Kepala
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang
Jasa Pemerintah (LKPP). Sejumlah
pejabat dan staf dari Kementerian
Kesehatan, LKPP, Badan POM, dan 188
peserta dari industri farmasi hadir
dalam pertemuan ini.
Direktur Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan, Drs. Bayu Teja
Muliawan, Apt., M.Pharm, MM, selaku
ketua penyelenggara menyampaikan
bahwa tujuan pertemuan ini adalah
untuk memberikan penjelasan teknis
mengenai pelelangan harga satuan
o b at ge n e r i k b a g i p e n ga d a a n
pemerintah.
Dalam sambutannya, Kepala
LKPP, Ir. Agus Rahardjo, M.SM,
menyampaikan bahwa idealnya proses
lelang diselenggarakan hanya untuk
barang atau jasa yang sulit diperoleh di
pasaran, tidak tersedia di toko, dan
sulit dicari acuan harganya. Untuk
barang atau jasa yang mudah
diperoleh di pasaran dan mudah
diperoleh acuan harganya, idealnya
tidak perlu diadakan melalui proses
lelang. Dengan adanya sistem katalog
elektronik, diharapkan harga barangbarang yang dibeli oleh pemerintah
minimal sama dengan harga barang
yang dibeli oleh masyarakat luas, lebih
baik lagi bila bisa lebih murah
dibandingkan dengan harga barang
yang dibeli oleh masyarakat luas.
Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra.
Maura Linda Sitanggang, Apt, Ph.D
menyampaikan bahwa prinsip ecatalog adalah pelelangan harga
satuan obat generik yang hasilnya akan
dituangkan ke dalam katalog. Setiap
satuan kerja pemerintah akan
melakukan pembelian obat yang
tercantum di dalam katalog.
Hadir sebagai narasumber
dalam pertemuan ini yaitu Direktur
Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan, Drs. Bayu Teja Muliawan,
Apt., M.Pharm., MM yang
memaparkan Kebijakan Obat Generik
dan Bapak Dwi Satrianto dari LKPP yang
memaparkan sistem katalog elektronik
(e-catalog), keuntungan-keuntungan
adanya sistem katalog elektronik,
m e k a n i s m e p e m i l i h a n , s y a ra t
penyedia, harga penawaran, dan tata
cara evaluasi penawaran.
Antusiasme peserta terlihat
dari banyaknya pertanyaan dan
masukan yang diajukan pada acara
tanya jawab. Hasil dari pertemuan ini
termasuk masukan dari peserta akan
dibahas lebih lanjut oleh Tim Lelang
Harga Satuan Obat Generik. Keputusan
yang diambil akan dituangkan ke dalam
dokumen lelang harga satuan obat
generik final dan menjadi acuan bagi
peserta lelang.
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 17
Ulasan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
MENGENAL KATINON
Tanaman Khat (Latin: Catha edulis)
telah dibudidayakan selama bertahuntahun sebagai obat oleh mereka yang
tinggal di negara bagian Afrika. Daun ini
lazim dibungkus dalam tandan kecil,
dapat dibeli di pasar lokal dan
dikonsumsi dengan cara dikunyah,
kadang-kadang, daun digunakan untuk
membuat teh. Ia sebenarnya sering
digunakan dalam konteks sosial atau
dalam cara yang mirip dengan
konsumsi kopi di bagian lain dunia.
Daun tanaman tersebut dikunyah
untuk mencapai keadaan euforia. Efek
euforia dalam daun itu sebelumnya
dikaitkan dengan kehadiran katin, zat
jenis phenethylamine. Namun, pada
tahun 1975, katinon, suatu alkaloid
monoamine juga ditemukan dalam
d a u n tan aman ters eb u t. Kh at
diperjualbelikan di pasar lokasi di
negara bagian Afrika.
Khat adalah semak cemara yang
mengandung stimulan katinon. Oleh
karena itu, tanaman tersebut dapat
Hal. 18 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
mempengaruhi tubuh Anda dengan
cara tertentu. Untuk mengalami efek
khat, tanaman dapat dihisap atau
dikunyah seperti tembakau dan yang
terakhir menjadi pilihan yang paling
populer. Ketika Anda memulai sesi
mengunyah Anda, Anda mungkin
mengalami berbagai efek.
Efek Awal Khat
Ritual mengunyah dapat membawa
suasana gembira, ceria, euforia ringan,
optimisme dan rasa nyaman. Anda dan
teman mengunyah Anda bisa menjadi
sangat cerewet. Efek Khat juga
ditunjukkan dengan peningkatan
tekanan darah, pupil melebar,
peningkatan denyut jantung dan
sembelit. Ini dan efek jangka pendek
lainnya dapat meningkat sementara
Anda terus mengunyah. Anda mungkin
mulai mengalami efek insomnia dan
h i p e ra k t i f m i r i p d e n ga n e fe k
amphetamine.
Penarikan Efek Khat
Anda dapat menderita efek Khat
ekstrim dari mengunyah tanaman
tersebut. Getaran kecil, mimpi buruk,
lekas marah, mood buruk, paranoia
dan ketidakstabilan emosional adalah
beberapa efek diantaranya. Anda
dapat meninggalkan sesi mengunyah
khat dalam suasana hati yang rendah,
agak tertekan dan lesu.
Gejala-gejala penarikan dapat muncul
beberapa hari setelah Anda berhenti
mengunyah khat. Namun, orang yang
mengunyah Khat tidak mungkin
mengalami efek penarikan yang sama.
Penarikan dapat mendorong
penggunaan jangka panjang yang
dapat menyebabkan efek samping.
Efek Penggunaan Khat
Berkepanjangan
Ketergantungan fisik, perubahan
dalam dorongan seksual dan
pendarahan di otak dapat disebabkan
oleh penggunaan Khat yang
berkepanjangan. Efek parah khat
lainnya meliputi migrain, kerusakan
hati, serangan jantung, impotensi dan
masalah paru-paru. Efek samping dari
penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan hilangnya nafsu makan
dan bahkan anoreksia, yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan
yang serius.
Orang yang memiliki diabetes tidak
dapat mengikuti diet yang diperlukan
untuk mengendalikan diabetes. Hal ini
dapat menyebabkan kadar gula darah
Ulasan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
yang lebih tinggi. Stimulan cenderung transmisi noradrenalin.
mengurangi motivasi pekerja sehingga Metabolisme Katinon dalam Tubuh
menurunkan produktivitas. Efek Khat Manusia
untuk penggunaan jangka panjang juga Perasaan euforia muncul setelah
dapat menyebabkan peningkatan seseorang mulai mengunyah daun.
Efeknya maksimal setelah 15 hingga 30
ketergantungan psikologis.
menit mengunyah. Tingkat
Katin dan Katinon
metabolisme
substansi berlangsung
Katinon sering disebut sebagai
yang terjadi tepat setelah bagian
' A m p h e t a m i n e A l a m i ' k a r e ncepat
a
yang
pertama
dari substansi melalui
menghasilkan efek seperti
hati.
Hanya
2%
yang tetap tidak
Amphetamine. Ia merupakan alkaloid
yang ditemukan dalam daun tanaman berubah dalam urin. Sebagian besar
bernama Catha edulis, dikenal sebagai ka t i n o n d i m e ta b o l i s m e u n t u k
Khat. Katinon dianggap bahan yang n o r e p h e d r i n e d a n u m u m n y a
p a l i n g a k t i f d a l a m K h a t d a n diekskresikan.
menghasilkan efek yang sama seperti Efek Buruk Katinon
Amphetamine, meskipun dengan Kehadiran Katinon dalam Khat dapat
potensi yang lebih rendah. Katinon menghasilkan ketergantungan pada
diyakini 7 sampai 10 kali lebih kuat dari Khat. Ia juga dapat bereaksi negatif
katin bahan lain yang ditemukan dengan obat terapeutik. Orang yang
kecanduan khat dapat menderita
dalam Khat.
beberapa
kondisi kesehatan yang
Dua zat yang terdapat dalam Khat
katinon dan katin menggunakan m e r u g i k a n s e p e r t i i n s o m n i a ,
efeknya pada dua jalur utama anoreksia, hipertermia (penurunan
neurokimia
D o p a m i n d a n suhu tubuh), tingkat peningkatan
Noradrenalin. Katinon melepaskan re s p i ra s i , s e m b e l i t , myd r i a s i s
serotonin dalam sistem saraf pusat dari (pelebaran pupil) dan bahkan dapat
t u b u h m a n u s i a . I n i m e m a k s a menyebabkan kematian. Beberapa
pelepasan dopamin dari sistem saraf pecandu khat juga telah menderita
pusat dan meningkatkan aktivitas jalur Psikosis.
dopaminergik. Zat ini juga melepaskan Metilon dan Bahayanya
efeknya pada situs penyimpanan Penggunaan katinon untuk sifat
noradrenalin yang mendukung psikoaktif memberikan jejak kembali
ke zaman prasejarah. Dikenal sebagai
“khat” oleh orang-orang dari bagian
timur Afrika, daun dan ranting semak
Catha edulis telah dikunyah selama
berabad-abad lamanya dalam budaya
tradisional.
Efeknya dapat digambarkan sebagai
sesuatu di antara kebiasaan minum
kopi yang serius dan penggunaan
amphetamin ringan. Hal ini tidak
mengejutkan, karena katinon dan
molekul amphetamin hampir identik
(ada hanya sedikit perbedaan: sebuah
“beta-keton”). Meski tak sepenuhnya
bebas dari konsekuensi negatif,
mengunyah khat yang dikelola secara
tradisional memiliki dampak yang
relatif ringan pada sebagian besar
pengguna.
Senyawa metilon merupakan struktur
molekul dasar dari katinon, kata Mufti
Djusnir, ahli kimia farmasi BNN.
Metilon dipatenkan oleh Peyton Jacob
dan Alexander Shulgin pada tahun
1996 sebagai antidepresan. Seperti
obat lain yang dimulai sebagai obat
psikiatris eksperimental,
p e n g g u n a a n nya d e n ga n c e p at
berubah dari klinis menjadi rekreasi.
Memiliki struktur kimia dan efek yang
sangat mirip dengan MDMA, atau
ekstasi. Sampai ada informasi klinis
penting tentang efek, efeknya
terutama didasarkan pada tangan
pertama pengalaman pengguna.
Sakau
Pengguna telah melaporkan bahwa
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 19
Ulasan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
sakau yang diinduksi metilon mirip
dengan yang berasal dari stimulan
seperti amphetamin, MDMA dan
kokain. Efek ini termasuk euforia dan
peningkatan energi. Perasaan yang
s e r i n g d i a l a m i ka l a n ga n ya n g
menggunakan obat. Hal ini
kemungkinan besar karena pengguna
merasa lebih ramah dan percaya diri
karena metilon.
Efek Samping Awal
Karena metilon merupakan stimulan,
ia memaksa tubuh untuk bekerja lebih
cepat. Denyut jantung meningkat ke
titik di mana pengguna dapat
mengalami palpitasi atau denyut
jantung tidak teratur bahkan setelah
berhenti minum obat. Seperti alkohol,
ia dapat menyebabkan penglihatan
kabur dan mual. Seperti ekstasi, dapat
menyebabkan pengguna mengepalkan
rahang dan/atau menggertakkan gigi.
Jari tangan dan kaki bisa berubah
kebiruan. Nafsu makan pengguna juga
Hal. 20 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
dapat ditekan, yang dapat
menyebabkan anoreksia.
Efek Jangka Panjang
Semakin sering menggunakan metilon,
semakin serius efek yang didapatkan.
Energi meningkat dan perasaan
vitalitas yang disebabkan oleh sakau
bisa beranjak ke masalah sirkulasi,
paranoia dan insomnia. Halusinasi dan
delusi mungkin datang, tapi kali ini,
mereka mungkin tidak diinginkan.
Mengepalkan otot awal bisa
mengintensif juga. Jika obat tersebut
dihirup, saluran hidung dan mulut
dapat meradang. Hal ini dapat
mengakibatkan mimisan.
Mephedrone
M e p h e d ro n e , j u ga d i s e b u t 4 methylmethcathinone (4-MMC), atau
4-methylephedrone adalah suatu
stimulan sintetis. Stimulan adalah obat
psikoaktif yang menginduksi perbaikan
sementara dalam fungsi mental
dan/atau fisik. Mephedrone
merupakan obat entactogen kelas
obat psikoaktif yang menghasilkan efek
emosional dan sosial yang khas, mirip
dengan ekstasi (MDMA).
Mephedrone adalah obat kelas
amphetamin dan katinon.
Amphetamin adalah obat dengan efek
stimulan pada sistem saraf pusat (SSP)
yang dapat secara fisik dan psikologis
adiktif bila digunakan terlalu banyak.
Katinon adalah stimulan alami yang
hadir dalam tanaman Khat. Struktur
dan efeknya mirip dengan efedrin dan
amphetamin.
Mephedrone adalah zat sintetis
(buatan) yang berbasis pada senyawa
yang ada pada tanaman Khat (katinon)
dari Afrika Timur. Pengguna dapat
menelan, menghisap atau
menyuntikkan mephedrone. Ia dapat
datang dalam bentuk tablet, kapsul
atau bubuk putih. Menghisap adalah
cara paling umum untuk memakai
obat, dan suntikan paling jarang
digunakan.
Pada tahun 2009 mephedrone menjadi
obat jalanan yang paling populer ke-4
di Inggris, setelah ganja, kokain dan
ekstasi. Mephedrone secara informal
dikenal sebagai meph, MCAT, bubble
dan drone.
Apa saja efek dari mephedrone?
Pemakai mephedrone mengatakan ia
menimbulkan:
- Kewaspadaan
- Kegelisahan
- Euphoria
- Kegembiraan
- Dorongan untuk berbicara
- Keterbukaan
- Sex drive (kebutuhan fisiologis
untuk aktivitas seksual)
- Memberikan perasaan stimulasi
Ulasan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Sakaw
Pengguna telah melaporkan bahwa
sakau yang diinduksi metilon mirip
dengan yang berasal dari stimulan
seperti amphetamin, MDMA dan
kokain. Efek ini termasuk euforia dan
peningkatan energi. Perasaan yang
s e r i n g d i a l a m i ka l a n ga n ya n g
menggunakan obat. Hal ini
kemungkinan besar karena pengguna
merasa lebih ramah dan percaya diri
karena metilon.
Efek Samping Awal
Karena metilon merupakan stimulan,
ia memaksa tubuh untuk bekerja lebih
cepat. Denyut jantung meningkat ke
titik di mana pengguna dapat
mengalami palpitasi atau denyut
jantung tidak teratur bahkan setelah
berhenti minum obat. Seperti alkohol,
ia dapat menyebabkan penglihatan
kabur dan mual. Seperti ekstasi, dapat
menyebabkan pengguna mengepalkan
rahang dan/atau menggertakkan gigi.
Jari tangan dan kaki bisa berubah
kebiruan. Nafsu makan pengguna juga
dapat ditekan, yang dapat
menyebabkan anoreksia.
Efek Jangka Panjang
Semakin sering menggunakan metilon,
semakin serius efek yang didapatkan.
Energi meningkat dan perasaan
vitalitas yang disebabkan oleh sakau
bisa beranjak ke masalah sirkulasi,
paranoia dan insomnia. Halusinasi dan
delusi mungkin datang, tapi kali ini,
mereka mungkin tidak diinginkan.
Mengepalkan otot awal bisa
mengintensif juga. Jika obat tersebut
dihirup, saluran hidung dan mulut
dapat meradang. Hal ini dapat
mengakibatkan mimisan.
Mephedrone
M e p h e d ro n e , j u ga d i s e b u t 4 methylmethcathinone (4-MMC), atau
4-methylephedrone adalah suatu
stimulan sintetis. Stimulan adalah obat
psikoaktif yang menginduksi perbaikan
sementara dalam fungsi mental
dan/atau fisik. Mephedrone
merupakan obat entactogen kelas
obat psikoaktif yang menghasilkan
efek emosional dan sosial yang khas,
mirip dengan ekstasi (MDMA).
dari medicalnewstoday.com.
Mephedrone adalah obat kelas
amphetamin dan katinon.
Amphetamin adalah obat dengan efek
stimulan pada sistem saraf pusat (SSP)
yang dapat secara fisik dan psikologis
adiktif bila digunakan terlalu banyak.
Katinon adalah stimulan alami yang
hadir dalam tanaman Khat. Struktur
dan efeknya mirip dengan efedrin dan
amphetamin.
Mephedrone adalah zat sintetis
(buatan) yang berbasis pada senyawa
yang ada pada tanaman Khat (katinon)
dari Afrika Timur. Pengguna dapat
menelan, menghisap atau
menyuntikkan mephedrone. Ia dapat
datang dalam bentuk tablet, kapsul
atau bubuk putih. Menghisap adalah
cara paling umum untuk memakai
obat, dan suntikan paling jarang
digunakan.
Pada tahun 2009 mephedrone menjadi
obat jalanan yang paling populer ke-4
di Inggris, setelah ganja, kokain dan
ekstasi. Mephedrone secara informal
dikenal sebagai meph, MCAT, bubble
dan drone.
Apa saja efek dari mephedrone?
Pemakai mephedrone mengatakan ia
menimbulkan:
- Kewaspadaan
- Kegelisahan
- Euphoria
- Kegembiraan
- Dorongan untuk berbicara
- Keterbukaan
- Sex drive (kebutuhan fisiologis untuk
aktivitas seksual)
- Memberikan perasaan stimulasi
Beberapa orang mengatakan ia
membuat mereka merasa lebih
percaya diri, cerewet dan waspada.
Efek dari mephedrone, seperti kokain,
tampaknya berlangsung sekitar satu
jam sebelum pengaruhnya hilang.
Sebagian besar pemakai mengatakan
efek mephedrone ini adalah kombinasi
dari ekstasi dan kokain.
Apa efek samping yang paling umum
dari mephedrone?
Menurut sebuah survei yang dilakukan
oleh Mixmag, majalah tari dan
clubbing:
67% dari pengguna yang telah
berpengalaman mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebihan)
51% dari pengguna mengalami sakit
kepala
43% dari pengguna mengalami
jantung berdebar-debar
27% dari pengguna mengalami mual
15% dari pengguna memiliki jari-jari
biru atau dingin
L a p o ra n n o n - s u r ve i ( a n e kd o t )
mengindikasikan mephedrone
mungkin memiliki efek sebagai berikut
pada beberapa pemakai:
serangan panik parah
halusinasi
paranoia
Beberapa mengatakan tiga efek
samping terakhir mungkin merupakan
hasil dari kurang tidur setelah
menggunakan mephedrone secara
berlebihan selama beberapa hari ia
merupakan stimulan dan akan
membuat lebih sulit untuk tidur jika
pemakai melakukan “sesi maraton”.
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 21
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 22 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 23
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 24 l Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2012
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 25
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 26 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 27
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 28 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 29
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 30 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 31
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 32 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 33
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 34 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 35
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 36 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 37
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 38 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 39
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hal. 40 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Download