BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Sebagaimana kita ketahui bahwa definisi pemasaran yang terdapat pada ilmu-ilmu sosial , menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Berikut ini adalah definisi sosial yang sesuai dengan tujuan kita. “pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. (Philip Kotler 2005 : 10) Definisi tersebut menyatakan bahwa marketing adalah proses social dan manajerial, dengan demikian para individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan individu dan kelompok lainnya Selain definisi diatas banyak pendapat-pendapat parah ahli yang menyimpulkan bahwa definisi pemasaran itu sangat kompleks, tetapi pada intinya tetap satu tujuan, berikut adalah definisi pemasaran yang mungkin sudah diperbaharui oleh ahli pemasaran yaitu : xix 5 Definisi pemasaran menurut Kotler Philip & Keller Kevin Lane (2007:6) adalah: “pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikn, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik saham.” Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian pemasaran adalah suatu sistem atau proses dari kegiatan manusia,baik yang bersifat sosial maupun manajerial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginana manusia, dengan menciptakan dan mempertukarkan suatu produk dan nilai dari individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lainnya. Jadi masalah pemasaran merupakan masalah yang komplek, dimana produsen dan konsumen kedua-duanya berkewajiban untuk saling aktif. Produsen menciptakan ide-ide tentang produk yang handal diperoduksi agar produk tersebut dapat diterima konsumen, sedangkan konsumen aktif memilih produk sesuai dengan selera dan kebutuhan serta kemampuan dan daya beli. Dengan demikian pemasaran merupakan interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran, tetapi bukanlah suatu cara sederhana yang hanya untuk menghasilkan penjualan saja, akan tetapi pemasaran dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran. Pemasaran mengarahkan jauh lebih banyak kegiatan dari pada yang disadari kebanyakan orang. Pemasaran dipraktekan dan dipelajari dengan berbagai alasan, sehingga pemasaran telah dan akan terus di xx definisikan dengan berbagai cara untuk maksud-maksud akademis, riset atau bisnis terapan. Adapun definisi tentang pemasaran yang perlu dicermati adalah yang menurut Philip Kotler (2002:9) adalah sebagai berikut: Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan dan pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang – barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Dari ketiga definisi mengenai pemasaran tersebut diatas, maka dapat kita asumsikan yaitu pemasaran sebagai suatu system dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubuangan satu sama lain, dangan tujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli, perusahaan terus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen juka mengharapkan usahanya dapat berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap produk jadi, jaminan yang baik atas barang dan jasa dapat dilakukan sesudah penjualan. 2.2 Perilaku Konsumen Persepsi konsumen yang telah terbentuk akan berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Begitu juga dengan persepsi konsumen dalam memilih dan membeli sepeda motor Suzuki thunder 125 cc di Universitas Mercu Buana terhadap variable-variabel yang akan mempengaruhi perilaku mereka. Seorang konsumen pasti akan selalu selektif dalam melakukan pembelian suatu produk xxi atau jasa, apalagi dalam hal yang menyangkut tentang pemilihan saran untuk berkomunikasi dengan baik, tentulah akan sangat banyak pertimbangan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Untuk itulah bagi perusahaan diperlukan pemahaman mengenai perilaku konsumen guna mngetahui barbagai aspek yang ada pada konsumen, yang akan digunakan dalam menyusun strategi pemasaran yang berhasil. 2.2.1 Definisi Perilaku Konsumen Dalam konsep pemasaran, perusahaan akan mencapai tujuannya melalui pemberian kepuasan pada konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya perilaku konsumen untuk dipelajari memiliki dua alasan yaiu karena konsumen merupakan titik sentral perhatian pemasaran dan karena perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan lebih banyak dari pada permintaan. Sehingga kelebihan penawaran ini menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh konsumen. Dengan mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting karena dengan memahami konsumen, maka akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Memenuhi kebutuhan konsumen adalah persoalan yang sulit, semakin berkembang perusahaan dan pasar, maka akan menyulitkan pemasar untuk melakukan komunikasi langsung dengan konsumen untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen oleh karena itu diperlukan studi terhadap perilaku konsumen. Pemahaman perilaku konsumen akan membantu manajemen xxii dalam menyusun program-program pemasaran yang tepat, untuk itu guna mendapatkan peluang-peluang yang ada terutama dalam mempengaruhi reaksi atau tanggapan konsumen terhadap barang dan jasa yang ditawarkan. Maka perilaku konsumen sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap pemasar, Namun hal ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan karena perilaku konsumen sangat rumit dan kompleks. Adapun gambaran yang jelas mengenai perilaku konsumen, maka penulis akan memberikan beberapa pengertian perilaku konsumen dari beberapa ahli, diantaranya : Perilaku konsumen menurut Winardi dalam buku Sumartono (2003:97) “Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh orangorang dalam hal merencanakan , membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa-jasa”. Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:4) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai berikut : “perilaku konsumen sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan”. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat elemen-elemen yang penting dari arti perilaku konsumen itu sendiri yaitu suatu proses pengambilan keputusan dan kegiatan phisik, yang kesemua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa secara ekonomis, xxiii yang dimana proses tersebut terdiri dari beberapa tahapan menurut (T. Hani Handoko, 2006 : 65) yaitu : a. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing). b. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating). c. Tahap tindakan pasca beli (dispotion): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu dunakan atau dikonsumsi. 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang atau jasa perusahaan disamping barang lain pada saat mereka butuhkan. Meskipun demikian, konsumen tidak membuat keputusan mereka dalam sesuatu yang hampa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli suatu produk, faktor tersebut berbeda-beda untuk masing-masing pembeli, disamping produk yang dibeli dan saat pembeliannya yang berbeda-beda. Bagian terbesar untuk faktor-faktor ini adalah “tidak terkendali” oleh pemasar tetapi harus diperhitungkan (Basu Swasta dan T. Hani Handoko, 2006 : 57) antara lain : 1) Kekuatan Sosial Budaya a) Faktor Budaya xxiv