KAJIAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN BENIH UNGGUL (PADI DAN SAGU) HASIL REKAYASA GENETIK OLEH: DEM SUFRIMEN BALIBANG PROVINSI RIAU Perubahan iklim serta pertumbuhan penduduk yang semakin cepat merupakan permasalahan ‘ketahanan pangan’ bagi masyarakat akhir-akhir ini.Dampak perubahan iklim yang berpengaruh pada produksi pangan akibat terganggunya organisme pengganggutan aman dan kondisi tanah mengharuskan para praktisi pertanian dan juga pemerintah untuk secara serius mencari solusi yang cepat dan tepat guna.Salah satu metode untuk mengatasi ‘food security’ ini adalah melalui ‘bioteknologi’.Dengan ‘genetic engineering’, para pemulia dapat merakit varietas-varietas baru yang sesuai dengan permasalahan pertanian seperti tahan penyakit dan hama, genangan air, salinitas, kekeringan, dan lain sebagainya. Perbaikan dan peningkatan kualitas produksi pertanian untuk beberapa tahun lalu masih signifikan, karena ketersediaan sumber daya alam dan teknologi pertanian cukup memadai dan berimbang dengan ketersediaan lahan dan peningkatan jumlah penduduk. Keadaan ini sulit untuk dipertahankan dimasa akan datang, kecuali ada pendekatan baru yang menawarkan ide dan teknik untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Penggunaan rekayasa genetik memiliki potensi untuk menjadi problem solving dari ancaman krisis pangan tersebut. Dengan segala kekurangannya rekayasa genetik diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pembangunan pertanian yang tidak lagi dapat dipecahkan secara konvensional. Rekayasa genetik memiliki potensi sebagai teknologi yang diharapkanakan dapat membantu mengatasi masalah pembangunan pertanian yang tidak lagi dapat dipecahkan secara konvensional. Sebab peningkatan produksi pertanian banyak mengalami kendalakendala, salah satu kendala utamanya adalah adanya gangguan hama dan penyakit.Tanaman hasil rekayasa genetik (tanaman transgenik) dibuat untuk beberapa tujuan yaitu: pengembangan tekniktransformasi baru, studi dasar mengenai peranan atau fungsi suatu gen, dan perbaikan tanaman untuk tujuan khusus. Dengan rekayasa genetik sudah dihasilkan tanaman transgenik yang memiliki sifat baru seperti tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tanaman kedelai yang tahan terhadap herbisida dan tanaman transgenik yang mempunyai kualitas hasil yang tinggi. Dalam PP No 21/2005 disebutkan, bahwa pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui bioteknologi modern yang menghasilkan Produk Rekayasa Genetik (PRG) diharapkan bisa memberi peluang untuk menunjang produksi pertanian, ketahanan pangan, dan peningkatan kualitas hidup manusia.Bioteknologi juga memiliki keuntungan pengurangan pemakaian pestisida dan penciptaan lapangan kerja.Tidak mudah meningkatkan produksi melalui bioteknologi karena melakukan adopsi teknologi ini memang membutuhkan jangka waktu yang panjang.Peningkatan produktivitas pertanian melalui bioteknologi dapat terwujud dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang dengan memanfaatkan produk bioteknologi Secara bertahap diiringi tata kelolalahan yang baik, irigasi, pembibitan, serta kualitas pupuk di sector pertanian. Penerapan bioteknologi memiliki beberapa potensi keuntungan, misalnya, perbaikan produksi dan peningkatan pendapatan petani. Tanaman pangan lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk dikembangkan adalahtanaman sagu.Tanaman sagu (Metroxylonspp.) mengandung banyak karbohidrat, sehingga sagu telah menjadi bahan makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya dan sebagian Sulawesi.Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industry pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti kue kering, mie, biskuit, kerupuk dan beberapa jenis kue lainnya. Banyak keunggulan lainnya dari tanaman sagu, diantaranya sebagai sumber energy alternatif (bioetanol).Sagu tumbuh baik pada tanah rawa dimana tanaman penghasil karbohidrat lainnya tidak dapat tumbuh.Panen sagu tidak tergantung musim, dan panen sagu dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa melakukan penanaman ulang. Kajian Pengembangan dan Penerapan Benih Unggul (Padi dan Sagu) Hasil Rekayasa Genetik ” bertujuan untuk : 1. Melakukan kaji terap padi unggul hasil rekayasa genetik. 2. Mengetahui dampak penggunaan padi unggul hasil rekayasa genetic secara teknis, ekonomi dan sosial. 3. Mengetahui daya terima petani dan masyarakat terhadap pemanfaatan padi unggul hasil rekayasa genetik. 4. Mengetahui jenis dan karakteristik tanaman sagu unggul di Kabupaten Meranti, Provinsi Riau. Adapun output darikegiatan “Kajian Pengembangan dan Penerapan Benih Unggul (Padi dan Sagu) Hasil Rekayasa Genetik ”adalah : Terlaksananya kaji terap pengembangan padi unggul hasil rekayasa genetik. Diketahuinya dampak penggunaan padi unggul hasil rekayasa genetic secara teknis, ekonomi dan social. Diketahuinya daya terima petani dan masyarakat terhadap pemanfaatan padi unggul hasil rekayasa genetik. Diketahuinya jenis dan karakteristik tanaman sagu unggul di Kabupaten Meranti, Provinsi Riau. Sumber: hasil-hasil penelitian kelitbangan 2012.(kajian pengembangan dan penerapan benih unggul(padi dan sagu) hasil rekayasa genetic)