BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Lembar Keja Siswa (LKS)
LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa
sehingga digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah
yang dapat memaksimalkan pemahamannya sesuai dengan indikator
pencapaian dan siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri. Sejalan dengan pendapat Prastowo (2014)
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi
ajar tersebut secara mandiri. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak
yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan
petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa,
baik bersifat teoritis atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi
dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan
bahan ajar lain, Komalasari (2010) lembar kerja siswa adalah bentuk
buku latihan atau pekerjaan rumah yang berisi soal-soal sesuai dengan
materi pembelajaran, dan Trianto (2014) lembar kerja siswa adalah
panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan
atau pemecahan masalah.
Menurut Prastowo (2014) LKS harus disusun dengan fungsi yang
jelas.
Adapun
3
fungsi
LKS
antara
lain
:
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
1.
LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik
namun lebih mengaktifkan siswa.
2.
LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk
memahami materi yang diberikan.
3.
LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk
berlatih.
Prastowo (2014) mengungkapkan bahwa ada 4 poin penting tujuan
penyusunan LKS yaitu :
1.
Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinterkasi
dengan materi yang diberikan.
2.
Menyajikan tugas-tugas untuk meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan.
3.
Melatih kemandirian belajar siswa.
4.
Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta
didik.
Menurut Prastowo (2012) Jenis-jenis LKS yaitu:
1.
LKS yang penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep).
2.
LKS yang aplikatif-integratif (membantu siswa menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan).
3.
LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar).
4.
LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan).
5.
LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum).
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
LKS yang akan dikembangkan adalah LKS poin 1. LKS yang
penemuan. LKS yang penemuan yaitu LKS yang memuat apa yang
harus
dilakukan
menganalisis.
siswa,
Didalam
meliputi
LKS
melakukan,
disajikan
mengamati
langkah-langkah
dan
untuk
menemukan akan suatu konsep dan membantu siswa mangkaitkan
materi yang ada dikehidupan sehari-hari dengan konsep yang akan
dipelajari dan disajikan soal-soal latihan untuk memperdalam materi
yang telah dipelajari berupa soal cerita yang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari dan didalamnya termuat karakter peduli sosial sebagai
landasan karakter yang harus dimiliki setiap siswa guna memperbaiki
karakter yang ada pada siswa.
B. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat
membantu mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
pada kehidupan sehari-hari siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
serta penerapannya. Diperkuat oleh pendapat para ahli bahwa
pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat
mengkaitkan antara materi yang diajar dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang dipelajari
dengan penerapannya dikehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya.
(Komalasari, 2010; Rusman, 2010; Trianto, 2014).
Prinsip pendekatan kontekstual yang akan dikembangkan di dalam
LKS yaitu :
1.
Kontruktivisme (contructivism)
Kontruktivisme merupakan pengetahuan yang dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas (Adisusilo, 2014). Bahan ajar menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan
produktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang
bermakna. Melalui LKS tersebut siswa akan membangun sendiri
pengetahuannya
dengan
mengkaitkan
masalah-masalah
matematika yang diberikan dengan pengetahuan yang mereka
miliki sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penjelasan Rusman
(2010), bahwa sebuah pembelajaran akan terasa lebih bermakna
apabila berhubungan langsung atau tidak langsung dengan
pengalaman yang dimiliki siswa.
2.
Menemukan (inquiry)
Kegiatan menemukan dapat memberi penegasan bahwa
pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan lain yang
diperlukan bukan hasil dari mengingat fakta-fakta, tetapi hasil
menemukan sendiri (Trianto, 2014). Hasil belajar merupakan hasil
dari kreativitas siswa sendiri yang bertahan lebih lama dalam
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
ingatan siswa bila dibandingkan dengan sepenuhnya pemberian
dari guru (Adisusilo, 2014). Didalam LKS soal-soal atau
permasalahan yang diberikan berisi petunjuk-petunjuk pengerjaan.
Melalui kegiatan tersebut siswa mampu menemukan suatu konsep
secara mandiri. Dengan kegiatan menemukan akan tercermin
karakter positif yang dimilki siswa.
3.
Bertanya (questioning)
Bagian penting dari adanya proses bertanya yaitu menggali
informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya
(Adisusilo, 2014). Sejalan dengan pendapat Komalasari (2010)
bahwa bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran
kontekstual. Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan
hidup, akan mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih
luas dan mendalam, dan akan banyak ditemukan unsur-unsur
terkait yang sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun
siswa.
Kebiasaan bertanya akan mendorong terjadinya peningkatan
kualitas dan produktifitas dalam kegiatan belajar. LKS yang akan
dikembangkan nantinya menyajikan permasalahan atau soal-soal
yang merangsang siswa untuk banyak bertanya. Didalam LKS juga
terdapat pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa untuk
melakukan kegiatan bertanya kepada siapapun.
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
4.
Masyarakat belajar (learning community)
Menurut Rusman (2010) makna dari masyarakat belajar
adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama dan
memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.
Prinsip
yang
dikembangkan
adalah
melatih
siswa
untuk
berorganisasi dalam kelompok, menumbuhkan sikap kerjasama
dan membantu membangun pemahaman siswa. Soal-soal yang
diberikan ada
yang berupa soal
yang dikerjakan secara
berkelompok yang akan melatih siswa untuk melakukan kerjasama
atau diskusi dengan teman-temannya dan memanfaatkan sumber
belajar yang lain. Dengan adanya proses diskusi akan melatih
siswa untuk menghargai orang dan bersosialisasi.
5.
Pemodelan (modelling)
Keterampilan dan pengetahuan dalam bahan ajar hendaknya
diikuti dengan model yang dapat ditiru oleh siswa. Pembuatan
model dalam bahan ajar dapat dijadikan alternatif untuk
mengembangkan situasi belajar yang dapat memenuhi harapan
siswa secara menyeluruh. Bahan ajar harus menghilangkan
pembelajaran yang bersifat teoritis atau abstrak dan harus dapat
membantu siswa dalam memahami materi. Dari permasalahan
sehari-hari yang disajikan, siswa dituntut untuk mengubahnya
dalam bentuk matematika dan siswa dituntut untuk membuat
contoh lain yang ada pada kehidupan sehari-hari siswa yang sesuai
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
dengan
permasalahan
matematika
yang
diberikan
dengan
pengetahuan yang dimiliki siswa. Penggunaan petunjuk pengerjaan
dalam LKS mempermudah siswa mengubah permasalahan ke
dalam bentuk matematika yang berupa simbol-simbol.
Menurut Trianto (2014) pada masa sekarang guru bukan lagi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena segala kelebihan
dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan mengalami
hambatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena itu, tahap
pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan
pembelajaran
agar
siswa
bisa
memenuhi
harapan
siswa
menyeluruh dan membantu keterbatasan yang dimiliki oleh para
guru.
6.
Refleksi (reflection)
Trianto (2014) refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang
baru terjadi dan menghubungkan pengetahuan tentang apa-apa
yang sudah dilakukan di masa lalu, siswa mengedepankan apa
yang baru dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru yang
merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
Hal ini penting ditanamkan kepada siswa agar siswa dapat lebih
bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengatahuan baru.
Didalam LKS terdapat soal-soal yang menuntut siswa untuk
mengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
mengkaitakan materi yang sedang dipelajari dan siswa dituntut
untuk merangkum apa yang diperoleh dengan bahasa mereka
sendiri serta ada penekanan-penekanan pada hal-hal penting.
7.
Penilaian sebenarnya (authentic assessment)
Penilaian sebenarnya adalah proses pengumpulan data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa (Rusman,
2010). Penilaian memiliki fungsi untuk mendapatkan informasi
kualitas proses dan hasil dari proses belajar. Dengan terkumpulnya
berbagai data dan informasi yang lengkap sebagai penerapan
penilaian, maka semakin akurat pemahaman guru terhadap proses
dan hasil pengalaman setiap siswa (Komalasari, 2011). Penilaian
dalam LKS dapat berupa pemberian tugas-tugas.
C. Karakter Peduli Sosial
Karakter dapat dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masayarakat, bangsa dan negara (Samani, 2012).
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang dibuat. Sementara pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan,
perasaan, dan tindakan (Yaumi, 2014). Samani (2012) menyatakan
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh
dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya. Salah
satu karakter bangsa adalah karakter peduli sosial.
Menurut Salahudin (2013) peduli sosial adalah sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan pada oranglain dan masyarakat yang
lebih membutuhkan. Peduli sosial adalah sikap atau tindakan yang
selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kepedulian terhadap
oranglain akan menimbulkan dorongan untuk memberikan bantuan atau
pertolongan kepada orang lain (Wibowo, 2012). Semakin kita mengerti
kesusahan dan penderitaan orang lain, maka akan semakin mengerti
betapa berharganya hidup kita dan semakin besar rasa syukur kita
karena tidak merasakan penderitaan yang sama seperti oranglain derita.
Berjiwa sosial dan senang membantu merupakan sebuah ajaran
yang universal dan dianjurkan semua agama. Manusia diciptakan Allah
sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang senantiasa mengadakan
hubungan dengan sesamanya (Yaumi, 2014). Kerjasama dengan orang
lain dapat terbina dengan baik apabila masing-masing pihak memiliki
kepedulian sosial. Oleh karena itu, sikap ini sangat dianjurkan dalam
Islam.
Menurut Salahudin (2013) ada beberapa dampak positif siswa
memiliki sifat peduli sosial sebagai berikut:
a.
terwujudnya sikap hidup gotong royong
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
b.
terjalinnya hubungan batin yang akrab
c.
menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan
d.
terjadinya pemerataan kesejahteraan
e.
menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya
f.
terwujudnya persatuan dan kesatuan
g.
menciptakan kondisi masyarakat yang kuat dan harmonis
h.
menghilangkan rasa dengki dan dendem
Karakter peduli sosial yang akan dikembangkan dalam LKS
sebagai berikut:
a.
Memfasilitasi kegiatan yang bersifat sosial
b.
Melakukan aksi sosial, contohnya mengumpulkan sumbangan pada
momen tertentu sepeti gempa bumi, banjir, dan tanah longsor
c.
Berempati kepada sesama manusia, contohnya mengunjungi teman
yang sakit
d.
Membangun
kerukunan
warga
kelas,
contohnya
membuat
kelompok belajar
D. Model Pengembangan
Model pengembangan perangkat four D seperti yang disarankan
oleh Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel. Model
ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran.
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
Diagram 2.1
Model pengembangan perangkat pembelajaran Thiagarajan dan
Semmel & Semmel ( Trianto, 2014)
1.
Tahap Pendefinisian (define)
Tujuan tahap pendefinisian adalah menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi
5 langkah pokok yaitu analisis ujung depan, analisis siswa,
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
analisis konsep, analisis tugas, dan spesifikasi tujuan
pembelajaran.
a.
Analisis ujung depan
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan
dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam
pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan
bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran
fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian masalah dasar,
yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan
ajar yang dikembangkan.
b.
Analisis siswa
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik
siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat
pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang
kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan
kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu atau
sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media,
format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan
untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa antara
lain:
tingkat
kemampuan
atau
perkembangan
intelektualnya dan keterampilan-keterampilan individu
atau sosial yang sudah dimilki dan dapat dikembangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
c.
Analisis konsep
Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi
konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam
bentuk hirarki dan merinci konsep-konsep individu ke
dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis
membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan
bukan contoh untuk digambarkan dalam mengantar proses
pengembangan.
Analisis
konsep
sangat
diperlukan
guna
mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan deklaratif atau
prosedural
pada
materi
matematika
yang
akan
dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu langkah
penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam
membangun konsep atas materi-materi yang digunakan
sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar
kompetensi.
Mendukung analisis konep ini, analisis-analisis yang
perlu dilakukan adalah analisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan
jumlah dan jenis bahan ajar, analisis sumber belajar yakni
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
mengumpulkan
dan
mengidentifikasi
sumber-sumber
mana yang mendukung penyusunan bahan ajar.
d.
Analisis tugas
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh
peneliti
dan
keterampilan
menganalisisnya
tambahan
yang
kedalam
mungkin
himpunan
diperlukan.
Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang
tugas dalam materi pembelajaran.
e.
Spesifikasi tujuan pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran
berguna untuk
merangkum hasil dari analisis konsep dan tugas untuk
menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek
tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang
perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke
dalam
materi
perangkat
pembelajaran
yang
akan
digunakan oleh peneliti.
2.
Tahap Perancangan (design)
Tahap perancangan bertujaun untuk merancang perangkat
pembelajaran empat langkah yang harus dilakukan pada tahap
ini yaitu :
a.
Pemilihan media
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi
media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik
materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk menyesuaikan
dengan analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik
target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut
yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini
berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian
kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan
untuk mengoptimalkan pengunaan bahan ajar dalam
proses pengembangan bahan ajar pada pembelajaran di
kelas.
b.
Pemilihan format
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat
pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau
merancang
isi
pembelajaran,
pemilihan
strategi,
pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar.
Format yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria
menarik,
memudahkan
dan
membantu
dalam
pembelajaran.
c.
Rancangan awal
Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan
seluruh perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan
sebelum ujicoba dilaksanakan.
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
3.
Tahap pengembangan (develop)
Tujuan tahap pengembangan yaitu untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan
masukan dari para pakar. Tahap ini untuk menghasilkan
produk pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah
yakni : (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti
dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental
testing).
4.
Tahap penyebaran (desseminate)
Proses
penyebaran
pengembangan.
Tahap
merupakan
penyebaran
suatu
tahap
dilakukan
akhir
untuk
mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima
pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem.
Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja sama untuk
mengemas materi dalam bentuk yang tepat. Diseminasi bisa
dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran.
Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses
penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam
suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan
untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk
menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap
diadopsi oleh para pengguna produk.
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
E. Materi Perbandingan
Standar Kompetensi:
3.
Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier
satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar:
3.4 Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah.
Pengembangan LKS Matematika …, Juli Triharyanti, FKIP UMP, 2016
Download