Prospek Pasar Saham Setelah Pemilihan Umum Legislatif-1

advertisement
Prospek Pasar Saham Setelah Pemilihan Umum Legislatif
Hasil pemilihan umum legislatif tanggal 9 April lalu ternyata berdampak negatif terhadap pasar saham di
Indonesia seperti terlihat dari penurunan IHSG sebesar 3.2% di hari pertama dimulainya kembali perdagangan
saham setelah pemilu. Hal ini disebabkan oleh perolehan suara partai PDI-P, yang berdasarkan hasil quick count
oleh empat lembaga survei hanya mendapatkan perolehan suara sebesar 19.3% (secara rata-rata), diikuti oleh
Golkar (14.7%) dan Gerindra (11.9%). Perolehan suara PDI-P ini dibawah ekspektasi internal partai sebesar
25% walaupun partai tersebut telah mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden sebelum dimulainya masa
kampanye pemilu legislatif. Reaksi negatif pasar saham ini kemungkian disebabkan oleh beberapa faktor seperti
adanya ekspektasi berkurangnya peluang Jokowi untuk menang dalam pemilihan presiden mendatang melihat
melonjaknya kenaikan suara oleh partai Gerindra dan anggapan bahwa PDI-P harus berkoalisi untuk dapat
mencalonkan Jokowi sebagai presiden karena perolehan suara mereka yang dibawah 20%.
Kami berpendapat prospek pasar saham di Indonesia pada tahun ini masih cukup menarik walaupun adanya
kenaikan faktor ketidak pastian sehubungan dengan hasil pemilu legislatif minggu lalu. Menurut kami, peluang
Jokowi untuk menang dalam pemilu presiden mendatang masih cukup besar walaupun mungkin tidak dalam
satu putaran asalkan internal partai PDI-P kompak untuk mendukung pencalonannya. Selain itu, menurut kami
PDI-P masih berpeluang untuk dapat mengajukan Jokowi sebagai calon presiden tanpa harus berkoalisi
mengingat perolehan kursi partai tersebut di DPR masih mungkin melebihi batasan 20% mengingat perolehan
kursi DPR oleh partai partai besar dalam pemilu 2009 yang lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan suara
masing masing (lihat grafik). Walaupun demikian, kami menganggap bahwa koalisi masih tetap diperlukan
untuk menjamin kelangsungan pemerintahan yang lebih stabil. Sehubungan dengan hal ini, kecenderungan
partai partai untuk memilih partner koalisi yang mempunyai platform ideologi yang sama juga merupakan faktor
positif yang dapat mendukung kestabilan pemerintahan mendatang.
Berita berita pembentukan koalisi untuk menghadapi pemilu presiden tanggal 9 July mendatang menurut kami
masih akan mempengaruhi pergerakan pasar saham dalam jangka pendek. Walaupun demikian, kami masih
mempertahankan target IHSG di 5,300 untuk tahun 2014 yang didasarkan oleh asumsi neraca transaksi berjalan
dan tingkat inflasi di Indonesia yang membaik, tingkat suku bunga yang stabil, meningkatnya pertumbuhan laba
bersih korporasi dalam dua tahun mendatang (dibandingkan perlambatan pada tahun lalu) dan walaupun adanya
kemungkian berkurangnya faktor euforia pasar saham terhadap hasil pemilu presiden di bulan July mendatang.
Quick Count Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 (%)
28
Pemilu 2009 (%)
Kursi DPR 2009-2014 (%)
Fig. 2:
Pemilu 2014 (%)
24
20
16
19.3
14.7
11.9
12
8
9.7
9.1
7.5
6.9
6.7
6.6
5.2
4
Source: Kontan berdasarkan survei: Kompas, CSIS-Cyrus, LSI, Saiful Mujani
Source: CEIC
Download