AKTIFITAS ANTIBAKTERI OBAT KUMUR KATEKIN TEH

advertisement
AKTIFITAS ANTIBAKTERI OBAT KUMUR KATEKIN TEH HIJAUTERHADAP
BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANSDANLACTOBACILLUS ACIDOPHILUS
Fajriani ,1 Sartini 2,Adam Malik1
1
Ilmu Kedokteran Gigi Anak
Makassar Indonesia
2
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar Indonesia
ABSTRAK
Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri kariogenik yaitu bakteri
yang dapat menjadi penyebab karies gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
aktivitas antibakteri produk obat kumur katekin teh hijaui terhadap S.mutans dan L.acidophilus.
Salah satu produk teh hijau dari Indonesia digunakan sebagai sampel dan diekstraksi dengan
metode maserasi menggunakan 70% dan 90% etanol, aktifitas antibakteri sediaan produk obat
kumur diuji dengan metode difusi agar menggunakan Muller Hinton Agar untuk S.mutans dan
Mann ROGOSA Sharpe Agar untuk L.acidophilus. Hasilnya menunjukkan bahwa 90% ekstrak
etanol teh hijau memiliki jumlah pholyphenol dan aktivitas antibakteri yang lebih baik dari 70%
ekstrak etanol. konten obat kumur 5% ekstrak teh hijau memiliki aktivitas antibakteri terhadap
S.mutans lebih dari L.acidophilus.
Kata kunci: obat kumur, katekin teh hijau, Streptococus mutans dan Lactobascilus
Acidopilus
ABSTRACT
Streptococcus mutans and Lactobacillus acidophilus is cariogenic bacteria are bacteria that
can cause dental caries. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of
tea catechins mouthwash products hijaui against S. mutans and L.acidophilus. One of the
products of Indonesian green tea is used as a sample and extracted by maceration method using
70% and 90% ethanol, antibacterial activity preparations mouthwash product was tested by agar
diffusion method using Muller Hinton Agar for S. mutans and Mann ROGOSA Sharpe order to
L. acidophilus. The results showed that 90% ethanol extract of green tea has a number
pholyphenol and the antibacterial activity is better than 70% ethanol extract. content mouthwash
5% green tea extracts have antibacterial activity against S. mutans over L.acidophilus.
Keywords: mouthwash, green tea catechins, streptococcus mutans and Lactobascilus
Acidopilus
PENDAHULUAN
Penyakit karies gigi pada anak merupakan penyakit infeksi yang banyak diderita terutama di negara
berkembang termasuk Indonesia, bakteri penyebab penyakit ini dalam rongga mulut di sebut sebagai
bakteri kariogenik yaitu bakteri Streptococcus mutans dan bakteri Lactobascilus acidophilus . Prevalensi
karies gigi pada anak masih cukup tinggi, olehnya masih merupakan masalah dalam bidang kedokteran
gigi anak
.Data yang diperoleh dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004,
menggambarkan tingkat karies di Indonesia adalah 90.05% dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2007
survei oleh Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut pada
murid sekolah dasar mencapai 72,1% . 1,2,3,4
Penelitian kami sebelumnya tahun 2015 terhadap pasta gigi katekin teh hijau membuktikan bahwa
pasta gigi katekin teh hijau dapat menghambat aktifitas bakteri streptococus mutans dan laktobascilus
acidopilus, juga penelitian kami dapat membuktikan ada hubungan yang erat antara jumlah koloni bakteri
Streptococcus mutans dan lactobascillus acidophilus pada saliva dengani karies gigi. Anak-anak dengan
tingkat karies tinggi juga mengalami peningkatan jumlah koloni Streptococcus mutanst , mikroba patogen
penyebab karies yang banyak ditemukan dalam biofilm kariogenik atau plak adalah Streptococcus
mutans..1
,5,6,7
Penelitian yang dilakukan telah ditemukan tanaman herbal yang memiliki potensi besar sebagai obat
pencegah penyakit gigi dan mulut, yaitu teh hijau. Teh hijau dapat digunakan sebagai obat kumur untuk
menghambat pembentukan plak serta mencegah karies gigi, penyakit periodontal, halitosis dan kanker
mulut. Selain itu, teh hijau juga dapat mencegah penyakit kardiovaskular, stroke, obesitas dan kanker.6,7.8
Komponen bioaktif dari teh hijau mampu mempengaruhi proses terjadinya karies gigi dengan
menghambat proliferasi, produksi asam, metabolisme, dan aktivitas enzim glukosiltransferase (GTF) dari
Streptococcus mutans dan plak. Penelitian Signoretto yang dikutip oleh Tehrani menunjukkan bahwa
konsumsi teh hijau dapat menghambat deposisi plak dan mengurangi tingkat koloni Streptococcus mutans
dan Lactobacillus pada plak dan saliva. Menurut Cao Jin yang dikutip oleh Wijaya, katekin dengan
konsentrasi 0,125%-1% menunjukkan penurunan jumlah bakteri, pembentukan plak dan jumlah total
protein bakteri dan extracellular glucan.9,10
Penelitian ini bertujuan untuk membuat prodak obat kumur katekin teh hijau yang lebih
efektif digunakan langsung pada masyarakat.
BAHAN DAN METODE
Pembuatan obat kumur katekin teh hijau menggunakan teh hijau merk kepala janggot yang
umum di konsumsi di Indonesia dan di beli di toko lokal kota Makassar.
Ekstrak teh hijau
Proses ekstraksi dilakukan dengan perendaman menggunakan etanol 70%
dan 90 %.
(perbandingan 1 : 5) selama 2-3 hari pada suhu ruangan . Maserat diperoleh dengan menyaring
simplisia untuk diperoleh ekstrak cair menggunakan kertas saring, kemudian dikeringkan pada
suhu ruangan sampai diperoleh ekstrak kental/kering.
Penentuan Kadar Hambat Minimal Ekstrak Teh Hijau
Menggunakan metode dilusi cair. Ektrak teh hijau dibuat konsentrasi 0,125 %; 0,25 %; 0,5 ; 1
% dalam 10 mL media Nutrien Broth. Kemudian diinokulasi dengan masing-masing 10 mL
bakteri uji S.mutans dan L.acidophillus. diinkubasi selama 24 jam, kemudian diamati ada
tidaknya pertumbuhan bakteri.
Uji daya hambat dengan metode difusi bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak teh hijau
yang optimal menghambat bakteri uji yaitu cara kerja dilakukan dengan masing-masing ekstrak
teh hijau dibuat konsentrasi 1, 3, 5, dan 7 %, kemudian dipipet 10 L dan ditempatkan
dipermukaan media agar steril yang telah diinokulasi dengan bakteri uji 10 L (Muller Hinton
Agar untuk S.thermophillus
dan
MRS broth untuk media L.acidophillus ), selanjutnya
diinkubasi selama 24 jam.
Pembuatan obat kumur katekin teh hijau
Disiapkan alat dan bahan, dipanaskan aquades secukupnya kemudian dilarutkan metil paraben
siklamat dan menthol sampai diperoleh larutan yang jernih dan homogen. Dimasukkan sorbitol
dan gliserin kemudian dihomogenkan lalu ditambahkan natrium metabisulfit yang telah
dilarutkan dalam air, dihomogenkan kemudian tambahkan ekstrak yang telah dilarutkan dengan
alkohol lalu ditambahkan natrium lauril sulfat dan peppermint oil, disaring dan dimasukkan ke
dalam wadah.
Uji daya hambat obat kumur katekin teh hijau
Ujidaya hambat dilakukan dengan metode difusi menggunakan well (sumuran) sebagai reservoar
sampel uji . Dimulai dengan pasta gigi diencerkan 1:1 dengan air suling steril, sebanyak 100 ul
sampel dimasukkan ke dalam media MHA steril yang telah diinokulasi dengan bakteri uji
(S.mutans & L.acidophilus )10 ul. Kemudian inkubasi dilakukan selama 24 jam suhu 37 0C.12
HASIL
Teh hijau merk kepala janggot setelah di ekstraksi diperoleh ekstrak kering berbentuk serbuk
halus 178 g. Rendamen yg diperoleh : 178 g/ 2200 g x 100 % = 8,1 %.
Tabel 1.Pertumbuhan bakteri uji setelah inkubasi 24 jam
Bakteri uji
Konsentrasi Sampel Uji (%)
2
1
0,5
0,25
0,125
Streptococcus mutans
-
-
-
+
+
Lactobacillus
acidophilus
-
-
-
+
+
Keterangan: replikasi dua kali ,tanda ( - ) = tidak ada pertumbuhan bakteri
tanda (+) = ada pertumbuhan bakteri
Diperoleh hasil terlihat pada tabel 1, nilai konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak teh hijau
pada bakteri streptococcus mutans 0,5 % dan KHM ekstrak teh hijau untuk bakteri lactobacillus
acidophilus juga sama yaitu 0.5%.
Tabel 2. Hasil uji aktifitas bakteri terhadap obat kumur katekin teh hijau
Bakteri uji
Obat kumur ekstrak teh
Obat kumur Herbal "L"
hijau
S.mutans
Rata-rata
L.acidophillus
Rerata
17,06
15,57
16,73
16,45
13,55
14,65
14,11
14,11
14,59
14,14
13,43
13,92
-
Hasil rata-rata diameter hambatan obat kumur katekin teh hijau nampak pada tabel 2, terhadap
bakteri Streptoccocus mutans 16.45 mm dan hasil rata-rata diameter hambatan pasta gigi katekin
teh hijau terhadap bakteri Lactobaccilus accidophilus 14,11 mm.
DISKUSI
Uji konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak katekin teh hijau didapatkan hasil yang
sama pada bakteri Streptococcus mutans dan bakteri Lactobaccillus acidophilus. Namun setelah
berbentuk obat kumur terlihat perbedaan terhadap hambatan kedua bakteri tersebut, walaupun
perbedaan ini tidak signifikan, yaitu pada Streptoccocus mutans rerata diameter hambatannya
sebesar 16,45 mm dan Lactobaccilus achidophilus rerata diameter hambatannya sebesar 14,11
mm, perbedaan diameternya sebesar 2.34 mm. Bagaimanapun hasil ini memperlihatkan bahwa
rerata diameter hambatan obat kumur katekin teh hijau
pada bakteri Lactobaccilus
achidophiluslebih tinggi dibandingkan dengan bakteri Streptococcus mutans. Pernyataan ini
dapat dipertanggung jawabkan sebab kandungan flafonoid 77% dan fenoliknya 41% dengan
perlakuan yang sama pada masing-masing bakteri. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Arifa Tahir dan Rabia Moeen, Environmental Science department, Lahore College for
Women University Lahore, Pakistan 2011. Menyatakan semakin besar konsentrasi ekstrak teh
hijau maka semakin tinggi diameter hambatannya terhadap bakteri Streptoccocus mutans dan
Lactobaccilus achidophilus.13.14
Obat kumur katekin teh hijau terbukti sangat efektif untuk menghambat aktifitas bakteri
kariogenik yaitu Streptoccocus mutans ( 16,45 mm) dan Lactobaccilus achidophilus (14,11 mm)
.Produk alami telah digunakan selama ribuan tahun sebagai obat rakyat untuk beberapa tujuan.
Karena sebagian besar penyakit oral disebabkan oleh infeksi bakteri dan telah dilaporkan bahwa
tanaman obat sangat efektif sebagai antibakteri yang cukup besar terhadap berbagai
mikroorganisme termasuk bakteri penyebab gigi karies (Anna et al., 2000). Karies gigi
merupakan salah satu penyakit yang
umumnya diderita manusia, telah terbukti bahwa
komponen bioaktif teh hijau mampu mempengaruhi proses pembentukan karies pada beberapa
tahapan yang berbeda: yaitu dapat menghambat proliferasi agen streptokokus, mengganggu
proses adhesi pada enamel gigi atau bertindak sebagai inhibitor dari glucosyl transferase dan
amilase (Peter et al., 2005).5.7.9
SIMPULAN
Obat kumur katekin teh hijau telah berhasil dibuat dan terbukti efektif menghambat aktifitas
bakteri Streptococcus mutans dan bakteri Lactobaccilus acidophilus. Daya hambat obat kumur
katekin teh hijau lebih tinggi pada aktifitas bakteri Streptococcus mutans.
dibandingkan pada bakteri Lactobaccilus acidophilus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art & science of operative dentistry
4th ed. Copenhagen: Mosby Company; 2002, p.65.
2. Tedjosasongko U, Pradopo S, Nuraini P. Perubahan oral flora dan sensitifitas karies gigi
anak setelah pengulasan fluoride secara topikal. J. Penelit. Med. Eksakta. 2008; 7(1): 9.
3. Darwita RR, Novrinda H, Budiharto, Pratiwi PD, Amalia R, Asri SR. Efektivitas
Program Sikat Gigi Bersama terhadap Risiko Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar.
Journal Indonesian Medical Association. 2011; 61(5): 204-9.
4. Neeraja R, Anantharaj A, Praveen P, Karthik V, Vinitha M. The effect of povidoneiodine and chlorhexidine mouth rinses on plaque Streptococcus mutans in 6-12 year-old
school children. J Indian Soc Period Pedod Prevent Dent. 2008: 14-8.
5. Kocak MM, Ozcan S, Kocak S, Topuz O, Erten H. Comparison of the efficacy of three
different mouthrinse solutions in decreasing the level of Streptococcus mutans in saliva.
Eur J Dent. 2009; 3: 57-61.
6. Gupta N, Bhat M. Comparative evaluation of 0.2 percent chlorhexidine and magnetized
water as a mouth rinse on Streptococcus mutans in children. International Journal of
Clinical Pediatric Dentistry. 2011; 4(3): 190-4.
7. Tehrani MH, Asghari G, Hajiahmadi M. Comparing Streptococcus mutans and
Lactobacillus colony count changes following green tea mouth rinse or sodium fluoride
mouth rinse use in children. Dental Research Journal. 2011; 8(5): 58-63.
8. Arab A, Maroofian A, Golestani S, Shafaee H, Sohrabi K, Forouzanfar A. Review of the
therapeutic effects of Camellia sinensis (green tea) on oral and periodontal health.
Journal of Medicinal Plants Research. 2011; 5(23): 5464-69.
9. Cabrera C, Artacho R, Gimenez R. Beneficial effects of green tea. J Am Coll Nutr. 2006;
25(2): 79-99
10. Hilda Butler.. Poucher's Perfumes, cosmetic and soap. Kluwer Academic Publisher,
London , 2011; 223-246
11. Tahir A dan Moein R , Comparison of antibacterial activity of water andethanol extracts
of Camellia sinensis (L.) Kuntze against dental caries and detection of antibacterial
.Journal of Medicinal Plants Research Vol. 5(18), 2011. 4504-4510.
12. Nagappan N, John J. Antimicrobial efficacy of herbal and chlorhexidine mouth rinse.
Journal of Dental and Medical Sciences. 2012; 2(4): 5-10.
13. Jigisha A, Nishant R, Navin K, Pankaj G. Green Tea: A magical herb with miraculous
outcomes. International Research Journal of Pharmacy. 2012; 3(5): 139-148.
14. Mahmood T, Akhtar N, Khan BA. The morphology, characteristics, and medicinal
properties of Camellia sinensis’ tea. Journal of Medicinal Plants Research. 2010; 4(19):
2029.
------------------------------------------------------------------------------------
Download