BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Jepang adalah negara yang terdiri dari berbagai macam agama. Di antaranya adalah Shinto, Budha, dan Kristen. Agama Shinto adalah yang tertua dan dapat dianggap sebagai agama asli orang Jepang. Shinto berasal dari kanji shin yang berarti Tuhan dan to yang berarti jalan yang secara harfiah berarti jalan Tuhan. Shinto juga mengandung arti pemikiran mengenai hubungan alam dan pemujaan kepada yang disembah, segala sesuatu yang ada di bumi dikendalikan oleh Tuhan yang menguasai seluruh alam. Shinto adalah suatu kepercayaan di Jepang. Tidak diketahui secara pasti siapa penemu Shinto dan tidak ada berhala yang secara pasti harus disembah. Kepercayaan Shinto berupa pemujaan terhadap leluhur / alam. Tuhan yang dipuja dalam kepercayaan Shinto disebut Kami atau dewa. Menurut kepercayaan mereka, dewa bisa ditemukan dimana saja, seperti dipohon yang tua, air terjun dan lain sebagainya. Bentuk dewa dalam kepercayaan Shinto juga beragam, ada kala berwujud tokoh leluhur dari salah satu kelompok kerabat di desa, dapat pula berbentuk dewa rase, yang diidentifikasikan dengan dewa yang melindungi daerah persawahan di Jepang. Namun, apapun wujudnya, dewa berfungsi untuk melindungi desa dan anggota masyarakat di desa tersebut. Dewa juga melindungi daerah pertanian, menjaga kesehatan dan keberuntungan masyarakat setempat. Sejak zaman dahulu kala, orang Jepang telah menemukan hal yang bersifat suci dan adanya kekuatan spiritual yang berpusat dari berbagai aspek yang berasal dari alam. Orang Jepang menyembah aspek tersebut sebagai Kami (dewa). Hal ini dipercaya sebagai awal mula lahirnya kepercayaan Shinto di Jepang. Sedangkan matsuri adalah upacara suci utama yang merupakan salah satu bentuk penegasan atau praktek dari kepercayaan Shinto yang dihubungkan dengan pengembangan bahan pangan (padi) dan juga untuk mendatangkan kesejahteraan spiritual bagi masyarakat lokal. Jepang adalah sebuah negara maju yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional nenek moyang mereka, salah satunya yang terkenal adalah matsuri. Matsuri pada dasarnya merupakan festival dari Jepang yang berasal dari kepercayaan Shinto, yang berlangsung setiap tahun pada tanggal yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, matsuri berhubungan dengan unsur-unsur upacara atau perayaan suatu ritual keagamaan. Pada saat matsuri berlangsung merupakan saat terbaik bagi masyarakat Jepang untuk melayani dewa. Perayaan matsuri berhubungan dengan kepercayaan Shinto, karena puncak Shinto terjadi pada saat matsuri berlangsung. Contohnya upacara penyucian yang berhubungan dengan penanaman padi dan kesejahteraan penduduk setempat. Di Jepang terdapat beberapa tipe matsuri; misalnya matsuri untuk memohon kepada para dewa (seperti memohon keberhasilan panen). Tipe lainnya yaitu matsuri untuk mengucapkan terima kasih kepada para dewa, dan tipe lain lagi untuk mengusir penyakit menular dan bencana-bencana alam. Festival atau matsuri diambil dari ritus-ritus Shinto kuno yang bertujuan mendamaikan hati para dewa dan roh-roh orang mati dan menjamin kesuburan pertanian mereka. Matsuri adalah suatu perbuatan simbolik, dimana pesertanya memasuki komunikasi aktif dengan para dewa (kami) dan juga komunikasi diantara para peserta matsuri. Bentuk dari perbuatan simbolik penganutnya memasuki komunikasi aktif dengan kami adalah pada saat Obi iwai, Oshichiya dan Hatsumiyamairi dilaksanakan, para orang tua berdoa memohon kepada Kami agar anaknya diberi kesehatan, kesuksesan, kebahagiaan dan memohon perlindungan dalam hidup mereka. Sedangkan pada saat merayakannya berkumpul bersama keluarga dan teman-teman mereka sambil memakan hidangan yang telah disediakan, seperti Sake dan mochi. Hal ini merupakan bentuk komunikasi diantara para peserta matsuri. 4.2 Saran Setiap negara memiliki ciri khasnya masing-masing, seperti budaya, bahasa, dll. Setiap budaya dan bahasa dalam suatu negara tidak terbentuk dengan sendirinya. Akan tetapi melalui sebuah proses pembelajaran dan pengembangan yang panjang yang kemudian berkembang dan menyebar ke komunitas lain dengan sendirinya sampai kepada generasi yang selanjutnya. Oleh karena itu setiap budaya dan bahasa pada suatu negara haruslah kita hargai dan hormati sebagai salah satu kekayaan milik bangsa. Kebudayaan merupakan salah satu harta berharga yang tak ternilai yang merupakan peninggalan dari nenek moyang. Oleh karena itu kita harus memandang serta menghargai suatu budaya bangsa lain sebagaimana kita menghargai budaya kita sendiri. Jepang adalah salah satu negara maju yang masih mempertahankan kebudayaannya, salah satu kebudayaan tersebut adalah matsuri. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang upacara Obi iwai, Oshichiya dan Hatsumiyamairi dari sekian banyak matsuri yang ada di Jepang. Setelah membaca skripsi ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengerti tentang apa itu upacara Obi iwai, Oshichiya dan Hatsumiyamiri yang merupakan bagian dari upacara kelahiran bayi di Jepang. Penulis juga berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca khususnya adik-adik jurusan sastra Jepang untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi mengenai matsuri yang ada di Jepang.