abstraksi - Jurnal UNIKA Soegijapranata

advertisement
1
ANALISIS DINAMIKA KEPRIBADIAN GAY
MENGGUNAKAN TEKNIK WARTEGG
Njoo Steffen Yoseph Pascario Dan Christine Wibhowo
Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika kepribadian gay
dengan hasil teknik Wartegg. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah
skema kepribadian imajinasi kombinasi, skor-skor tertentu pada interpretasi
gambar, ego rendah, intrapersonal rendah, motivasi rendah, dan
interpersonal rendah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode pengumpulan data utama tes proyeksi (teknik Wartegg)
serta metode pendukung wawancara dan observasi. Sampel diambil
menggunakan purposive sampling sebanyak tiga orang gay yang masih
berusia antara 19-22 tahun dan domisili di Semarang. Metode keabsahan
data menggunakan triangulasi metode dan pemeriksaan sejawat melalui
diskusi. Analisis data menggunakan metode perbandingan tetap.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa dinamika
kepribadian gay yaitu pada skema kepribadian intelektual praktis dan
aktivitas kontrol, kemampuan intrapersonal dan interpersonal rendah,
kecemasan yang mendalam dan bergerak. Temuan lain yang diperoleh dari
penelitian ini adalah bahwa gay memiliki hubungan yang jauh dengan ayah
dan kakak, serta menikmati waktu-waktu sendiri.
Kata kunci: dinamika kepribadian, gay
positif gay murni, sembilannya
LATAR BELAKANG
Keberadaan gay dan lesbian
bervariasi
antara heteroseksual
seringkali tidak mudah ditemukan
murni hingga biseksual (Ocean,
dalam
tetapi
2012). Menurut laporan Kinsey
sebenarnya mereka ini sangat
Reports menyatakan setidaknya
banyak. Sebuah penelitian oleh
37 persen pria dari keseluruhan
seksolog
menyatakan
pria mempunyai pengalaman seks
bahwa satu dari 10 pria dunia
bersama pria lain, empat persen di
masyarakat,
Kinsey
2
antaranya
adalah
eksklusif
homoseksual (Nash, 2008).
Apabila
sosial
mengamati
seperti
gay menjadi terganggu karena
media
Facebook
dan
Twitter, juga akan ditemukan
bahwa
banyak
sekali
perkembangan dewasa awal para
akun
mereka tidak dapat menjalankan
hidup berkeluarga dengan baik.
Fase dewasa awal menekan
secara
internal
dan
tekanan
menekan
secara
Indonesia yang memasang foto
masyarakat
dan profil menunjukkan bahwa
eksternal tetapi jumlah gay makin
mereka gay. Para gay dengan
meningkat.
berani menyebarkan link gambar
disampaikan oleh para ahli dan
maupun video berbau gay kepada
Badan
siapa saja yang membuka akun
memperhitungkan jumlah lelaki
tersebut.
dewasa,
Akun-akun
tersebut
Perhitungan
PBB
jumlah
yang
dengan
lelaki
yang
mayoritas adalah orang muda (±
berhubungan
18 tahun - ± 25 tahun), dalam
lelaki (LSL) di Indonesia pada
psikologi dikenal dalam fase awal
tahun 2011 lebih dari tiga juta
dewasa awal yang bukan dalam
orang, padahal pada tahun 2009
fase remaja akhir.
angkanya hanya sekitar 800 ribu
Menurut Stolte (2004, h. 140),
salah satu tugas dewasa awal
adalah
menjadi
orangtua
mengembangkan
menjadi
orangtua
dan
ketrampilan
bersama
seksual
dengan
(Candra, 2011).
Adanya fakta-fakta mengenai
meningkatnya jumlah gay dalam
masyarakat
membuat
mempertanyakan
peneliti
kepribadian
pasangan dari persalinan hingga
mereka yang merupakan bagian
mendidik
terdalam
anak.
Tugas
dari
diri
seseorang.
3
Williams (2005, h. 250) dan
gambar.
Ashton (2013, h. 248) menyatakan
dengan Hia (2010) disampaikan
bahwa
seksual
oleh Baldwin dan Lannes (1972,
kemungkinan
h. 7-9) bahwa teknik Wartegg
orientasi
(homoseksual)
memiliki
hubungan
dengan
kepribadiannya.
Dinamika
dalam
serupa
sangat tepat untuk menganalisis
homoseksual karena stimulusnya
kepribadian
gay
dapat mengungkap maskulinitas
ini
akan
dan femininitas seseorang atau
menggunakan
teknik
penelitian
dianalisis
Pernyataan
disebut
juga
dengan
MF
Wartegg dan teknik ini merupakan
(masculinity-femininity,
bentuk pemeriksaan kepribadian
female) dan berhubungan dengan
yang praktis, sederhana, dan tidak
identifikasi seks, peran seks, dan
mengancam bagi subyek selain itu
preferensi seks.
hasilnya
dapat
mengungkap
Berdasarkan pencarian jurnal,
banyak aspek (Wibhowo, 2011, h.
skripsi,
maupun
4)
sederhana
di
sehingga
juga
sangat
menguntungkan bagi peneliti.
Menurut Hia (2010) seorang
male-
peneliti
penelitian
media
belum
internet,
menemukan
satupun
yang
gay akan muncul kecenderungan
antara
gay
efiminasi
(kecenderungan
Wartegg.
Penelitian
feminin), kecenderungan tersebut
Wartegg
pun
sangat jelas terlihat menggunakan
bahkan dapat dikatakan tidak ada.
teknik Wartegg dalam respon
subyek
baik
dalam
keurutan
gambar maupun isi (content) dari
menggabungkan
dengan
sangat
teknik
mengenai
minim,
Penelitian yang sudah pernah
ada seperti yang diteliti oleh
Herek
(2002)
mengenai
4
kesenjangan
gender
gay
oleh
pandangan masyarakat dan Azali
teknik Wartegg membuat peneliti
yakin untuk menelitinya.
(2012) mengenai tempat ngèbèr
gay
di
Surabaya,
keduanya
KERANGKA PIKIR
merupakan contoh penelitian yang
melihat
secara
eksternal
dan
teknis.
Bailey dkk (1997, h. 970-971)
menemukan sebuah fakta seorang
gay
Penelitian lain oleh Herek dkk
memiliki
kecenderungan
melihat orang lain –terutama yang
(2010) mengenai penilaian diri
akan
gay dilihat dari segi demografis,
berdasarkan apa yang dipercayai
psikologis, dan sosial. Penelitian
dan
oleh Bailey dkk (1997) sedikit
mereka mengamati berdasarkan
menyentuh kepribadian (trait) gay
realita yang mereka lihat dan
kemudian
rasakan.
dikaitkan
dengan
preferensi gay pada pasangan.
dijadikan
dilihatnya,
pasangan–
dalam
artian
Menurut Semiun (2006, h. 46)
Kedua penelitian tersebut juga
seorang gay kurang
menggunakan metode kuantitatif,
struktur nilai dasar atau kode
ada kesesuaian dengan penelitian
moral yang dipakai sebagai dasar
sebelumnya,
motivasi untuk berubah, selain itu
dan
studi
yang
memiliki
beragam sehingga hasilnya kaya,
mereka
tapi kekurangannya adalah subyek
struktur kepribadian atau watak
semua
yang memungkinkan dan kurang
berasal
dari
Amerika
tidak
mengembangkan
sehingga juga sulit generalisasi
responsif.
sampai ke Indonesia. Minimnya
mengartikan bahwa seorang gay
penelitian kepribadian gay dan
belum tentu memiliki motivasi
Pendapat
Semiun
5
yang baik, selain itu tidak sensitif
intensitas aktivitas relatif tinggi
dan tidak responsif terhadap diri
dan banyak. Penelitian-penelitian
dan orang lain.
Herek menjelaskan bahwa para
Kreativitas
yang
dimiliki
gay menyadari diri mereka sendiri
seorang gay tidak berbeda secara
secara penuh, penyesuaian diri
signifikan
dengan
yang
seseorang
yang
kreativitas
baik
pada
komunitas,
heteroseksual
percaya diri yang baik bahkan
(Noor dkk, 2013, h. 35). Temuan
cuek, sosialisasi dan aktivitas
Noor
yang
dkk
(2013)
tersebut
tinggi,
sangat
kurang
mendukung temuan Bailey dkk
religius, serta menganut politik
(1997) karena pemikiran realistis
liberal.
merupakan arti dari imajinasi
kombinasi dalam teknik Wartegg,
sedangkan
kreativitas
masuk
dalam imajinasi kreatif.
Mengenai
kelompok,
Metode
penelitian
yang
digunakan peneliti adalah metode
identifikasi
gay
METODE PENELITIAN
relatif
penelitian
kualitatif.
mengambil
subyek
Peneliti
penelitian
mempengaruhi dan dipengaruhi
dengan cara purposive sampling,
komunitasnya
juga
yaitu cara mengambil subjek yang
mencerminkan penyesuaian diri
sesuai dengan tujuan tertentu.
yang positif (Herek, 2010, h. 185-
Peneliti menggunakan metode tes
188).
proyektif teknik Wartegg sebagai
Penelitian
yang
berhubungan
dengan aktivitas dan aktivitas
metode
komunitas, Herek (2010, h. 191)
dengan wawancara dan observasi.
menemukan bahwa gay memiliki
utama
dan
diperkuat
6
dengan pemikiran teguh, kaku,
PEMBAHASAN
Subyek
penelitian
ini
kolot (Wibhowo, 2011, h. 17).
Penelitian Herek (2010, h.
merupakan subyek dengan tipe
gay
yang
berbeda-beda.
190-193)
mengenai
pandangan
Berdasarkan Coleman dkk (dalam
religi dan politik gay meneguhkan
Supratiknya, 1995, h. 94-95), FS
penemuan mengenai intelektual
merupakan
dengan
tipe
gay
tersembunyi
dan
ditemukan,
gay
homoseksual
karena
berdasarkan
gay
yang
cenderung
biseksual. WA merupakan gay
mencari sesuatu yang riil, praktis,
dengan
homoseksual
dan tidak berbelit-belit. Serupa
tersembunyi. ME merupakan gay
dengan temuan penelitian ini dan
dengan tipe homoseksual mapan
penelitian Herek (2010), Bailey
tetapi tidak secara penuh.
dkk (1997, h. 969) menemukan
tipe
ketiga
bahwa gay menyukai pasangan
subyek pada intelektual praktis
yang kelihatan maskulin sehingga
berarti memiliki cara berpikir
orientasi pada fakta.
Skema
kepribadian
yang sistematis, dan orientasinya
Ketiga subyek memiliki skor
pada fakta (Wibhowo, 2011, h.
yang tinggi dalam utility yang
17). Skema kepribadian aktivitas
berarti penyesuaian diri yang baik
ketiga
subyek
aktivitas
dan terdapat duplikasi dan repetisi
kontrol
berarti
dalam
yang berarti kurang kreativitas.
pada
mantap
pengambilan
keputusan,
Hal
tersebut
sesuai
dengan
konsentrasi yang baik, tetapi jika
pendapat Herek (2010, h. 185-
berlebihan
188) tentang gay pada komunitas
akan
kompulsif,
perseverasif, atau lebih dikenal
7
dan temuan Noor dkk (2013, h.
kecemasan
35) tentang kreativitas gay.
dikendalikan bahkan mendalam.
Berdasarkan
Bailey
dkk
yang
sulit
Gay sudah merasa nyaman dalam
(1997, h. 960) dan Murray (2000,
keadaannya
dan
h. 213) gay pada dasarnya dibagi
sekarang
sehingga
tidak
dua
mempunyai
keinginan
untuk
tipe
utama
yaitu
yang
komunitasnya
mengarah pada maskulin dan
mengenal dirinya sendiri dan tidak
feminin.
juga memperluas relasi dengan
FS
lebih
nampak
maskulin, WA nampak maskulin
orang
tetapi
masyarakat
kadang
muncul
sisi
lain.
Penolakan
juga
dari
menyebabkan
femininnya, ME lebih feminin.
para gay lebih nyaman lagi berada
Ketiga subyek pada
dalam komunitasnya dan menjadi
memiliki
sisi
feminin
dasarnya
karena
mengunci
diri.
Tekanan
dari
gambar yang dibuat ketiga subyek
lingkungan tersebut juga menjadi
dilihat sekilas belum tentu tahu
salah satu kecemasan gay karena
yang menggambar adalah laki-
eksistensi mereka tidak diakui
laki.
bahkan diberi label negatif.
Gambar
yang
dibuat
dominan feminin bahkan stimulus
Menurut Buck (dalam King
feminin juga direspon dengan
dan Smith, 2004, h. 989), selama
gambar feminin dan digambar
dua
dengan halus.
menemukan
Hasil SDR tunggal ketiga
subyek
kelemahan
sama-sama
dalam
dekade
penelitiannya
bahwa
dukungan
sosial, konsistensi personal, dan
memiliki
kemampuan interpersonal seperti
kemampuan
sebuah coping style bagi para gay
intrapersonal, interpersonal, dan
untuk
memberikan
efek
8
perlindungan bagi mereka. Hal
diharapkan
tersebut menjadi pemikiran ideal
kecemasan mendalam.
lalu
menyebabkan
para gay yang memang tidak
Ketiga subyek memiliki kasus
relevan (King dan Smith, 2004, h.
yang sama yaitu tidak memiliki
989).
kedekatan dengan ayah, relatif
Kecemasan yang muncul pada
berjarak, dan tentu peran ayah
para gay terutama bersumber dari
berarti sangat lemah bahkan tidak
keluarga. Penelitian King dan
ada.
Smith (2004, h. 968) menegaskan
(1995, h. 96) tentang besar di
bahwa setiap manusia mengalami
tengah keluarga dengan peran
dilema terpusat yang berasal dari
ayah yang lemah bahkan tidak ada
ambiguitas
sedangkan
identitas
seseorang
Pernyataan
Supratiknya
ibu
dominan,
yaitu menempatkan diri sendiri
pernyataan Santrock (2003, h.
dengan nilai-nilai yang dimiliki
407) tentang peran ayah yang
dari orangtua, bernegosiasi untuk
tidak
jalan
homoseksualitas
hidup
dalam
kerangka
kuat
menyebabkan
laki-laki,
dan
keluarga, komunitas, masyarakat,
pernyataan Rashid dkk (2006, h.
dan
setempat.
79) tentang kehidupan tanpa ayah
Pengembangan identitas tersebut
atau ibu tunggal menjadi faktor
mengalami
jelas seseorang menjadi gay.
budaya
kesulitan
karena
individu harus berinteraksi untuk
mencapai
sulit
keseimbangan
karena
harus
Kelemahan
ini
yang
adalah kurang adanya obyektivitas
memilih
penelitian karena subyek sudah
menjadi diri sendiri atau yang
peneliti
sebenar-benarnya
walaupun
atau
penelitian
yang
kenal
lama
sudah
sehingga
diminimalisir
9
tetapi
tetap
kemungkinan
tidak
muncul
subyektivitas.
terutama
menutup
adanya
Obyektivitas
pada
wawancara,
KESIMPULAN DAN SARAN
Karakteristik-karakteristik
kepribadian
gay
yaitu
skema
kepribadian intelektual praktis dan
observasi, interpretasi, analisis,
aktivitas
dan
menyesuaikan aspek-aspek dalam
pembahasan
peneliti
mengenai kepribadian subyek.
kontrol,
sulit
diri, sensitif dan kurang peka
Kelemahan penelitian lainnya
disertai keinginan mengendalikan
yaitu mengacu pendapat Semiun
atau malah mengasingkan diri,
(2006, h. 46) mengenai gay yang
kemampuan intrapersonal yang
kurang responsif bila diartikan
kurang sehat dan cenderung kaku,
sebagai kurang sensitif ternyata
memiliki
berbeda dengan hasil penelitian.
mendalam, cenderung bergerak
Gay memang kurang responsif
dari satu masalah ke masalah lain,
terhadap diri (intrapersonal) dan
kurang
orang lain (interpersonal) tetapi
intelektual
memiliki
penyesuaian
sensitivitas
perasaan
kecemasan
kreatif,
yang
yang
kapasitas
cukup,
diri
dan
dengan
yang dominan. Perasaan yang
lingkungan
yang
dominan dan sensitif diungkapkan
memiliki
pengetahuan
King dan Smith (2004, h. 972)
persepsi yang positif, dominan
akan dialami oleh gay karena
menggunakan perasaan sehingga
mereka
emosinya peka dan lembut tetapi
merasa
Diskriminasi
didiskriminasi.
pada
gay
relatif
baik,
dan
akan
pemikirannya teguh dan kaku,
menyebabkan mereka memiliki
kontak sosial dan kemampuan
perasaan negatif dan sensitif.
interpersonal yang kurang baik,
10
aktivitas cenderung sedikit dan
kematangan emosi dan partisipasi
kurang dinamis.
komunitas sel pada orang Kristen,
Selain
karakteristik
dan
sedangkan analisis data jemaat
dinamika kepribadian, hal yang
gereja konvensional menunjukkan
ditemukan dalam penelitian yang
adanya hubungan positif antara
mungkin
gay
kematangan emosi dan partisipasi
adalah adanya batas dengan ayah
komunitas sel pada orang Kristen.
menjadi
faktor
sehingga peran ayah sangat lemah
Para
subyek
dan
gay
bahkan tidak ada, kurang dekat
sebaiknya
dengan
karakteristik yang lemah dengan
kakak,
menyukai
mengoptimalkan
waktunya sendiri, keputusan tegas
bantuan
dan mantap, dan memperhatikan
cenderung positif, jarak yang jauh
penampilan.
dengan ayah perlu berbesar hati
Berdasarkan hasil penelitian
dan
pembahasan
yang
memaafkan dan perlu komunikasi
telah
yang terbuka, optimalkan waktu
disimpulkan
senggang untuk aktivitas positif
bahwa terdapat hubungan positif
dan mengasah kemampuan yang
antara kematangan emosi dan
kurang. Keluarga terutama ayah
partisipasi komunitas sel pada
perlu
orang Kristen. Namun, terdapat
berkualitas pada anak dan yang
perbedaan
jika
sudah terlanjur berjarak maka
dipisahkan menurut gereja lokal.
harus diperbaiki dari sekarang.
Analisis
Masyarakat
dilakukan,
dapat
hasil
data
yang
karakteristik
analisis
jemaat
gereja
kharismatik menunjukkan tidak
adanya
hubungan
antara
memberikan
juga
waktu
perlu
mendukung dan tidak menjauhkan
11
atau memberi label negatif bagi
para gay.
Penelitian selanjutnya yang
sejenis harus mempertimbangkan
pemilihan subyek lebih bervariatif
(seperti usia dan pendidikan) atau
Azali, K. 2012. Pataya: Suatu
Tinjauan
Konstruksi
Tempat
Ngèbèr
Komunitas
Gay
di
Surabaya. Makara Seri
Sosial
Humaniora.
Depok:
Universitas
Indonesia. Vol. 16 No. 2
(79-88)
lebih terpusat (tipe gay subyek),
melakukan observasi yang lebih
obyektif kepada subyek dan waktu
yang relatif lebih lama sehingga
aktivitas
sehari-hari
subyek
diamati lebih jelas. Peneliti juga
hendaknya
menganalisis
kepribadian mempengaruhi gay
atau gay yang mempengaruhi
kepribadian
serta
menganalisis
faktor ayah dan kakak dengan
lebih dalam sehingga ditemukan
faktor gay dan keluarga yang
lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ashton, M.C. 2013. Individual
Differences
and
Personality.
London:
Academic Press. (Edisi
kedua)
Bailey, J.M., Kim, P.Y., Hills, A.,
Linsenmeier,
J.A.W.
1997. Butch, Femme, or
Straight Acting? Partner
Preferences of Gay Men
and Lesbians. Journal of
Personality and Social
Psychology.
US:
American Psychological
Association, Inc. Vol. 73
Issue 5 (960-973)
Baldwin, Jr., Lannes, W. 1972.
The Effect of Sex and
Type of Mental Status on
Stimulus Preference in the
Drawing
Completion
Test. Disertasi. Michigan:
University Microfilms, A
Xerox Company.
Candra, A. 2011. Diperkirakan 3
Juta Pria Lakukan Seks
Sejenis.
health.kompas.com (Tue,
27 August 2013)
Hia, B. 2010. Homo Seksual dan
Lesbianisme.
12
budishia.wordpress.com
(Fri, 22 November 2013)
Herek, G.M. 2002. Gender Gaps
in Public Opinion About
Lesbians and Gay Men.
Journal
of
Public
Opinion
Quarterly.
Deerfield, IL: American
Association for Public
Opinion Research. Vol.
66 Issue 1 (40-66)
Herek, G.M., Norton, A.T., Allen,
T.J., Sims, C.L. 2010.
Demographic,
Psychological, and Social
Characteristics of SelfIdentified Lesbian, Gay,
and Bisexual Adults in a
US Probability Sample.
Journal of Sexuality
Research and Social
Policy.
New
York:
Springer Publisher. Vol. 7
No. 1 (176-200)
King, L.A., Smith, N.G. 2004.
Gay and Straight Possible
Selves: Goals, Identity,
Subjective
Well-Being,
and
Personality
Development. Journal of
Personality. Malden, MA:
Blackwell
Publishing.
Vol. 72 No. 5 (967-994)
Murray,
S.O.
2000.
Homosexualities.
Chicago: The University
of Chicago Press.
Nash. 2008. Kaum Gay yang
Termarjinalkan
di
Masyarakat:
Berjuang
untuk
Menunjukkan
Eksistensi. Dalam Suara
Merdeka. Surat Kabar
Harian, 27 juli 2008.
Semarang:
Suara
Merdeka.
Noor, A.M., Chee, C.S., Ahmad,
A. 2013. Is there a Gay
Advantage in Creativity?.
International Journal of
Psychological
Studies.
Toronto, ON: Canadian
Center of Science and
Education. Vol. 5 No. 2
(32-38)
Ocean, I. 2012. Mari Mengenal
Gay
Lebih
Dekat.
imamocean.wordpress.co
m (Fri, 14 June 2013)
Rashid, A.R.A., Hussin, S.,
Tubah, J. 2006. Institusi
Keluarga
Menghadapi
Cabaran Alaf Baru.
Kuala Lumpur: Utusan
Publications
&
Distributors Sdn Bhd.
Santrock, J.W. 2003. Adolescence
Perkembangan Remaja.
Alih bahasa: Shinto B.
Adelar, Sherly Saragih.
Jakarta: Erlangga.
Semiun, Y. 2006. Kesehatan
Mental 2. Yogyakarta:
Kanisius.
13
K.M. 2004. Diagnosa
Keperawatan Sejahtera.
Alih
bahasa:
Eni
Novieastari.
Jakarta:
EGC.
Wibhowo, C. 2011. Teknik
Wartegg.
Semarang:
Fakultas
Psikologi
Universitas
Katolik
Soegijapranata.
Supratiknya, A. 1995. Mengenal
Perilaku
Abnormal.
Yogyakarta: Kanisius.
Williams, B.K. 2005. Ministering
Graciously to the Gay
and Lesbian Community.
Shippensburg:
Destiny
Image Publishers, Inc.
Stolte,
Download