eJournal Ilmu Komunikasi

advertisement
eJournal llmu Komunikasi, 2014, 2 (3): 94-108
ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2014
PENGARUH TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB “TVONE”
TERHADAP PENINGKATAN PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT
GUNUNG KELUA SAMARINDA
Ika Maya Asti 1
Abstrak
Artikel ini berisi tentang Pengaruh Tayangan Indonesia Lawyers Club
Indonesia Terhadap Tingkat Pendidikan Politik Masyarakat Kelurahan
Gunung Kelua Samarinda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey eksplanatif yang bersifat asosiatif yaitu menjelaskan hubungan
(korelasi) antara pengaruh tayangan Indonesia Lawyers Club terhadap tingkat
pendidikan politik masyarakat Kelurahan Gunung Kelua Samarinda. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan penelitian lapangan
dengan menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat Kelurahan Gunung Kelua Samarinda dengan jumlah sampel
sebanyak 97 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regeresi sederhana dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,577 dan harga r
tabel untuk 97 responden adalah tingkat kepercayaan 90%dan alpha 0,10
dengan test dua sisi (two-tailed test) adalah 0,1663 dan sumbangan efektif
sebesar 33,293%. Tingkat pendidikan politik dipegaruhi tayangan Indonesia
Lawyers Club sebesar 33,293% dan sisanya sebesar 66,707% dipengaruhi
oleh variable lainnya. Keadaan ini berarti bahwa tayangan Indonesia Lawyers
Club dapat meningkatkan tingkat pendidikan politik masyarakat Kelurahan
Gunung Kelua Samarinda.. Berdasarkan semua hasil analisis penelitian yang
telah dilakukan, maka temuan dari penelitian ini mengemukakan bahwa
tayangan Indonesia Lawyer Club yang ditayangkan di TVOne berpengaruh
terhadap tingkat pendidikan politik masyarakat Kelurahan Gunung Kelua.
Adapun saran-saran dari hasil penelitian ini adalah diharapkan agar
masyarakat dapat menyaring pesan, perilaku, maupun opini-opini yang
disiarkan oleh tayangan Indonesia Lawyers Club ini.
Kata Kunci : Tayangan Indonesia Lawyers Club, Pendidikan Politik
Pendahuluan
Televisi adalah sebuah teknologi yang diciptakan oleh manusia dan
dipergunakan oleh manusia. Televisi adalah medium yang bersifat
membosankan dan profovatif pada saat yang sama. Kendati demikian, televisi
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Pengaruh Tayangan ILC Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik (Ika Maya)
juga merupakan sesuatu yang membentuk cara berpikir kita tentang dunia.
Kehadirannya yang tidak terelakkan dan sifat alamiahnya yang populis, di masa
lalu menjadi alasan bagi penolakan televisi, karena sifatnya yang sekejap dan
“tidak berharga”. Tetapi sekarang media dan budaya pop telah masuk dalam
agenda akedemik membuat televisi menjadi sebuah fenomena kultural,
sekaligus medium di mana sepenggal aktivitas budaya menjamah kita di
dalam rumah (Graeme Burton, 2007:8). Layar televisi bisa digunakan untuk
tujuan lebih dari sekedar penghadiran gambar -gambar penyiaran (broadcast
image), namun lebih dari itu membuat orang terpesona dan duduk berjamjam menikmati acara yang disuguhkan.
Tahun 2011, ketika riset media ini dilakukan, jenis program televisi yang
paling banyak dikonsumsi adalah talk show, majalah TV, infotainment atau
dokumenter dengan persentase 26 persen. Angka tersebut naik dari tahun lalu
yang hanya 15 persen. Isi dalam acara tersebut seringkali memuat persoalan
politik. Apalagi, talk show politik kini semakin banyak di TV nasional, seperti
Indonesia Lawyer Club, Todays Dialogue, Managing The Nations, Minggu
Malam Bersama Slamet Rahardjo, dan lain sebagainya.
Dua TV Berita, Metro TV dan TVOne mendapat pengaruh positif dari
penyelenggaraan pemilu ini. Berdasarkan hasil survei kepemirsaan TV, jumlah
pemirsa berita (laki-laki usia 40+ dari kelas atas yang berjumlah 1,7 juta orang
di 10 kota survei di Indonesia) pada stasiun TV berita (Metro TV dan TVOne)
naik 28% di kuartal 2 (April-Juni) 2009 menjadi 23.000 orang dibandingkan
dengan kuartal pertama. Peningkatan lebih signifikan terjadi pada minggu
pelaksanaan Pemilu Legislatif, jumlahnya mencapai rata-rata 24.000 orang,
lebih tinggi 14 persen dari stasiun TV non-berita. Sementara di minggu
pengumuman kandidat Capres dan Cawapres di pertengahan Mei, jumlahnya
mencapai 31.000, lebih tinggi 24 persen dari stasiun TV non-berita.
Data di atas menunjukkan bahwa ada ketertarikan yang cukup tinggi
terhadap acara politik di Indonesia. Tetapi, politik masih identik dengan orang
dewasa karena rata-rata kenaikan jumlah pemirsa terhadap acara politik ini
diiringi dengan kenaikan penonton laki-laki kelas atas berusia 40 tahun keatas.
Perlu ada pendidikan politik bagi kaum muda kalau politik ini bukan hanya
untuk orang tua, tetapi juga anak – anak muda. Saat pemilu 2009 jumlah
pemirsa politik dari kalangan remaja meningkat. Jadi, ada potensi untuk
mengajak anak muda berpolitik. Namun, hingga kini belum ada yang serius
menyelenggarakan pendidikan politik bagi mereka atau sekadar memberi
wadah bagi mereka untuk berpolitik.
Terkait dengan politik, keberadaan TV sejauh ini perlu disikapi dengan
bijak. Fungsi TV untuk menyebarkan informasi ini bisa membentuk opini
publik. Apakah ini salah ? tentu saja tidak karena memang sulit dihindari bagi
insan TV untuk menghadirkan acara yang murni hanya berupa data dan fakta.
Namun, kecenderungan ini bisa diminimalkan agar kesannya tak hanya
menguntungkan aktor politik tertentu. Caranya dengan menghadirkan berbagai
95
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014: 94-108
aktor politik yang ada. Jadi, publik bisa mendapatkan informasi dari berbagai
pihak. Tinggal kemudian publik menyikapi apa yang disampaikan oleh
politikus yang berbicara di TV.
Hal ini penting karena semakin hari pemberitaan di TV nasional semakin
tida kondusif. Fenomena kepemilikan media oleh politikus papan atas yang tak
dapat terelakkan telah membuat netralitas TV menjadi patut dipertanyakan.
Bagaimanapun, pemilik TV yang juga politikus ini membutuhkan pencitraan
sekaligus berbagai cara untuk menyerang lawan politiknya. Dan TV merupakan
sarana terbaik yang bisa dimanfaatkan.
Salah satu acara di televisi yang bermuatan politik adalah acara Indonesia
Lawyer Club (ILC) dulu Jakarta Lawyer Club (JLC) yang sering ditayangkan
oleh salah satu TVOne. Dalam acara itu sering dibahas masalah-masalah up to
date yang terjadi di dalam negeri; sosial, politik, hukum, ekonomi, pendidikan
dan lain-lain. Acara yang apabila menurut namanya acaranya para lawyer itu
tidak khusus untuk mereka, namun banyak pihak yang tertarik.
Penyelenggara itu sering menghadirkan pula pihak-pihak yang
berkepentingan dengan permasalahan yang dibahas. Dari orang yang sedang
menghadapi kasus-kasus terkait, pengacaranya, tokohnya hingga pihak
pemerintah. Tentu kehadiran mereka akan menjadikan pembahasannya lebih
lengkap dan komprehensif.
Terkait dengan acara ini, Kelurahan Gunung Kelua mempunyai masayarakat
yang gemar menonton acara ini. Namun, dipihak lain pihak Kelurahan Gunung
Kelua mempunyai angka golput yang tinggi menurut data KPU pada tahun
2009. Hal ini yang mendorong penulis mengambil tempat di Kelurahan
Gunung Kelua.
Banyaknya angka golput ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya
pendidikan politik. Ada dua faktor yang mempengaruhi keikutsertaan
seseorang dalam partisipasi politik, yaitu faktor dari dalam dirinya dan faktor
dari luar dirinya. Faktor dari dalam adalah apa yang dinamakan kesadaran
politik. Kesadaran ini tumbuh sesuai dengan tingkat pendidikan dan proses
sosialisasi politik yang dialaminya. Sedangkan faktor dari luar antara lain
berkenan dengan sistem politik yang berlaku dan tingkah laku para
penyelenggara sistem tersebut.
Penelitian ini mengambil di Kelurahan Gunung Kelua Samarinda. Lokasi ini
peneliti pilih karena menurut data Pemilu banyak yang tidak menggunakan hak
suaranya pada Pemilu. Hal inilah yang mendorong penulis mengambil tempat
di kelurahan Gunung Kelua. Banyaknya angka golput ini salah satunya
disebabkan oleh kurangnya pendidikan politik. Ada dua faktor yang
mempengaruhi keikutsertaan seseorang dalam partisipasi politik, yaitu faktor
dari dalam dirinya dan faktor dari luar dirinya. Faktor dari dalam adalah apa
yang dinamakan kesadaran politik. Keikutsertaan seseorang dalam pemilu
antara lain dipengaruhi oleh pendidikan politik yang dia terima dan dia alami,
sementara itu kegiatan pemilu yang diikuti oleh orang tersebut dapat menjadi
96
Pengaruh Tayangan ILC Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik (Ika Maya)
sarana pendidikan politik bagi orang tersebut. Sehingga penulis mengaitkan
apakah tayangan Indonesia Lawyes Club dapat meningkatkan pendidikan
mereka atau tidak. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan tersebut, penulis tertarik
untuk mengangkat masalah “Pengaruh Tayangan Indonesia lawyers Club
Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat Kelurahan Gunung
Kelua”.
Kerangka Dasar Teori
Teori Kognisi Sosial
Menurut Bandura (dalam Woolfolk,2009) teori sosial kognitif adalah sebuah
teori yang memberikan pemahaman, prediksi, dan perubahan perilaku manusia
melalui interaksi antara manusia, perilaku, dan lingkungan. Teori ini didasarkan
atas proposisi bahwa baik proses sosial maupun proses kognitif adalah sentral
bagi pemahaman mengenai motivasi, emosi, dan tindakan manusia.
Albert Bandura (dalam Santrock, 2010) mengatakan bahwa ketika murid
belajar, mereka dapat merepresentasikan atau mentransformasikan pengalaman
mereka secara kognitif. Teori sosial kognitif digunakan untuk mengenal,
memprediksi perilaku dan mengidentifikasi metode-metode yang tepat untuk
mengubah perilaku tersebut. Teori ini menjelaskan bahwa dalam belajar,
pengetahuan (knowledge), pengalaman pribadi (personal experience), dan
karakteristik individu (personal characteristic) saling berinteraksi.
Menurut Ormrod (2006) dalam teori sosial kognitif terdapat lima asumsi
dasar antara lain; seseorang dapat belajar dengan mengamati orang lain, belajar
merupakan proses internal yang memiliki kemungkinan mempengaruhi
perilaku, perilaku dilakukan untuk mencapai tujuan, perilaku akan secepatnya
diterima oleh diri dan dapat menjadi suatu kebiasaan, dan asumsi terakhir dari
teori social kognitif adalah reinforcement dan punishment memiliki efek secara
tidak langsung pada belajar dan perilaku.
Komunikasi
Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika manusia
berinteraksi dengan manusia lainnya, yang dapat terjadi di mana-mana tanpa
mengenal tempat dan waktu, atau dengan kata lain, komunikasi dapat
dilaksanakan “kapan saja dan dimana saja”. Dengan demikian, komunikasi
merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, bahkan dapat dikatakan
merupakan manifestasi dari kehidupan itu sendiri.
Menurut Darwanto (2007:3), komunikasi adalah proses penyampaian
lambang-lambang yang berarti antar manusia, seseorang menyampaikan
lambang-lambang yang mengandung pengertian tertentu disebut “pesan” atau
message. Umumnya yang dipergunakanndalam kominikasi adalah bahasa, baik
lisan maupun tertulis.
Menurut Harold Lasswell (Mulyana, 2002:62) cara baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
97
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014: 94-108
sebagai berikut: who (siapa), sayswhat (mengatakan apa), in wich (dengan
saluran apa), to whom (kepda siapa), with whateffect (dengan pengaruh
bagaimana). Jawaban bagi peranyaan paradigm Lasswell ini sekaligus
merupakan unsur-unsur dalam proes komunikasi yaitu Communicator
(Komunikator), Message (Pesan), Media (Media), Receiver (Komunikan atau
Penerima) dan Effect (Efek). Pada dasarnya, komunikasi merupakan suatu
proses, yaitu suatu media yang akan menimbulkan suatu efek.
Social Learning Theory
Salah satu konsep yang dikembangkan Bandura yang berkaitan erat dengan
teori social kognitif yaitu social learning theory. Teori ini menekankan pada
komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan faktor lingkungan
(Chowdhury, 2006). Belajar terjadi baik sebagai akibat dari respon dari
pengalaman sendiri (yaitu, pandangan belajar operan) dan melalui mengamati
efek pada lingkungan sosial dari perilaku orang lain.
Dalam Slavin (2008) disebutkan bahwa teori pembelajaran sosial
dilatarbelakangi dari Bandura yang memandang perilaku individu tidak hanya
refleks otomatis (Stimulus – Respon) tetapi juga reaksi yang timbul atas
interaksi lingkungan dengan proses mental internal individu tersebut. Prinsip
belajar menurut teori ini menunjukkan bagaimana observasi diri terhadap
lingkungan sekitarnya mempengaruhi perilaku dan proses kognitif dirinya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku dapat dipelajari secara langsung
maupun daripengalaman orang lain.
Fungsi Komunikasi
Menurut Changara (2002:28) apabila komunikasi dipandang dari arti yang
lebih luas atau hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi
sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta,
dan ide maka fungsinya dalam sistem sosial adalah sebagai berikut:
a. Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pengolahan berita, fakta, opini
serta komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti dan beraksi secara jelas
terhadap kondisi lingkungan atau orang lain agar dapat mengambil
keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi : (permasyarakatan) penyedia sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan individu dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang
efektif sehinngga ia sadar akan fungsi sosialisasinya pada akhirnya ia dapat
aktif di dalam masyarakat.
c. Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat janga pendek maupun
jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan
keinginannya, mendorong kegiatan indiviu dan kelompok berdasarkan
tujuan bersama yang ingin dicapai.
98
Pengaruh Tayangan ILC Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik (Ika Maya)
Komunikasi Massa
Menurut Bittner (1980 : 10) : “Massa communication is message
communicate through a mass medium to a large number of
people”(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
media massa pada sejumlah besar orang). Gerbner (1967) juga menulis : “Mass
communication is technologically and institutionally based production and
distribution of the most broadly shared continous flow messages in industrial
industries” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan tegnologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta
paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 1993 : 188).
Media massa tidak hanya melintasi batas-batas kelas, ras budaya, politik,
pendidikan dan jenis kelamin dalam rangka mendistribusikan hiburan dan
informasi yang menanamkan dan menyegarkan sudut pandang dan cara
pemahaman tertentu. Media massa membantu membangun dan mengatur
realitas sosial dengan menstrukturkan sebagian dari pengalaman yang paling
lazim dan paling penting dari khalayak mereka.
Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan
pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kegembiraan
dalam kehidupan seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi
komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media
pandang dengan audiovisual, menyebabkan fungsi media massa telah
mengalami banyak perubahan.
Sean Macbride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO pada
tahun 1980 mengemukakan bahwa komunkasi tidak bisa diartikan sebagai
pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan
kelompok mengenai pertukaran data, akta, dan ide (dalam Changara, 1998 : 63)
Media Televisi
Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi massa tidak lepas dari
pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya, bahwa televisi
menimbulkan pengaruh terhaadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah
banyak yang mengetahui dan merasakannya. Menurut R Mar’at dari Unpad
acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan
perasaan para penonton. Ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika hal-hal yang
mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang
istimewa. Sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi ialah seakan-akan
menghipnotis penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam
suasana pertunjukan televisi.
99
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014: 94-108
Tayangan Jurnalisme
Jurnalisme televisi secara teknis perlu menyesuaikan diri dengan karakter
medianya (Blum, 1984:Hilliard, 1991). Dari sini sudah terformat kaidah kerja,
yaitu menjadian fakta sosial sebagai tontonan. Dengan kata lain, dalam
menghadapi program siaran berita, khalayak akan menonton fakta sosial.
Sembari itu narasi yang disampaikan berupa cerita tentang fakta sosial.
Karenanya secara sederhana jurnalisme televisi sering pula disebut sebagai
upaya memungut fakta sosial yang dapat “ditulis” dengan kamera dan menulis
narasi kata untuk telinga.“Menulis” dengan kamera dan menulis untuk telinga
tentulah memerlukan disiplin dan metode kerja yang khas. Menulis dengan
kamera memerlikan pemberian detail dari fakta sosial yang didapat diwujudkan
secaa visual. Tradisi sinematografi merupakan pangkal bagi aspek jurnalisme
televisi ini. Sementara menulis dengan telinga, merupakan tradisi ari radio
(Cohler, 1994).
Tayangan Indonesia Lawyers Club
Program unggulan TVOne saat ini adalah Indonesia Lawyers Club, sebuah
program talkshow yang dikemas secara interaktif dan apik untuk memberikan
pembelajaran hukum bagi para pemirsanya. Selalu menghadirkan narasumber
utama dan melihat sebuah isu dari berbagai perspektif.
Program ini awalnya hadir dengan nama Jakarta Lawyers Club yang lebih
dikenal dengan sebutan JLC. Mengusung format yang sama dengan JLC,
sekarang berubah nama menjadi Indonesia Lawyers Club ( ILC ). Program ini
memiliki salah satu kekuatan utama yang terletak pada Karni Ilyas sebagai
pembawa acara sekaligus wartawan senior yang memiliki latar belakang
sebagai sarjana hukum dan didukung oleh para narasumber dengan bebas akan
menceritakan kejadian demi kejadian dari sebuah isu yang sedang hangat
diperbincangkan di masyarakat dan menghasilkan diskusi terbuka ini menjadi
salah satu program yang digemari masyarakat Indonesia.
Perubahan nama program menjadi Indonesia Lawyers Club tersebut
dikarenakan pemirsa TVOne yang gemar akan acara ini menginginkan bahwa
program ini bukan hanya milik pemirsa Jakarta, tetapi milik seluruh pemirsa
TVOne di Indonesia. Kali pertamanya ILC pernah hadir di kota Makassar,
rencana pemilihan lokasi shooting ILC kedepannya akan hadir di kota- kota
Indonesia lainnya.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, maka penulis mencoba
memberikan jawaban sementara, yaitu sebagai berikut :
H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh antara Tayangan Indonesia Lawyers
Club terhadap peningkatan pendidikan politik Masyarakat Kelurahan Gunung
Kelua Samarinda.
100
Pengaruh Tayangan ILC Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik (Ika Maya)
H1 : Diduga terdapat pengaruh antara Tayangan Indonesia Lawyes Club
Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat Kelurahan Gunung
Kelua Samarinda.
Definisi Konsepsional
1. Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) variabel dependen (X) yang
dikemas secara apik dan interaktif yang dapat diukur melalui:
a. Bahasa / kata-kata.
b. Gambar.
c. Kejelasan pesan.
d. Gaya bahasa.
e. Frekensi melihat acara Indonesia Lawyers Club (ILC).
2. Pendidikan politik variabel terikat (Y), pendidikan yang sistematis dan
disengaja untuk membentuk individu agar mampu menjadi partisipan yang
bertanggung jawab secara etis / moral meliputi :
a. Melatih orang muda dan orang dewasa menjadi warga negara yang baik,
khususnya dalam fungsi sosial dan fungsi politik.
b. Mebangkitkan dan mengembangkan hati nurani politik, rasa etika politik
dan tanggung jawab politik, agar orang menjadi insan politik terpuji
(bukan memupuk egoisme dan menjadi bintang publik).
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif-eksplanatif, yaitu berusaha menjelaskan kemunculan suatu
permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek.
Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya
hubungan tersebut.
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai konsep
yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Oleh karena itu, variabel
defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Dependen (X) Tayangan Indonesia Lawyers Club
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tayangan Indoensia Lawyers
Club adalah Tayangan Indonesia Lawyers Club yang tayang di Tv One.
a. Bahasa / kata-kata, yaitu sejauh mana bahasa / kata-kata yang disajikan
pada acara tersebut mampu menarik dan dimengerti oleh responden.
b. Gambar, apakah gambar yang ditayangkan dalam acara dapat menarik
dan diterima oleh responden dengan jelas.
c. Kejelasan pesan, apakah pesan yang disampaikan dalam acara mampu
dicerna atau dimengerti dengan jelas oleh responden.
101
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014: 94-108
d. Gaya bahasa, yaitu bagaimana gaya bahasa yang ditampilkan dalam
acara mampu menarik responden untuk meningkatkan pendidikan
politiknya.
e. Frekuensi melihat acara Indonesia Lawyers Club, yaitu tingkat
keseringan responden melihat acara Indonesia Lawyers Club yang
ditayangkan di Tv One.
2. Variabel Terikat (Y) Peningkatan pendidikan politik yang didapat setelah
menonton Indonesia Lawyers Club.
Peningkatan pendidikan politik bersifat positif (Amril, 2004 : 104)
a. Melatih orang muda dan orang dewasa menjadi warga Negara yang baik;
khususnya dalam fungsi sosial dan fungsi politik, seperti bisa
mengembangkan sikap gotong royong/kooperatif, mau bermusyawarah
dan kerja sama; bersikap toleran, solider, loyal terhadap bangsa dan
Negara, bersikap sportif dan seterusnya demi kesejahteraan hidup
bersama.
b. Membangkitkan dan mengembangkan hati nurani politik, rasa etika
politik dan tanggung jawab politik, agar orang menjdi insan politik
terpuji (bukan memupuk egoisme dan menjadi bintang politik).
c. Agar orang memiliki wawasan kritis mengenai relisai-realisasi politik
yang ada di sekitarnya. Memiliki kesadaran bahwa urusan-urusan
manusia dan struktur sosial yang ada di tengah masyarakat itu tidak
permanen, tidak massif atau immanen sifatnya, tetapi selalu bisa berubah
dan dapat diubah melalui pejuangan politik.
Tempat dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini dilakukan pada Masyarakat
Kelurahan Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dan teknik pengukuran data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
2. Penelitian Lapangan (Field Work Research)
a. Pengamatan (Observation)
Yaitu mengadakan penelitian terhadap obyek secara langsung agar
informasi yang diterima dapat dicocokan dengan kenyataan yang ada di
lapangan.
b. Kuesioner
Yaitu mengumpulkan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan secara
tertulis kepada karyawan yang bersedia memberikan respon. Pada
penelitian ini daftar pertanyaan diberikan kepada karyawan yang bersdia
memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan peneliti.
102
Pengaruh Tayangan ILC Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik (Ika Maya)
Populasi
Penelitian ini mengambil populasi pada masyarakat Kelurahan Gunung
Kelua. Karena jumlah populasi penelitian di atas jumlah 100 orang, maka
peneliti mengambil sebanyak 10% untuk dijadikan obyek penelitian yaitu
sebanyak 97 responden.
Teknik Pengukuran Data
Adapun teknik pengukuran penulis memakai pedoman kuesioner dan skala
yang dipakai dalam pengukuran data adalah Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Menggunakan skala Likert, maka variabel-variabel dalam hipotesis yaitu
variabel bebas dan variabel terikat akan diukur, dijabarkan menjadi sub
variabel kemudian sub variabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang
dapat diukur. Komponen-komponen terukur tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan, kemudian dijawab oleh
responden dan jawaban setiap item instrument dalam skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata,
sebagai berikut :
Forum jawaban menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban,
yaitu:
1. Pernyataan Positif:
a. Jika memilih jawaban A, maka diberi skor 5
b. Jika memilih jawaban B, maka diberi skor 4
c. Jika memilih jawaban C, maka diberi skor 3
d. Jika memilih jawaban D, maka diberi skor 2
e. Jika memilih jawaban E, maka diberi skor 1
2. Pernyataan Negatif:
a. Jika memilih jawaban A, maka diberi skor 5
b. Jika memilih jawaban B, maka diberi skor 4
c. Jika memilih jawaban C, maka diberi skor 3
d. Jika memilih jawaban D, maka diberi skor 2
e. Jika memilih jawaban E, maka diberi skor 1
Untuk keperluan analisis kuantitatif, skor jawaban responden/skor mentah
yang berbentuk data ordinal diubah ke dalam data interval dengan formula
Riduwan (2003:155) yaitu :
xi  x
Ti  50  10
s
 fx
dan x 
n
Dengan S=
n. fxi2  ( fxi) 2
n(n  1)
Keterangan :
Ti
= Skor baku ke – i
103
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014: 94-108
Xi
S
= Skor mentah ke – i
= Rata-rata ( mean )
= Standar deviasi bergolong
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner akan
diolah dengan menggunakan penghitungan manual. Sedangkan metode analisis
data dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Pearson Product
Moment. Menurut Sugiyono (2008:147) kegunaan Pearson Product Moment
adalah untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio.
Hasil penelitian dan pembahasan
Penelitian kuantitatif, dimana instrument yang digunakan lebih bersifat
statistical umumnya mengarah pada pembuktian hipotesis. Pembuktian
hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh antara
tayangan Indonesia Lawyers Club dengan tingkat pendidikan politik
masyarakat Kelurahan Gunung Kelua Samarinda. Adapun langkah-langkah
yang digunakan peneliti dalam menganalisis data dan melakukan pengujian
hipotesis terhadap data yang telah disajikan adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan hipotesis yaitu:
H1 : Terdapat pengaruh antara tayangan Indonesia Lawyers Club
Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik MAsyarakat Kelurahan
Gunung Kelua Samarinda.
H0 : Tidak Terdapat pengaruh antara tayangan Indonesia Lawyers Club
Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat Kelurahan
Gunung Kelua Samarinda.
2. Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi = 5 % dengan tingkat
kepercayaan 95 % dan menggunakan uji statistik korelasi Product moment
3. Merubah skor data mentah menjadi skor baku dengan langkah-langkah:
a. Menentukan skor mentah terbesar dan terkecil
b. Menentukan rentangan (R)
c. Menentukan banyaknya kelas (BK)
BK= 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)
d. Menentukan panjang kelas (i)
e. Membuat distribusi frekuensi
f. Menentukan rata-rata atau mean
g. Menentukan standar deviasi
h. Menentukan standar deviasi (s)
Untuk melakukan pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji korelasi
product moment, alat analisis tersebut digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara tayangan Indonesia Lawyers Club dengan
peningkatan pendidikan politik masyarakat Kelurahan Gunung Kelua.. Hasil
104
Pengaruh Tayangan ILC Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik (Ika Maya)
pembahasan selengkapnya akan dijelaskan berdasarkan alat analisis yang
digunakan.
Dari hasil uji korelasi antara variabel Tayangan Indonesia Lawyers Club (X)
dan variabel Peningkatan Pendidikan Politik (Y), diperoleh nilai rhitung adalah
0,577 (lihat lampiran) sedangkan diketahui nilai rtabel adalah sebesar 0,166.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa arah hubungan yang terdapat antara
variabel Tayangan Indonesia Lawyers Club sebagai variabel bebas dan
Peningkatan Pendidikan Politik sebagai variabel terikat adalah tergolong cukup
kuat.
Kemudian untuk menentukan besarnya sumbangan (koefisien determinan
koefisien penentu) variabel X terhadap variabel Y dengan rumus :
KP = r2 . 100% = 0,5572 . 100% = 33,293%
Artinya, pengaruh nilai Tayangan Indonesia Lawyers Club terhadap
Peningkatan Pendidikan Politik terhadap kepuasan masyarakat sebesar
33,293% dan sisanya 66,70% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas
dalam penelitian ini.
Dari hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara Pengaruh Tayangan Indonesia
Lawyers Club dan Peningkatan Pendidikan Politik masyarakat Kelurahan
Gunung Kelua Samarinda dengan tingkat signifikasi korelasi p= 0,000. Skor
korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
Tayangan Indonesia Lawyers Club dan Peningkatan Pendidikan Politik
masyarakat Kelurahan Gunung Kelua Samarinda. Keadaan ini berarti bahwa
semakin tinggi pengaruh Tayangan Indonesia Lawyers Club terhadap
masyarakat Gunung Kelua maka peningkatan penididikan politik masyarakat
Gunung Kelua Samarinda juga akan semakin tinggi. Sebaliknyya jika pengaruh
tayangan Indonesia Lawyers Club rendah maka peningkatan penididkan politik
juga rendah. Hasil analisis menunjukkan secara statistik, hipotesis yang
diajukan peneliti, yang menyatakan adanya pengaruh antara tayangan
Indonesia lawyers Club dan peningkatan pendidikan politik pada masyarakat
Gunung Kelua Samarinda.
Dari pembahasan mengenai tayangan Indonesia Lawyers Club diatas dapat
diketahui bahwa terdapat pengaruh antara tayangan Indonesia Lawyers Club
dengan tingkat pendidikan politik masyarakat gunung Kelua Samarinda.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan untuk menguji
pengaruh antara tayangan Indonesia lawyers Club terhadap tingkat pendidikan
politik masyarakat Kelurahan Gunung Kelua Samarinda, maka didapat
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Gunung Kelua
menyukai unsur-unsur penayangan Indonesia Lawyers Club seperti gambar,
105
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014: 94-108
kejelasan pesan, bahasa, gaya bahasa,serta frekuensi penayangan sehingga
masyarakat dapat mengerti dan memahami pesan yang tersirat dari tayangan
tersebut.
2. Meskipun masyarakat Kelurahan Gunung Kelua menyukai tayangan
Indonesia Lawyers Club, namun tidak dipungkiri pada acara tersebut juga
menampilkan gaya bahasa dan bahasa yang menurut masyarakat tidak
pantas dilontarkan oleh narasumber yang notabene berpendidikan tinggi
sehingga tidak mencerminkan tokoh bangsa.
Berdasarkan semua hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka temuan
dari peneltiian ini mengemukakan bahwa tayangan Indonesia Lawyer Club
yang ditayangkan di TVone berpengaruh terhadap tingkat pendidikan politik
masyarakat Kelurahan Gunung Kelua.
Saran
Dalam penelitian ini dikemukakan beberapa saran bagi pihak-pihak yang
terkait dengan penelitian ini untuk dapat diambil sisi positifnya, diantara saransaran yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah:
1. Disarankan agar materi yang diangkat di acara Indonesia Lawyers Club
memang yang sekiranya dapat memberi manfaat bagi segenap masyarakat
dan tidak diangkat karena hanya kepentingan golongan tertentu semata.
2. Gaya bahasa yang digunakan oleh narasumber-narasumber yang diundang
di acara Indonesia Lawyers Club seharusnya dikontrol mengingat acara
tersebut disiarkan langsung dan disaksikan jutaan pemirsa Indonesia,
sehingga masyarakat tidak mendapatkan contoh buruk dari narasumbernarasumber yang notabene mempunyai pendidikan tinggi.
3. Diharapkan agar masyarakat dapat menyaring pesan, perilaku, maupun
opini-opini yang disiarkan oleh tayangan Indonesia Lawyers Club ini,
sehingga masyarakat dapat mengambil sisi positif dari tayangan ini dan
tidak meniru hal-hal negatif yang ada pada acara Indonesia Lawyers Club
ini.
4. Diharapkan dengan adanya tayangan Indonesia Lawyers Club dapat
membuat masyarakat lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga
negara dalam berpolitik, salah satunya dengan tidak golput pada pemilihan
umum, serta lebih kritis terhadap realitas-realitas politik yang ada di
masyarakat sehingga dapat menjadi pemilih cerdas.
5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar para peneliti mampu mengupas
lebih dalam lagi fenomena-fenomena sosial yang berhubungan dengan
tayangan televisi khususnya acara-acara sejenis Indonesia Lawyers Club ini
dengan cara memperhatikan kulitas tayangan, terutama yang berhubungan
dengan dunia pendidikan sehingga menambah referensi pengetahuan
masyarakat.
106
Pengaruh Tayangan ILC Terhadap Peningkatan Pendidikan Politik (Ika Maya)
Daftar Pustaka
Ardianto, E Komala L, 2004, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa
Rekatama Media, Bandung.
Burton, Graeme. 2007, Membincangkan Televisi Sebuah Pengantar Kepada
Studi Televisi, Jalasutra Yogyakarta.
Burhan, 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Cangara, Hafied, 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi, Persada Rajawali Pers,
Jakarta.
-----------1998. Komunikasi Massa, Persada Rajawali Pers, Jakarta.
Chowdhury, M.S, & College, M. 2006. Human Behavior In The Context of
Training. Vol. 7
Darwanto, S.S. 2007, Televisi Sebagai Media Pendidikan.
Pustaka
Yogyakarta.
Effendy, Onong Uchjana,1989, Kamus Komunikasi, CV. Mandar Maju,
Bandung.
-----------1993, Dinamika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
-----------2001, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
-----------2003, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Freire, Paulo, 1999. Politik Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kartono, Kartini, 1996. Pendidikan Politik, PT. Mandar Maju, Bandung.
Kriyantono R, 2008. Tekhnik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada,
Jakarta.
McQuail D, 1987. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Agus Dharma
& Aminuddin Ram, Erlangga.
Mulyana, Deddy, 2002. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Onong U. Effendi. 1992. Televisi Siaran Teori dan Praktek, PT. Mandar Maju,
Bandung.
Ormrod, Jeanne E. 2006. Educational Psgycology: Developing Learners 5th
Edition. Ohio
Santrock, Jhon W. 2010. Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta :
Kencana
Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktek. Jakarta: PT.
Indeks
Woolfolk, Anita. 2009. Educational Pshycology: Active Learning Edition
(Edisi Sepuluh). Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sumber lainnya :
-----------,Durasi masyarakat Indonesia dalam menonton
www.beritasatu.com (Diakses pada tanggal 12 Juni 2012)
televisi.
107
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014: 94-108
-----------,Program
Televisi
yang
Paling
Banyak
Dikonsumsi.
www.beritasatu.com (Diakses pada tanggal 12 Juni 2012)
-----------,Rating Acara Televisi. www.beritasatu.com (Diakses pada tanggal 12
Juni 2012)
-----------,Fungsi Kontrol Televisi. http/kpu.palembang.go.id (Diakses pada
tanggal 14 Oktober 2012)
Lippman, Walter, Teori Model Agenda Setting.
www.wikipedia.org/wiki/walterlipmann. (Diakses pada tanggal 16 Agustus
2012)
Schutson, 1999, Opini Publik. www.academiaedu/5740872/opini_public.
(Diakses pada tanggal 16 Agustus 2012)
108
Download