BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Kata kata Latin Communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicate yang berarti “membuat sama”.2 Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain. Pengertian ini disempurnakan oleh Willim J. Seiler dengan memberikan model komunikasi dua arah yaitu menambahkan umpan balik (feedback) setelah efek yaitu jawaban atau respon yang disampaikan komunikan kepada komunikator atau isi pesan yang disampaikan komunikan kepada komunikator atas isi pesan yang disampaikan komunikator sebelumnya.3 Penggolongan komunikasi dalam organisasi di bagi dua, yakni : 1. Komunikasi satu arah Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang tidak memperoleh timbal balik dari komunikan dan menghilangan kesempatan untuk memperoleh penjelasan serta konfirmasi. Jenis komunikasi ini hanya menekankan penyampaian pesan. 2. Komunikasi dua arah 2 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002 hal 41 3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi , Jakarta: Bumi Aksara. 2002 hal 16 10 11 Komunikasi dua arah mempunyai suatu sistem umpan-balik yang terpasang tetap (built-in system of feed back) di dalamnya, yang memungkinkan komunikator dapat memperoleh umpan-balik yang disampaikan. Jenis komunikasi ini menjamin informasi dan penjelasan lebih lanjutakan diberikan dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan. Dalam komunikasi dua arah komunikator dapat memperoleh umpan balik mengenai konsekuensi dari pesan yang disampaikan. Komunikator dapat mengevaluasi, apakah komunikan memperhatikan, memahami, menerima atau menyetujui pesan yang disampaikan. Meskipun demikian, penerimaan atau persetujuan komunikan atas pesan yang disampaikan sangat sulit diukur karena komunikan dapat memilih untuk tidak mempelihatkan apakah pesan-pesan tersebut benar diyakini.4 Apabila dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi dan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Proses komunikasi yang digunakan disini adalah model S-M-C-R sebagai berikut.5 S= Source yang berarti sumber atau komunikator M= Message yang berartipesan C= Channel yang berarti saluran media R= Receiver yang berarti penerima atau komunikan 4 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: 2008 hal 22 5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Adity Bakti. 2003 hal 256 12 Efek adalah suatu kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil berupa opini atau respon dari komunikan terhadap pesan-pesan yang disampaikan komunikator dan salah satu bentuk umpan balik yang diberikan komunikan adalah berbentuk opini atau pendapat. Salah satu efek komunikasi yang dapat diharapkan tumbuh pada diri pelanggan setelah menerima pelayanan perusahaan. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Fungsi komunikasi tersebut adalah:6 a. Menyampaikan informasi (To Inform) Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat mengetahui apa yang dia ketahui kepada orang lain. b. Mendidik (To Educated) Komunikasi dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam segala hal. c. Menghibur (To Entertain) Dengan komunikasi, kitab dapat memperoleh atau menghibur orang lain. d. Mempengaruhi (To Influence) Komunikasi yang dilakukan oleh setiap orang, dapat memberikan suatu bujukan atau pengaruh terhadap orang lain. Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat jelas bahwa komunikasi penting untuk menimbulkan saling pemahaman dan saling pengertian antara elemen-elemen dalam suatu organisasi. 6 Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Grafindo Persada Jakarta, 2004. hal 55 13 2.1.3 Tujuan Komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan interaksi diantara sesame manusia dan dalam organisasi merupakan interaksi antara elemen-elemen dalam organisasi tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui proses komunikasi tersebut adalah:7 a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan perilaku (behavior change) d. Perubahan social (social change) Proses komunikasi setidaknya menyebabkan empat perubahan di atas yaitu perubahan sikap, pendapat, perilaku, dan sosial. Perubahan yang diharapkan tentunya perubahan positif sehingga sinergi dengan tujuan yang handal dicapai oleh organisasi. Oleh karena itu, PR berusaha secara maksimal untuk melakukan proses komunikasi yang tepat sasaran kepada seluruh publiknya dan dalam penelitian ini adalah publik internal perusahaan yaitu karyawan yang mengikuti sosialisasi di PT Bussan Auto Finance Cab. Tangerang 4. 7 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek. PT Remaja Rosadakarya Bandung 2005. Hal 224 14 2.2 Komunikasi Organisasi Menurut Rogers, organisasi merupakan system individu yang stabil, yang bekerja bersama-sama untuk pencapaian tujuan bersama lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.8 Hal ini menujukkan adanya tata cara aturan yang dibuat dan digunakan secara bersama-sama oleh semua individu yang ada didalam organisasi. Struktur dan pembagian kerja yang jelas bagi setiap individu yang ada semata-mata untuk pencapaian tujuan bersama dalam organisasi tersebut. Menurut seorang ahli komunikasi Charle Redding & George A. Sanborn, komunikasi organisasi adalah sebuah kegiatan pengiriman dan penerimaan informasi dalam konteks organisasi yang kompleks. 9Dalam hal ini komunikasi berperan dalam pembentukan dan penerjemahan diantara individu terhadap berbagai informasi yang ada dalam sebuah organisasi. Sementera pengertian komunikasi sendiri menurut Rosady Ruslan, Organisasi merupakan kerangka kerja dari suatu manajemen adalah sesuatu yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu sistem manajemen modern.10Dikatakan sebagai sebuah kerangka kerja karena terdiri dari berbagai bagian yang saling bergantung sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi oraganisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Sifat komunikasi organisasi adalah komunikasi yang berlangsung lebih 8 Don F Faules & R. Wayne Pace, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Organisasi. PT. Rosadakarya, Bandung. 2001 hal 164 9 Ibid. hal 170 10 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta, Raja Grafindo Utama, 2006 hal 89-90 15 banyak menggunakan komunikasi formal. Organisasi cenderung lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisien dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Komunikasi dalam organisasi juga bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung pada umumnya dilakukan dengan cara tatap muka (face to face Communication), sedangkan komunikasi tidak langsung biasanya menggunakan media lain seperti telepon, surat edaran, memo, ataupun papan pengumuman. 2.2.1 Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan dengan khalayak diluar organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departmen, direktorat, jawatan, dan pada perusahaan-perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat (public relations officer) daripada oleh pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting, yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain, umpanya perbandingan (negotiation) yang menyangkut kebijakan organisasi. Yang lainnya dilakukan oleh kepala humas yang dalam kegiatan komunikasi eksternal merupakan tangan kanan pimpinan. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepala khalayak dan khalayak kepada organisasi. 16 2.2.2 Komunikasi dari Organisasi kepada Khalayak Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan masalah jika terjadi tanpa diduga. Sebagai contoh ialah masalah yang timbul akibat berita yang salah yang dimuat dalam surat kabar. Dengan adanya hubungan baik sebagai akibat kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi, masalah yang dijumpai kemungkinan besar tidak akan terlalu sulit diatasi. Bukan tidak mungkin pula sebelum berita itu dimuat, si wartawan terlebih dahulu bertanya mengenai kebenaran kejadian yang akan diberitakan itu. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak dapat melalui berbagai bentuk seperti:11 Majalah organisasi Press release Artikel surat kabar atau majalah Pidato televisi Film dokumenter Brosur Leaflet Poster Konferensi pers 11 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2011, hal 201 17 2.3 Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.12 Definisi Public Relations menurut Frank Jefkins adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terncana, baik itu kedalam, maupun keluar antar suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Definisi ini mempunyai pengertian bahwa kegiatan Public Relations adalah suatu kegiatan di bidang komunikasi, baik itu komunikasi internal seperti hubungan karyawan di dalam suatu organisasi maupun komunikasi eksternal yaitu hubungan antar organisasi dengan masyarakat.13 Setelah mengkaji kurang lebih dari 472 lebih definisi Humas, (IPRA) 1978, menyatakan bahwa definisi dari Public Relations menurut Dr. Rex Harlow dalam buku (Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy. M.A.) adalah: “ Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini public; memndukung manajamen dalam mengikuti dan 12 Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom, Effective Public Relations edisi Kesembilan, Penerjemah: Tri Wibowo B.S, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007, hal 7 13 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations dalam Manajemen, Bandung: Mandar Maju, 1989, hal 115 18 memanfaatkan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecendrungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” (Effendy, 1978) Berdasarkan beberapa definisi Public Relations merupakan suatu usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis baik itu kedalam membina hubungan antara atasan beserta stafnya dengan para karyawan bekerja dengan senang dan merasa puas, meneliti perasaan, kesulitan dan keinginan para karyawan. Tugas keluarnya untuk membina hubungan yang harmonis antar organisasi dengan public eksternal, memperkenalkan produksi, menjaga image perusahaan, meningkatkan jumlah pelanggan dan sebagainya, karena itu Public Relations dapat dianggap sebagai alat atau media untuk menciptakan hubungan dengan siapa saja yang dapat membawa keuntungan dan kemajuan bagi organisasi atau perusahaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan PR, seorang praktisi public relations akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk melakukan persiapan-persiapan melakukan aksi dan komunikasi, dan ditutup dengan tindakan pengendalian yang disebut evaluasi. Menurut Jefkins (2003:54), model perencanaan 6 (enam) langkah PR, yakni :14 1. Pengenalan Situasi (appreciation of the situation) 2. Penetapan Tujuan (definition of objectives) 3. Definisi Khalayak (definition of publics) 4. Pemilihan Media dan Teknik-teknik PR (Selection of Media and techniques) 14 Kadar Nurjaman, Komunikasi Public Relations, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal 113 19 5. Perencanaan Anggaran (Planning of a budget) 6. Pengukuran Hasil (Assement of Result) 2.3.2 Fungsi Public Relations Menurut H. Frazier Moore fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai “Penentusikap public terhadap organisasi, menilai pesan-pesan mereka, mengetahui apakah public mengetahui tentang tujuannya, pelayanannya, dan pelaksanaannya. Menentukan kesalahpahaman yang terjadi, melaksanakan peneliti opini yang sangat penting untuk menyusun kebijakasanaan, perencanaan, dan penilaian efektifitas kegiatan hubungan masyarakat”.15 Menurut buku Effective Public Relations karangan Cutlip& Center serta Broom, fungsi hubungan masyarakat diuraikan lebih jelas yaitu : 1. Mengantisipasi, menganalisa, dan menerjemahkan pendapat publik, sikap dan masalah yang mungkin berdampak baik maupunburuk terhadap jalan rencana organisasi. 2. Memberi anjuran kepada manajemen pada semua manajemen pada semua jenjang di dalam organisasi, dengan memperhatikan keputusan kebijaksanaan, rangkaian tindakan, masyarakatnya dan dan komunikasi, tanggung jawab dengan sosial atau memperhitungkan tanggung jawab kewarganegaraan. 3. Meneliti, melaksanakan, dan mengevaluasi program tindakan dan komunikasi secara berkelanjutan agar masyarakat yang diberi informasi memperoleh 15 H. Frazier Moore, Hubungan Masyarakat, Prinsip, Kasus, dan Masalah Dua, Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 1998, hal 196 20 pemahaman, sehingga tujuan komunikasi tercapai. Program-program itu dapat mencakup pemasaran, keuangan, pengumpulan dana, hubungan dengan karyawan atau pemerintah, dan lainnya. 4. Membuat rencana dan menerapkan upaya organisasi untuk mempengaruhi atau mengubah kebijakan umum. 5. Menentukan sasaran, membuat sarana, membuat anggaran, menyaring dan melatih staf, mengembangkan fasilitas. Singkatnya mengelola sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan semua yang disebutkan diatas.16 2.4 Strategi Program PR Tujuan strategi komunikasi adalah memperkenalkan pertimbangan dan prinsip utama dalam mengimplementasikan program PR. 1.Credibility (kredibilitas). Komunikasi dimulai dengan iklim kepercayaan. Iklim ini dibangun dengan kinerja pihak lembaga, yang menrefleksikan hasrat untuk melayani stakeholder dan publik. Penerima harus memiliki kepercayaan pada pengirim dan pandangan yang tinggi terhadap kompetensi sumber subyeknya. 2. Context (konteks). Program komunikasi harus sesuai dengan kenyataan yang ada di lingkungan. Konteks antara komunikasi dengan kenyataan harus bersifat menegaskan, bukan menyangkal pesan. Komunikasi yang efektif memerlukan lingkungan sosial yang mendukung, yang sebagian besar ditetapkan oleh media berita. 16 Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom, Effective Public Relations edisi Kesembilan, Penerjemah: Tri Wibowo B.S, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, hal 7 21 3. Content (isi). Pesan harus memiliki makna bagi penerimanya. Dan terlebih harus sesuai dengan sistem nilainya. Pesan juga harus memiliki keterkaitan dengan situasi penerima. Secara umum, orang memilih informasi-informasi yang menjanjikan mereka imbalan terbesar. Konten pesan menentukan audiens. 4. Clarity (kejelasan). Pesan haruslah disampaikan dengan sederhana. Penerima dan pengirim harus memiliki kesamaan pemahaman akan pesan tersebut. Masalah yang rumit harus diringkas dalam bentuk tema, slogan atau stereotip yang sederhana dan jelas. Semakin jauh perjalanan yang harus ditempuh suatu pesan, maka pesan itu harus semakin sederhana. 5. Continuity dan Consistency (kesinambungan dan kekonsistenan). Komunikasi merupakan proses tanpa akhir. Komunikasi memerlukan pengulangan untuk mencapai penetrasi. Pengulangan, dengan variasi akan mengkontribusikan baik pembelajaran maupun persuasi. Kisah yang disampaikan juga harus bersifat konsisten. 6. Channels (saluran). Saluran komunikasi yang sudah ada sebaiknya digunakan, yaitu saluran yang digunakan dan dihargai penerima. Menciptakan saluran yang baru mungkin sulit, butuh banyak waktu, dan mahal. Saluran yang berbeda-beda memiliki efek yang berbeda dan efektif di tahap proses difusi yang berbeda pula. Saluran yang efektif dibutuhkan untuk mencapai publik yang menjadi sasaran organisasi organisasi. Setiap orang menghubungkan nilai yang berbeda dengan nilai saluran komunikasi yang berbeda-beda pula. 7. Capability of the Audience (kesanggupan khalayak). Komunikasi harus memperhitungkan kemampuan khalayak dalam menangkap pesan. Komunikasi 22 yang paling efektif adalah komunikasi yang memerlukan paling sedikit usaha di pihak penerima. Ini melibatkan faktor ketersediaan, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan awal.17 2.5 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003, p.121) 2.5.1 Tingkat Pengetahuan Di dalam Domain Kognitif Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003, p.122), pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:18 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengatuhan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: Menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 17 Diunduh oleh: Diana, Landasan Teori http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-100396-mc%202.pdf, diakses 5 November 2014 jam 11.15 WIB 18 Tinjauan Teori. Diakses pada tanggal 23 November 2014 dari www.digilib.unimus.ac.id 23 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramaikan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan mengelelompokkan dan sebagainya. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau mrnghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi- 24 formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. 2.6 Humas Pemerintah dan BUMN Perbedaan pokok Antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada public servis atau demi meningkatkan pelayanan umum. Melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D. Millet dalam bukunya, Management in Public Service the Quest for Effective Performance, 25 artinya Humas/PR dalam dinas instansi/lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu:19 1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration). 2. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire). 3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh Antara hubungan public dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official) 4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diuapayakan oleh suatu lembaga /instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing) Menurut Dimock dan Koenig (1987), pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu Antara lain: Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut. Mampu menanamkan keyakinan dari kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di 19 Rosady, Ruslan. Manajemen Public dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal 324 26 berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing. 1. Keberadaan Humas Pemerintah Keberadaan unit kehumasan (Hubungan Masyarakat) disebuah Lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan masyarakat ke dalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran (The PR as tools or channels of government publication) untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak, atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya (wayang kulit atau wayang golek dan lain sebagainy) Sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, tugas pokok Humas adalah bertindk sebagai koordinator, membantu (back up) mencapai tujuan dan sasaran bagi instansi/lembaga kepemerintahan bersangkutan, membangun hubungan baik dengan berbagai public dan hingga menciptakan citra serta opini masyarakat yang menguntungkan. Secara garis besarnya Humas mempunyai peran ganda: yaitu fungsi keluar berupa memberikan informasi atau pesan-pesan sesuai denga tujuan dan kebijaksanaan instansi/lembaga kepada masyarakat 27 sebagai khalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib menyerap reaksi, aspirasi atau opini khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan instansinya atau tujuan bersama. Fungsi pokok Humas Pemerintah Indonesia pada dasarnya antara lain: a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah b. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat. c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak. d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi peran taktis dan strategi kehumasan pemerintah/BUMN tersebut, menyangkut beberapa hal: Tugas secara taktis dalam jangka pendek, Humas berupaya memberikan pesan-pesan dan memberikan informasi kepada masyarakat umum, dan khalayak tertentu sebagai target sasarannya. Kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, dan kemudian memotivasi, atau mempengaruhi opini masyarakat dengan usaha untuk “menyamakan persepsi” dengan tujuan dan sasaran instansi/lembaga yang mewakili. 28 Tugas strategis (jangka panjang) Humas, yakni berperan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan (decision making process), memberikan sumbang saran, gagasan dan hingga ide-ide cemerlang serta kreatif dalam menyukseskan program kerja lembaga instansi/lembaga yang bersangkutan dan hingga pelaksanaan pembangunan nasional. Terakhir bagaimana upaya untuk menciptkan citra atau opini masyarakat yang positif. Jadi pengertian peran ganda Humas instansi Pemerintah dan lembaga BUMN (Badan Usaha Milik Negara) tersebut di atas dalam upaya menunjang (Supporting of PR government activities) pelaksanaan tugas dan fungsi aparat kehumasan lembaga bersangkutan. Dan oleh karena itu maka pejabat Humas tersebut harus memiliki kemampuan untuk menguasai permasalahan yang dihadapi oleh instansinya, sebagai berikut: Kemampuan untuk mengamati dan menganalisis persoalan yang menyangkut kepentingan instansinya atau khalayak yang menjadi target sasarannya. Kemampuan melakukan hubungan komunikasi timbal balik yang kreatif, dinamis, efektif, saling mendukung bagi kedua belah pihak dan menarik perhatian terhadap audiensnya. Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan pendapat umum (opini public) yang menguntungkan instansi/lembaganya. Kemampuan untuk menjalin hubungan baik atau kerja sama dan saling mempercayai dengan berbagai pihak yang terkait. Dalam rangka untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan tersebut, ada beberapa kegiatan yang dihadapinya, secara rutin, yaitu Antara lain: 29 Kemampuan membangun dan membina saling pengertian antara kebijaksanaan pimpinan lembaga/instansi dengan khalayak eksternal dan internal Sebagai pusat pelayanan dan pemberian informasi, baik bersumber dari instansi/lembaga maupun berasal dari pihak publiknya. Menyelenggarakan pendokumentasian setiap ada publikasi dan peristiwa dari suatu kegiatan atau acara penting di lingkungan instansi/lembaga. Mengumpulkan berbagai data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan lembaga/instansi atau mengenai pembentukan opini publiknya. Kemampuan membuat produk publikasi Humas, misalnya kliping, press release, news letter, majalah PR internal, bulletin, brosur, poster, dan lain sebagainya. 2. Humas Dalam Organisasi dan Lembaga Non-Komersial Public Relations (PR/Humas) pada sebuah lembaga atau organisasi nonkomersial dan instansi pemerintah, yaitu terdapat pada bidang-bidang atau profesi tertentu Antara lain sebagai berikut: a. Ahli Hukum, profesi pengacara, advocate dan penasihat hokum lembaga pengabdian masyarakat lain sebagainya. b. Profesi kedokteran, media dan pelayanan kesehatan masyarakat umum. Lembaga Rumah Sakit, klinik perawatan medis dan kegiatan sosial masyarakat lain sebagainya. c. Bidang keagamaan, penerangan dakwah agama dan lain-lain. 30 d. Bidang seni dan budaya popular serta tradisional. e. Yayasan pendidikan dan pelatihan profesi, perguruan tinggi baik milik pemerintah maupun swasta. f. Humas lembaga BUMN (Badan Usaha Milik Negara), baik bergerak bidang produksi strategis maupun jasa pelayanan umum (Public Services), termasuk department instansi pemerintah dan TNI/Polri lain sebagainya. Sebagaimana telah digariskan oleh SK Menpen No. 31/1971, yaitu tugas dan fungsi Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah), antara lain sebagai berikut: 1. Membantu Menteri Penerangan RI dalam menetapkan kebijaksanaan pembinaan hubungan yang lancer an harmonis antara masyarakat dan pemerintah. 2. Mengadakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan kerja sama antara PR/Humas Departmen dan Lembaga Pemerintah/Negara. 3. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan kehumasan sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Kegiatan Bakohumas, selain mengadakan pertemuan berkala antara para anggotanya, yaitu kegiatan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan juga untuk meningkatkan keterampilan khusus serta menambah wawasan berpikir. Maka dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas peranan lembaga profesi Bakohumas kedinasan pemerintah atau lembaga BUMN tersebut diharapkan mampu: Mengetahui kegiatan pada masing-masing instansi /lembaga pemerintahan, kemudian saling tukar-menukar informasi, dan lembaga Bakohumas 31 diharapkan dapat berperan sebagai forum konsultasi, komunikasi hingga pertemuan rutin bagi para pejabat PR/Humas. Mengadakan kontak pribadi antar pejabat PR/Humas, sehingga akan mempermudah koordinasi hubungan kedinasan dan kerja PR/Humas pada masing-masing instansi/lembaga pemerintah. Upaya untuk meningkatkan profesionalis bagi staf anggota Bakohumas, baik dibidang teknis maupun bidang manajemen operasional kehumasan dalam upaya melancarkan kegiatan penerangan. Kemudian kalau diuraikan secara rinci tugas dan fungsi Humas yang berpedoman pada Two way traffic of communication, adalah sebagai berikut: a. Berorientasi demi kepentingan tujuan politis dan birokratis kepemerintahan. b. Memberikan penerangan dan pendidikan ke masyarakat umum tentang kegiatan pemerintah dan pelaksanaan program kerja pembangunan nasional. c. Meyakinkan masyarakat atau memasyarakatkan tentang maksud dan tujuan peraturan, langkah-langkah serta kebijaksanaan pemerintah yang ada. d. Menyampaikan atau memonitor tentang pendapat umum agar peraturan dan perundang-undangan itu senantiasa berdasarkan kenyataan dan dapat diterima oleh masyarakat. e. Menyampaikan informasi atau pesan tentang keinginan-keinginan, aspirasi, pendapat dan persepsi masyarakat kepada pemerintah. Memonitor tanggapan (feed back) masyarakat sebagai input atau masukan yang berguna kemudiandisampaikan kepada instansi bersangkutan. 32 f. Mengajak atau membujuk masyarakat umum agar lebih aktif dalam peran sertanya menunjang program pembangunan, perekonomian, masalah bidangbidang Sospolbud, Hankamnas, kepedulian pada lingkungan hidup dan alam, serta pariwisata. g. Turut menyukseskan lebih spesifik mengenai program KB (Keluarga Berencana), Pajak, Kadarkum (Kesadaran Hukum), Kampanye Pemilu, Pekan imunisasi Nasional (PIN), Cinta Rupiah serta produk dalam negeri, dan hingga Disiplin Nasional lain sebagainya.