upaya meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran ips

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
TALKING STICK DI KELAS VIII C SMP NEGERI 1 NANGA
TAYAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Rince, Sri Buwono, Rum Rosyid
P.IPS, Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Tanjung Pura
e-mail : [email protected]
Abstract : Efforts to Improve Student Activities in Learning Through Learning
Model IPS Talkin Stick in Class VIII C SMP Negeri 1 Nanga Tayap Academic
Year 2012/2013. Action research aims to increase student activity in the
classroom VIIIC SMP Negeri 1 Nanga Tayap through the application of learning
models increased and reached Talking Stick.The research was carried out by the
number of 27 students consisting of 13 male students and 14 female students.
Prior research students seem inactive and not in the spirit of learning activities ..
After research actions carried out by the students begin to show improvement
cycle aktifitasan students to 66.6% in the first cycle that can be said to be active in
teaching and learning. For the second cycle increasing student activity increased
again that 81.4% of students active, with 75% of the performance indicators of a
class action with the talking stick models can increase the activity of class VIII C
SMP Negeri 1 Nanga Tayap on Integrated social studies.
Keywords : Talking Stick Learning Model, and Student Activities.
Abstrak : Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS
Melalui Model Pembelajaran Talkin Stick di Kelas VIII C SMP Negeri 1 Nanga
Tayap Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas siswa di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Nanga Tayap melalui
penerapan model pembelajaran Talking Stick meningkat dan tercapai.Penelitian
ini dilakukan dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan. Sebelum dilakukan penelitian siswa kelihatan tidak aktif dan
tidak semangat dalam kegiatan belajar. Setelah penelitian tindakan dilaksanakan
dengan satu siklus siswa mulai menunjukan peningkatan ke aktifitasan siswa pada
siklus I 66,6 % yang dapat dikatakan aktif dalam KBM. Untuk siklus II
peningkatan aktivitas siswa mengalami peningkatan lagi yaitu 81,4 % siswa aktif,
Dengan indicator kinerja 75 % maka tindakan kelas dengan model talking stick
dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Nanga Tayap pada
mata pelajaran IPS Terpadu.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Talking Stick, dan Aktivitas Siswa.
P
endidikan sebagai suatu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa diharapakan
mampu memberikan peran dan andilnya dalam meningkatkan pambangunan.
Karena itulah pendidikan dianggap sangat penting bagi seseorang, dengan
pendidikan yang lebih diharapkan akan dapat membantu masa depan mereka
maupun pembangunan bagi bangsa dan negera. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka pemerintah menetapkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (2003: 6) pasal 3 yang berbunyi:”Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.”
Guru merupakan komponen yang paling penting. Oleh karena itu guru
sebagai pengajar dengan tugas untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Kita ketahui
bersama bahwa pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan
suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan
secara terus menerus. Perubahan yang dapat dilakukan oleh guru seperti yang di
ungkapkan oleh Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd (2009: 12) dalam bukunya yang
mengatakan bahwa,“kualitas pembelajaran juga dapat diupayakan oleh guru
dengan menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran mutakhir. Dengan
demikian, guru perlu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi serta perkembangan alat
teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah belajar siswa”.
Alat untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang berorentasi pada
keberhasilan adalah model pembelajaran. Pada dasarnya belajar adalah melakukan
suatu kegiatan. Jelas dalam kegiatan belajar selain guru yang aktif peserta didik
(siswa) juga di harapkan harus aktif agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Tanpa keaktivan proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik, rendahnya
keaktivitasan ditemukan dominan karena siswa yang cenderung pasif atau diam.
Siswa lebih banyak menunggu dan mendengar sajian dari guru. Selain itu
dikarenakan guru yang melaksanakan pembelajaran klasik tanpa pengembangan.
Guru selama ini dominan menggunakan ceramah dalam mengajar dan memberi
tugas. Siswa kurang aktif dalam berinteraksi pada saat pembelajaran, sehingga
siswa merasa jenuh, tidak bergairah dan bosan mengikuti pelajaran. Dan di siswa
sering melamun di dalam kelas.
Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya harus memiliki tujuan yang ingin di
capai, begitu juga penelitian yang penulis lakukan. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa khususnya di kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Nanga Tayap pada mata pelajaran IPS dapat meningkat melalui model
pembelajaran Talking Stick dibandingkan sebelumnya.
Agar tujuan tercapai pada PTK kali ini penulis akan menggunakan model
pembelajaran Talking Stick. Model pembelajaran talking stick merupakan motode
pembelajaran inovatif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama
proses pembelajaran. Guru menggunakan media tongkat sebagai alat bantu dalam
pelaksanaan talking stick. Talking stick dapat di lakukan oleh guru di sela-sela
atau akhir pelajaran. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran, guru dapat
meminta siswa untuk melakukan penghapalan materi pelajaran terlebih dahulu
dengan menetapkan lamanya waktu yang dibutuhkan sampai talking stick
dilaksanakan. Kemudian guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa secara
acak, setelah itu guru dan siswa menyanyikan lagu tertentu secara bersama sambil
menyerahkan tongkat kepada salah siswa pertama kesiswa lainnya, begitu lagu
dinyatakan berhenti oleh guru dengan tanda-tanda yang disepakati, maka saat
siswa terakhir yang menerima tongkat akan mendapat pertanyaan dari guru, siswa
tersebut wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Suasana kelas
akan lebih menyenangkan siswa diajak belajar sambil bermain, siswa merasa tidak
bosan karena selama belajar meraka juga terlibat secara langsung.
Menurut Qonita Alya (2003: 23), aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan.
Jadi aktivitas siswa adalah segala kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa guna
menunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar.
Menurut “Poerwadarminta (2003: 23) aktifitas adalah kegiatan”.
Keaktivitasan siswa didalam kelas dapat dilihat dan diukur dari berbagai aspek
seperti berikut :Berani bertanya didalam kelas, berani mengungkapkan pendapat,
mau bekerja sama dengan teman.
Menurut Sumartono ( dalam Suroso, 2001:3) “Aktivitas belajar adalah
gerakan yang dilakukan untuk sama – sama aktif ketika belajar dengan
memanfaatkan sebanyak mungkin. Aktivitas belajar ini dapat dilihat dari aktifnya
siswa dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar”.
Dalam hal ini proses belajar siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat
saja tetapi siswa juga dapat aktif. Seperti yang di ungkapkan Menurut Paul B.
Diedrich (dalam Sardiman A.M, 2010: 101), Membuat suatu daftar yang berisi
177 macam kegiatan (aktifitas siswa), antara lain: 1)Visual activities seperti
membaca, memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain
dan sebagainya. 2)Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi
dan sebagainya. 3)Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato dan sebagainya. 4)Writing activities seperti menulis cerita,
karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya. 5)Drawing activities
seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya.
6)Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7)Mental
activities seperti menangkap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8)Emotional activities
seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan
sebagainya.
Untuk mengetahui penyebab tingkat keaktivitasan siswa Di SMP Negeri 1
Nanga Tayap khususnya kelas VIIIC rendah maka pelu dilakukan penelitian
seperti yang di ungkapkan oleh Wardani (2003: 14) mengemukakan
bahwapenelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.” Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) memiliki tujuan seperti yang di ungkapkan “Susilo (2009: 17-18)
mengemukukan bahwa penelitian tindakan kelas di dalamnya memiliki tujuan,
diantaranya adalah: (1)Meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
(2)Memperbaiki dan meningkatkan pelayanan professional guru kepada peserta
didik dalam konteks pembelajaran di kelas. (3)Memperbaiki kondisi praktekpraktek pengajaran. (4)Meningkatkan hasil belajar siswa.
Agar tujuan tercapai peneliti menggunakan model pembelajaran Talking
Stick. Menurut Suherman (2006: 84) sintaks pembelajaran talking stick adalah
sebagai berikut: 1)Guru menyiapkan tongkat. 2)Guru menyajikan materi. 3)Siswa
membaca materi lengkap pada wacana. 4)Guru mengambil tongkat dan
memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab
pertanyaan dari guru. 5)Tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru
memberikan pertanyaan lagi dan seterusnya. 6)Guru membimbing siswa. 7)Guru
dan siswa menarik kesimpulan. 8)Guru melakukan refleksi proses pembelajaran,
9)Siswa memberikan evaluasi.
Menurut Dr. Suyatno, M.Pd (2009: 124), “Langkah-langkah yang harus
digunakan dalam penerapan metode talking Stick antara lain : 1)Guru menyiapkan
sebuah tongkat. 2)Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi pegangan/paketnya. 3)Setelah selesai membaca buku dan
mempelajarinya. 4)Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada dan siswa
yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya setiap pertanyaan dari guru.
5)Guru memberikan kesimpulan. 6)Evaluasi. 7)Penutup.
Pelajaran IPS memiliki klalifikasi disiplin ilmu sejarah, geografis, ekonomi,
dan sosiologi. Dalam pelajaran IPS dibutuhkan keaktivitasan siswa sehingga pola
pikir siswa berkembang dan dapat mengembangkan materi pelajaran lebih lanjut.
Selama ini siswa SMP Negeri 1 Nanga Tayap kurang menyenangi pelajaran IPS
karena dianggap kurang menarik sehingga dirasakan membosankan bagi mereka.
Menurut Awan Mutakin dalam Trianto (2007: 128) tujuan dari pembelajaran
IPS terpadu adalah:1)Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat
atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat. 2)Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial kemudian dapat
digunakan memecahkan masalah-masalah sosial. 3)Mampu mengggunakan
model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan
isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4)Manaruh perhatian terhadap
isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis,
selanjutnya dapat mengambil tindakan yang tepat. 5)Mampu mengembangkan
berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang
kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
Menurut S. Poerwiti (1981: 8-9) bahwa “Social Sciences dapat diartikan
sebagai kelompok ilmu yang menyelidiki manusia dalam hubungannya dengan
manusia lain, atau dalam hidup kemasyarakatan. Social Sciences diterjemahkan
menjadi ilmu -ilmu kemasyarakatan, atau ilmu-ilmu sosial”.
METODE
Penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan fokus
penelitian yaitu pada SMP Negeri 1 Nanga Tayap khususnya kelas VIIIC semester
ganjil tahun ajaran 2012/2013 pelajaran IPS khusnya materi pelajaran sosiologi
dengan materi pokok adalah tentang penyimpangan sosial dan upaya pencegahan
penyimpangan sosial. Jumlah siswa yang terdapat pada kelas VIIIC adalah 27
orang yang terdiri dari 13 orang siswa laki – laki dan 14 orang siswa perempuan.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan, setiap
siklus diadakan 2 kali pertemuan dan 1 kali tes. Persiapan tindakan dilakukan
dengan merancang sekenario pembelajaran yang menarik, alokasi waktu dan
menyiapkan soal tes. Juga Menyiapkan dan membuat lembar observasi yang
diperlukan dalam penilaian aktivitas siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Stick.
Saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas peneliti di bantu rekan
guru sejawat yang bertugas sebagai observer mengadakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan kelas, adapun hal – hal yang diamati yaitu: kesuaian
perencanaan kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, persiapan
perangkat mengajar, waktu dan metode yang digunakan. Dan juga penilaian
tentang keaktivitasan siswa selama didalam kelas baik saat mendengrkan
penjelasan dari guru, bekerja sama dengan teman dan juga berani mengungkapkan
pendapat. Hasil dari data yangdiinginkan di peroleh dari hasil observasi yang
dikumpulkan dan di analisi bersama rekan sejawat.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1
Nanga Tayap yang berjumlah 27 orang siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki
dan 14 orang siswa perempuan. Jenis data menggunakan data kualitatif yaitu Data
kualitatif penilaian yang dilihat dari proses pembelajaran di kelas yang terdiri dari
penilaian aktivitas siswa dan penilaian aktivitas guru saat proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
Cara pengambilan data untuk keperluan analisis maka data diperolehkan
melalui: 1)Data tentang penerapan model pembelajaran talking stick pada mata
pelajaran IPS Terpadu diperoleh melalui lembar observasi siswa pada saat
pelaksanaan tindakan. 2) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi guru dan RPP. 3)
Data tentang situasi atau keadaan belajar diperoleh melalui dokumentasi gambar
pada saat kegiatan pelaksanaan tindakan. Instrumen Penelitian menggunakan
instrument lembar observasi, disusun berdasarkan komponen- komponen sesuai
dengan indikator yang akan digunakan untuk mendapatkan data tentang penerapan
model pembelajaran talking stick pada mata pelajaran IPS.
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dilakukan, maka
ditetapkan indikator kinerjanya sebagai berikut: 1) Adanya kesesuaian antara
urutan penyajian materi dengan waktu dan strategi yang telah direncanakan. 2)
Penilaian siswa digolongkan siswa yang sangat aktif, aktif, cukup aktif, dan
kurang aktif. 3) Adanya perubahan yang terlihat dari sikap dan prilaku siswa
terutama keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Pada siklus I aktivitas siswa dalam proses pembelajaran minimal 60% dari siswa
yang ada masuk dalam kriteria aktif. Sedangkan pada siklus II minimal 75% dari
siswa yang ada msuk dalam kriteria aktif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian ini telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII C SMP Negeri 1
Nanga Tayap pada mata pelajaran IPS Sosiologi tahun ajaran 2012/2013. Dalam
kegiatannya penelitian dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus dilakukan
sebanyak tiga kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan untuk tatap muka dan satu
kali pertemuan untuk melakukan uji kompetensi.
Hasil keaktivitasan siswa dilihat dari perhitungan lembar observasi yang
digunakan terdapat peningkatan presentase siswa yang aktif, pada siklus 1 dalam
proses belajar mengajar dengan menggunakan model talking stik, siswa yang aktif
setelah dilakukannya tindakan penelitian pada siklus I 66,6 % siswa.
Presentase keaktifan belajar siswa tersebut telah mencapai indikator kinerja
yang telah ditetapkan pada siklus I yaitu sebesar ≥ 60 % siswa yang aktif. Dari
data table di atas terlihat bahwa pada pertemuan pertama ada 4 orang siswa yang
sangat aktif dan yang tidak aktif ada 9 siswa, sedangkan pada pertemuan kedua
siswa yang sangat aktif bertambah menjadi 7 siswa dan kurang aktif masih tetap 9
siswa. Tetapi dari table tersebut terlihat dara siswa yang kurang aktif ternyata
masih orang sama dengan jumlah yang sama. Karena itulah peneliti melakukan
penelitian kembali sesuai dengan yang direncanakan pada siklus 2.
Pada siklus 2 hasil presntase keaktifitasan siswa meningkat Setelah
diadakannya siklus II dengan model pembelajaran yang masih sama yaitu dengan
model talking stik maka terjadi peningkatan jumlah siswa aktif yaitu sebanyak
81,4 %. Pada siklus 2 ini siswa yang aktif bertambah pada pertemuan 1 siswa
yang sangat aktif 8 siswa dan pertemuan ke 2 menjadi 12 orang siswa. Siswa yang
tidak aktif pertemuan pertama 5 orang siswa menjadi 3 orang siswa .
Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan dikemukakan tentang perkembangan kemajuan
belajar siswa selama dilaksanakan tindakan (dua siklus) mengenai perkembangan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS Sosiologi melalui model talking
stik.
Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I (pertama), pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 5
Oktober 2012 dan pertemuan 2 pada tanggal 12 Oktober 2012. Dalam hal ini guru
terlebih dahulu menginformasikan tentang pembelajaran dengan menggunakan
model talking stik. Hasil dalam pelaksanaan siklus ini memang terdapat kemajuan
akan tetapi dirasakan masih belum mencapai kata memuaskan. Hal ini dapat
dilihat dari minimnya keseriusan siswa dalam mengerjakan apa yang seharusnya
menjadi tugas mereka. Adapun hal-hal yang ditemukan dalam siklus I adalah
sebagai berikut: 1)Munculnya ketertarikan dari sebagian siswa mengenai
pembelajaran dengan menggunakan model talking stik. 2)Waktu pelaksanaan
dirasakan kurang karena guru dalam penyampaian materi dan penjelasan model
talking stick terlalu lama tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun. 3)Guru
kurang maksimal dalam melakukan bimbingan saat pembelajaran di mulai
mengakibatkan kurangnya keseriusan siswa dalam melalukan pengoperan tongkat.
Dan masih banyak siswa yang takut untuk menerima tongkat dari temannya.
4)Siswa masih ada yang yang tidak menjawab pertanyaan yang diberikan guru
karena waktu untuk membaca dan menghapal materi kurang. 5)Siswa masih takut
saat bernyanyi bersama sebagai lagu iringan permainan. 6)Hasil pelaksanaan
siklus I menunjukkan kemajuan yang tidak begitu memuaskan. Hal ini terlihat
dari hasil observasi selama dilakukannya tindakan pada siklus I sebanyak 66,6 %
siswa yang aktif dalam pembelajaran Talking Stick. Peresentase keaktifan dan
ketuntasan siswa tersebut sudah menunjukkan adanya perubahan aktivitas siswa
dalam belajar, namun belum mencapai hasil yang maksimal sehingga perlu
diadakannya siklus II.
Siklus II
Dalam melaksankan siklus kedua, pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 19
Oktober 2012 dan pertemuan 2 pada tanggal 26 Oktober 2012, pembelajaran yang
digunakan masih sama yaitu pembelajaran menggunakan model talking stik
dengan penyempurnaan beberapa kegiatan berdasarkan refleksi pada siklus I.
Pada siklus II ini masih ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif dalam
kegiatan belajar namun pada akhirnya hasil yang dicapai telah melebihi indikator
kinerja yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun hal-hal yang ditemukan peneliti dalam pelaksanaan siklus II ini
adalah sebagai berikut: 1) Strategi pembelajaran berjalan dengan baik sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian waktu
antara penyajian materi pelajaran dengan waktu yang tersedia. 2)Guru
memberikan bimbingan secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa sudah mengerti dan memahami cara pengerjaan tugas mereka. 3)Siswa
mulai menyenangi kegiatan pembelajaran dilihat dari antusias saat menghapal dan
memeahami materi pelajaran, serta keinginan bertanya kepada guru mengenai
materi yang belum di mengerti. 4)Siswa mulai bagus dalam bekerja sama saat
pemberian tongkat kepada siswa lainnya. 5)Banyaknya siswa yang mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 6)Hasil dalam pelaksanaan siklus II
telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan yaitu dengan tercapainya
indikator kinerja yaitu 81,4 % siswa yang aktif dalam pembelajaran di kelas
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pada siklus kedua ini persentase
jumlah siswa menunjukkan bahwa di dalam pelajaran siswa dapat berinteraksi,
baik dengan guru atau pun rekannya sehingga tidak perlu untuk diadakan
tindakan selanjutnya.
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian di atas maka dapat dilihat
sebagaimana tebel di bawah ini:
Tabel 1. Pencapaian Indikator Kinerja tindakan siklus 1 dan siklus 2 Keaktifan
Siswa pada Mata Pelajaran IPS Sosiologi di Kelas VIII C SMP Negeri 1 Nanga
Tayap T.A. 2012/2013.
Indikator
Tindakan
Siklus I
Kinerja
Presentase keaktifan
siswa
Indikator
60 %
Hasil yang tercapai
66,6 %
Indikator
75 %
Siklus II
Hasil
tercapai
yang
81,4 %
Sumber: Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan rekan guru IPS Sosiologi.
Berdasarkan Tabel 1, dapat kita ketahui bahwa siswa yang aktif setelah
dilaksanakannya siklus I sebanyak 66,6 % siswa sedangkan setelah dilaksanakan
siklus II sebanyak 81,4 % siswa, sedangkan indikator kinerja yang diminta adalah
70 %. Maka dapat ditarik simpulan keaktifan siswa meningkat sebesar 14,8 % dari
siklus I.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model Talking Stik dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS Sosiologi,
sehingga aktivitas siswa meningkat saat menjawab pertanyaan yang di jukan guru
dan bertanya mengenai materi yang belum di mengerti. Dalam hal ini sekenario
yang disusun bersama antara peneliti dengan guru lain sebagi observer ternyata
memberi pengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
IPS Sosiologi.
Dengan demikian dikarenakan bahwa dengan penggunaan model Talking Stik,
aktivitas siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Nanga Tayap pada pelajaran IPS
Sosiologi dapat ditingkatkan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan umum dimana penggunaan model Talking Stik dalam kegiatan
pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa yang dilihat dari ketercapaian
indikator kinerja yang telah ditentukan.
Secara khusus diperoleh beberapa aspek sebagai berikut: 1)Pembelajaran
menggunakan model Talking Stik dapat meningkatkan interaksi belajar siswa yang
dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mampu bekerjasama dan aktif pada
siklus I sebanyak 18 siswa atau sekitar 66.6 % dan pada siklus II sebanyak 22
siswa 81,4%. 2) Pembelajaran menggunakan model Talking Stik dapat
meningkatkan minat belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah
siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan materi dan terlihatnya siswa
yang semangat untuk menjawab pertanyaan. 3)Siswa semangat dalam kegitan
belajar memahami, mengetahui dan mengahapal materi yang pelajaran.
5)Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Talking stick ini terlihat pada
siklus 1 masih terdapat siswa yang takut untuk menerima tongkat dari temannya
tetapi pada siklus 2 siswa sudah mulai semangat menerima tongkat dari temannya
dan mampu bekerja sama saat permainan mengoper tongkat. 6)Siswa merasa
senang pada saat pembelajaran karena mereka belajar sambil melakukan
permainan, belajar tidak membuat meraka menjadi beban tetapi menyenangkan.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang telah di uraikan diatas maka peneliti diseini yang
juga merupakan penulis memberikan saran yaitu : 1) Guna meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar dan prestasi di sekolah maka saya sarankan kepada rekan
guru agar dapat menerapkan strategi dalam kegiatan pembelajaran salah satunya
yaitu menggunakan talking stick. 2) Pada model pembelajaran talking stick sangat
cocok di gunakan jika siswa tidak terlalu bannyak karena setiap siswa bisa
mendapatkan giliran pertanyaan dari guru. 3) Untuk sekolah yang siswanya
masih banyak yang malas belajar atau mengulangan pelajaran dirumah serta tidak
adanya pusat bimbingan belajaar sangat cocok menggunakan model pembelajaran
talking stick karena mereka harus menghapal dan memahami materi perlajaran
agar dapat menjawab bertanyaan yang di berikan oleh guru. 4)Perlu adanya
pengaturan waktu yang lebih maksimal agar penyajian proses belajar mengajar
menggunakan model Talking Stik dapat tercapai sempurna.
DAFTAR RUJUKAN
Alya, Qonita. 2003. Kamus Bahasa Indonesia.
FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, 2007. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Pontianak
Poerwito, S. 1981. Dasar – Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: CV.
Dwijaya.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Prenada Media
Group.
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Suherman, Eman. 2006. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Suroso. 2001. Peningkatan Daya Ingat Terhadap Pelajaran IPS Melalui
Penggunaan Model Pembelajaran. Jakarta: Pelangi Jakarta.
Susilo. 2009. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Trianto. 2007. Mode Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional Derektorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah
Derektorat tenaga Kependidikan.
Download