Nilai Pancasila dalam Prinsip Gotong Royong

advertisement
Untuk disebarluaskan segera
SIARAN PERS
Nilai Pancasila dalam Prinsip Gotong Royong JKN-KIS
Jakarta (31/05/2017): Dalam rangka memperingati hari kelahiran Pancasila pada 1 Juni mendatang, BPJS Kesehatan
mendukung pemerintah dan partisipiasi dalam kegiatan Pekan Pancasila, dengan menggelar talkshow bersama
tokoh-tokoh inspiratif masa kini dan beraneka lomba yang menggairahkan semangat nilai Pancasila khususnya bagi
Duta BPJS Kesehatan, serta dilanjutkan dengan upacara peringatan hari lahir Pancasila pada 1 Juni 2017 di seluruh
Kantor Cabang BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia.
Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) adalah program negara yang merupakan
perwujudan nilai-nilai Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial dalam hal
pemenuhan hak meningkatan kualitas hidup manusia yang dibangun melalui jaminan sosial di dalamnya terdapat
Program JKN-KIS. Melalui jaminan sosial, diharapkan mampu meretas jalan perubahan demi indonesia yang berdaulat
secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, Program JKN-KIS meningkatkan
kualitas hidup sehat manusia Indonesia dengan memberikan akses finansial kepada seluruh rakyat Indonesia, agar
memenuhi kebutuhan mendasar mereka di bidang kesehatan.
“Keberadaan program ini telah membuka kesempatan mendapatkan pelayanan kesehatan secara adil dan merata
bagi seluruh masyarakat, baik yang mampu maupun yang tidak mampu, dari kalangan penerima bantuan iuran,
hingga pemilik perusahaan, dengan iuran yang terjangkau. Keadilan sosial sesuai dengan nilai-nilai Pancasila ini akan
terwujud jika semua pihak sama-sama bergotong royong atau berkontribusi dalam Program JKN-KIS. Bahkan
menerapkan pola hidup sehatpun merupakan suatu kontribusi yang nyata,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan
Fachmi Idris saat memberikan sambutan dalam kegiatan Talkshow bertemakan Bagaimana Generasi Muda
Memaknai Nilai-Nilai Pancasila Dalam Era Kekinian di Kantor Pusat BPJS Kesehatan (31/05). Talkshow dihadiri oleh
berbagai narasumber seperti Pakar Komunikasi Universitas Indonesia Effendi Ghazali, CEO Kubik Leadership Jamil
Azzaini, dan Pandji Pragiwaksono, artis, stand up comedian, juga penulis muda yang banyak menjadi inspirasi anakanak muda masa kini.
Fachmi Idris menambahkan, prinsip dasar dalam Program JKN-KIS adalah Gotong Royong yang merupakan saripati
dari Pancasila. Hal ini perlu disadari bersama mengapa dalam Program JKN-KIS nilai-nilai Pancasila sudah tertuang.
Pertama, gotong royong dalam membayar iuran dimana iuran tersebut akan digunakan bagi peserta yang harus
mendapatkan pelayanan kesehatan, yang sehat membantu yang sakit. Kedua dalam penyelenggaraan Program JKNKIS kerjasama antar stakeholder, fasilitas kesehatan yang akan melayani peserta JKN-KIS dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan, kerjasama lintas kementerian mulai dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan,
Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, serta lembaga-lembaga terkait lain baik itu DJSN, DPR, OJK, BPK,
BPKP, Organisasi Profesi, Asosiasi Fasilitas Kesehatan dsb, serta yang tak kalah penting adalah kerjasama dengan
Pemerintah Daerah.
“Kolaborasi peran dari seluruh stakeholder sangat diperlukan dalam menjaga kualitas dan keberlangsungan program
JKN-KIS. Juga agar seluruh pihak dapat memberikan sumbangsih dan kerja keras bersama demi terwujudnya bangsa
Indonesia yang lebih sehat dan bermartabat,” ujar Fachmi Idris.
Bagi seluruh Duta BPJS Kesehatan sendiri, tata nilai organisasi yang saat ini diterapkan BPJS Kesehatan, yaitu
Integritas, Profesional, Pelayanan Prima dan Efisiensi Operasional sudah selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila ini juga bisa diimplementasikan dengan berperilaku hidup sehat karena dengan hidup sehat sama saja
dengan gotong royong menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih kuat, sejahtera dan bermartabat.
Bapak revolusi Indonesia Soekarno, mengatakan dalam Sidang BPUPKI 1 Juni 1945 saat itu, Gotong royong adalah
pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua
buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama.
“Pidato Presiden Soekarno di atas ada baiknya menjadi renungan bagi bangsa ini. Gotong-royong adalah nilai-nilai
luhur, kebudayaan, dan semangat gotong royong adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya. Kekayaan inilah yang
mampu menjadi modal besar bagi bangsa ini untuk menatap tantangan global, yakni perubahan dunia yang semakin
kompetitif. Program JKN-KIS adalah salah satu alat dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial demi menyongsong
perubahan dunia,” papar Fachmi.
Mengapa demikian, perlu diketahui bersama kehadiran program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan yang telah
memulai aktivitas operasional sejak 3 tahun yang lalu, nyatanya telah memberikan dampak positif bagi masyarakat
yaitu terhadap status kesehatan masyarakat, proteksi finansial dan pertumbuhan ekonomi sektor kesehatan pun
meningkat.
Hal ini terlihat dari jumlah pemanfaatannya di fasilitas kesehatan oleh peserta BPJS Kesehatan sampai dengan 31
Desember 2016 mencapai 192,9 juta kunjungan/kasus, yaitu terdiri dari 134,9 juta kunjungan di fasilitas kesehatan
tingkat pertama (Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan, dan Klinik Pratama/Swasta) termasuk angka rujukan ke
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), serta 50,4 juta kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
(Poliklinik RS) dan 7,65 juta kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RS). Dengan demikian kehadiran program JKN-KIS ini
sangat dirasakan masyarakat. Program ini selain melakukan upaya kuratif dan rehabilitatif, juga menekankan pada
upaya promotif preventif untuk kesehatan perorangan, antara lain: senam sehat, deteksi dini kanker leher rahim dan
screening kesehatan.
Di samping itu, setelah berjalan 3 tahun ternyata program JKN-KIS tidak hanya berdampak terhadap pelayanan
kesehatan tapi juga perekonomian. Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukan kontribusi total JKN-KIS terhadap perekonomian
Indonesia di tahun 2016 mencapai 152,2 triliun. Pada tahun 2021 kontribusinya diperkirakan meningkat sampai
Rp289 triliun.
Dampak JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia sifatnya positif dan berkelanjutan. Dalam jangka pendek,
program JKN-KIS akan mendorong aktifitas ekonomi untuk sektor yang bersinggungan dengan JKN-KIS seperti jasa
kesehatan pemerintah (rumah sakit dan puskesmas), industri farmasi, alat kesehatan dan non kesehatan (industri
makanan dan minuman). Untuk jangka panjang, program JKN-KIS mendorong peningkatan mutu modal manusia.
Mutu modal manusia merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Tahun 2016, dampak JKN-KIS terhadap jasa kesehatan yang diselenggarakan pemerintah mencapai Rp57,9 triliun,
industri farmasi Rp10,1 triliun, industri alat kesehatan Rp0,20 triliun, jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta
Rp14,6triliun serta JKN-KIS Rp6,8 triliun. Industri makanan, minuman dan tembakau terdampak Rp17,2 triliun,
perdagangan selain mobil dan sepeda motor Rp7,5 triliun, jasa angkutan, pos dan kurir Rp3,5 triliun, jasa keuangan
dan persewaan Rp2,4 trilun dan sektor lain Rp38,6 triliun. []
-SelesaiInformasi lebih lanjut hubungi:
Departemen Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
BPJS Kesehatan Kantor Pusat
+62 21 424 6063
[email protected]
Download