SAHAM BARU PENGHUNI INDEKS MSCI Semakin Banyak Saham Masuk Radar Asing JAKARTA ¾Jumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masuk radar investor global bertambah. Tak main-main, sebanyak 20 saham emiten asal Indonesia masuk daftar baru anggota indeks keluaran Morgan Stanley Capital International (MSCI). Tiga saham jadi pendatang baru di MSCI Global Standartd Index, sedangkan 17 saham lain masuk anggota MSCI merilis daftar itu 15 Mei lalu, tapi perubahan baru akan berlaku efektif 31 Mei 2013. ¾Tiga saham pendatang baru di MSCI Standard Index adalah LPKR, BSDE, dan ICBP. Khusus LPKR, saham ini naik kelas dari kategori MSCI Small Cap Index ke MSCI Standard Index. ¾Sedangkan saham-saham debutan di MSCI Small Cap Index antara lain ACES, ARNA, TELE, TOTL, CTRS, dan WSKT. ¾Tentu saja, pengumuman ini membawa imbas positif. Menurut Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, saham-saham yang masuk Indeks MSCI bisa mendapat perhatian lebih dari investor asing. Maklum, Morgan Stanley merupakan perusahaan investasi global yang menjadi panutan investor asing. ¾Indeks MSCI bisa memberi gambaran bagi investor asing mengenai portofiolio saham di BEI. “Biasanya, investor lokal cenderung menjadikan investor asing sebagai acuan,” kata Reza, Jumat (17/5). ¾Pelaku pasar memmang bisa memakai daftar anggota indeks MSCI itu sebagai pertimbangan dalam memilih saham. Apalagi, saham-saham itu telah disaring ketat sehingga kemungkinan munculnya saham gorengan di indeks MSCI menjadi minimal. ¾Sayangnya, kata Reza, Morgan Stanley tak menjelaskan kriteria yang mereka pakai. “Mereka punya meotodologi yang tidak diumumkan,” ungkap dia. Nmaun, Gina Novrina Nasution, analis Trimegah Securities menduga, likuiditas dan kapitalisme pasar menjadi kriteria utama seleksi anggota indeks MSCI. Karena itu, mestinya, saham yang masuk MSCI bergerak lebih aktif. ¾Jhon Veter, Managing Director Investa Saran Mandiri mengamini, investor global cenderung melirik daftar indeks ini sebagai pertimbangan investasi. “Jika masuk radar MSCI, berarti fundamental emiten itu bagus,” timpal Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas. Sumber : Harian KONTAN, 20 Mei 2013