BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan Produk Nasional
Bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau
berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang
lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil
per orang. Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) juga merupakan perubahan nilai
kegiatan ekonomi dari tahun untuk satu periode ke periode lainnya dengan mengambil
rata-ratanya dalam waktu yang sama. Maka untuk mengatakan tingkat pertumbuhan
ekonomi harus dibandingkan dengan tingkat pendapatan nasional dari tahun ke tahun.
Salah satu cara untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi adalah melalui
penghitungan Produk Domesti Bruto (PDB). Nilai PDB dapat dihitung menurut harga
yang berlaku yaitu pada harga-harga yang berlaku pada tahun dimana PDB dihitung dan
menurut harga tetap yaitu pada harga-harga yang berlaku pada tahun dasar (base year)
perbandingan (Sukirno, 2006:10). Produk Domestik Bruto untuk tingkat daerah disebut
dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekonomian dari
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan dapat meningkatan
kemakmuran masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai
1
Universitas Sumatera Utara
dampak kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai
macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk
mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan
ekonomi ditandai dengan meningkatnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada saat ini mencapai 4,73 persen (Triwulan
III tahun 2015). Sementara Pertumbuhan Ekonomi untuk Propinsi Aceh saat ini tumbuh
sebesar 3,05 persen pada Triwulan III tahun 2015. Secara kumulatif pertumbuhan
ekonomi di Aceh meningkat yang disebabkan oleh lapangan usaha Jasa Keuangan.
Faktor lainnya yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh adalah dari
sisi produksi Jasa Kesehatan, Migas, dan Pertanian.
Pengeluaran pemerintah dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pengeluaran pemerintah diukur dari total belanja rutin dan belanja pembangunan
pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah yang terlalu kecil akan merugikan
pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah yang proporsional akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah yang boros akan menghambat
pertumbuhan ekonomi. Tetapi pada umumnya, pengeluaran pemerintah membawa
dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi (Marganda dan Sirojuzilam, 2008:95).
Menurut Sadono Sukirno (2006:430), penduduk yang bertambah dari waktu ke
waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi.
Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan
2
Universitas Sumatera Utara
tersebut akan memungkinkan negara itu menambah produksi. Disamping itu yang harus
kita ingat, bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk. Maka luasnya kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara juga bergantung kepada jumlah pengusaha
dalam ekonomi. Apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu
adalah lebih banyak, maka akan lebih banyak kegiatan ekonomi yang dijalankan. pada
tahun 2014, jumlah penduduk di Provinsi Aceh adalah sebesar 4.693.934.00 jiwa (BPS,
Provinsi Aceh). Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di daerah Aceh adalah
banyaknya pengusaha asing yang berinvestasi kedaerah tersebut, mengelola hasil bumi
dan meningkatkan sektor industri.
Apabila sektor industri di suatu daerah mengalami peningkatan, pastinya akan
menghasilkan nilai tambah industri yang semakin meningkat pula. Penigkatan nilai
tambah industri akan meningkatkan pendapatan daerah dan kemudian menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Oleh sebab itu, perkembangan industri diarahkan
kepada usaha yang berorientasi ekspor sekaligus dapat memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan menyerap tenaga kerja yang ada. Adapun sektor
yang berkembang di
provinsi Aceh adalah perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, sektor pertanian,
perairan, dan tempat wisata.
Hasil pertumbuhan ekonomi akan dinikmati masyarakat sampai lapisan paling
bawah, baik dengan sendirinya maupun dengan campur tangan pemerintah.
Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya
pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan dengan lebih merata.
Dengan demikan, maka daerah yang miskin, tertinggal, tidak produktif akan menjadi
produktif yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri.
3
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun
ketahun tergambarkan melalui penyajian PDRB atas harga konsumen secara berkala,
yaitu pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian,
sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan. Pertumbuhan ekonomi
umumnya akan teradi pergeseran pekerjaan dari kegiatan yang relatif rendah
produktivitasnya ke kegiatan yang lebih tinggi. Dengan perkataan lain, pertumbuhan
ekonomi secara potensial cenderung meningkatkan produktivitas pekerja, dan
meningkatkan skala unit usaha.
Pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang
terjadi di daerah itu sendiri, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang
terjadi di daerah tersebut. Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai riil, artinya
dinyatakan dalam harga konstan. Hal ini menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor
produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah, tenaga kerja, dan teknologi), yang
berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.
Simon Kuznets, mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka
panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan makin banyak barangbarang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh seiring dengan
kemajuan teknologi. Ada beberapa kegunaan dari pertumbuhan ekonomi yaitu :
1.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.
Memperluas kesempatan kerja
3.
Memperbaiki distribusi pendapatan
4.
Sebagai persiapan untuk kemajuan selanjutnya
4
Universitas Sumatera Utara
Pemberian otonomi daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
daerah karena memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah membuat rencana
keuanganya sendiri dan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat berpengaruh pada
kemajuan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong pemerintah daerah untuk
melakukan pembangunan ekonomi dengan mengelola sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan dengan masyarakat untuk menciptakan lapangan
pekerjaan baru yang akan mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi dalam
daerah
tersebut
(Kuncoro,
2004).
Pembangunan
ekonomi
ditandai
dengan
meningkatnya produktivitas dan meningkatnya pendapatan per kapita penduduk
sehingga terjadi perbaikan kesejahteraan.
Desentralisasi fiskal memberikan kewenangan yang besar kepada daerah untuk
menggali potensi yang dimiliki sebagai sumber pendapatan daerah untuk membiayai
pengeluaran daerah dalam rangka pelayanan publik. Berdasarkan Undang-Undang No.
32 Tahun 2004, salah satu sumber pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Peningkatan PAD
diharapkan meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah sehingga kualitas
pelayanan publik semakin baik.
Setiap daerah mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam mendanai
kegiatannya, maka dari itu menimbulkan ketimpangan fiscal antara satu daerah dengan
lainnya. Untuk mengatasi hal ini pemerintah mengalokasikan dana dengan APBN
sebagai sumbernya ini untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi. Dana perimbangan dari pemerintah beberapa diantaranya adalah Dana
5
Universitas Sumatera Utara
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Belanja Langsung dan
Pendapatan Pekapita.
Dana Alokasi Umum (DAU) yang pengalokasiannya menekankan aspek
pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahaan
(UU 32/2004). Dana Alokasi Khusus (DAK) yaitu dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional (UU No. 33 tahun 2004). Belanja langsung berasal dari Dana Alokasi
Umum yang direalisasikan dalam bentuk belanja Pembangunan Daerah. Penganggaran
Belanja Langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pemerintah
daerah memperhatikan hal-hal seperti alokasi belanja langsung dalam APBD digunakan
untuk pelaksanaan urusan pemerintah daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan. Pendapatan Perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu
daerah. Diperoleh dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa minyak dan
gas dari tiap kabupaten/kota dibagi dengan jumlah penduduk pada wilayah tersebut.
Pendapatan perkapita adalah gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap
penduduk sebagai hasil yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses
produksi yang terjadi di suatu daerah.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk memilih Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK), Belanja Langsung dan Pendapatan Perkapita sebagai
variabel independen penelitian karena variabel-variabel tersebut merupakan faktor yang
mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah. Selain itu, peneliti juga
6
Universitas Sumatera Utara
memilih Jumlah penduduk sebagai variabel moderating yang akan memperkuat atau
memperlemah pengaruh variabel indepen terhadap variabel dependen.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi untuk meningkatkan pelayanan publik oleh
Pemerintah Daerah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),
Belanja Langsung, dan Pendapatan Perkapita berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap Pertumbuhan ekonomi?
2.
Apakah Jumlah Penduduk sebagai variabel moderating mampu
memoderasi hubungan antara Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK), Belanja Langsung, dan Pendapatan Perkapita
dengan Pertumbuhan Ekonomi?
1.3 TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan perumusan masalahnya, peneliti melakuakn penelitian
ini bertujuan mengetahui :
1.
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),
Belanja Langsung dan Pendapatan Perkapita berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
2.
Jumlah Penduduk dalam memoderasi hubungan antara Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Belanja
Langsung dan Pendapatan Perkapita terhadap Pertumbuhan
Ekonomi.
7
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1.
Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah daerah, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi pentingnya mengoptimalkan potensi
lokal yang dimiliki daerah untuk peningkatan kualitas
pelayanan publik demi kemajuan daerah.
2.
Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang Dana
alokasi umum, Dana alokasi khusus, Belanja Langsung,
Pendapatan Perkapita dan Jumlah penduduk sebagai variabel
yang memoderasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada
Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Aceh.
3.
Bagi Peneliti lainnya
Hasil penelitian ini diharapkan
referensi
bagi
akademisi
dapat
dalam
menjadi
melakukan
bahan
dan
mengembangkan penelitian sejenis.
8
Universitas Sumatera Utara
Download