Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan oleh SKPD yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana. Program pembangunan untuk urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan pada tahun 2014 adalah : 1. Program Keluarga Berencana; 2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja; 3. Program pelayanan kontrasepsi; 4. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga; Hasil pelaksanaan program tersebut dapat ditunjukkan pada pencapaian sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dengan indikator kinerja sebagai berikut : 1. Tingkat Prevalensi Peserta KB Aktif Tingkat prevalensi Peserta KB Aktif adalah perbandingan antara jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Peserta KB Aktif, dibandingkan dengan jumlah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang terdapat di suatu daerah/wilayah dalam suatu periode yang sama. Dalam tahun 2014, tingkat prevalensi Peserta KB Aktif di Kabupaten Sidoarjo adalah sebesar 78,21%, yaitu perbandingan antara jumlah Peserta KB Aktif sebanyak 293.860 akseptor dengan jumlah seluruh PUS yaitu sebanyak 375.733 pasangan. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 81,77%, capaian kinerja tercapai sebesar 95,64%. Jika dibandingkan dengan tingkat prevalensi Peserta KB Aktif tahun 2013 yaitu sebesar 81,75%, maka tingkat prevalensi Peserta KB Aktif tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 3,54%. Perkembangan Peserta KB Aktif selama lima tahun terakhir terlihat pada grafik berikut : Grafik IV.15.1 400,000 300,000 200,000 2010 2011 2012 2013 2014 PUS 358,966 370,628 371,428 378,857 375,733 KB Aktif 289,948 302,434 304,394 309,728 293,860 80.77 81.60 81.95 81.75 78.21 % Sumber data : BPMPKB Kabupaten Sidoarjo Jumlah peserta KB aktif dari tahun ke tahun terus meningkat, namun persentasenya terhadap PUS untuk tahun 2014 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2013. Hal ini disebabkan terdapat peserta KB aktif yang drop out atau pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, Adanya pelayanan KB diwilayah Fasilitas Kesehatan KB perbatasan, sehingga pembinaan kepada peserta KB aktif masih perlu ditingkatkan melalui peran serta kader institusi masyarakat pedesaan (IMP) sebagai pengelola program KB tingkat Desa/Kelurahan, Dusun, RW dan RT. 2. Persentase perkawinan dibawah umur Salah satu upaya penurunan angka kelahiran selain penggunaan alat kontrasepsi adalah Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) bagi penduduk perempuan, sedangkan tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan PUP tersebut adalah persentase perkawinan dibawah umur, yang dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk perempuan yang melangsungkan perkawinan pertama pada usia dibawah 20 tahun (<20 tahun) dengan jumlah keseluruhan penduduk wanita yang melangsungkan perkawinan pertama dalam periode yang sama. Dalam tahun 2014, capaian PUP di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 12.399 orang atau 99,81%, dari perkawinan pertama secara keseluruhan yaitu 12.422 orang dan persentase perkawinan dibawah umur sebesar 0,19% atau sebanyak 23 orang. Jika dibandingkan dengan capaian perkawinan dibawah umur tahun 2013 sebanyak 42 orang atau 0,33% dari jumlah keseluruhan penduduk perempuan yang melangsungkan pernikahan pertama yaitu sebanyak 12.888 orang, terjadi penurunan perkawinan dibawah umur atau peningkatan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Hal ini disebabkan meningkatnya pemahaman para remaja terhadap pentingnya kesehatan reproduksi remaja. Perkembangan Persentase Wanita Menikah di Bawah Umur (<20 tahun) selama lima tahun terakhir terlihat pada grafik berikut : Grafik IV.15.2 Wanita Menikah di Bawah Umur (<20th) 0.60% 0.50% 0.40% 0.30% 0.20% 0.10% 0.00% Bawah Umur 2010 2011 2012 2013 2014 0.25% 0.05% 0.54% 0.33% 0.19% Sumber data : BPMPKB Kabupaten Sidoarjo 3. Rata - rata usia kawin pertama penduduk perempuan. Berdasarkan hasil Pencatatan dan Pelaporan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang dilakukan secara terpadu oleh BPMPKB dengan KUA se Kabupaten Sidoarjo, rata-rata Usia Kawin pertama penduduk perempuan di Kabupaten Sidoarjo tahun 2014 tercapai 23,55 tahun atau 99,15% dari target yang direncanakan 23,75 tahun. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 yaitu rata-rata pada usia 23,36 tahun mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan usia penduduk perempuan di Kabupaten Sidoarjo sudah semakin dewasa ketika melangsungkan perkawinan pertama. Tingginya pencapaian pendewasaan usia perkawinan (PUP) di Kabupaten Sidoarjo, selain dapat memberikan kontribusi terhadap upaya penurunan tingkat kelahiran di masa yang akan datang, keadaan tersebut juga menunjukkan : Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kualitas hidup perempuan Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi remaja, Meningkatnya kesempatan yang dimiliki kaum perempuan untuk menempuh jenjang pendidikan, yang berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas kaum perempuan di masa yang akan datang. Perkembangan Rata-rata Usia Nikah Perempuan selama lima tahun terakhir terlihat pada grafik berikut : Grafik IV.15.3 Rata-rata Usia Nikah Perempuan 25.00 23.48 23.55 23.46 23.29 23.36 2012 2013 22.50 2010 2011 2014 Sumber data : BPMPKB Kabupaten Sidoarjo 4. Persentase Pencapaian Peserta KB Baru Peserta KB Baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi serta PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi paska melahirkan atau keguguran untuk mengatur jarak kehamilan/melahirkan. Realisasi pencapaian Peserta KB Baru tahun 2014 adalah sebanyak 49.732 akseptor atau 103,6% jika dibandingkan dengan Perkiraan Permintaan Masyarakat (target) yaitu sebanyak 47.996 akseptor. Apabila dilihat dari pencapaian tahun 2013 yaitu 111% berarti terdapat penurunan sebanyak 7,4%. Jika dilihat dari rencana tingkat pencapaian sudah melampaui target. Terlampauinya target pencapaian Peserta KB Baru tahun 2014 tersebut menunjukkan bahwa : a. Kegiatan pembinaan, penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana di lini lapangan dapat terselenggara dengan baik, namun demikian pembinaan masih perlu dilaksanakan b. Tingkat kesadaran Pasangan Usia Subur (PUS) menggunakan alat kontrasepsi untuk penundaan kehamilan ataupun paska persalinan untuk penjarangan/pengendalian kehamilan yang cukup tinggi c. Peranan kader institusi masyarakat pengelola program KB di tingkat Desa/Dusun/RT terlaksana dengan baik Dengan capaian peserta KB Baru sebesar 103,6% berarti target capaian kinerja tercapai sesuai target yang telah direncanakan. Adapun upaya yang mendukung pencapaian peserta KB Baru antara lain ; a. Ketersediaan data basis Pasangan Usia Subur, khususnya data PUS Potensial (Unmet-need) b. Ketersediaan Alat Obat Kontrasepsi sebagai pendukung pelayanan KB Baru c. Peningkatan kualitas KIE dan Konseling KB bagi petugas Penyuluh KB d. Mengadakan pelayanan KB ........ (safari KB) dan pelayanan di Galcitas e. Adanya koordinasi dan kerjasama lebih itensif dengan lintas sektor terkait f. Peningkatan kualitas petugas pelayanan KB melalui pelatihan CTU IUD dan Implant g. Adanya komitmen Pemerintah Daerah dalam menunjang program KB 5. Persentase Peserta KB Pria Selain akseptor KB Perempuan, Pria juga didorong untuk menjadi akseptor KB aktif. Jumlah peserta KB Aktif Pria tahun 2014 adalah sebanyak 4.040 akseptor, atau 1,37% jika dibandingkan dengan jumlah peserta KB aktif secara keseluruhanya sebanyak 293.860 akseptor. Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah Peserta KB Aktif Pria tahun 2013 sebanyak 3.997 akseptor atau 1,29% maka jumlah Peserta KB Aktif Pria tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 43 akseptor. Rendahnya proporsi Peserta KB Aktif Pria terhadap jumlah keseluruhan Peserta KB Aktif, menunjukkan bahwa selain terbatasnya jenis/metode kontrasepsi yang tersedia bagi kaum pria, juga mengindikasikan tingkat pemahaman kaum pria terhadap perencanaan keluarga dan kesehatan reproduksi yang masih rendah. 6. Keaktifan Kader-Kader Keluarga Berencana Tingkat keaktifan kader-kader Keluarga Berencana dapat dilihat dari indikator berikut ini : a. Persentase Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) Mandiri Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) adalah lembaga/institusi masyarakat yang secara sukarela mengabdikan diri sebagai kader pengelola program KB di wilayah Desa/kelurahan. Jumlah PPKBD kategori Mandiri tahun 2014 sebanyak 265 desa atau 75,07% jika dibandingkan dengan jumlah PPKBD seluruhnya yaitu sebanyak 353 desa. Dan capaian indikator tercapai sebesar 100,09% dari target sebesar 75%. Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah PPKBD kategori Mandiri tahun 2013 yaitu sebanyak 248 desa atau 70,25%, maka jumlah PPKBD kategori Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 17 desa atau 6,85%. Semakin bertambahnya jumlah PPKBD kategori Mandiri menunjukkan semakin meningkatnya jumlah Desa/Kelurahan yang telah memiliki kader-kader pengelola program KB yang mampu melaksanakan kegiatan pembinaan KB secara lengkap. b. Persentase Bina Keluarga Balita (BKB) Mandiri Bina Keluarga Balita (BKB) adalah lembaga/institusi masyarakat yang secara sukarela mengabdikan diri sebagai kelompok kader pembina keluarga yang memiliki anak balita untuk mewujudkan keluarga sejahtera di wilayah Desa/Kelurahan. Jumlah kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) kategori Mandiri tahun 2014 sebanyak 224 kelompok atau 50,11% jika dibandingkan dengan jumlah BKB seluruhnya yaitu sebanyak 447 kelompok. Dan capaian indikator tercapai sebesar 100,22% dari target yang direncanakan sebesar 50%. Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah BKB kategori Mandiri tahun 2013 sebanyak 202 kelompok atau 45,09%, maka jumlah BKB kategori Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 22 kelompok atau 10,89%. Semakin bertambahnya jumlah BKB kategori Mandiri menunjukkan bertambahnya jumlah kelompok BKB yang telah mampu melaksanakan kegiatan pembinaan bagi keluarga yang memiliki anak balita di Desa/Kelurahan. c. Persentase Bina Keluarga Remaja (BKR) Mandiri Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah lembaga/institusi masyarakat yang secara suka rela mengabdikan diri sebagai kelompok kader pembina keluarga yang memiliki anak remaja untuk mewujudkan keluarga sejahtera di wilayah Desa/Kelurahan. Jumlah kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) kategori Mandiri tahun 2014 sebanyak 192 kelompok atau 61,54% jika dibandingkan dengan jumlah BKR seluruhnya yaitu sebanyak 312 kelompok. Dan tercapai 100,47% jika dibandingkan dengan target yang direncanakan sebesar 61,25%. Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah BKR kategori Mandiri tahun 2013 sebanyak 155 kelompok atau 52,72%, maka jumlah BKR kategori Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 37 kelompok atau 23,87%. Semakin bertambahnya jumlah kelompok BKR kategori Mandiri menunjukkan bertambahnya jumlah kelompok BKR yang telah mampu melaksanakan kegiatan pembinaan bagi keluarga yang memiliki anak remaja di Desa/kelurahan. d. Persentase Bina Keluarga Lansia (BKL) Mandiri Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah lembaga/institusi masyarakat yang secara suka rela mengabdikan diri sebagai kelompok kader pembina keluarga yang memiliki lansia untuk mewujudkan keluarga sejahtera di wilayah Desa/Kelurahan. Jumlah kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) kategori Mandiri tahun 2014 sebanyak 153 kelompok atau 45,4% jika dibandingkan dengan jumlah BKL seluruhnya yaitu sebanyak 337 kelompok. Dan tercapai 100,88% jika dibandingkan dengan target yang direncanakan sebesar 45%. Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah BKL kategori Mandiri tahun 2013 sebanyak 133 kelompok atau 40,30%, maka jumlah BKL kategori Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 20 kelompok atau 15,03%. Semakin bertambahnya jumlah kelompok BKL kategori Mandiri menunjukkan bertambahnya jumlah kelompok BKL yang telah mampu melaksanakan kegiatan pembinaan bagi keluarga yang memiliki lansia di Desa/Kelurahan. 7. Total Fertility Rate Total Fertility rate ini menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dimiliki wanita usia subur sepanjang siklus kehidupan reproduksinya. Pada tahun 2014 pencapaian total fertility rate adalah 2,14 per Wanita Usia Subur (WUS) berdasarkan hasil perhitungan melalui Pendataan Keluarga tahun 2014 dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kabupaten Sidoarjo. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 sebanyak 2,13 per WUS terjadi peningkatan, hal ini disebabkan Penambahan Pasangan Usia Muda di wilayah perumahan, Pengaruh Urbanisasi Sidoarjo sebagai tempat pemukiman dan pencari kerja. Upaya selanjutnya yang perlu diperhatikan yaitu memberikan KIE atau Informasi kepada masyarakat agar peduli terhadap kesehatan reproduksi dengan cara mengatur jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak yang dilahirkan melalui Program Keluarga Berencana. 8. Persentase PUS Unmet-Needs PUS Unmet-need adalah Pasangan Usia Subur yang sedang tidak menggunakan alat kontrasepsi akibat dari Ingin Anak Ditunda dan Tidak Ingin Anak Lagi. Jumlah PUS Unmet-need tahun 2014 sebanyak 38.401 akseptor atau 10,22% dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) secara keseluruhan sebanyak 375.733 akseptor. Dan tercapai sebesar 87,86% dari target yang direncanakan sebesar 8,98%. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 sebesar 8,61% terjadi peningkatan 1,61%, hal ini disebabkan tingginya urbanisasi khususnya pada PUS muda dan kurangnya petugas penyuluh KB Untuk merealisasikan seluruh target kinerja yang telah ditetapkan dalam sasaran tersebut, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2014 telah mengalokasikan dan merealisasikan anggaran APBD Tahun 2014 sebagai berikut : No Program Realisasi % 3.908.578.463,00 3.506.406.175,00 89,71 Program pelayanan kontrasepsi 94.190.975,00 93.549.175,00 99,32 Program Kesehatan Reproduksi Remaja 50.000.000,00 49.940.900,00 99,88 50.000.000,00 49.995.200,00 99,99 1 Program Keluarga Berencana 2 3 4 Anggaran Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga