15 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera draft

advertisement
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan oleh SKPD
yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana.
Program pembangunan untuk urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
yang dilaksanakan pada tahun 2014 adalah :
1.
Program Keluarga Berencana;
2.
Program Kesehatan Reproduksi Remaja;
3.
Program pelayanan kontrasepsi;
4.
Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga;
Hasil pelaksanaan program tersebut dapat ditunjukkan pada pencapaian sasaran
Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dengan indikator kinerja
sebagai berikut :
1. Tingkat Prevalensi Peserta KB Aktif
Tingkat prevalensi Peserta KB Aktif adalah perbandingan antara jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) Peserta KB Aktif, dibandingkan dengan jumlah
seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang terdapat di suatu daerah/wilayah
dalam suatu periode yang sama.
Dalam tahun 2014, tingkat prevalensi Peserta KB Aktif di Kabupaten Sidoarjo
adalah sebesar 78,21%, yaitu perbandingan antara jumlah Peserta KB Aktif
sebanyak 293.860 akseptor dengan jumlah seluruh PUS yaitu sebanyak
375.733 pasangan. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar
81,77%, capaian kinerja tercapai sebesar 95,64%. Jika dibandingkan dengan
tingkat prevalensi Peserta KB Aktif tahun 2013 yaitu sebesar 81,75%, maka
tingkat prevalensi Peserta KB Aktif tahun 2014 mengalami penurunan sebesar
3,54%.
Perkembangan Peserta KB Aktif selama lima tahun terakhir terlihat pada grafik
berikut :
Grafik IV.15.1
400,000
300,000
200,000
2010
2011
2012
2013
2014
PUS
358,966
370,628
371,428
378,857
375,733
KB Aktif
289,948
302,434
304,394
309,728
293,860
80.77
81.60
81.95
81.75
78.21
%
Sumber data : BPMPKB Kabupaten Sidoarjo
Jumlah peserta KB aktif dari tahun ke tahun terus meningkat, namun
persentasenya terhadap PUS untuk tahun 2014 menunjukkan penurunan
dibandingkan tahun 2013. Hal ini disebabkan terdapat peserta KB aktif yang
drop out atau pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi,
Adanya pelayanan KB diwilayah Fasilitas Kesehatan KB perbatasan, sehingga
pembinaan kepada peserta KB aktif masih perlu ditingkatkan melalui peran serta
kader institusi masyarakat pedesaan (IMP) sebagai pengelola program KB
tingkat Desa/Kelurahan, Dusun, RW dan RT.
2. Persentase perkawinan dibawah umur
Salah satu upaya penurunan angka kelahiran selain penggunaan alat
kontrasepsi adalah Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) bagi penduduk
perempuan, sedangkan tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan
PUP tersebut adalah persentase perkawinan dibawah umur, yang dihitung
dengan membandingkan jumlah penduduk perempuan yang melangsungkan
perkawinan pertama pada usia dibawah 20 tahun (<20 tahun) dengan jumlah
keseluruhan penduduk wanita yang melangsungkan perkawinan pertama dalam
periode yang sama.
Dalam tahun 2014, capaian PUP di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 12.399 orang
atau 99,81%, dari perkawinan pertama secara keseluruhan yaitu 12.422 orang
dan persentase perkawinan dibawah umur sebesar 0,19% atau sebanyak 23
orang. Jika dibandingkan dengan capaian perkawinan dibawah umur tahun 2013
sebanyak 42 orang atau 0,33% dari jumlah keseluruhan penduduk perempuan
yang melangsungkan pernikahan pertama yaitu sebanyak 12.888 orang, terjadi
penurunan perkawinan dibawah umur atau peningkatan Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP). Hal ini disebabkan meningkatnya pemahaman para remaja
terhadap pentingnya kesehatan reproduksi remaja.
Perkembangan Persentase Wanita Menikah di Bawah Umur (<20 tahun) selama
lima tahun terakhir terlihat pada grafik berikut :
Grafik IV.15.2
Wanita Menikah di Bawah Umur (<20th)
0.60%
0.50%
0.40%
0.30%
0.20%
0.10%
0.00%
Bawah Umur
2010
2011
2012
2013
2014
0.25%
0.05%
0.54%
0.33%
0.19%
Sumber data : BPMPKB Kabupaten Sidoarjo
3. Rata - rata usia kawin pertama penduduk perempuan.
Berdasarkan hasil Pencatatan dan Pelaporan Pendewasaan Usia Perkawinan
(PUP) yang dilakukan secara terpadu oleh BPMPKB dengan KUA se Kabupaten
Sidoarjo, rata-rata Usia Kawin pertama penduduk perempuan di Kabupaten
Sidoarjo tahun 2014 tercapai 23,55 tahun atau 99,15% dari target yang
direncanakan 23,75 tahun. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013
yaitu rata-rata pada usia 23,36 tahun mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan usia penduduk perempuan di Kabupaten Sidoarjo sudah semakin
dewasa ketika melangsungkan perkawinan pertama.
Tingginya pencapaian pendewasaan usia perkawinan (PUP) di Kabupaten
Sidoarjo, selain dapat memberikan kontribusi terhadap upaya penurunan tingkat
kelahiran di masa yang akan datang, keadaan tersebut juga menunjukkan :
 Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kualitas
hidup perempuan
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi
remaja,
 Meningkatnya kesempatan yang dimiliki kaum perempuan untuk menempuh
jenjang pendidikan, yang berdampak langsung terhadap peningkatan
produktivitas kaum perempuan di masa yang akan datang.
Perkembangan Rata-rata Usia Nikah Perempuan selama lima tahun terakhir
terlihat pada grafik berikut :
Grafik IV.15.3
Rata-rata Usia Nikah Perempuan
25.00
23.48
23.55
23.46
23.29
23.36
2012
2013
22.50
2010
2011
2014
Sumber data : BPMPKB Kabupaten Sidoarjo
4. Persentase Pencapaian Peserta KB Baru
Peserta KB Baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali
menggunakan alat kontrasepsi serta PUS yang kembali menggunakan alat
kontrasepsi
paska
melahirkan
atau
keguguran
untuk
mengatur
jarak
kehamilan/melahirkan.
Realisasi pencapaian Peserta KB Baru tahun 2014 adalah sebanyak 49.732
akseptor atau 103,6% jika dibandingkan dengan Perkiraan Permintaan
Masyarakat (target) yaitu sebanyak 47.996 akseptor. Apabila dilihat dari
pencapaian tahun 2013 yaitu 111% berarti terdapat penurunan sebanyak 7,4%.
Jika dilihat dari rencana tingkat pencapaian sudah melampaui target.
Terlampauinya target pencapaian Peserta KB Baru tahun 2014 tersebut
menunjukkan bahwa :
a. Kegiatan pembinaan, penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana di lini
lapangan dapat terselenggara dengan baik, namun demikian pembinaan
masih perlu dilaksanakan
b. Tingkat kesadaran Pasangan Usia Subur (PUS) menggunakan alat
kontrasepsi untuk penundaan kehamilan ataupun paska persalinan untuk
penjarangan/pengendalian kehamilan yang cukup tinggi
c. Peranan kader institusi masyarakat pengelola program KB di tingkat
Desa/Dusun/RT terlaksana dengan baik
Dengan capaian
peserta KB Baru sebesar 103,6% berarti
target capaian
kinerja tercapai sesuai target yang telah direncanakan.
Adapun upaya yang mendukung pencapaian peserta KB Baru antara lain ;
a. Ketersediaan data basis Pasangan Usia Subur, khususnya data PUS
Potensial (Unmet-need)
b. Ketersediaan Alat Obat Kontrasepsi sebagai pendukung pelayanan KB Baru
c. Peningkatan kualitas KIE dan Konseling KB bagi petugas Penyuluh KB
d. Mengadakan pelayanan KB ........ (safari KB) dan pelayanan di Galcitas
e. Adanya koordinasi dan kerjasama lebih itensif dengan lintas sektor terkait
f. Peningkatan kualitas petugas pelayanan KB melalui pelatihan CTU IUD dan
Implant
g. Adanya komitmen Pemerintah Daerah dalam menunjang program KB
5. Persentase Peserta KB Pria
Selain akseptor KB Perempuan, Pria juga didorong untuk menjadi akseptor KB
aktif. Jumlah peserta KB Aktif Pria tahun 2014 adalah sebanyak 4.040 akseptor,
atau 1,37% jika dibandingkan dengan jumlah peserta KB aktif secara
keseluruhanya sebanyak 293.860 akseptor. Selanjutnya jika dibandingkan
dengan jumlah Peserta KB Aktif Pria tahun 2013 sebanyak 3.997 akseptor atau
1,29% maka jumlah Peserta KB Aktif Pria tahun 2013 mengalami peningkatan
sebanyak 43 akseptor. Rendahnya proporsi Peserta KB Aktif Pria terhadap
jumlah keseluruhan Peserta KB Aktif, menunjukkan bahwa selain terbatasnya
jenis/metode kontrasepsi yang tersedia bagi kaum pria, juga mengindikasikan
tingkat pemahaman kaum pria terhadap perencanaan keluarga dan kesehatan
reproduksi yang masih rendah.
6. Keaktifan Kader-Kader Keluarga Berencana
Tingkat keaktifan kader-kader Keluarga Berencana dapat dilihat dari indikator
berikut ini :
a. Persentase Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) Mandiri
Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) adalah lembaga/institusi masyarakat
yang secara sukarela mengabdikan diri sebagai kader pengelola program
KB di wilayah Desa/kelurahan.
Jumlah PPKBD kategori Mandiri tahun 2014 sebanyak 265 desa atau
75,07% jika dibandingkan dengan jumlah PPKBD seluruhnya yaitu sebanyak
353 desa. Dan capaian indikator tercapai sebesar 100,09% dari target
sebesar 75%. Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah PPKBD
kategori Mandiri tahun 2013 yaitu sebanyak 248 desa atau 70,25%, maka
jumlah PPKBD kategori Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan
sebanyak 17 desa atau 6,85%. Semakin bertambahnya jumlah PPKBD
kategori
Mandiri
menunjukkan
semakin
meningkatnya
jumlah
Desa/Kelurahan yang telah memiliki kader-kader pengelola program KB
yang mampu melaksanakan kegiatan pembinaan KB secara lengkap.
b. Persentase Bina Keluarga Balita (BKB) Mandiri
Bina Keluarga Balita (BKB) adalah lembaga/institusi masyarakat yang
secara sukarela mengabdikan diri sebagai kelompok kader pembina
keluarga yang memiliki anak balita untuk mewujudkan keluarga sejahtera di
wilayah Desa/Kelurahan.
Jumlah kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) kategori Mandiri tahun 2014
sebanyak 224 kelompok atau 50,11% jika dibandingkan dengan jumlah BKB
seluruhnya yaitu sebanyak 447 kelompok. Dan capaian indikator tercapai
sebesar 100,22% dari target yang direncanakan sebesar 50%.
Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah BKB kategori Mandiri tahun
2013 sebanyak 202 kelompok atau 45,09%, maka jumlah BKB kategori
Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 22 kelompok atau
10,89%. Semakin bertambahnya jumlah BKB kategori Mandiri menunjukkan
bertambahnya jumlah kelompok BKB yang telah mampu melaksanakan
kegiatan
pembinaan
bagi
keluarga
yang
memiliki
anak
balita
di
Desa/Kelurahan.
c. Persentase Bina Keluarga Remaja (BKR) Mandiri
Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah lembaga/institusi masyarakat yang
secara suka rela mengabdikan diri sebagai kelompok kader pembina
keluarga yang memiliki anak remaja untuk mewujudkan keluarga sejahtera
di wilayah Desa/Kelurahan.
Jumlah kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) kategori Mandiri tahun 2014
sebanyak 192 kelompok atau 61,54% jika dibandingkan dengan jumlah BKR
seluruhnya yaitu sebanyak 312 kelompok. Dan tercapai 100,47% jika
dibandingkan dengan target yang direncanakan sebesar 61,25%.
Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah BKR kategori Mandiri tahun
2013 sebanyak 155 kelompok atau 52,72%, maka jumlah BKR kategori
Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 37 kelompok atau
23,87%. Semakin bertambahnya jumlah kelompok BKR kategori Mandiri
menunjukkan bertambahnya jumlah kelompok BKR yang telah mampu
melaksanakan kegiatan pembinaan bagi keluarga yang memiliki anak
remaja di Desa/kelurahan.
d. Persentase Bina Keluarga Lansia (BKL) Mandiri
Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah lembaga/institusi masyarakat yang
secara suka rela mengabdikan diri sebagai kelompok kader pembina
keluarga yang memiliki lansia untuk mewujudkan keluarga sejahtera di
wilayah Desa/Kelurahan.
Jumlah kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) kategori Mandiri tahun 2014
sebanyak 153 kelompok atau 45,4% jika dibandingkan dengan jumlah BKL
seluruhnya yaitu sebanyak 337 kelompok. Dan tercapai 100,88% jika
dibandingkan
dengan
target
yang
direncanakan
sebesar
45%.
Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah BKL kategori Mandiri tahun
2013 sebanyak 133 kelompok atau 40,30%, maka jumlah BKL kategori
Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 20 kelompok atau
15,03%. Semakin bertambahnya jumlah kelompok BKL kategori Mandiri
menunjukkan bertambahnya jumlah kelompok BKL yang telah mampu
melaksanakan kegiatan pembinaan bagi keluarga yang memiliki lansia di
Desa/Kelurahan.
7. Total Fertility Rate
Total Fertility rate ini menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dimiliki wanita
usia subur sepanjang siklus kehidupan reproduksinya. Pada tahun 2014
pencapaian total fertility rate adalah 2,14 per Wanita Usia Subur (WUS)
berdasarkan hasil perhitungan
melalui Pendataan Keluarga tahun 2014 dari
Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana
(BPMPKB) Kabupaten Sidoarjo. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun
2013 sebanyak 2,13 per WUS terjadi peningkatan, hal ini disebabkan
Penambahan Pasangan Usia Muda di wilayah perumahan, Pengaruh Urbanisasi
Sidoarjo sebagai tempat pemukiman dan pencari kerja. Upaya selanjutnya yang
perlu diperhatikan yaitu memberikan KIE atau Informasi kepada masyarakat
agar peduli terhadap kesehatan reproduksi dengan cara mengatur jarak
kelahiran dan membatasi jumlah anak yang dilahirkan
melalui Program
Keluarga Berencana.
8. Persentase PUS Unmet-Needs
PUS
Unmet-need
adalah
Pasangan
Usia
Subur
yang
sedang
tidak
menggunakan alat kontrasepsi akibat dari Ingin Anak Ditunda dan Tidak Ingin
Anak Lagi.
Jumlah PUS Unmet-need tahun 2014 sebanyak 38.401 akseptor atau 10,22%
dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) secara keseluruhan sebanyak 375.733
akseptor. Dan tercapai sebesar 87,86% dari target yang direncanakan
sebesar 8,98%. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 sebesar
8,61% terjadi peningkatan
1,61%, hal ini disebabkan tingginya urbanisasi
khususnya pada PUS muda dan kurangnya petugas penyuluh KB
Untuk merealisasikan seluruh target kinerja yang telah ditetapkan dalam sasaran
tersebut, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2014 telah mengalokasikan dan
merealisasikan anggaran APBD Tahun 2014 sebagai berikut :
No
Program
Realisasi
%
3.908.578.463,00
3.506.406.175,00
89,71
Program pelayanan kontrasepsi
94.190.975,00
93.549.175,00
99,32
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
50.000.000,00
49.940.900,00
99,88
50.000.000,00
49.995.200,00
99,99
1
Program Keluarga Berencana
2
3
4
Anggaran
Program penyiapan tenaga pendamping
kelompok bina keluarga
Download