b. Hidrosfer

advertisement
b. Hidrosfer

Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai,
danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air
di atmosfer.
1. Samudera-samudera dan laut-laut
Samudera-samudera dan laut-laut
menempati 71% permukaan bumi. Palung
samudera yang paling dalam 10 km,
dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air
ini diratakan di permukaan bumi dapat
mencapai dalamnya 2,84 km.
 Pada dasarnya yang dimaksud dengan laut
adalah masa air asin yang menggenangi
sebagian besar permukaan bumi.

2. Sungai

Sungai adalah aliran air tawar melalui
suatu saluran menuju laut, danau dan atau
sungai lain yang lebih besar. Air sungai
dapat berasal dari gletser (es), danau yang
meluap atau mata air pegunungan.
manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah :
a. Sebagai sarana transportasi.
b. Sebagai sumber air irigasi.
c. Aliran sungai dapat digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik.
d. Sebagai prasarana oleh raga.
e. Sebagai tempat budidaya perikanan.
3. Danau
Danau adalah masa air dalam jumlah besar yang
berada dalam satu cekungan atau basin diwilayah
daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau
terbagi menjadi :
a. Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur
tangan manusia.
b. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan
manusia untuk keperluan tertentu. Misalnya
waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat.
Waduk ini antara lain manfaatkan untuk
pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian,
pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan
3. Rawa
Rawa adalah tanah rendah yang selalu
tergenang air karena tidak ada pelepasan air
(drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat
asam. Berdasarkan sifatnya, rawa dapat
dibedakan menjadi :
 a. Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di
daerah pantai.
 b. Rawa air payau, yang terdapat di sekitar
muara air sungai di dekat laut.
 c. Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar
sungai-sungai besar.

4. Air Tanah
Merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah
permukaan bumi, berasal ari air hujan yang meresap ke dalam
tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap ke dalam tanah,
semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam tanah. Secara
umum air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap
air.
b. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan
kedap air.
Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk
sumber air panas yang disebut geyser. Geyser merupakan
sumber air panas yang erat hubungannya dengan aktivitas
vulkanisme.

Besarnya kadar bagi masing-masing garam di laut adalah
sebagai berikut : NaCl 77,76%, MgCl2 10,88%, MgSO4 4,74%,
CaSO4 3,60%, K2SO4 2,64%, CaCO3 0,34%, MgBr2 0,22%
dari sejumlah garam yang ada di dalam air laut.

Garam-garam ini terlarut dalam air sungai. Air hujan yang
jatuh di daratan meresap ke dalam tanah dan ke dalam
lapisan-lapisan di bawahnya, melarutkan garam-garam yang
dapat dilarutkan dan semua ini diangkut sebagai larutan
yang amat encer yang mengalir ke laut.

Kemudian air diuapkan, melalui peredarannya lagi dan garam
tinggal di samudera. Pada dasarnya, kandungan garam kapur
yang dilarutkan oleh air hujan sangat besar, akan tetapi
kandungan garam kapur di laut amat sedikit. Hal ini
dikarenakan jasad-jasad laut membutuhkan banyak garam
kapur untuk menyusun tubuhnya.



Air adalah senyawa gabungan dua atom
hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi
H2O. Sekitar 71% permukaan bumi
merupakan wilayah perairan.
Lapisan air yang menyelimuti permukaan
bumi disebut hidrosfer.
Energi matahari yang datang di permukaan
bumi menyebabkan penguapan air ke bagian
atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini
mengalami kondensasi dan selanjutnya akan
jatuh sebagai hujan.

Pembentukan hujan terjadi dalam tiga
tahap. Pertama adalah pembentukan angin;
kedua, pembentukan awan; dan ketiga,
pembentukan butiran air hujan.
Siklus hujan
Tahap pertama:
 akibat pergerakan air laut – misalnya ombak, riak dan
pusaran – permukaan air laut senantiasa berbusa atau
berbuih. Buih ini membentuk gelembung udara
berjumlah tak terhitung, yang terus-menerus pecah dan
melepaskan banyak butiran kecil air laut ke udara.
 Butiran yang kaya garam ini lalu diterbangkan angin
dan naik hingga ke atmosfer.
 Butiran-butiran ini dinamakan aerosol, dan berperan
menangkap uap air di udara. Aerosol membentuk awan
yang terdiri dari butiran air dengan cara menangkap
dan mengumpulkan uap air tersebut, yang menguap
naik ke atas dalam bentuk butiran-butiran air teramat
kecil.
Tahap kedua:
 awan terbentuk dari uap air yang mengumpul
dan melingkupi butiran-butiran garam atau
debu (sebagaimana disebut di tahap I).
 Karena ukuran butiran air pada awan ini
sangatlah kecil (dengan garis tengah 0,01-0,02
mm), awan tersebut melayang dan terhampar
di udara. Akibatnya, langit tertutupi oleh
hamparan awan.
Tahap ketiga:
 butiran-butiran air yang melingkupi partikelpartikel garam dan debu menjadi semakin
tebal dan jenuh.
 Akhirnya terbentuklah butiran-butiran air
hujan. Tatkala menjadi semakin berat daripada
udara atmosfer, butiran-butiran air hujan ini
meninggalkan awan dan turun ke bumi sebagai
hujan.
Seputar hujan

Butiran air hujan yang membentuk awan,
yang berasal dari penguapan air laut,
mengandung bahan-bahan “pemberi
kehidupan” yang berwujud butiran-butiran
mikro, dan disebut sebagai “butiran
tegangan permukaan”.

Butiran tegangan permukaan terbentuk di
lapisan tipis bagian paling atas permukaan
air laut. Lapisan berukuran kurang dari
sepersepuluh milimeter ini dinamakan
lapisan mikro

Pada lapisan ini terdapat banyak sisa-sisa
bahan organik dari sampah yang dihasilkan
oleh ganggang renik dan zooplankton.
Sebagian bahan sisa ini mampu memilah,
mengumpulkan dan mengikat sejumlah
unsur langka dalam air laut – seperti
fosfor, magnesium, potasium – dan
sejumlah logam berat – seperti tembaga,
seng, kobal dan timbal.

Proses ini menghasilkan butiran-butiran
tegangan permukaan yang kaya akan zat
penyubur tanah atau “pupuk”. Butiran ini
selanjutnya terangkat ke langit oleh angin,
dan beberapa saat kemudian terperangkap
dalam tetesan air hujan yang mengenainya.

Hujan lalu membawa butiran kaya pupuk
ini ke tanah. Benih dan tumbuhan di bumi
mendapatkan garam-garam logam dan
unsur penting bagi pertumbuhannya dari
butiran air hujan ini.
Garam mineral yang jatuh bersama air hujan
adalah sejumlah kecil pupuk yang umum
dipakai (kalsium, magnesium, potasium, dll.)
untuk menyuburkan tanah.
 Sebaliknya, logam berat yang didapatkan dari
butiran-butiran yang berasal dari permukaan
air laut ini merupakan unsur lain yang
meningkatkan kesuburan dalam perkembangan
dan produksi tumbuhan.

Tetesan air hujan tidaklah berbentuk sebagaimana tampak pada gambar di
sebelah kiri. Tetesan air hujan berbentuk bulat bola saat baru saja jatuh
meninggalkan awan. Untuk butiran lebih besar, semakin jatuh ke bawah,
bentuknya berubah dan lebih menyerupai bentuk roti burger: rata di
permukaan bawahnya dan melingkar di permukaan atasnya. (lihat gambar
sebelah kanan, tanda panah menunjukkan arah aliran udara yang dilalui air
hujan yang turun ke bumi). Perubahan bentuk ini diakibatkan gaya tekan
udara pada permukaan bawahnya. Gaya tekan ini bisa mengakibatkan
butiran air hujan berukuran besar pecah menjadi butiran yang lebih kecil.
Pada keadaan yang sebenarnya, setetes air hujan mengalami perubahan
bentuk dan ukuran selama perjalanannya dari awan ke bumi. Ini salah
satunya akibat tumbukan dengan butiran air hujan lainnya
Download