IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Metode pendidihan dan metode kit komersial yang dimodifikasi dapat digunakan untuk mengisolasi/mengekstraksi DNA Salmonella Typhimurium dan Shigella sonnei baik berupa kultur murni maupun yang berada di dalam sampel susu UHT. Selain itu, isolat/template DNA yang dihasilkan dengan metode pendidihan tersebut dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi primer yang tepat dalam pengujian yaitu sebesar 0,125 µM dan juga dapat digunakan untuk menentukan spesifisitas primer InvA yang digunakan sehingga terbukti bahwa primer tersebut spesifik untuk Salmonella Typhimurium, namun isolat/template DNA yang dihasilkan dengan metode pendidihan tidak semurni isolat/template DNA yang dihasilkan dengan metode kit komersial, oleh karena itu metode pendidihan tidak dapat menghasilkan kurva standar yang memiliki nilai efisiensi yang baik dibandingkan dengan kit komersial. Isolat/template DNA metode pendidihan menghasilkan kurva standar yang memiliki nilai efisiensi sebesar 386,8% dan R2 sebesar 0,824 yang berarti bahwa metode pendidihan tidak dapat mengkuantifikasi Salmonella Typhimurium di dalam sampel susu UHT. Sedangkan isolat DNA yang dihasilkan dengan metode kit komersial menghasilkan kurva standar yang memiliki persamaan garis y = 40,564 - 3,322x dengan nilai efisiensi sebesar 100% dan R2 sebesar 0,972 sehingga dapat digunakan untuk pengkuantifikasian Salmonella Typhimurium pada susu. Konsentrasi Salmonella Typhimurium yang dihasilkan pada sampel susu UHT spike dengan real-time PCR (105 cetakan DNA/ml) tidak sesuai dengan pengkuantifikasian menggunakan metode konvensional (104 CFU/ml), namun sesuai dengan pengkuantifikasian secara mikroskopis dengan petroff-hausser (105 sel/ml). Hal tersebut dikarenakan sel mati dapat terkuantifikasi dengan metode real-time PCR dan petroff-hausser sedangkan dengan metode konvensional sel mati tersebut tidak dapat terkuantifikasi. B. Saran 1. 2. 3. Dilakukan pengulangan penentuan konsentrasi primer, penentuan spesifisitas primer, dan pengkuantifikasian Salmonella Typhimurium pada susu UHT setidaknya masing-masing dua kali pengulangan pada setiap tahap pengujian agar didapat data yang lebih valid ketika masuk ke tahap selanjutnya. Dilakukan modifikasi untuk isolasi DNA dengan metode pendidihan agar menghasilkan isolat/template DNA yang lebih murni bebas dari pengotor/inhibitor seperti penghilangan kalsium dengan penambahan chelex-100, penghilangan protein dan lemak dengan pengoptimasian penggunaan enzim proteinase K dan lipase sehingga dapat mengurangi biaya pengujian jika dibandingkan dengan menggunakan kit komersial. Dilakukan modifikasi pada tahap isolasi/ekstraksi DNA seperti dengan penambahan DNAse baik itu terhadap metode kit komersial maupun terhadap metode pendidihan agar sel/mikroba yang mati tidak dapat terkuantifikasi ketika pengujian dengan real-time PCR. 38