F. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan di Indonesia semakin nyata dengan ditandai banyak berdirinya perusahaan / lembaga-lembaga baik berstatus negeri/ swasta yang bergerak pada sektor barang maupun jasa. Rumah sakit adalah salah satu instansi yang menangani bidang jasa khususnya bidang kesehatan yang memberikan pelayanannya pada masyarakat. Rumah sakit menitikberatkan bukan pada pencapaian tingkat laba atau keuntungan, melainkan pada pemenuhan pelayanan jasa masyarakat. Rumah sakit memiliki berbagai fasilitas medis yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pasien baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap. Diantara fasilitas-fasilitas yang disediakan, farmasi adalah salah satu bagian yang penting, karena farmasi merupakan tempat yang menyediakan dan menyimpan persediaan obat. Persediaan obat memiliki arti yang sangat penting karena persedian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan di Rumah sakit. Untuk menjaga agar persediaan obat selalu ada, maka pihak rumah sakit mengadakan transaksi pembelian dengan para pemasok. Pembelian yang dilakukan oleh pihak rumah sakit meliputi pembelian alatalat kesehatan, gas medis, dan obat. Proses pembelian dimulai ketika pihak gudang mengajukan permintaan order pembelian kepada pemasok yang telah dipilih dan telah disepakati harganya. Kemudian dilanjutkan dengan pengiriman barang oleh pemasok, dan diakhiri dengan pencatatan transaksi pembelian. Karena pentingnya pembelian obat bagi rumah sakit, maka sistem akuntansi pembelian obat yang baik sangat diperlukan. Dengan adanya sistem pembelian obat yang baik, dapat menghasilkan informasi-informasi yang akurat meliputi informasi mengenai jenis, mutu, kuantitas, dan harga obat. Keakuratan informasi tersebut akan sangat bermanfaat bagi manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Di samping itu dengan adanya penerapan sistem akuntansi pembelian obat, maka berbagai tindakan yang bertujuan melakukan kecurangan dalam proses pembelian barang dapat dicegah. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud akan mengadakan penelitian atau survei di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi pembelian obat di rumah sakit tersebut. Meskipun semua pihak rumah sakit memiliki sistem dan prosedur tersendiri, penulis mencoba mengevaluasi dan mengidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Untuk itu, penulis menyusun Tugas Akhir dengan judul AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT PADA “EVALUASI SISTEM RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR”. G. Perumusan Masalah Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem akuntansi pembelian obat pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. 2. Bagaimana sistem pengendalian intern pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. 3. Apa kelebihan dan kelemahan dari sistem akuntansi pembelian obat yang di terapkan pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. H. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin penulis peroleh dari penelitian ini: 1. Untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi pembelian obat pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. 2. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. 3. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari sistem akuntansi pembelian obat pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. I. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Sebagai bahan pertimbangan antara teori yang telah diterima selama kuliah dengan praktek sebenarnya dalam rumah sakit, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulisan. 2. Bagi Rumah Sakit Hasil penulisan diharapkan dapat memberi masukan terhadap sistem akuntansi pembelian obat yang telah diterapkan pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. 3. Bagi Pembaca Dapat memberikan informasi tentang hasil penelitian sebagai tambahan pengetahuan dan dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. J. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitiannya adalah sistem dan prosedur yang berkaitan dengan sistem akuntansi pembelian obat pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Data ini diperoleh dari wawancara dengan pihak yang bersangkutan. 2. Sumber Data Sumber data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang kami peroleh langsung dari obyek penelitian kami. Data primer yang kami butuhkan diperoleh langsung dari karyawan yang terkait dalam kegiatan pembelian obat pada RS PKU Muhammadiyah. Data primer tersebut berupa: sejarah dan lokasi, struktur organisasi, dan prosedur pembelian obat yang diterapkan. 3. Metode Penelitian a. Metode wawancara yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung ataupun tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. b. Observasi Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan dalam transaksi pembelian obat pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Terdapat beberapa definisi/pengertian mengenai sistem dan prosedur yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut : a. Sistem menurut Mulyadi (2001:5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. b. Sistem menurut Harnanto (1987:39) adalah suatu kerangka dari prosedurprosedur yang diintegrasikan dan diciptakan untuk dapat mengikuti, mencatat, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan salah satu bidang akuntansi dalam suatu perusahaan. Sedangkan suatu prosedur adalah meliputi semua tahap atau langkah (proses dan operasi) yang diperlukan pelaksanaan terhadap suatu bagian dari suatu sistem. c. Sistem menurut W. Gerald Cole dalam Zaki Baridwan (2002:3) adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Prosedur adalah suatu uruturutan pekerjaan kerani, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. d. Sistem menurut Sugiarto (1984:29) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unit-unit yang berkaitan secara fungsional dan mempunyai tujuan bersama yang sama. Sedangkan prosedur adalah suatu kelompok kegiatan administrasi yang berhubungan erat yang merupakan suatu sub-fungsi dari suatu sistem, seperti sistem penjualan dan pengumpulan kas dan sebagainya. Berdasarkan uraian definisi/pengertian mengenai sistem dan prosedur yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Prosedur yang baik akan menciptakan sistem yang baik pula. Keduanya saling berhubungan dengan demikian manfaat dari sistem adalah memudahkan dalam pencapaian tujuan. 2. Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mengemukakan beberapa pengertian/definisi mengenai sistem akuntansi, diantaranya sebagai berikut : a. Sistem Akuntansi menurut Mulyadi (2001:11) Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. b. Sistem Akuntansi menurut Zaki Baridwan (2002:4) adalah formulir-formulir, buku-buku, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan usaha suatu perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporanlaporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk menilai hasil operasi perusahaan . c. Sistem Akuntansi menurut Sugiarto (1984:23) adalah sistem akuntansi terdiri dari kegiatan-kegiatan, manusia yang menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut, alat-alat dan jaringan dokumen, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada dalam suatu organisasi guna menyajikan informasi keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama pengelola perusahaan. d. Sistem Akuntansi menurut Soemarso (1994:624) adalah suatu jaringan urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan orang dalam suatu organisasi. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur suatu sistem akuntansi yang pokok meliputi formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, dan buku pembantu serta laporan. Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Dalam arti luasnya, formulir meliputi segala sesuatu yang diidentifikasikan sebagai media komunikasi tertulis. Sedangkan dalam arti sempit khususnya dalam konteks sistem dan prosedur akuntansi, formulir adalah meliputi media atau alat yang digunakan untuk pengumpulan, pencatatan, dan pelaporan data transaksi. Formulir memegang peranan penting dalam sistem akuntansi, karena formulir sebagai bukti transaksi yang merekam data transaksi yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan dalam bentuk tulisan dan untuk menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain di dalam organisasi atau organisasi lain. Jurnal merupakan catatan akuntansi yang permanen yang pertama, yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan. Dalam jurnal ini, data keuangan pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal terdapat pula kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah tertentu) kemudian diposting ke rekening bersangkutan dalam buku besar. Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan. Buku Pembantu adalah suatu kelompok rekening yang merupakan rician rekening tertentu dalam buku besar (general ledger), yang dibentuk untuk memudahkan dan mempercepat penyusunan laporan dan neraca percobaan. Laporan adalah hasil akhir proses akuntansi yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, dan daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak computer dan tayangan pada layar monitor komputer. Tujuan umum pengembangan akuntansi menurut Mulyadi (2001:19) dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. 2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. 3) Untuk memperbaiki pengendalian informasi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. 4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam pengembangan catatan akuntansi. 3. Sistem Akuntansi Pembelian Pembelian merupakan transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur untuk menjaga agar persediaan di gudang selalu ada baik bertujuan untuk dijual kembali ataupun digunakan dalam kegiatan operasional suatu perusahaan. Menurut Widjajanto (2001:353) proses pembelian bertujuan untuk menyediakan sumberdaya yang dilakukan organisasi perusahaan dengan cara yang efisien dan efektif. Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a. Melaksanakan pembelian dari rekanan yang handal. b. Membeli barang dengan kualitas yang baik sesuai dengan yang diinginkan. c. Memperoleh barang dengan harga yang pantas. d. Hanya membeli barang yang diotorisasi (authorized) dan sesuai dengan tujuan perusahaan. e. Mengelola barang secara sehat sehingga selalu tersedia manakala dibutuhkan perusahaan. f. Hanya menerima barang yang sudah dipesan, dan harus menerima semua barang yang sudah dipesan. g. Menerapkan pengendalian barang yang disimpan dan diterima secara sehat untuk melindungi berbagai kemungkinan yang merugikan. Untuk menjaga agar proses pembelian berjalan efektif dan efisien, sistem akuntansi pembelian harus dirancang sebaik mungkin melalui jaringan prosedur, dan bukti-bukti transaksi serta catatan akuntansi yang memadai. Unsur-unsur yang berkaitan dalam sistem pembelian harus direncanakan melalui kebijaksanaan yang sesuai dengan keadaan dan tujuan perusahaan. Adapun unsur-unsur yang berkaitan dengan pembelian menurut Mulyadi diantaranya sebagai berikut : a. Fungsi yang terkait Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah : 1) Fungsi Gudang Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak diselenggarakan persediaan barang di gudang), pembelian diajukan oleh pemakai barang. 2) Fungsi Pembelian Fungsi Pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. 3) Fungsi Penerimaan Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan. 4) Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatat hutang persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat hutang bertanggungjawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register buku kas keluar untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan hutang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang. b. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah : 1) Surat Permintaan pembelian Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan pembelian ini biasanya dibuat rangkap 2 lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi pembelian, dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang. 2) Surat Permintaan Penawaran Harga Dokumen ini digunakan untuk menerima penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi (tidak repetitive), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar. 3) Surat Order Pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. 4) Laporan Penerimaan Barang Laporan ini dibuat oleh penerimaan barang untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. 5) Surat Perubahan Order Kadang kala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian (subtitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order. 6) Bukti Kas Keluar Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran hutang kepada pemasok dan sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai remitannce advise). c. Catatan akuntansi yang digunakan Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah : 1) Register bukti kas keluar Jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan voucher payable prosedur, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah register bukti kas keluar. 2) Jurnal Pembelian Jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan voucher payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian. 3) Kartu Utang Jika dalam pencatatan hutang, perusahaan menggunakan account payable, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat hutang pada pemasok adalah kartu utang. 4) Kartu Persediaan Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli. d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian obat Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah: 1) Prosedur permintaan pembelian Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan dalam gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian. 2) Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. 3) Prosedur order pembelian Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan pencatatan utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. 4) Prosedur penerimaan barang Dalam prosedur ini, penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut. 5) Prosedur pencatatan hutang Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan. 6) Prosedur distribusi pembelian Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen. 4. SistemPengendalian Intern Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen ( Mulyadi 2001 : 163 ). Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah : a) Menjaga kekayaan organisasi b) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c) Mendorong efisiensi d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dibagi menjadi dua bagian yaitu : a) Pengendalian Intern Akuntansi ( Internal Accounting Control). Pengendalian meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. b) Pengendalian Intern Administrasi ( Internal Administration Control ). Pengendalian meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. 1) Fungsi operasi: Fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan. 2) Fungsi penyimpanan: Fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. 3) Fungsi akuntansi: Fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan. b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap transaksi. Pemisahan tanggung jawab fungsional dalam pelaksanaan suatu transaksi dilakukan untuk membagi berbagai tahap transaksi ke tangan manajer berbagai unit organisasi yang dibentuk sehingga semua tahap transaksi tidak diselesaikan oleh satu unit organisasi saja. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan ( reliability ) yang tinggi selanjutnya prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah: a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. b. Pemeriksaan mendadak ( Surprised Audit ). c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa adanya campur tangan dari orang lain atau unit organisasi lain. d. Perputaran jabatan ( Job Rotation ). e. Kekerasan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian yang lain. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Diantara 4 unsur diatas, mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai ke tingkat yang umum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif. Meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian intern yang mendukungnya. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, ditempuh berbagai cara berikut ini: a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut dengan pekerjaannya. b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan ketentuan perkembangan pekerjaannya.