EKSPLORASI MANGAN DI SUMBAWA BESAR, KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Moetamar, dkk Pokja Mineral Pusat Sumber Daya Geologi Latar Belakang Peningkatan kebutuhan mangan -----Æ peningkatan kegiatan eksplorasi mangan Diperlukan data awal untuk kegiatan eksplorasi lanjut Secara geologi, daerah Sumbawa Besar memiliki indikasi potensi mangan dan emas Lokasi dan Kesampaian Daerah • Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa, NTB • Koordinat geografis :117o38’10” - 117o45’45” BT & 8o33’27” - 8o36’57” LS Metoda Kegiatan Penyelidikan Lapangan pemetaan geologi dan mineralisasi skala 1 : 25.000, pengambilan conto ‘channel’ pada singkapan bijih mangan, pembuatan paritan lintasan terukur sumur uji Analisis Laboratorium Analisis kimia : Mn2O3, MnO, SiO2, CaO, MgO, Cr2O3, Na2O, K2O, TiO2, LOI, P, S, “Moisture content”, Al2O3, Fe2O3, dan Mn Analisis fisika mineral petrografi mineragrafi berat jenis GEOLOGI REGIONAL HASIL PENYELIDIKAN Morfologi Stratigrafi satuan morfologi perbukitan terjal, perbukitan sedang dan pedataran Satuan Batuan Breksi Gunungapi Satuan Batuan Tufa dan Breksi tufa Satuan Batuan Tufa gampingan, Satuan Batuan Batugamping, Satuan Batuan Andesit, Satuan Batuan Diorit dan Aluvial. Mineralisasi mineralisasi mangan di Olat Baramayung mineralisasi tipe gossan (?) di Olat Maja yang diduga mengandung oksida besi manganese(?) Morfologi Perbukitan terjal Olat Maja yang diduduki oleh batuan Tufa terubah (terkersikkan hingga argilik), sedangkan pada latar muka terlihat pedataran yang ditutupi oleh aluvial Peta Geologi, Ubahan dan Mineralisasi daerah Olat Maja, Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa Singkapan Satuan Batuan Tufa yang mengalami ubahan silisifikasi – argilik lokasi di bukit Olat Merah Singkapan batuan terobosan Diorit (SB-129-R) yang tersingkap di Olat Baramayung Singkapan breksi yang terdapat di lereng Olat Baramayung Peta Lokasi Conto Batuan, Parit Uji, Lintasan Terukur Serta Sumur Uji daerah Olat Maja, Kabupaten Sumbawa Peta penyebaran bijih mangan arah jurus 335° dan kemiringan 24o lokasi di bukit Olat Baramayung, Desa Labuhan Kuris Kecamatan Lape Peta Sketsa Penampang lintasan terukur LT-1 serta lokasi conto mangan daerah bukit Baramayung, Desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape Singkapan bijih Mangan tipe Sedimenter, dijumpai dilapisan satuan batuan sedimen tufa gampingan lokasi LT-1 Olat Baramayung Salah satu lokasi conto paritan lintasan terukur, bijih mangan warna abu-kehitaman metalik mungkin manganit dan warna coklat kemerahan diduga hematit LT1(segmen 6,00-8,00m) di Olat Baramayung Peta Geologi dan Penyebaran endapan deluvial gossan Fe Oksida Hulu S. Pasar, daerah Olat Maja Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa Sketsa Parit Uji PRT-1 (0,00-15,00) m daerah Olat Maja, Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa Sketsa Parit Uji PRT-1 (15,00-25,00) m daerah Olat Maja, Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa Sketsa Sumur Uji SU-3 dan SU-4 daerah Olat Maja Parit Uji SU-1 menunjukkan penyebaran deluvial gossan secara vertikal Endapan deluvial gossan oksida besi yang tersebar di hulu S. Pasar lokasi dekat SU-1 Sketsa Sumur Uji SU-1 dan SU-2 daerah Olat Maja, Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa Sumber daya bijih Mangan Bijih Mangan Tipe Sedimenter di bukit Olat Baramayung (kedalaman 50 m) dengan Sumber daya Hipotetik sebesar 147.510,60 m3, bila diasumsikan SG (berat jenis) mangan = 5, maka menjadi sebesar 735.553,00 ton Endapan deluvial tipe gossan besi manganese (?) yang terletak di hulu S. Pasar mempunyai Sumber daya Hipotetik sebesar = 9.625 m3 bila diasumsikan SG (berat jenis) mangan=4, maka menjadi sebesar 37.500 ton KESIMPULAN DAN SARAN Mineralisasi logam di daerah Olat Maja, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, ditemukan 2 lokasi yaitu mineralisasi mangan tipe sedimenter yang terletak di bukit Olat Baramayung dan mineralisasi berupa endapan deluvial yang mengandung oksida besi manganese ? yang terletak di hulu S. Pasar, lereng bukit Olat Maja, ditafsirkan sebagai endapan oksidasi residual. Sumberdaya Hipotetik bijih mangan di daerah Olat Maja terdiri dari: Mineralisasi Mangan di Olat Baramayung (kedalaman 50 m) 735.553,00 ton Mineralisasi tipe gossan besi manganese ? di hulu S. Pasar 37.500 ton Potensi deluvial gossan (oksida besi) ini tidak ekonomis ditambang Mineralisasi mangan tipe sedimenter Olat Baramayung perlu dilakukan penyelidikan lanjutan dengan metoda pemetaan geologi detail untuk mengetahui penyebaran mangan di atas permukaan dan metoda geofisika untuk mengetahui penyebaran mangan ke arah vertikal di bawah permukaan (subsurface) dengan catatan apabila nilai Mn total memenuhi permintaan pasar. PENUNJAMAN KERAK SAMUDERA HINDIA-AUTRALIA KE UTARA (busur volkanik berkomposisi kalk-alkalin) NTB/NTT INTRUSI TONALIT, DASIT, DIORIT, ANDESIT DAN TRAKIT, MENYEBABKAN BUSUR TERSEBUT DIKENAL SEBAGAI DAERAH PEMINERALAN, MISALNYA : BATU HIJAU ( tipe porfiri) P.WETAR ( tipe submarine-exhalative) FLORES ( tipe epitermal, skarn) Struktur dan Tektonika Stuktur regional Ditinjau dari tatanan Tektonik terbentuknya P. Sumbawa erat kaitannya dengan penunjaman Lempeng Hindia yang berarah utara–timurlaut di bawah Daratan Sunda yang menerus mulai dari P. Sumatera – Jawa terus ke arah timur membentuk Busur Kepulauan Banda yang terbentuk pada masa Kenozoikum, yang dilandasi oleh batuan gunung api kalk alkalin dari busur dalam Banda yang masih aktif hingga sekarang. Terbentuknya busur tersebut akibat dari penunjaman kerak samudera Hindia ke arah utara. Bentuk Busur kepulauan tersebut masih mengalami perubahan bentuk hingga sekarang diakibatkan oleh adanya pergeseran Benua Australia Ke Utara (Audley-charles, dkk., 1975; Crostella dan Powel, 1976) dengan zona penunjaman condong ke utara yang menumbuk busur kepulauan tersebut meliputi Pulau Flores bagian barat dan Sumbawa timur dan Kepulauan Alor. (Gambar 3). Akibat arah tekanan yang relatif tetap konstan pada Busur Banda sejak mulai pembentukannya, maka struktur yang berkembang selama penunjaman di bawah kerak samudera, mempunyai kesamaan arah struktur yang berkembang setelah terjadinya tumbukan dengan Benua Australia. Struktur dengan arah timurlaut– baratdaya dan baratlaut–tenggara ditafsirkan mempunyai pasangan dengan struktur atau kelurusan yang berarah barat–timur. Struktur–struktur yang berarah barat– timur pada awalnya berupa sesar yang memanjang dengan kemiringan ke arah selatan dan sesar naik, akan tetapi akibat tumbukan dengan Benua Australia struktur-struktur tersebut kemudian didominasi oleh sesar naik dengan kemiringan tetap ke arah selatan (M. Roache & J. Silic, 1998) Stratigrafi (diambil dari peta geologi lb. Sumbawa oleh A. Sudrajat dkk, 1988, skala 1;250000 Stratigrafi Geologi daerah Sumbawa disusun oleh Batuan gunung api Tersier (miosen awal) breksi-tuf (Tmv) bersifat andesit dengan sisipan tuf pasiran, tuf batuapung dan batupasir tufan. Satuan breksi tuf ini menjemari dengan batuan sedimen yaitu satuan batu pasir tufan (Tms) dan juga satuan batugamping (Tml). Kemudian diterobos oleh batuan terobosan (Tmi) yang terdiri dari andesit, basal, dasit, dan batuan yang tak teruraikan, umur miosen tengah. Diatasnya diendapkan dengan tidak selaras Batu gamping koral(Tmcl) pada miosen akhir dilanjutkan pada pliosen diendapkan batulempung tufan(Tpc) dengan sisipan batupasir dan kerikil hasil rombakan gunungapi,). Kemudian diendapkan batuan gunungapi kuarter yang diendapkan dimulai dari satuan breksi Tanah Merah(Qot), Batuan Breksi AndesitBasal(Qv) dan satuan Lava-Breksi(Qhv), juga diendapkan batuan sedimen kuarter yaitu terumbu koral yang terangkat(Ql). Terakhir pada holose diendapkan aluvium dan endapan pantai (Qal). GENESA ENDAPAN MANGAN HIDROTHERMAL : sumber larutan magma mengandung Mn, bentuk urat, lensa, berlapis. PENGAYAAN SEKUNDER : Pelarutan dari mangan primer, fasa koloidal, bentuk konkresi/nodul, lensa, urat dalam retakan batuan SEDIMENTER : mangan berlapis dalam sedimen marin, sebaran lateral luas, tebal, Pra Tersier, bantuan bakteri&ganggang, lingkungan craton yang stabil. MARINE-NODULE : relasi dengan kegiatan gunung api bawah laut, pelarutan unsur-unsur logam membentuk polimetaliknodule LATERIT dan ELLUVIAL : Pengayaan dari konsentrasi kimia dan mekanik dari bijih mangan dan batuan TIPE ENDAPAN MANGAN DI INDONESIA HIDROTHERMAL : Bentuk : urat-urat, lensa tak beratura Mineral : Rhodonit, Rhodokrosit PENGAYAAN SEKUNDER : Bentuk : berlapis, konkresi, lateritik , oolitik, lensa Mineral : Pirolusit, Psilomelan, Manganit, wad ELLUVIAL dan MARINE-NODULE : Bentuk : nodule Mineral : pirolusit, psilomelane, wad KADAR : Mn : 30-60%, MnO2 : 37 – 92% Oksida besi manganese yang berupa bongkah-bongkah ini diduga terbentuk akibat proses pelapukan/oksidasi residual dari mineral mineral mafik yang terkandung dalam tufa andesitik-dasitik (host rock) yang berkomposisi besi- magnesium -aluminium silika. Pada proses pelapukan ini terjadi akibat fluktuasi permukaan air tanah naik, proses ini garam-garam besi yang larut dalam air tanah diubah menjadi besi fero hidroksida. Kemudian saat musim kemarau terjadi penurunan air tanah, sehingga besi feri hidroksida tertinggal dipermukaan, kemudian bereaksi dengan oksigen dari udara dan air permukaan, pada saat tersebut fero hidroksida dirubah menjadi feri hidroksida yang lebih stabil, yaitu limonit yang umumnya berwarna coklat kekuningan dan mengendap di permukaan.