Natal di Depan Kita

advertisement
1
1
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Penasihat:
- Pdt. Moldy Mambu
- Pdt. Noldy Sakul
- Pdt. Sammy Lee
Pemred:
Handry Sigar
Wapemred:
Willy Wuisan
Bendahara:
Yoshen Danun
Sekretaris
Meilien Langi-M
General Controller:
Yance Pua
HRD:
Osvald Taroreh
Koordinator Produksi
Pdtm. Dale Sompotan
Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi
Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon, Yoshen Danun,
Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu,
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal,
Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan.
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon
Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,
Pdt. Raymond Lohonauman
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung,
dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung,
dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean,
dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau
Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,
Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean,
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw,
Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung,
Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan,
Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey
Rubrik Kesaksian Fredy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin,
Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing
Catatan Kami Denny Kalangi
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan,
Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou,
Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Alma Kumaat,
Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy,
Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe
Web Master Nielson Assa
Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung
Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey
Papua Govert Waramori,
Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan
Sulawesi Tengah Christian Siwy,
SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti,
Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit
Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng
Ambon Mario Lekatompessy
Refli Ompi
TerbitRatahan
Mingguan
oleh BAIT Ministry
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
Dartar Isi
Hal
[1] COVER
1
[2] DAFTAR ISI
2
[3] EDITORIAL
3
[4] RENUNGAN
4
[5] OPINI
6
[6] INSPIRATIONAL STORY
6
[7] BIBLICAL & THEOLOGICAL
9
[8] ARTIKEL ROHANI
12
[9] PATFINDER
[10] KESAKSIAN
[11] PROFIL
14
[12] KILAS BERITA AFRIKA
19
[13] PALAKAT
20
[14] CATATAN KAMI
29
16
18
2
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Editorial
Kehormatan Pekerjaan Tuhan
B
eberapa waktu lalu saya berkesempatan bertemu lagi dengan salah seorang senior kelas sewaktu menimba ilmu dibangku
SMA dulu, melalui salah satu situs jejaring sosial di dunia maya. Saya sangat senang diperkenankan Tuhan bisa bertemu
dengan teman saya ini. Walaupun hanya melalui layanan fasilitas “chatting” dalam situs ini kami berupaya
memaksimalkan percakapan kami. Dalam percakapan kami ini, saya sangat terkesima dan terharu dengan cerita
pengalaman senior saya ini bersama sang suami yang juga seorang pendeta GMAHK, melayani umat Tuhan yang berada di daerah
pedalaman Kalimantan Timur yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia. Diakui, situasi. koondisi serta berbagai fasilitas
daerah yang sangat terbatas, kurang kondusif dan kerap tidak bersahabat menjadi rintangan fisik terberat yang dihadapi setiap hari,
namun karena ketabahan, ketekunan dan komitmen yang kuat untuk memuliakan nama dan kebenaran Tuhan Yesus Kristus
melalui institusi gereja, mereka terus bertahan dan berjuang dengan gigih dengan jiwa pelayanan yang tulus. Suatu bukti pelayanan
tanpa menyerah yang patut diteladani para pelayan Tuhan.
Menjadi pertanyaan, bila seorang pelayan Tuhan ditempatkan di daerah yang “surplus” namun dengan berbagai cobaan
yang lain, masihkan seorang pelayan Tuhan menampilkan idealismenya sebagai seorang pelayan yang gigih dengan jiwa
pelayanan yang tulus ? Kadang kala, tempat seseorang pelayan ditempatkan ikut membentuk jiwa pelayanannya. Disaat seseorang
pelayan Tuhan merasakan kehidupan kerohanian yang tidak lagi begitu menantang, pola pikir dan cara berperilaku kadang berubah.
Harus diakui bisa saja ada pelayan Tuhan yang kadang berlomba mencari ketenaran dan kedudukan dan lebih parah lagi bisa saja
ada yang sampai terlibat dalam pertengkaran. Ada yang mungkin tidak menyadari bahwa apa yang dia dapatkan adalah ditunjang
oleh berkat Tuhan yang datang dari jemaat-jemaat termasuk dari jemaat kecil yang dari segi ekonomi belum begitu matang.
Meskipun lingkungan memiliki pengaruh yang kuat dalam merubah sikap mental seseorang dan hal itu adalah
manusiawi namun sebagai pelayanan Tuhan hendaknya tetap mempertahankan idealisme seorang pengikut Tuhan yang sejati, yang
selalu menjunjung tinggi standard kehidupan kristiani yang tinggi. Walau tidak semua pekerja dan pelayan Tuhan melakukannya,
tapi hal ini harus kita gumuli bersama. Salut dan bangga buat para pekerja dan pelayan Tuhan yang benar-benar menjalankan
fungsinya sesuai bestek, murni dan tulus dan tantangan bagi semua untuk tetap memegang teguh standard kehidupan kristiani yang
tinggi. Tantangan ini bukan hanya bagi mereka pelayan Tuhan yang menyandang gelar ‘pendeta” namun tantangan ini adalah bagi
semua yang mengaku pelayan Tuhan, baik di organisasi yang luas yang membawahi begitu banyak umat sampai ke komunitas
pelayanan yang lebih kecil dalam jemaat dan dalam keluarga.
Kepada kita pelayan Tuhan atau yang telah diurapi secara khusus untuk melayani umat Tuhan, Tim Redaksi Buletin
BAIT kembali hadir dengan tulus untuk mengingatkan dan menyadarkan kita bagaimana harus berbuat selayaknya menurut bidang
pelayanan kita masing-masing dalam menjaga kehormatan institusi kita yang terhormat ini dan yang lebih penting dari itu adalah
kehormatan nama dan pekerjaan Tuhan di dunia ini. Edisi BAIT kali ini banyak memuat ragam berita Pelayanan, Kesaksian dan
Solusi yang elegan dan trengginas dalam menjaga kehormatan dan mengatasi keinginan-keinginan duniawi yang semu dan sangat
tidak penting itu. Semoga juga pesan Tuhan melalui Amsal 3: 3 - 4 menjadi bagian kita semua. Tuhan memberkati kita semua.
Alfa Tumbuan
Redaksi
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
3
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Ketangguhan Hidup
Oleh : Pdtm. Dave Tielung
S
eberapa tangguh kehidupan anda? Bagaimana respon
anda terhadap ancaman dan cobaan yang besar yang
datang menghampiri? Lebih mudah untuk menyerah
atau berserah untuk memenangkan peratarungan iman?
elemen dasar kimiawi: karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
fosfor, dan sulfur. Namun pada bakteri ini, yang kemudian
dinamakan GFAJ-1, tidak memiliki fosfor dalam 6 elemen
dasar unsur kimiawinya, sebagai gantinya ia mempunyai
elemen yang lain, yaitu arsenik. Unsur yang satu ini,
sesungguhnya merupakan racun bagi setiap sel hidup,
sehingga adanya suatu kehidupan dengan kondisi seperti ini
sangatlah mustahil, namun bakteri ini mampu bertahan
hidup dengan keadaan yang sangat extrim seperti ini.
Sebelumya juga ilmuan NASA juga membuktikan bahwa
banyak mahluk hidup yang mampu bertahan hidup walapun
dalam kondisi lingkungan sangat extrim bagi kehidupan itu
sendiri, beberapa mikro organisme bisa ditemukan disekitar
air yang mendidih pada gunung berapi bawa laut, ditempat
yang tidak pernah disinari oleh matahari, bahkan kondisi
tidak ada oksigen sama sekali. (Hal ini membuat para ilmuan
percaya bahwa ada suatu bentuk kehidupan yang sangat
berbeda di luar sana, di luar planet kita).
Tanggal 2 Desember yang lalu,para ilmuan astrobiologi
NASA mengumumkan suatu penemuan penting yang tidak
pernah ditemukan bahkan tidak pernah ada sebelumnya. Di
danau Mono California, para ilmuan NASA menemukan
sebuah bakteri, yang mana salah satu unsur kimia
pembentuk DNAnya sangat berbeda dengan semua mahluk
hidup yang ada di planet ini. Tidak heran, banyak media
sebelumnya berspekulasi bahwa para ilmuan itu telah
menemukan alien. Diketahui bersama bahwa setiap DNA
pada semua mahlkuk hidup dibumi ini terbentuk atas 6
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
4
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Dalam kitab Ayub (Pasal 38-42) Tuhan menjawab keluh
kesah Ayub, dengan menunjukan beberapa contoh dari alam.
“Perhatikanlah kuda Nil,..biarpun sungai sangat kuat
arusnya, ia tidak gentar (Ayub 40:10 & 18), “Dapatkah
engkau menarik buaya dengan kail?..Bila ia diserang
dengan pedang ia tidak mempan, demikian juga dengan
tombak, seligi atau lembing, Besi dirasanya seperti jerami,
tembaga seperti kayu lapuk” (Ayub 40:20 & 17-18). Tuhan
menjawab keluh kesah Ayub dalam penderitaannya, dengan
menunjukan contoh ketangguhan hidup yang dipertontonkan
oleh alam. Dalam kondisi yang sangat tidak menyenangkan,
mahluk-mahluk itu dapat bertahan untuk hidup.
Sesungguhnya apa yang ditulis oleh penulis kitab Ayub
adalah suatu cerminan kehidupan nyata dari suatu
pertanyaan bagaimana seorang manusia merespon suatu
tantangan,cobaan serta penderitaan hidup. Dalam kitab
Ayub, penulis kitab ini menunjukan bahwa orang benar
senantiasa imun terhadap penderitaan adalah salah. Tidak
senantiasa orang benar itu luput dari tantangan hidup,
cobaan dan penderitaan. Sesungguhnya semakin orang benar
itu di “bakar” semakin ia akan murni seperti emas (Ayub
23:10). Inilah hidup yang dipertontonkan oleh alam. Hidup
yang dapat berdiri teguh dan kokoh dalam kondisi apapun,
bahkan dalam kondisi terekstrim sekalipun.
Alam
menunjukan bahwa Tuhan sang pencipta telah mengisi di
dalam setiap gen kita manusia, suatu unsur pertahanan hidup
yang kuat. Kasih Karunia Allah berlaku atas kita sehingga
kita telah diperlengkapi oleh kuasa sorgawi untuk senantiasa
bisa menang terhadap berbagai tantangan hidup. Tidak
heran ketika Rasul Paulus memohon kepada Tuhan untuk
melepaskan duri dalam dagingya, Tuhan menjawab
”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Korintus
12:9)
Apakah hidup kita saat ini penuh dengan cobaan dan
tantangan yanga sangat berat? Apakah kita merasa seolaholah itu terlalu berat sehingga kita hanya punya opsi untuk
menyerah saja? Ingatlah akan Tuhan sebagai sang pencipta
percayalah padaNya, karena Kehidupan yang di design oleh
Tuhan adalah suatu hidup yang dapat selalu menang dalam
kondisi apapun.
Penulis ditamatkan dari Fakultas Filsafat UNKLAB, Desember
2007. Aktif dalam pelayanan rohani di CMC dan Pendalaman
Alkitab Radio Heartline 100.6 FM
Opini
Natal di Depan Kita
Perlukah Kita Memperingatinya ?
T
ak terasa kita sudah berada di penghujung tahun.
Hingar bingar Natal mulai terasa. Ayam-ayam mulai
pening, ikan mas dan mujair mulai gelisah, akankan
dia disembelih pada hari besar umat Kristiani ¿ Di belahan
dunia yang mayoritasnya umat Kristiani, jauh-jauh hari
hewan-hewan ternak sudah dipersiapkan jauh-jauh hari
untuk dikorbankan pada hari Natal & Tahun Baru. Di hari
sukacita itu umat Kristiani berpesta pora memperingati hari
kelahiran sang Juruselamat dunia. Nasijaha, bobengka,
cucur, apang, pangi, woku blanga menjadi santapan harian
warga Minahasa dan sekitarnya pada hari besar ini. Tak
ketinggalan ayam rica-rica, ayam bulu, ikan mas woku
daong, mujair bakar rica dan masih banyak lagi menu yang
membuat setiap orang sengaja melupakan program dietnya
dengan alasan “satu taong satu kali”.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
5
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Di balik hingar bingarnya perayaan natal dan tahun
baru, ternyata kontroversi perayaan peringatan hari kelahiran
Yesus ini belum juga berakhir tapi justru semakin lama
semakin meluas. Tadinya Advent sepertinya satu-satunya
yang tidak menaruh perhatian terhadap perayaan Natal
dengan alasan bahwa perayaan itu berasal dari kekafiran
namun saat ini bebeapa denominasi mengambil sikap yang
sama. Makin banyak yang menyadari bahwa kelahiran
Yesus Kristus bukanlah pada tanggal 25 Desember seperti
pada kalender dan makin banyak yang mengetahui bahwa
perayaan ini berawal dari perayaan kekafiran yang kemudian
diganti menjadi perayaan kelahiran Yesus Kristus. Namun
sampai saat ini perayaan Natal tetap menjadi hari raya besar
bagi kalangan Kristen pada umumnya.
Ada sebagian kalangan yang menyatakan bahwa
kalangan Advent mengalami perubahan dalam 20 tahun
terakhir. Lebih dua dekade yang lalu, Advent dikenal tidak
merayakan natal namun sekarang ini makin banyak lembaga
gereja dan jemaat yang ikut merayakan. Meskipun demikian,
keluarga-keluarga Advent masih banyak yang sama sekali
menolak perayaan yang dianggap berasal dari praktek pagan
itu..
Sebenarnya Advent tidak mengalami perubahan
karena sejak lama
hamba Allah, Ny. Ellen White
menasihatkan kita untuk bisa memanfaatkan momen Natal
ini untuk menunjukkan kasih Kristus kepada orang lain. Bila
momen natal ini kita gunakan untuk menjalankan kegiatan
sosial, membantu orang yang berkekurangan dan kita
menyadari bahwa kelahiran Yesus bukanlah pada tanggal 25
Desember maka itu bukanlah menjadi masalah.
Memperingati Natal Yesus Kristus pada dasarnya
bukan hanya pada tanggal 25 Desember, sebagai pengikut
Kristus maka seharusnya peringatan akan kelahiran Yesus
akan tetap kita ingat dan ambil makna rohaninya walaupun
kita harus menyadari bahwa lebih dari mengingat kelahiran
Yesus patutlah kita memperingati kematianNya untuk
menebus dosa manusia. Untuk itulah upacara perjamuan suci
berulang kali kita adakan di gereja sebagaimana Dia
teladankan bagi kita sebelum Dia menggenapi tugasNya di
dunia ini.
Alangkah baiknya jika kita mengikuti firman
Tuhan dengan murni, namun dalam hubungan sosial dengan
orang lain hendaknya kita meminta hikmat pada Tuhan
bagaimana hidup kita bisa menjadi kesaksian dan berkat
bagi orang lain. Ini juga tidak berarti kita harus mengikuti
semua tradisi yang ada. Biarlah dalam pembaharuan budi,
kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, yang
baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12: 2
Redaksi
Inspiratioanl Story
Cahaya Kasih
Dikirim Oleh : Bredly Sampouw
etika pertama kali menatap bayi perempuannya,
Missy, Marcia Mitchell merasa sangat bahagia, bayi
mungil yang sempurna dalam segala hal. Namun,
ketika para dokter memberitahukan kepadanya bahwa Missy
mengalami albinisme (kondisi genetik yang tidak sempurna
penyebab albino) dan akan menderita kebutaan. Para dokter
menyarankan kedua orang tuanya agar “membawa anak itu
pulang, menyayanginya, dan memperlakukannya seperti
anak normal”. Ia memutuskan untuk melakukan semua itu.
K
perkembangan yang paling signifikan. Hari demi hari
mereka terus mengamati tanda- tanda pertumbuhan Missy,
Namur yang mereka dapati bahwa Missy tidak mengalami
kemajuan secara bertahap sebagaimana layaknya seorang
bayi normal. Bagaimana mungkin Marcia dapat
“memperlakukannya seperti anak normal” dan memastikan
bahwa otak bayinya akan berkembang dengan sehat jika ia
tidak yakin sejauh mana kemampuan penglihatan bayi
mereka?
Walau demikian Marcia dan suaminya, Phil tetap merasa
khawatir. Marcia tahu bahwa enam tahun pertama dalam
kehidupan seorang anak merupakan masa belajar dan masa
Syukurlah, Marcia menemukan sebuah yayasan yang
jaraknya lebih dari satu jam perjalanan dengan kendaraan
dari tempat tingla mereka. Yayasan ini khusus menangani
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
6
EDISI 111 - 9 Desember 2010
anak-anak kecil dengan cacat penglihatan dan pendengaran.
Mereka akan mengajari Marcia bagaimana menolong dan
memperlakukan anaknya di rumah. Pada waktu Missy
memasuki masa prasekolah, orangtuanya merasa lega karena
melihat Missy dapat berkembang sesuai yang mereka
harapkan secara bertahap.
Selama masa pertumbuhan dibawa pengawasan yayasan ini
Missy memeiliki beberapa teman bermain sebayanya yang
lebih kurang mengalami kelainan pertumbuahan seperti
Missy. Sayangnya, Sharmon, teman bermain Missy dan putri
teman-teman mereka, Pat dan Sheryl, tidak seberuntung
Missy. Mereka mengalami gangguan motorik ditambah
kerusakan penglihatan dan parahnya lagi yayasan itu tidak
dapat menangani Sharmon dengan cara penanganan dasar
satu bulan seperti yang mereka lakukan terhadap Missy.
Sharmon membutuhkan perawatan professional yang
berlangsung setiap hari. Sementara, Pat dan Sheryl tidak
dapat lagi melanjutkan penanganan masalah ini pada
yayasan itu dan di kota mereka tidak ada fasilitas yang
serupa itu.
Hanya ada satu hal yang harus dilakukan. Sheryl dan Marcia
pergi berkampanye dengan meminta para dokter anak di
daerah mereka untuk memulai sebuah program tahap dini
untuk anak-anak cacat. Usaha mereka terhenti ketika
seorang dokter memberi tahu mereka dengan kata-kata
tajam, ”Jika anda menginginkan sekolah seperti itu disini,
Anda sendirilah yang harus mengadakan sekolah itu.”
Meskipun perkataan itu mematahkan semangat, mereka
seperti mendapatkan nubuatan. Marcia dan Sheryl merasa
yakin bahwa Allah akan membimbing mereka untuk
mendirikan sebuah tempat bagi anak-anak kecil yang cacat
supaya memperoleh bantuan yang dibutuhkan. Pada musim
gugur itu, Little Light House membuka organisasinya di
sebuah rumah kecil dari papan kayu bercat putih milik Pusat
Pemulihan bagi Kaum Cacat Fisik. Mereka mempunyai
seorang guru yang sangat energik, lima murid, dan lima
orang sukarelawan. Berkali-kali mereka melakukan uji coba
dan mengembangkan sebuah kurikulum serta metode
pengajaran yang inovatif bagi beragam penderita cacat. Tak
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
terhitung banyaknya doa yang dipanjatkan dan mukjizat pun
terjadi selanjutnya, sekolah itu kini berkembang pesat
dengan didukung dana sebesar 2,2 juta dolar.
Marcia dan parta direktur Little Light House telah berhasil
mendirikan sekolah yang menyediakan tempat bagi anakanak dengan kebutuhan khusus agar dapat berkembang
dengan baik anak-anak dari usia sejak lahir hingga usia
enam tahun. Namun yang terpenting, Little Light House
menjadi tempat dimana anak-anak dicintai sebagaimana
adanya mereka.
Marty mempunyai seorang putrid, Avery, berusia enam
tahun yang menjadi murid di Little Light House dengan
penyakit syndrom down. Ia pertama kali menelepon sekolah
itu saat Avery masih berusia beberapa bulan dengan harapan
bisa masuk dalam daftar tunggu pendaftaran murid. Bulanbulan pertama kehidupan Avery merupakan saat-saat sulit
yang sebagian besar dihabiskan di rumah sakit. Wajah para
dokter tampak muram ketika membicarakan masa depan
Avery, dan Marty tampak sangat lelah akan hal ini. Ketika
Marty memberi tahu bahwa Avery mengidap syndrom down,
penerima tamu di Little Light House itu menanggapi, ”Oh,
anda datang ke tempat yang tepat. Mereka itu anak-anak
yang sangat manis dan penuh kasih.”
Itu pertama kalinya orang yang bukan anggota keluarga
berbicara dengan penuh kasih dan pengharapan tentang
Avery. Itulah yang memberikan pengharapan bagi seorang
ibu muda seperti Marty agar anaknya diperlakukan seperti
seorang manusia. Selanjutnya, Avery didaftarkan di Little
Light House, dan ia berkembang dengan baik. Penerima
tamu itu benar. Avery adalah seorang anak yang penuh
kasih, menarik dan berhati baik.
Sementara itu, Haley yang berusia empat tahun datang untuk
pertama kalinya ke Little Light House, yang dipikirkan
ibunya hanyalah apa yang mustahil dilakukan oleh putrinya
itu, cacat tubuh yang diderita putrinya merupakan hambatan
7
EDISI 111 - 9 Desember 2010
terbesar untuk mendapatkan banyak pengalaman dalam
hidup. Ia merasakan betapa masa depan yang cerah telah
terampas dari putri kecilnya, sehingga hatinya terasa
hancur. Namun ia berkata, “Little Light House
menyambut seluruh keluarga kami dengan dukungan,
doa, kasih dan tawa riang sejak kami memasuki pintu
depan. Mereka membantu kami melihat sukacita dalam
diri ciptaan Allah, yakni Haley kami.” Haley telah
mempelajari huruf, angka dan warna selain itu
kemampuannya berbicara mengalami perkembangan
pesat dan konsisten. Ibunya pun berterimakasih kepada
Little Light House.
Tak terhitung banyaknya orangtua mengungkapakan rasa
terima kasih yang sama seperti ibu Haley. Ada orangtua
yang berkata, “Sangat banyak orang memperlakukan
anak saya dengan sikap seakan-akan kondisi mereka ini
adalah untuk diobati dan ditangani. Disini berbeda. Di
sini, anak dengan kondisi seperti ini dianggap mereka
adalah seorang anak kecil.” Mula-mula murid-murid di
Little Light House diperlakukan sebagai seorang anak
kecil, berikutnya barulah diperlakukan sebagai anak
dengan kebutuhan khusus.
Itulah yang membuat Little Light House menjadi tempat
saluran anugerah. Anak-anak yang mengalami
keterbelakangan perkembangan bukan hanya diberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan bahasa
dan kemampuan motorik yang menjadi modal untuk
keberhasilan hidup mereka, tetapi mereka juga diberi
tempat dimana mereka dihargai, dimana mereka
diperlakukan tidak seperti orang cacat. Disini anak-anak
cacat tersebut mengalami kasih Allah yang dasyat, tak
bersyarat dan tak diragukan.
Kasih itu menjangkau seluruh dunia tatkala Little Light
House mulai melatih banyak pekerja di banyak negara
yang sedang berkembang untuk membantu anak-anak
dengan kebutuhan khusus. Tujuannya adalah untuk
menghargai dan mengasihi anak-anak dimana pun mereka
berada dengan cara yang sama seperti Allah mengasihi, dan
untuk membantu mereka mencapai kemampuan maksimal
mereka. Bagi ratusan anak, tujuan itu telah mengubahkan
kehidupan.
Inspirasi
Disekitar kita sering dijumpai anak-anak cacat yang
mungkin sama dengan Missy, Avery dan Haley sebagaimana
cerita diatas. Kita bisa membayangkan sekiranya hal ini
mungkin ada ditengah keluarga kita sendiri, apa perasaan
kita sebagai orang tua / keluarga? Tentu kita merasa sedih,
tetapi sebagai orang tua tentu berusaha mengatasi
permasalahan yang dihadapi dirumah tangga bila anak kita
cacat, bukan? Pengalaman dari Little Light House menjadi
pelajaran untuk kita, dimana tempat ini memperlakukan
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
anak-anak yang cacat seperti anak normal lebih dahulu
sembari memberikan terapi kesembuhan dan selanjutnya
ketika anak-anak ini dewasa dapat menjalankan aktifitas
seperti anak normal. Pelajaran untuk kita sekarang ini,
mungkin kita tidak seperti Little Light House tetapi
memperhatikan keadaan, kebutuhan orang tua yang anak
mereka cacat dengan cara apa saja, bilamana disekitar kita
ada yang sepetti ini marilah kita berikan perhatian, dengan
peduli, kasih dan memperlakukan anak cacat seperti
layaknya anak normal. Matius 18 : 5 berkata, ”Siapa yang
menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu, ia
menyambut
Aku.”.
St.
Francis
dari
Assisi
mengatakan,”Mulailah dengan melakukan apa yang perlu;
lalu lakukanlah apa yang mungkin; maka secara tak terduga
Anda akan melakukan apa yang mustahil.” ***
8
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Article Biblical &
Theological
DOKTRIN PERSEPULUHAN
Oleh : Arthur L. White
BADAN PERWALIAN TULISAN-TULISAN ELLEN G. WHITE, BIBLICAL RESEARCH INSTITUTE
(History of Tithe)
Diterjemahkan oleh : Tim redaksi
Lanjutan…
Melipatgandakan Pekerjaan
“Semua dari pendapatan kita haruslah dibuat yang pemberian
yang terutama kepada Allah. Di dalam sistem kedermawanan yang
diperintahkan ke atas orang-orang Yahudi dituntut baik untuk
mebawa kepada Tuhan hulu hasil dari semua pemberian-Nya
apakah di dalam pertambahan kawanan-kawanan ternak mereka
atau hewan-hewan ternak gembalaan, atau pun di dalam hasil-hasil
ladang, kebun buah-buahan, ataupun kebun-kebun anggur, atau
mereka harus menebusnya oleh menggantikan yang sama dengan
itu. Bagaimana mengubah aturan-aturan hal-hal ini di zaman
sekarang! Tuntutan-tuntutan Allah dan keharusan-keharusan Allah,
jikalau mereka menerima perhatian apapun, adalah masih tertinggal
hingga akhir zaman. Namun pekerjaan-pekerjaan kita sekarang
membutuhkan 10 kali lipat dari pada yang diperlukan oleh orangorang Yahudi. Perintah agung telah diberikan kepada para rasul
untuk pergi ke seluruh dunia dan mengkhotbahkan injil. Ini
menunjukkan perluasan dari pekerjaan dan bertambahnya tanggung
jawab yang dibebankan ke atas para pengikut Kristus di zaman kita
sekaang ini! Jikalau hukum yang menuntut persepuluhan dan
persembahan-persembahan itu diberikan beribu-ribu tahun lalu,
betapa itu lebih mendasar sekarang ini. Jikalau orang kaya dan
miskin memberikan jumlah yang sebanding dengan properti
mereka di dalam perekonomian orang Yahudi, malahan itu berlipat
ganda sekarang ini. . “Mayoritas yang mengaku orang-orang
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Kristen mengambil bagian dengan kekayaan mereka mereka
dengan keengganan yang besar. Banyak dari mereka tidak
memberikan seperduapuluh dari pendapatan mereka kepada Allah,
dan banyakyang memberikan jauh labeh kurang dari pada itu,
sementara ada sejumlah kelas yang besar yang merampoko Allah
dari persepuluhan yang sedikit, dan orang lain yang akan memberi
hanya persepuluhan. Jikalau semua persepuluhan dari umat kita
mengalir ke dalam perbendaharaan Tuhan seperti yang seharusnya
mereka lakukan, berkat-berkat tersebut akan diterima sehingga
anugerah-anugerah dan persembahan-persembahanuntuk maksudmaksud yang suci hendaklah digandakan sepuluh kali lipat,
sehingga saluran antara Allah dan manusia akan tetap terbuka.
Para pengikut Kristus seharusnya tidak menunggu untuk gearan
hatimissionari untuk memanggil mereka berdiri untuk bertindak.
Jikalau secara rohani terbangun, mereka akan mendengar di dalam
pendapatan setiap minggu, apakah banyak atau sedikit, suara Allah
dan hati nurani dengan kewenangan yang meminta persepuluhan
dan persembahan-persembahan diserahkan untuk Tuhan”—4T 474.
Menjelang tahun 1880 itu adalah pemahaman umum bahwa danadana itu berasal dari persepuluhan yang harus diserahkan secara
ekslusif, atau hampir sedemikian rupa, demi sokongan terhadap
pelayanan injil.
Catatan ini dari James White: “Persepuluhan adalah milik
Allah—sejak kejatuhan manusia adalah sebuah keharusan bahwa
9
EDISI 111 - 9 Desember 2010
manusia harus menyerahkan seluruh pelayanannya kepada Allah.
Nampaknya bahwa sejak permulaan Tuhan mengajarkan umat-Nya
untuk menyerahkan satu per sepuluh untuk menyokong para
pelayan-pelayan-Nya”—RH 15 Januari 1880.
Di 1880beberapa gereja lokal sudah harus mempergunakan
dana-dana persepuluhan untuk biaya-biaya gereja. Sekurangkurangnya ini tersirat di dalam sebuah tiondakan yang diambil pada
rapat General Conference tanggal 6 Oktober: “Diputuskan, bahwa
jemaat
tidak harus menyerahkan bagian tertentu dari
persepuluhan untuk pembanguan atau perbaikan gerejanya, tanpa
izin bebas dari Komite Konferens Negara,”—RH 14 Oktober 1880.
Gereja sedang merasakan jalannya. Sementara itu sudah
memiliki pemahaman yang umum bahwa dana-dana persepuluhan
harus dipelihara untuk pelayanan injil, permintan-permintaan dari
satu pekerjaan yang sedang bertumbuh, dan sumber daya-sumber
daya yang bertambah di dekat menuntun kepada sebuah pendirian
yang lebih bebas dan seseorng yang dipertahankan oleh ketua
General Conference. George I. Butler menulis sebuah pamflet
yang tidak disertai tanggal tetapi memberikan bukti yang sudah
diterbitkan pada tahun 1884: “Sebelum tahun 1878 kita mencoba
menggalang rencana Kedermawanan
Sistematis. Masing-masing orang
memperkirakan nilai propertinya, 10
persen yang dihitung sebagai
pendapatannya, dan satu per sepuluh
dari hal ini kemudian adalah
persepuluhan yang ia harus bayar
atas propertinya.
Sumbangansumbangan mingguan disendirikan.
Inilah, nama yang terkandung,
kedermawanan sistematis, tetapi itu
jauh dari nama yang sama seperti
yang
terkandungdi
dalam
persepuluhan Alkitab. Persepuluhan
bukanlah
satu
kedermawanan
perasaan semata. Itu bukanlah milik
kita untuk diserahkan, tetapi itu
adalah milik Tuhan sepanjang masa.
Materi persepuluhan dibawakan di
hadapan General Conference bulan
Oktober, 1878, dan sebuah komite 5
(atau
3)
ditentukan
untuk
menyediakan satu pekerjaan pada
pokok persoalan ini. Umat kami
kemudian secara umum menerima prinsip persepuluhan secara
teoritis, dan sudah mempraktekkan itu terhadap sebuah perluasan
tertentu yang sudah pernah ada sebelumnya.—The Tithing System,
hlm. 69.
Pada halaman 71 dan 72 Ketua Butler sepakat dengan
penggunaan persepuluhan: “Materi-materi di dalam maksud
tersebut sedang mengasumsikan sebuah fase baru. Permintaanperminaan baru ke ataskit dijalur para apekerja sedang datang
semakin lama semakin mendekat, dan secara pasti waktu dicapai
ketika kita mau menjadi jujur dengan Allah dan memberikan
kepada Dia milik-Nya.” Lalu di dalam menguraikan mana yang
membuat hal ini suatu keharusan, ia telah membuat pernyataan ini:
“Hingga di dalam beberapa tahun silam, persepuluhan sudah
digunakan hampir secara menyeluruh untuk menyokong para
pendeta injil, yakni mereka yang berkhotbah dari pendirian
tersebut. Di dalam beberapa cara nampaknya itu dipahami secara
universal bahwa tidak ada orang lain yang berhak untuk sesuatu
persepuluhan. Tetapi secara lebih terkini itu sudah menjadi
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
kebiasaan untuk membayar para Sekretris Traktat dan Missionaris
Negera Bagian yang diambil dari persepuluhan. Dan komite
pemeriksa kami sudah menetapkan dengan nama mereka sama
dengan nama para pendeta. Itu sudah diambil, di dalam banyak
kasus, argument yng dipertimbangkan untuk membawakan hal ini:
“Dengan satu atau dua tahun terakhir sudah sedang bekerja di
dalam maksud tersebut, dan di dalam pertanyaan yang sudah
diangkat, Bagaimana hal-hal ini akan dibayat? Kami merujuk
kepada para penginjil literatur dan para pekerja missonari dari
berbagai kelas yang berbeda, sedang bekerja di ladang atau misimisi di kota-kota. Hal-hal ini di dalam beberapa hal sudah
dibayarkan dari pesepuluhan. Tetapi di dalam beberapa jarak
tempat yang jauh itu suah menjadi paksaan yang berat terhadap
perbendaharaan, dan di dalam beberapa kasus pelayanan itu tidak
memiliki sebuah sokongan beralasan oleh sebab hal ini.
Pertanyaan sudah tiba ke depan di dalam satu cara yang begitru
memaksa sehingga itu harus dipenuhi dan ditetapkan. Banyak
orang dapat bekerja secara efektif di dalam pekerjaan missionary
sebagai penginjil literature dan pekerja-pekerja seperti mereka yang
berkhotbah dari meja tulis.
Banyak, yang ragu-ragu, akan
menjual, dan membayar biaya
perjalanan
mereka
dengan
keuntungan-keuntungan dari hasil
penjualan, tetapi ada banyak yang
lain yang tidak dapat disokong dari
cara ini, yang merupakan pekerjapekerja yang pantas membawakan
kebenaran. Bagaimana hal-hal ini
ditopang? “Sesudah memberikan
materi yang banyak refleksinya
kami sudah menentukan pertanyaan
di dalam pikiran kami. Kami
percaya
bahwa
persepuluhan
dirancang
Allah
untuk
jadi
penyokong,
sejauh
itu
akan
digunakan, terhadap semua pekerja
yang dipanggil oleh maksud Allah
untuk memberikan waktu mereka
kepada pekerjaan ini. Kami tahu
tidak ada system khusus yang lain
untuk maksud ini.—G. I. Butler in
An Examination of the Tithing
System From a Bible Standpoint,
hlm. 71, 72.
Pada kutipan diatas belum disebutkan bagaimana guru-guru
sekolah jemaat memperoleh gajinya sebab pada tahun 1878
General Conference (GC) belum memiliki sekolah gereja yang
terorginisir. Namun ada sebuah diskusi terkait penggunaan yang
lebih luas akan persepuluhan yang diadakandi GC pada tanggal 13
Oktober 1896, pada rapat musim Gugur. Inilah sebagian kutipan
hasil rapat yang diambil dari arsip yang disebut the minutes:
“Saudara Breed menanyakan nasihat dengan rujukan kepada sidang
itu yang harus diberikan kepada jemaat-jemaat terkait penggunaan
persepuluhan untuk tagihan-tagihan dan biaya-biaya jemaat. Itu
sudah ditunjukkan bahwa, sementara itu adalah kebiasaan yang
agak umum dari gereja-gereja kita menyimpan persepuluhan di
dalam jaringan teratur yang menyokong pelayanan—namun di
dalam beberapa contoh, khususnya di antara dua atau tiga gereja
terbesar di dalam denominasi MAHK saat itu, praktek tak biasa di
dalam hal ini tidak dipatuhi. Anggota-anggota dari komite ini
mengungkapkan penolakan sedemikian rupa terhadap kondisi dari
hal-hal tersebut, dan menyarankan langkah-langkah yang harus
10
EDISI 111 - 9 Desember 2010
diambil untuk memperbaiki kejahatan secepat mungkin.”—General
Conference Committee, 13 Oktober 1896.
Catatan menjelaskan bahwa di pertengahan tahun 1890an,
Tuhan melalui juru kabar-Nya meberikan arahan-arahan panggilan
yang khusus untuk sebuah kebijakan yang berhubungan dengan
ketat dari penggunaan persepuluhan. Hal ini datang kepada sebuah
komunikasi tertulis dari Cooranbong, New South Wales, pada
tanggal 14 Maret 1897. Itu diterbitkan oleh General Conference
di dalam sebuah traktat sebanyak 39 halaman tanggal 21 Mei 1897:
“Surat-surat sudah tiba kepada saya dari Oakland dan Battle Creek,
mencari tahu lebih lanjut apa yang harus diperbuat dengan
persepuluhan. Para penulis menganggap bahwa mereka diberi
wewenang untuk menggunakan uang persepuluhan di dalam rapat
biaya-biaya gereja, saat biaya-biaya ini agak berat. Dari mana itu
telah ditunjukkan kepada saya, persepuluhan itu tidak ditarik dari
perbendaharaan.
Setiap penny dari uang ini adalah milik
perbendahraan suci dari Tuhan, untuk dipantaskan utnuk
penggunaan khusus. “Ada satu waktu ketika sangat sedikit
pekerjaan missionari yang harus dilakukan, dan persepuluhan
sedang menumpuk.
Di dalam beberapa hal persepuluhan
digunakan utnuk maksud-maskud yang sama sperti yang diusulkan
sekarang ini. Ketika umat Tuhan merasakan dibangkitkan untuk
melakukan pekerjaan missionari di rumah dan di ladang-ladang
misi luar dan mengirimkan para missionari ke segala penjuru
dunia, mereka yang menyandang minat-minat yang suci harus
memiliki
kejelasan,
menyucikan
ketajaman
pikiran
untukmemahami bagaimana dana-dana itu harus digunakan.
Ketika mereka melihat pra pendeta sedang bekerja tanpa uang
untuk menyokong mereka, dan perbendaharaan kosong, maka
perbendaharaan itu harus dikawal dengan ketat. Janganlah ada
satu penny yang harus dihilangkan dari perbendaharaan itu.
Para pendeta harus memiliki hak yang pantas sama seperti hak para
pekerja di kantor Review and Herald, dan para pekerja di Pacific
Press Publishing House.
Sejumlah perampokkan sedang
dipraktekkan di dalam upah-upah yang kurang dibayarkan kepada
beberapa pekerja.
Jikalau mereka memberikan waktu dan
pemikiran mereka dan bekerja untuk pelayanan terhadap Tuan itu,
mereka harus mempunyai upah yang cukup untuk memenuhi
keperluan keluarga mereka dengan makanan dan pakaian. “Terang
yang Tuhan berikan kepada saya pada pokok persoalan ini yaitu
bahwa dana-dana kekayaan yang di dalam perbendaharaan untuk
sokongan terhadap para pendeta di ladang-ladang yang berbeda itu
janganlah digunakan untuk maksud yang lain. Jikalau pesepuluhan
yang jujur dibayarkan, uang masuk ke dalam perbendaharaan
terkawal secara berhati-hati, para pendeta akan menerima itu
sebagai upahnya. . . Pendeta yang bekerja harus disokong. Tetapi
menahan yang persepuluhan ini, mereka yang mengelola pekerjaan
ini melihat bahwa tidak ada uang di dalam perbendaharaan utnuk
menggaji pendeta. Merka sedang menarik persepuluhan untuk
biaya-biaya lain—untuk mermelihara keperluan-keperluan rumahrumah pertemuan atau beberapa kedermawanan lain. Allah tidak
dimuliakan di dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut . . . Pemberianpermberian dan persembahan-persembahan haruslah dibawa le
dalam oleh umat sebagaimana mereka diberikan kesempatan
istimewah di dalam rumah-rumah ibadah.. . .Biaralah pekerjaan
dari rumah ke rumah dilakukan di dalam suasana di hadapan
keluarga-keluarga di Battle Creek dan Oakland tugas mereka di
dalam bertindak di dalam bahagian yang membahas di rapat akan
biaya-biaya ini, yang mana yang boleh disebut dana umum atau
sekuler, dan jangan biarkan perbendaharaan dirampok.” — Special
Testimonies to Ministers and Workers, pp. 16-19.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Sementgara menjelaskan dengan baik bahwa gereja-gereja
yang dibangun sedemikian rupa seperti yang ada di Oakland dan
Battle Creek seharusnya tidak menggunakan dana-dana
persepuluhan bagi biaya gereja tiu, Ellen White melakukannya
pada saat yang sama (1897) mengakui bahwa ada sejumlah
lingkungan di mana dana-dana persepuluhan mungkin digunakan
untuk bangunan-bangunan gereja: “Ada kasus-kasus pengeculian ,
di mana kemiskinan terlalu dalam sehingga agar supaya
mengamankan tempat ibadah yang amat sederhana, itu mungkin
harus untuk mengambil persepuluhan. Tetapi tenpat itu bukanlah
Battle Creek atau Oakland. Biaralah mereka yang berkumpul
untuk beribadah kepada Allah mempertimbankan penyangkalan
diri dan pengorbanan diri dari Yesus Kristus. Biarlah saudarasaudara itu yang mengaku untuk menjadi anak-anak Allah belajar
bagaimana mereka dapat menyangkal diri mereka sendiri, dan
bagaimana mereka dapat mengambil bagian dengan beberapa
berhala mereka, dan secara berhati-hati berhemat di dalam setiap
jalur. Di masing-masing rumah harus ada sebuah kotak untuk dana
gereja, untuk digunakan bagi kebutuhan-kebutuhan gereja. . .
.“Janganlah biarkan mereka yangdipercayakan tanggungjawabtanggungjawab, mengijinkan perbendaharaan yang Allah sudah
tetapkan untuk menyokong para pendeta di ladang, untuk dirampok
untuk memenuhi biaya-biaya yang dikeluarkan di dalam
memelihara di dalam mengatur dan membuat nyaman rumah
Allah. Beribu-ribu dollar sudah diambil dari perspeuluhan dan
digunakan untuk maksud-maksud ini. Ini seharusnya tidak terjadi.
Pemberian-pemberian dan persembahan-persembahan yang telah
membiayai beberapa orang yang menyangkal diri haruslah dibawa
ke dalam perbendaharaan. Sebuah dana yang terpisah untuk
maksud membiayai biaya-biaya yang mana setiap anggota gereja
harus tanggung bersama menurut kesanggupannya haruslah
dilembagakan di setiap tempat di mana ada sebuah gereja.— Ms
24, 1897.
Pekabaran ini telah menuntun kepada sebuah kegiatan suratmenyurat. C. H. Jones dari Oakland menulis secara langsung
kepada Nyonya White bahwa gereja Oakland church tidaksedang
menggunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya gereja, dan Ny.
White menjawab paa tanggal 27 Mei 1897, menuliskan sebuah
uraian pernghargaan yang panjang dan sekali lagi menekankan
pentingnya menjaga dana-dana persepuluhan untuk maksud khusus
unguk mana itu dimaksudkan. D dalam hal ini ia menyatakan:
Jikalau ada sebuah kelebihan dana di dalam perbendaharaan, ada
banyak tempat di mana itu boleh digunakan secara teliti di dalam
jalur-jalur yang ditentukan” (Letter 81, 1897).
Pada tahun berikutnya Ellen White menyatakan kembali
pokok persoalan tersebut di dalam sebuah cara yang berkenaan
dengan mana tidak ada yang dapat ditanyakan: Para pendeta
adalah gembala-gembala Allah, ditentukan oleh Dia untuk memberi
makan kawanan domba-Nya. Persepuluhan adalah persediaan-Nya
untuk biaya hidup mereka, dan Ia merancang bawa itu akan
dipegang dengan sucinya untuk maksud ini.”—Ms 139, 1898.
Lagi-lagi, 6 tahun kemudian, ia menekankan poin ini:
“Persepuluhan harus digunakan untuk satu maksud—untuk
menyokong para pendeta yang Allah sudah tentukan untuk
melakukan pekerjaan-Nya. Itu digunakan untuk menyokong
mereka yang membicarakan perkataan-perkataan kehidupan umat,
dan memikul beban kawanan domba Allah . . .“Kesan agaknya
sedang menjadi biasa bahwa penempatan yang suci dari
persepuluhan tidak lagi eksis. Banyak sudah kehilangan perasaan
mereka terhadap tuntutan-tuntutan Tuhan.” Ms 82, 1904.
Bersambung …..
11
Komitmen Paulus Dalam Penginjilan & Penggembalaan
Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau - Gembala Jemaat Ongkau, Konference Minahasa Selatan
Sambungan.......
b. Keselamatan Melalui Air “Baptisan”
(ayat 20-21a)
Allah di dalam kesabaran-Nya tidak menginginkan
seseorang untuk binasa di dalam air bah. Tetapi melalui
umat yang memiliki kebutuhan akan keselamatan, hanya
beberapa yang melangkah ke dalam bahtera. Demikian
pun dewasa ini. Banyak yang hilang. Beberapa
diselamatkan. Tetapi kemenangan Yesus terlihat ketika
umat diselamatan. Nuh dan keluarganya boleh jadi sudah
menderita ejekan dan cemoohan dari orang-orang sejaman dengan mereka, tetapi Allah menyelamatkan
mereka. Anak-anak Allah tidak pernah sendirian. Topik
dalam 1 Petrus 3:18-22 adalah untuk mendorong orangorang Kristen yang sedang menderita oleh mengingatkan
mereka: (1) Yesus sudah bangkit; (2) Yesus
mengumandangkan kemenangan-Nya terhadap roh-roh
jahat itu; dan (3) Yesus menyelamatkan.
Air dari air bah, yang mana membunuh orang-orang
jahat, membawa bahtera itu memelihara kehidupan dari 8
orang. Nuh dan keluarganya tetap bertahan hidup, sebab
eis hen…diesōthēsan di’ hudatos, (di dalam
mana…..diselamatkan
melalui
air).
Menurut
Blass/Debunner seringkali en (in) harus dibaca dimana
eis (into = ke dalam) dijumpai. 1 Oleh kita dapat
menerjemahkan:
“di dalam mana beberapa, yakni
1
Friedrich Blass and Albert Debruner, A GreekGrammar of the
New Testament and Other Early Christian Literature (Chicago:
University of Chicago, 1961), 110, menyatakan: Tidak ada penulis
Perjanjian Baru kecuali Matius yang secara menyeluruh bebas dari
penggantian tempat dari en oleh eis di dalam pengertian lokal.”
Dalam 1 Perus 5:12 kasus kedua dijumpai di dalam dokumen yang
sama. Lihat catatan kaki no. 4 dalam artikel Ekkehardt Mueller, 1
Peter 3:18-22.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
delapan orang, diselamatkan melalui air. Pendengar
Petrus sudah mendengar tentang roh-roh di ayat 19, yakni
roh-roh jahat yang sudah berada di masa lampau yang
tidak menurut. Pada ayat 20, ini kontras dengan “jiwajiwa, manusia. Kedua kelompok itu dipengaruhi oleh
kemenangan Kristus.
Air bersifat menghancurkan tetapi juga menyokong
kehidupan. Sementara air itu menenggelamkan orangorang jahat yang hidup sejaman dengan Nuh, maka air itu
juga menyelamatkan dia dan keluarganya.
Itu
membunuh apa yang bersifat dosa dan memurnikan
dunia. Demikian pula baptisan. Yesus menyelamatkan
kita melalui air baptisan. Apakah sifat dosa yang
dihancurkan. Seorang manusia yang baru bangkit. Jika
seorang yang sudah dibaptiskan harus menderita dan
mungkin terbunuh, maka baptisannya (pria atau wanita)
secara nyata mengartikan kemenangan terhadap kematian
dan
kehancuran.
Petrus berkata, “baptisan
menyelamatkan engkau” (bandingkan Kisah 2:38).
Baptisan adalah vital. Kita tidak dapat memikirkan
secara cukup tinggi baptisan itu. Tetapi adalah bukan
karena baptisan itu sendiri, yang mana harus dipuji, tetapi
adalah tindakan Allah di dalam baptisan. Oleh karena
itu, Petrus dengan cepat menambahkan “oleh kebangkitan
Yesus Kristus.” Baptisan bukanlah sakramen yang mana
harus bekerja secara otomatis, terbebas dari si penerima.
Itu membawakan keselamatan oleh sebab kebangkitan
Yesus Kristus. Lebih lanjut, baptisan tidak hanya
sekedar sebuah upacara lahiriah.
Melalui baptisan
makhluk
manusia
sudah
dibangkitkan
kepada
pembaharuan kehidupan. Petrus membicarakan tentang
kesadaran yang baik. Orang percaya sudah menemukan
kedamaian bersama dengan Allah. Masalah dosa sudah
dipecahkan. Ia (pria atau wanita) sudah menyerahkan
dirinya sendiri kepada Tuhan. Berpaling kembali kepada
Allah yang menyelamatkan Nuh melalui air bah; dewasa
ini Ia menyelamatkan kita di dalam baptisan.
12
4). Bagian Kedua dari Parenthesis di dalam
Sorga (ayat 21b-22).
Yesus yang berada di sebelah kanan Allah bukan hanya
dijumpai dalam 1 Petrus 2:22 tetapi juga di dalam Roma 8:34 di
mana itu dikatakan bahwa Ia mengantarai kita. Ini penting bagi
orang-orang Kristen yang menderita dan teraniaya. Mereka tidak
hanya memerlukan Tuhan yang dimuliakan tetapi juga Oknum
yang mengantarai mereka.
Penggalan uraian di bawah
penyelidikan menjangkau klimaks di dalam pemerintahan Kristus
secara universal. Semua malaikat dan kuasa dan kewenangan,
negatif maupun positif tunduk kepada Dia. Ia memerintah bersama
kuasa universal, Ia adalah Raja.
Kebangkitan Kristus diikuti oleh kenaikan-Nya. Ini pada
gilirannya diikuti oleh penobatan-Nya. Kenaikan adalah penting
bagi gereja, sebab itu mengingatkan gereja itu terhadap kata-kata
dari malaikat-malaikat bahwa Ia akan kembali dan mengambil
umat-Nya bersama dengan Dia. 1 Petrus 3:18-22 menyimpulkan
dengan penggambaran dari kemenangan Yesus, kemenangan, dan
pemerintahan, satu konsep yang akan diulangi dalam 1 Petrus 4:11
dan 5:11.
Sampai sejauh ini jelas bahwa konsep penginjilan kepada
roh-roh di dalam penjara menurut 1 Petrus 3:18-20, adalah satu
konsep yang tidak diungkapkan secara terang-terangan baik kepada
orang-orang Kristen asal Yahudi maupun asal non-Yahudi yang
tercerai-berai di dalam perantauan yakni “orang-orang pendatang,
yang tersebar di propinsi-propinsi bagian utara Asia Kecil yakni di
Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,” (1:1). Secara
jelas di sini terkandung alasan tertentu mengapa Petrus tidak
menuliskan secara literal atau terang-terangan penggalan uraian
tersebut. Ini berkaitan dengan situasi di lingkungan sekitar
pembaca atau penerima surat itu. Seperti yang tercantum pada
pembukaan surat itu (1:1) bahwa para penerima surat itu adalah
orang-orang Kristen yang berada di negeri-negeri asing yakni di
wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan kekaisaran
Roma. Pada saat itu mereka sedang berada pada situasi tekanan
politik pada masa pemerintahan kaisar Nero. Para penerima surat
ini adalah orang-orang percaya ini dianiaya secara langsung karena
iman mereka akan Kristus (1 Petr. 4:12). Mereka dijelaskan
sebagai “orang-orang asing, terserak-serak,” “pada pendatang yang
tersebar atau berada dalam diaspora” (1 Petr. 1:1; banding. Kisah
8:2-4). Mereka adalah para penghuni asing di negari asing.
Mereka mungkin adalah campuran antara orang-orang Yahudi dan
non-Yahudi, banyak dari mereka adalah penduduk asli Yehuda
tetapi secara utama adalah orang-orang percaya non-Yahudi yang
terserak-serak di seluruh dunia (1 Petr. 1:14; 2:9-10; 4:3-4).2
Boleh jadi, Petrus tidak mengungkapkan secara terangterangan makna teologis dari penggalan uraian dalam 1 Petrus
3:18-22 ini khususnya pengertian anak kalimat “di dalam Roh Ia
pergi memberitakan Injil kepada roh yang ada di penjara” karena
saat itu Petrus mengkhawatirkan kelancaran pengiriman surat itu.
Karena sikap yang tidak bersahabat yang mulai diarahkan oleh
pemerintah Roma kepada orang-orang Kristen yang ada
diperantauan menyebabkan ia harus berhati-hati menyampaikan
pekabarannya secara literal di mana ia mengantipasinya dengan
penyampaian secara terselubung maksud penulisan dan isi
pekabaran di dalam pasal 3 dari surat itu. Ia tahu bahwa hanya
mereka yang benar-benar dituntun oleh Roh Kudus yang akan
dapat mengerti secara jelas makna yang terkandung dalam
penggalan uraian tersebut. Jadi demi kelancaran pengiriman
suratnya agar tiba dengan selamat di tangan para pembacanya maka
secara bijaksana ia telah menuliskan ulasan dalam 1 Petrus 3:18-22
dengan menggunakan gaya penulisan bahasa kiasan atau figuratif.
Penggunaan bahasa figuratif ini juga diindikasikan di bagian salam
penutup surat itu dengan menuliskan nama tempat sebagai alamat
dari mana surat itu ditulis dan dikirimkan yakni Babilon (1 Pet.
5:13). Petrus tidak menggunakan nama tempat asal secara terangterangan tetapi menggunakan nama samaran Babilon untuk kota
Roma tempat dimana ia menulis surat itu menjelang masa
penganiayaan hebat di masa kaisar Nero.
Adapun bahasa figuratif yang digunakan Petrus di dalam
penggalan uraian 1 Petrus 3:18-22 digunakan untuk menjelaskan
kepada orang-orang Kristen yang jadi penerima dan pembaca mulamula dari suratnya itu pengertian dari pekabaran tentang baptisan.
Pekabaran kiasan terhadap baptisan melalui air yang dilambangkan
oleh air bah di jaman Nuh sebagaimana yang tercatat dalam ayat
20, adalah merujuk kepada kematian terhadap dosa saat orang
berdosa dibenamkan di dalam air baptisan. Delapan orang yang
selamat dalam air bah di jaman Nuh adalah melambangkan bahwa
mereka telah diselamatkan oleh air baptisan melalui air bah itu dan
setelah keluar dari bahtera mereka menjalani kehidupan baru. Air
bah itu sudah memurnikan dunia di jaman Nuh dan mereka
memulaikan lagi satu kehidupan di dunia baru setelah air bah itu.
Demikian pula dengan baptisan di jaman Petrus, baptisan itu
memurnikan orang berdosa dari dosa-dosanya sehingga pada saat
orang berdosa yang sudah dibaptiskan itu bangkit dari di dalam air
maka ia segera menghidupkan kehidupan baru. Dan jika seorang
yang sudah dibaptiskan harus menderita dan mungkin terbunuh
oleh penganiayaan pada saat itu, maka sebagai orang-orang Kristen
yang menjadi pemberita injil dan sudah mengajar serta
membaptiskan para petobat baru (pria atau wanita) itu harus tetap
meyakinkan dan menguatkan dia secara nyata bahwa ia sudah
memperoleh kemenangan terhadap kematian dan kehancuran itu.
Seperti kata Yesus bahwa boleh jadi para penganiaya dapat
membunuh orang-orang Kristen secara jasmani tetapi tidak dapat
membunuh tubuh rohani mereka yang sudah dibaptiskan it dan
mereka harus berharap kepada fajar kebangkitan (Mat. 10:28; 1
Kor. 15:44). Petrus berkata, “baptisan menyelamatkan engkau.”
Baptisan adalah vital. Tetapi adalah bukan karena baptisan itu
sendiri, yang mana harus dipuji, tetapi adalah tindakan Allah di
dalam baptisan.
Oleh karena itu, Petrus dengan cepat
menambahkan “oleh kebangkitan Yesus Kristus.”
Baptisan
bukanlah sakramen yang mana harus bekerja secara otomatis,
terbebas dari si penerima. Itu membawakan keselamatan oleh
sebab kebangkitan Yesus Kristus. Lebih lanjut, baptisan tidak
hanya sekedar sebuah upacara lahiriah. Melalui baptisan makhluk
manusia sudah dibangkitkan kepada pembaharuan kehidupan.3
Para penerima surat itu adalah gereja-gereja di perantauan
yang sedang menderita, oleh karena tema penulisan surat itu adalah
“anugerah yang benar dari Allah pada masa penganiayaan (5:12),4
sehingga anggota-anggota gereja itu harus menderita penganiayaan
tetapi pekabaran kemenangan Kristus terhadap dosa melalui
kematian dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati akan menjadi
satu penghiburan dan jaminan yang kokoh, bahwa sebagaimana
3
Diadaptasi dalam artikel Ekkehardt Mueller, 1 Peter 3:18-22, hlm. 4.,
loc.cit.
2
Wil Pounds, “Introduction to 1 Peter: Suffering Church:
“Recepients,” hlm. 1., diakses dalam www.AbideInChrist.com
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
4
“Introduction to 1 Peter: Suffering Church: “Purpose,” hlm. 1.,
diakses dalam www.AbideInChrist.com , loc.cit.
13
Yesus sudah menang, maka mereka pun akan menang. Dan ini
akan selalu menjadi inti pemberitaan Injil dari orang-orang Kristen
tersebut. Jadi sekalipun pekabaran pemberitaan Injil mereka itu
selalu dimusuhi oleh para penentang kebenaran tetapi Kristus akan
selalu menguatkan dan menghibur mereka agar tetap giat dalam
menjalankan komitmen mereka tersebut.
Satu hal yang
memberanikan mereka tetap memberitakan Injil adalah bahwa pada
perjalanan-Nya ke sorga ini Yesus sudah mengalamatkan para
malaikat-malaikat jatuh, kepada roh-roh jahat yang ada di “penjara”
(yakni roh-roh yang selalu mengilhami agen-agen manusia yang
jahat) untuk menghalangi pekabaran pemberitaan Injil dengan satu
pekabaran penghakiman: “Akulah, Yesus Krisus, sang penakluk.
Aku sudah memperoleh kemenangan” (lihat Kolose 2:15). Kuasakuasa berupa roh-roh jahat dikalahkan. Menurut Ekkehardt
Mueller bahwa “penjara” di dalam Alkitab bukan hanya digunakan
secara literal tetapi juga secara simbolis. Babilon menjadi penjara
dari masing-masing roh yang haram (najis)—Wahyu 18:2.
Menurut Wahyu 20, selama Millenium , iblis berada di penjara.
Mungkin itu digunakan juga di dalam arti simbolis di sini. Secara
simbolis, malaikat-malaikat jahat itu ditawan dan harus menantikan
penghakiman.
Yesus mengumandangkan kemenangan-Nya.
(Diadaptasi dalam artikel Ekkehardt Mueller, “context,” 1 Peter 3:18-22,
hlm. 3, loc.cit.) Petrus memberanikan orang-orangn Kristen agar
tetap memberitakan Injil karena Yesus sudah mengumandangkan
kemenangan-Nya. Ia yang menderita secara tidak berdosa adalah
Tuhan dari segala sesuatu dan setiap orang. Surat Petrus ini berisi
beberapa penggalan uraian Kristologis yang mana dapat
memotivasi orang-orang Kristen untuk mengikuti jejak Yesus
dalam pemberitaan Injil sekalipun harus berada di bawah
lingkungan-lingkungan yang sulit. Di dalam 1:18-19 mereka
dikatakan bahwa mereka ditebus oleh darah Yesus. Penggalan
uraian 21-25 menekankan bahwa Yesus menderita untuk mereka,
dan memikul dosa-dosa mereka dan menyembuhkan mereka.
Sekarang Ia adalah Gembala dan Uskup mereka. Oleh karena itu,
mereka harus mematikan dosa-dosa dan menghidupkan kebenaran.
(
Diadaptasi dalam ibid, hlm. 1, loc.cit.)
Bersambung ….
BERSAKSI
Dikirimkan oleh: Pdt. Jacky Runtu
(Direktur PA Konferens DKI Jakarta)
Sumber: PEDOMAN ADMINISTRATIVE, PA REMAJA/PATHFINDER
Allah mengundang kita untuk membagikan Kabar Baik
mengenai AnakNya, Yesus Kristus.
Cerita mengenai diriNya, kematianNya, dan kebangkitanNya
dan berita dari kedatanganNya yang segera akan diberitakan.
Anggota klub remaja dapat memainkan bagian yang penting
dalam membawa berita Injil ini ke seluruh dunia.
Kurikulum
tugas
kelas-kelas
kemajuan
klub
remaja/pathfinder adalah materi yang berdasarkan Alkitab
dengan variasi yang luas , yang akan mengijinkan remaja
untuk menemukan dan membangun daya tarik sesuatu
dengan Allah. yakni
CintaNya, perhatianNya, kasih
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
anugerahNya dan yang berhubungan dengan kebaikanNya.
Kegiatan kelas-kelas khusus telah diatur dengan baik untuk
menolong mereka membagikan apresiasi yang berkembang
ini kepada Juruselamatnya.
Bagaimanapun juga, pelajaran perlu diberikan untuk
kegiatan khusus dimana seluruh klub dapat berpartisipasi
dalam kebersamaan.
Bermacam-macam jenis program bersaksi direncanakan dan
disponsori oleh Departement Kependetaan gereja setempat.
Ada juga event khusus yang mengijinkan cara kreatif dalam
bersaksi, seperti Malam Natal dan Tahun Baru.
14
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Berikut ini disediakan sebagai daftar saran. Anda akan
bekerja dengan baik untuk membuat waktu khusus yang
tersedia dengan Komite Executive Klub Remaja/pathfinder
dan anggota staff komite untuk merencanakan program
bersaksi bagi klub. Bagaimanapun, adalah penting untuk
mengingat bahwa bersaksi harus menjadi bagian dari bentuk
kehidupan remaja -- tidak hanya sekedar sebuah program .
Bersaksi adalah satu cara hidup! “Ambil waktu untuk
menyebarkan Firman.”
3.
4.
A. PROYEK PELAYANAN MASYARAKAT
KLUB REMAJA
MENOLONG ANAK-ANAK
1. Memperbaiki mainan-mainan untuk rumah sakit.
Membuat dan memperbaiki mainan-mainan, seperti
binatang yang lembut, dibuat dari kain untuk digunakan
di rumah sakit dan institusi anak-anak.
2. Jam bercerita. Jam bercerita dan permainan adalah sering
diterima di rumah dan institusi anak-anak
3. Pesta untuk anak-anak cacat dan miskin. Sehari penuh
dapat dihabiskan di Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan
anak atau rumag yatim piatu yang menolong anak
miskin dan cacat. Pesta-pesta untuk mereka akan
menyinari wajah mereka khususnya selama masa liburan.
4. Menghabiskan Waktu bersama orang yang berpenyakit
Jantung. Anak-anak yang memiliki masalah jantung
tidak boleh meninggalkan tempat tidur. Anggota klub
remaja dapat membawa serpihan-serpihan kertas dan halhal menarik lain bagi anak-anak ini agar membantu
mereka melewati waktu lebih cepat.
5.
6.
yang mempunyai proyek pemeliharan dan penyelamatan
lingkungan. Berikan tanga kepahaman penyelamatan
lingkungan dan kepahaman ekology bai yang sudah
mengikuri kegiatan ini.
Perbaikan tempat-tempat bersejarah. Banyak kelompok
masyarakat , khususnya organisasi yang kecil, tertarik
jika ada orang-orang muda yang bersedia menolong
memperbaiki tempat bersejarah mereka . Hubungilah
kantor benda bersejarah setempat.
Kotak-Kotak bunga. Hal ini akan menjadi tambahan yang
menarik bahkan untuk jalan-jalan kota yang suram. Klub
remaja harus meneliti kebutuhan-kebutuhan masyarakat
demi keindahan dari lokasi yang tidak menarik dengan
pohon-pohon, bunga-bunga, semak-semak. Klub remaja
dapat
menyediakan
tenaga
kerja,
dan
kota
menyumbangkan dananya.
Kotak-Kotak sampah mobil. Proyek yang mudah dan
prastis untuk setiap hari pada saat klub harus berada di
dalam ruangan adalah membuat kotak-kotak sampah
yang dapat digunakan di mobil-mobil. Ini dapat dibuat
dari kertas atau kain dan dicap atau distensil dengan
nama klub pathfinder untuk di sebarkan di toko-toko, di
bank, dsb.
Rak-rak buku literatur. Ini dapat ditempatkan di tempat
potong rambut, tempat laundry, dan hotel-hotel,
menyediakan buku-buku yang baik untuk kesehatan,
obat-obatan, agama, dan untuk masyarakat.
Bersambung...
5. Pusat Perawatan. Membantu di pusat perawatan
menyediakan satu jalan keluar bagi pelayanan
masyarakat, khususnya yang disesuaikan dengan masamasa liburan, ketika remaja mempunyai banyak waktu
yang tersedia.
MENOLONG MEMPERBAIKI
LINGKUNGAN MASYARAKAT
1. Sampah kaleng-kaleng. Kumpulkan lima galon kaleng
atau jenis yang lain dari kointaner yang tersedia untuk
digunakan sebagai tempat penyimpanan di tempat-tempat
umum seperti taman-taman, ujung-ujung jalan, lahan
sekolah, dsb. (Check dengan departemen perbaikan kota
setempat untuk informasi mengenai satu solusi untuk
pembersihan kaleng, membantu dalam penempatan, dsb)
Kaleng-kaleng ini dapat di gantung secara menarik atau
ditempatkan di area dimana pembuangan yang tepat akan
dijamin. Dengan beberapa pandu-pandu disekitarnya .
2. Memperbaiki Sisi Jalan. Ini adalah satu proyek yang
baik di permulaan musim hujan
bagi satu grup
pathfinder yang penuh semangat. Ada banyak organisasi
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
15
EDISI 111 - 9 Desember 2010
UMAT yang Memiliki PENGHARAPAN
Siandra Hadikusumo (ibu Supono Hadikusumo) anggota GMAHK Jemaat Ekklesia Surabaya
Baru saja kita semua sebagai Umat Masehi Advent Hari
Ketujuh mengikuti Bacaan Minggu Sembahyang dengan
mengambil tema :UMAT PENGHARAPAN.
Dan ayat yang menjadi latar belakang dari Khotbah-khotbah
yang disampaikan dalam minggu sembahyang itu adalah : 2
Petrus 3:10-14 ---Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti
pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh
yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam
nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.3:11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur
secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus
hidup 3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat
kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa
dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena
nyalanya.3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita
menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana
terdapat kebenaran.3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang
kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus
berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak
bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Banyak orang mengejar kebahagiaan dengan banyak cara
entah melalui harta benda, keadaan bahkan melalui manusia,
tetapi kebahagiaan itu tidak kita dapatkan melainkan
kekecewaan .Kutipan ini sangat menguatkan saya secara
pribadi , karena disinilah saya benar benar mendapatkan
kebahagiaan sejati itu, yaitu melalui pengalaman saya ini.
Di Sumber Wekas (tempat perkabaran Advent pertama di
P.Jawa ) dibelakang gedung gereja, tinggal seorang nenek
yang buta. Dia hidup sebatang kara. Saya mengenalnya
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
sewaktu saya pertama menjadi Umat Tuhan tahun 1979.
Saya sangat terkesan dengan ibu ini ( karena waktu itu masih
kuat ) dia tidak bermalas-malasan walau buta, dia mencari
nafkah kehidupan sendiri dengan banyak cara. Dia menjadi
buruh upah menumbuk jagung, dia menanam sayur-sayuran
dan buah buahan dibelakang tempat dia tinggal. Bahkan dia
bisa memasak makanannya sendiri. Karena saya menjadi
pemimpin Dorkas di jemaat saya, maka saya selalu
mengirimkan kepadanya kebutuhan–kebutuhan makanan (
beras, gula, susu ,kacang ijo ) setiap bulan dan setiap akhir
tahun saya selalu mengirimkan baju kepadanya. Sehingga
dia sangat mengenal saya dengan baik. Hubungan ini
berjalan dengan baik, sampai saya memiliki anak anak.
Menjadi kesukaan saya, kalau saya datang, dan ibu ini
mendengar suara saya ... oh dia sangat senang, dia bernyanyi
dengan bahasa daerah ( bahasa Jawa ) yang intinya dia
bersyukur menjadi umat Tuhan , karena ada pengharapan
baginya, walau dia sekarang buta, tetapi nanti disurga dia
16
EDISI 111 - 9 Desember 2010
akan melihat, melihat Yesus yang selalu memelihara dia dan
dia bisa melihat saya dan keluarga saya. Setelah dia
menyanyi dia akan mengajak saya dan keluarga saya
berdoa.... doa yang sangat sederhana, tetapi satu pengharapan
ada didalamnya.... Dia mendoakan kami sekeluarga,
pertumbuhan anak anak kami, kesehatan kami bahkan rejeki
dalam setiap usaha pekerjaan kami. Kerinduaan dia .... kita
semua masuk surga dan akan melihat satu dengan yang lain.
Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, ibu ini
sudah semakin tua dan menjadi seorang nenek tua yang
buta..... 1 Nopember 2010 yang lalu sementara diadakan
perkemahan gabungan se Konferens Jawa Kawasan Timur
sekaligus perpisahan dengan ketua Uni Indonesia Kawasan
Barat pdt J.Lubis, maka saya sempatkan menengok nenek ini
dengan membawa makanan berupa buah dan roti /cokies.
Sewaktu saya memanggil namanya... dia mendengar tetapi
dia sudah tidak berdaya lagi ... dia tertidur diatas bale tempat
tidurnya.... tetapi rasa sukacita itu tetap ada ..... walau tidak
berdaya... dia masih mengucapkan kata kata Syukur kepada
Tuhan, karena Tuhan masih menjaga dan memelihara dia ....
bahkan sewaktu dia memakan buah yang saya berikan.... dia
mengatakan kepada saya.... luar biasa enak baru kali ini saya
merasakan ..... dan yang membuat hati saya terharu.... dia
memegang tangan saya ... dan menanyakan seluruh anggota
keluarga saya.... suami saya dimana, apa dia sehat ? ... anak
anak saya .... bagaimana sekolahnya...cucu cucu saya.... dan
saya katakan semuanya puji Tuhan dalam keadaan sehat .
Lalu dia katakan... saya tetap berdoa untuk kamu semoga
Tuhan tetap memberikan kepadamu kekuatan dan
kesehatan.....
Saya meninggalkan dia sambil menitikkan air mata... hati
saya sangat bahagia.... doa seorang ibu tua yang buta dan tak
berdaya dilayangkan untuk saya.... karena kasihnya kepada
saya ....dia punya pengharapan... walau di dunia buta, tapi di
surga nanti dia akan melihat orang orang yang sudah
memperhatikan dia.....
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Pengalaman ini saya sampaikan, agar didalam kehidupan
kita yang disibukkan dengan segala urusan duniawi..... kita
perlu memiliki hati yang dimiliki oleh seorang ibu tua yang
buta dan sebatang kara , mensyukuri setiap apa yang
dihadapi dan tidak pernah lupa mendoakan orang lain yang
peduli kepadanya dan juga ia memiliki pengharapan yang
luar biasa...... buta di dunia bukan masalah, yang penting di
surga dia akan melihat.
Bagi saya dia memiliki hati yang tidak buta... tidak pernah
mengeluh dan bertanya kepada Tuhan mengapa dia harus
hidup seperti itu, tetapi di mulutnya selalu keluar kata kata
Pujian dan Ucapan syukur serta Pengharapan...sehingga ini
memberi saya satu motivasi.... apapun keadaan kita hidup ,
kalau di hati kita ada CINTA YESUS ..... kita akan memiliki
hati yang damai dan bahagia .....
”Kebahagiaan sejati itu lebih dari sekedar perasaan senang
yang cepat berlalu. Kebahagiaan sejati adalah satu perasaan
puas dan sukacita yang bertahan lama,karena mengetahui
dengan pasti bahwa nasib kita berakar pada Dia yang lebih
besar daripada diri kita sendiri.”***
17
EDISI 111 - 9 Desember 2010
PROFIL
PDT. ALBERT SAROINSONG
Sekali bertemu dengan Pendeta yang berasal dari
Watulaney Tondano pasti langsung akrab. Betapa
tidak, Pdt. Albert Saroinsong yang lahir tanggal 25
October 1962 adalah seorang yang berpembawaan
riang serta sangat ramah. Pendeta “Abe” begitu
terkadang beliau disapa adalah sosok yang mudah
bergaul dan begitu bersemangat dalam pelayanan.
Pendeta yang pernah melayani wilayah Sonder di
konfrens Minahasa Selatan sebelum dipanggil untuk
melayani di Jawa Timur inipun sangat dikenal dengan
gaya berkhotbahnya yang penuh semangat.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas
Klabat jurusan Filsafat Pdt. Saroinsong
lalu
bertugas diberbagai jemaat di Minahasa. Beliau pula
mempunyai latar belakang guru ketika ketika
berusaha mendapatkan tambahan biaya pendidikan di
fakultas filsafat.
Kemudian melayani pekerjaan
Tuhan di Konferens Jawa Timur sebagai pendeta di
berbagai Jemaat. Pelayanan yang baik di jemaat
membawa beliau kepada tugas yang lebih luas di
kantor Konferens dalam posisi Direktur yang
kemudian mendapat tanggung jawab besar sebagai
Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur.
Menikah dengan Renny Nonce Londah mereka
dikaruniai 3 orang anak yaitu Christian Anton
Saroinsong, Ryan Stevan Saroinsong dan Cindy
Amelia Saroinsong.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
18
EDISI 111 - 9 Desember 2010
Lintas Berita Afrika
LA PALLISSE: LIFE AT THE RURAL RWANDA
Oleh : Stanny Nangoy
L
a Pallise dalam bahasa Prancis artinya sungai. Selama
berada di Kigali, Rwanda saya tinggal di hotel La
Pallise, fasilitas untuk para dosen yang datang
mengajar di program master UEAB di Rwanda. Hotel ini
sebenarnya berada di bukit di daerah lembah La Pallise area
luar kota Kigali yang subur dan merupakan lahan pertanian
rakyat yang asri dan indah.
Satu pagi saya mengambil keputusan untuk
menjelajah lembah ini dan mengamati bagaimana kehidupan
pagi hari dimulai di daerah ini.
Dengan membawa kamera digital saya meninggal
hotel ketika matahari baru mulai muncul di ufuk Timur dan
merekam kegiatan dan kehidupan penduduk di lembah ini.
Yang pertama saya temui adalah rombongan para
ibu yang menggendong bayi turun menuju ladang pertanian
mereka. Saya mencoba berkomunikasi dengan mereka, tapi
karena masalah bahasa yang bisa dilakukan hanyalah bahasa
isyarat dan senyum, namun mereka dengan senang berpose
untuk difoto. Rombongan berikutnya adalah rombongan
anak anak sekolah yang menyeberang kali tsb. dan naik
menuju jalan raya ke arah sekolah di bukit jalan yang
menuju airport.
Beberapa petani yang sudah berada di ladang
mereka, berhenti mencangkul dan memberi isyarat minta
untuk di foto. Hasilnya adalah foto foto yang tertera di atas.
La Pallise ternyata bukan sungai, tapi hanya berupa got atau
selokan. Mungkin dahulu kala got ini adalah sebuah sungai,
namun erosi dan sedimentasi menyebabkan sungai tsb.
mengecil karena sumber airnya terus berkurang sesuai
dengan berkurangnya pohon dan bertambahnya perumahan
penduduk. Foto foto yang saya ambil pagi itu
menggambarkan kehidupan yang aman, nyaman dan damai.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
19
Download