1 1 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pemred: Handry Sigar Wapemred: Willy Wuisan Bendahara: Yoshen Danun Sekretaris Meilien Langi-M General Controller: Yance Pua HRD: Osvald Taroreh Koordinator Produksi Pdtm. Dale Sompotan Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon, Yoshen Danun, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu, Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan. Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Fredy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Alma Kumaat, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Refli Ompi TerbitRatahan Mingguan oleh BAIT Ministry BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan Dartar Isi Hal [1] COVER 1 [2] DAFTAR ISI 2 [3] EDITORIAL 3 [4] RENUNGAN 4 [5] OPINI 6 [6] INSPIRATIONAL STORY 6 [7] BIBLICAL & THEOLOGICAL 9 [8] ARTIKEL ROHANI 12 [9] PATFINDER [10] KESAKSIAN [11] PROFIL 14 [12] KILAS BERITA AFRIKA 19 [13] PALAKAT 20 [14] CATATAN KAMI 29 16 18 2 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Editorial Kehormatan Pekerjaan Tuhan B eberapa waktu lalu saya berkesempatan bertemu lagi dengan salah seorang senior kelas sewaktu menimba ilmu dibangku SMA dulu, melalui salah satu situs jejaring sosial di dunia maya. Saya sangat senang diperkenankan Tuhan bisa bertemu dengan teman saya ini. Walaupun hanya melalui layanan fasilitas “chatting” dalam situs ini kami berupaya memaksimalkan percakapan kami. Dalam percakapan kami ini, saya sangat terkesima dan terharu dengan cerita pengalaman senior saya ini bersama sang suami yang juga seorang pendeta GMAHK, melayani umat Tuhan yang berada di daerah pedalaman Kalimantan Timur yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia. Diakui, situasi. koondisi serta berbagai fasilitas daerah yang sangat terbatas, kurang kondusif dan kerap tidak bersahabat menjadi rintangan fisik terberat yang dihadapi setiap hari, namun karena ketabahan, ketekunan dan komitmen yang kuat untuk memuliakan nama dan kebenaran Tuhan Yesus Kristus melalui institusi gereja, mereka terus bertahan dan berjuang dengan gigih dengan jiwa pelayanan yang tulus. Suatu bukti pelayanan tanpa menyerah yang patut diteladani para pelayan Tuhan. Menjadi pertanyaan, bila seorang pelayan Tuhan ditempatkan di daerah yang “surplus” namun dengan berbagai cobaan yang lain, masihkan seorang pelayan Tuhan menampilkan idealismenya sebagai seorang pelayan yang gigih dengan jiwa pelayanan yang tulus ? Kadang kala, tempat seseorang pelayan ditempatkan ikut membentuk jiwa pelayanannya. Disaat seseorang pelayan Tuhan merasakan kehidupan kerohanian yang tidak lagi begitu menantang, pola pikir dan cara berperilaku kadang berubah. Harus diakui bisa saja ada pelayan Tuhan yang kadang berlomba mencari ketenaran dan kedudukan dan lebih parah lagi bisa saja ada yang sampai terlibat dalam pertengkaran. Ada yang mungkin tidak menyadari bahwa apa yang dia dapatkan adalah ditunjang oleh berkat Tuhan yang datang dari jemaat-jemaat termasuk dari jemaat kecil yang dari segi ekonomi belum begitu matang. Meskipun lingkungan memiliki pengaruh yang kuat dalam merubah sikap mental seseorang dan hal itu adalah manusiawi namun sebagai pelayanan Tuhan hendaknya tetap mempertahankan idealisme seorang pengikut Tuhan yang sejati, yang selalu menjunjung tinggi standard kehidupan kristiani yang tinggi. Walau tidak semua pekerja dan pelayan Tuhan melakukannya, tapi hal ini harus kita gumuli bersama. Salut dan bangga buat para pekerja dan pelayan Tuhan yang benar-benar menjalankan fungsinya sesuai bestek, murni dan tulus dan tantangan bagi semua untuk tetap memegang teguh standard kehidupan kristiani yang tinggi. Tantangan ini bukan hanya bagi mereka pelayan Tuhan yang menyandang gelar ‘pendeta” namun tantangan ini adalah bagi semua yang mengaku pelayan Tuhan, baik di organisasi yang luas yang membawahi begitu banyak umat sampai ke komunitas pelayanan yang lebih kecil dalam jemaat dan dalam keluarga. Kepada kita pelayan Tuhan atau yang telah diurapi secara khusus untuk melayani umat Tuhan, Tim Redaksi Buletin BAIT kembali hadir dengan tulus untuk mengingatkan dan menyadarkan kita bagaimana harus berbuat selayaknya menurut bidang pelayanan kita masing-masing dalam menjaga kehormatan institusi kita yang terhormat ini dan yang lebih penting dari itu adalah kehormatan nama dan pekerjaan Tuhan di dunia ini. Edisi BAIT kali ini banyak memuat ragam berita Pelayanan, Kesaksian dan Solusi yang elegan dan trengginas dalam menjaga kehormatan dan mengatasi keinginan-keinginan duniawi yang semu dan sangat tidak penting itu. Semoga juga pesan Tuhan melalui Amsal 3: 3 - 4 menjadi bagian kita semua. Tuhan memberkati kita semua. Alfa Tumbuan Redaksi Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 3 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Ketangguhan Hidup Oleh : Pdtm. Dave Tielung S eberapa tangguh kehidupan anda? Bagaimana respon anda terhadap ancaman dan cobaan yang besar yang datang menghampiri? Lebih mudah untuk menyerah atau berserah untuk memenangkan peratarungan iman? elemen dasar kimiawi: karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, dan sulfur. Namun pada bakteri ini, yang kemudian dinamakan GFAJ-1, tidak memiliki fosfor dalam 6 elemen dasar unsur kimiawinya, sebagai gantinya ia mempunyai elemen yang lain, yaitu arsenik. Unsur yang satu ini, sesungguhnya merupakan racun bagi setiap sel hidup, sehingga adanya suatu kehidupan dengan kondisi seperti ini sangatlah mustahil, namun bakteri ini mampu bertahan hidup dengan keadaan yang sangat extrim seperti ini. Sebelumya juga ilmuan NASA juga membuktikan bahwa banyak mahluk hidup yang mampu bertahan hidup walapun dalam kondisi lingkungan sangat extrim bagi kehidupan itu sendiri, beberapa mikro organisme bisa ditemukan disekitar air yang mendidih pada gunung berapi bawa laut, ditempat yang tidak pernah disinari oleh matahari, bahkan kondisi tidak ada oksigen sama sekali. (Hal ini membuat para ilmuan percaya bahwa ada suatu bentuk kehidupan yang sangat berbeda di luar sana, di luar planet kita). Tanggal 2 Desember yang lalu,para ilmuan astrobiologi NASA mengumumkan suatu penemuan penting yang tidak pernah ditemukan bahkan tidak pernah ada sebelumnya. Di danau Mono California, para ilmuan NASA menemukan sebuah bakteri, yang mana salah satu unsur kimia pembentuk DNAnya sangat berbeda dengan semua mahluk hidup yang ada di planet ini. Tidak heran, banyak media sebelumnya berspekulasi bahwa para ilmuan itu telah menemukan alien. Diketahui bersama bahwa setiap DNA pada semua mahlkuk hidup dibumi ini terbentuk atas 6 Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 4 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Dalam kitab Ayub (Pasal 38-42) Tuhan menjawab keluh kesah Ayub, dengan menunjukan beberapa contoh dari alam. “Perhatikanlah kuda Nil,..biarpun sungai sangat kuat arusnya, ia tidak gentar (Ayub 40:10 & 18), “Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail?..Bila ia diserang dengan pedang ia tidak mempan, demikian juga dengan tombak, seligi atau lembing, Besi dirasanya seperti jerami, tembaga seperti kayu lapuk” (Ayub 40:20 & 17-18). Tuhan menjawab keluh kesah Ayub dalam penderitaannya, dengan menunjukan contoh ketangguhan hidup yang dipertontonkan oleh alam. Dalam kondisi yang sangat tidak menyenangkan, mahluk-mahluk itu dapat bertahan untuk hidup. Sesungguhnya apa yang ditulis oleh penulis kitab Ayub adalah suatu cerminan kehidupan nyata dari suatu pertanyaan bagaimana seorang manusia merespon suatu tantangan,cobaan serta penderitaan hidup. Dalam kitab Ayub, penulis kitab ini menunjukan bahwa orang benar senantiasa imun terhadap penderitaan adalah salah. Tidak senantiasa orang benar itu luput dari tantangan hidup, cobaan dan penderitaan. Sesungguhnya semakin orang benar itu di “bakar” semakin ia akan murni seperti emas (Ayub 23:10). Inilah hidup yang dipertontonkan oleh alam. Hidup yang dapat berdiri teguh dan kokoh dalam kondisi apapun, bahkan dalam kondisi terekstrim sekalipun. Alam menunjukan bahwa Tuhan sang pencipta telah mengisi di dalam setiap gen kita manusia, suatu unsur pertahanan hidup yang kuat. Kasih Karunia Allah berlaku atas kita sehingga kita telah diperlengkapi oleh kuasa sorgawi untuk senantiasa bisa menang terhadap berbagai tantangan hidup. Tidak heran ketika Rasul Paulus memohon kepada Tuhan untuk melepaskan duri dalam dagingya, Tuhan menjawab ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Korintus 12:9) Apakah hidup kita saat ini penuh dengan cobaan dan tantangan yanga sangat berat? Apakah kita merasa seolaholah itu terlalu berat sehingga kita hanya punya opsi untuk menyerah saja? Ingatlah akan Tuhan sebagai sang pencipta percayalah padaNya, karena Kehidupan yang di design oleh Tuhan adalah suatu hidup yang dapat selalu menang dalam kondisi apapun. Penulis ditamatkan dari Fakultas Filsafat UNKLAB, Desember 2007. Aktif dalam pelayanan rohani di CMC dan Pendalaman Alkitab Radio Heartline 100.6 FM Opini Natal di Depan Kita Perlukah Kita Memperingatinya ? T ak terasa kita sudah berada di penghujung tahun. Hingar bingar Natal mulai terasa. Ayam-ayam mulai pening, ikan mas dan mujair mulai gelisah, akankan dia disembelih pada hari besar umat Kristiani ¿ Di belahan dunia yang mayoritasnya umat Kristiani, jauh-jauh hari hewan-hewan ternak sudah dipersiapkan jauh-jauh hari untuk dikorbankan pada hari Natal & Tahun Baru. Di hari sukacita itu umat Kristiani berpesta pora memperingati hari kelahiran sang Juruselamat dunia. Nasijaha, bobengka, cucur, apang, pangi, woku blanga menjadi santapan harian warga Minahasa dan sekitarnya pada hari besar ini. Tak ketinggalan ayam rica-rica, ayam bulu, ikan mas woku daong, mujair bakar rica dan masih banyak lagi menu yang membuat setiap orang sengaja melupakan program dietnya dengan alasan “satu taong satu kali”. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 5 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Di balik hingar bingarnya perayaan natal dan tahun baru, ternyata kontroversi perayaan peringatan hari kelahiran Yesus ini belum juga berakhir tapi justru semakin lama semakin meluas. Tadinya Advent sepertinya satu-satunya yang tidak menaruh perhatian terhadap perayaan Natal dengan alasan bahwa perayaan itu berasal dari kekafiran namun saat ini bebeapa denominasi mengambil sikap yang sama. Makin banyak yang menyadari bahwa kelahiran Yesus Kristus bukanlah pada tanggal 25 Desember seperti pada kalender dan makin banyak yang mengetahui bahwa perayaan ini berawal dari perayaan kekafiran yang kemudian diganti menjadi perayaan kelahiran Yesus Kristus. Namun sampai saat ini perayaan Natal tetap menjadi hari raya besar bagi kalangan Kristen pada umumnya. Ada sebagian kalangan yang menyatakan bahwa kalangan Advent mengalami perubahan dalam 20 tahun terakhir. Lebih dua dekade yang lalu, Advent dikenal tidak merayakan natal namun sekarang ini makin banyak lembaga gereja dan jemaat yang ikut merayakan. Meskipun demikian, keluarga-keluarga Advent masih banyak yang sama sekali menolak perayaan yang dianggap berasal dari praktek pagan itu.. Sebenarnya Advent tidak mengalami perubahan karena sejak lama hamba Allah, Ny. Ellen White menasihatkan kita untuk bisa memanfaatkan momen Natal ini untuk menunjukkan kasih Kristus kepada orang lain. Bila momen natal ini kita gunakan untuk menjalankan kegiatan sosial, membantu orang yang berkekurangan dan kita menyadari bahwa kelahiran Yesus bukanlah pada tanggal 25 Desember maka itu bukanlah menjadi masalah. Memperingati Natal Yesus Kristus pada dasarnya bukan hanya pada tanggal 25 Desember, sebagai pengikut Kristus maka seharusnya peringatan akan kelahiran Yesus akan tetap kita ingat dan ambil makna rohaninya walaupun kita harus menyadari bahwa lebih dari mengingat kelahiran Yesus patutlah kita memperingati kematianNya untuk menebus dosa manusia. Untuk itulah upacara perjamuan suci berulang kali kita adakan di gereja sebagaimana Dia teladankan bagi kita sebelum Dia menggenapi tugasNya di dunia ini. Alangkah baiknya jika kita mengikuti firman Tuhan dengan murni, namun dalam hubungan sosial dengan orang lain hendaknya kita meminta hikmat pada Tuhan bagaimana hidup kita bisa menjadi kesaksian dan berkat bagi orang lain. Ini juga tidak berarti kita harus mengikuti semua tradisi yang ada. Biarlah dalam pembaharuan budi, kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12: 2 Redaksi Inspiratioanl Story Cahaya Kasih Dikirim Oleh : Bredly Sampouw etika pertama kali menatap bayi perempuannya, Missy, Marcia Mitchell merasa sangat bahagia, bayi mungil yang sempurna dalam segala hal. Namun, ketika para dokter memberitahukan kepadanya bahwa Missy mengalami albinisme (kondisi genetik yang tidak sempurna penyebab albino) dan akan menderita kebutaan. Para dokter menyarankan kedua orang tuanya agar “membawa anak itu pulang, menyayanginya, dan memperlakukannya seperti anak normal”. Ia memutuskan untuk melakukan semua itu. K perkembangan yang paling signifikan. Hari demi hari mereka terus mengamati tanda- tanda pertumbuhan Missy, Namur yang mereka dapati bahwa Missy tidak mengalami kemajuan secara bertahap sebagaimana layaknya seorang bayi normal. Bagaimana mungkin Marcia dapat “memperlakukannya seperti anak normal” dan memastikan bahwa otak bayinya akan berkembang dengan sehat jika ia tidak yakin sejauh mana kemampuan penglihatan bayi mereka? Walau demikian Marcia dan suaminya, Phil tetap merasa khawatir. Marcia tahu bahwa enam tahun pertama dalam kehidupan seorang anak merupakan masa belajar dan masa Syukurlah, Marcia menemukan sebuah yayasan yang jaraknya lebih dari satu jam perjalanan dengan kendaraan dari tempat tingla mereka. Yayasan ini khusus menangani Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 6 EDISI 111 - 9 Desember 2010 anak-anak kecil dengan cacat penglihatan dan pendengaran. Mereka akan mengajari Marcia bagaimana menolong dan memperlakukan anaknya di rumah. Pada waktu Missy memasuki masa prasekolah, orangtuanya merasa lega karena melihat Missy dapat berkembang sesuai yang mereka harapkan secara bertahap. Selama masa pertumbuhan dibawa pengawasan yayasan ini Missy memeiliki beberapa teman bermain sebayanya yang lebih kurang mengalami kelainan pertumbuahan seperti Missy. Sayangnya, Sharmon, teman bermain Missy dan putri teman-teman mereka, Pat dan Sheryl, tidak seberuntung Missy. Mereka mengalami gangguan motorik ditambah kerusakan penglihatan dan parahnya lagi yayasan itu tidak dapat menangani Sharmon dengan cara penanganan dasar satu bulan seperti yang mereka lakukan terhadap Missy. Sharmon membutuhkan perawatan professional yang berlangsung setiap hari. Sementara, Pat dan Sheryl tidak dapat lagi melanjutkan penanganan masalah ini pada yayasan itu dan di kota mereka tidak ada fasilitas yang serupa itu. Hanya ada satu hal yang harus dilakukan. Sheryl dan Marcia pergi berkampanye dengan meminta para dokter anak di daerah mereka untuk memulai sebuah program tahap dini untuk anak-anak cacat. Usaha mereka terhenti ketika seorang dokter memberi tahu mereka dengan kata-kata tajam, ”Jika anda menginginkan sekolah seperti itu disini, Anda sendirilah yang harus mengadakan sekolah itu.” Meskipun perkataan itu mematahkan semangat, mereka seperti mendapatkan nubuatan. Marcia dan Sheryl merasa yakin bahwa Allah akan membimbing mereka untuk mendirikan sebuah tempat bagi anak-anak kecil yang cacat supaya memperoleh bantuan yang dibutuhkan. Pada musim gugur itu, Little Light House membuka organisasinya di sebuah rumah kecil dari papan kayu bercat putih milik Pusat Pemulihan bagi Kaum Cacat Fisik. Mereka mempunyai seorang guru yang sangat energik, lima murid, dan lima orang sukarelawan. Berkali-kali mereka melakukan uji coba dan mengembangkan sebuah kurikulum serta metode pengajaran yang inovatif bagi beragam penderita cacat. Tak Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry terhitung banyaknya doa yang dipanjatkan dan mukjizat pun terjadi selanjutnya, sekolah itu kini berkembang pesat dengan didukung dana sebesar 2,2 juta dolar. Marcia dan parta direktur Little Light House telah berhasil mendirikan sekolah yang menyediakan tempat bagi anakanak dengan kebutuhan khusus agar dapat berkembang dengan baik anak-anak dari usia sejak lahir hingga usia enam tahun. Namun yang terpenting, Little Light House menjadi tempat dimana anak-anak dicintai sebagaimana adanya mereka. Marty mempunyai seorang putrid, Avery, berusia enam tahun yang menjadi murid di Little Light House dengan penyakit syndrom down. Ia pertama kali menelepon sekolah itu saat Avery masih berusia beberapa bulan dengan harapan bisa masuk dalam daftar tunggu pendaftaran murid. Bulanbulan pertama kehidupan Avery merupakan saat-saat sulit yang sebagian besar dihabiskan di rumah sakit. Wajah para dokter tampak muram ketika membicarakan masa depan Avery, dan Marty tampak sangat lelah akan hal ini. Ketika Marty memberi tahu bahwa Avery mengidap syndrom down, penerima tamu di Little Light House itu menanggapi, ”Oh, anda datang ke tempat yang tepat. Mereka itu anak-anak yang sangat manis dan penuh kasih.” Itu pertama kalinya orang yang bukan anggota keluarga berbicara dengan penuh kasih dan pengharapan tentang Avery. Itulah yang memberikan pengharapan bagi seorang ibu muda seperti Marty agar anaknya diperlakukan seperti seorang manusia. Selanjutnya, Avery didaftarkan di Little Light House, dan ia berkembang dengan baik. Penerima tamu itu benar. Avery adalah seorang anak yang penuh kasih, menarik dan berhati baik. Sementara itu, Haley yang berusia empat tahun datang untuk pertama kalinya ke Little Light House, yang dipikirkan ibunya hanyalah apa yang mustahil dilakukan oleh putrinya itu, cacat tubuh yang diderita putrinya merupakan hambatan 7 EDISI 111 - 9 Desember 2010 terbesar untuk mendapatkan banyak pengalaman dalam hidup. Ia merasakan betapa masa depan yang cerah telah terampas dari putri kecilnya, sehingga hatinya terasa hancur. Namun ia berkata, “Little Light House menyambut seluruh keluarga kami dengan dukungan, doa, kasih dan tawa riang sejak kami memasuki pintu depan. Mereka membantu kami melihat sukacita dalam diri ciptaan Allah, yakni Haley kami.” Haley telah mempelajari huruf, angka dan warna selain itu kemampuannya berbicara mengalami perkembangan pesat dan konsisten. Ibunya pun berterimakasih kepada Little Light House. Tak terhitung banyaknya orangtua mengungkapakan rasa terima kasih yang sama seperti ibu Haley. Ada orangtua yang berkata, “Sangat banyak orang memperlakukan anak saya dengan sikap seakan-akan kondisi mereka ini adalah untuk diobati dan ditangani. Disini berbeda. Di sini, anak dengan kondisi seperti ini dianggap mereka adalah seorang anak kecil.” Mula-mula murid-murid di Little Light House diperlakukan sebagai seorang anak kecil, berikutnya barulah diperlakukan sebagai anak dengan kebutuhan khusus. Itulah yang membuat Little Light House menjadi tempat saluran anugerah. Anak-anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan bukan hanya diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan kemampuan motorik yang menjadi modal untuk keberhasilan hidup mereka, tetapi mereka juga diberi tempat dimana mereka dihargai, dimana mereka diperlakukan tidak seperti orang cacat. Disini anak-anak cacat tersebut mengalami kasih Allah yang dasyat, tak bersyarat dan tak diragukan. Kasih itu menjangkau seluruh dunia tatkala Little Light House mulai melatih banyak pekerja di banyak negara yang sedang berkembang untuk membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus. Tujuannya adalah untuk menghargai dan mengasihi anak-anak dimana pun mereka berada dengan cara yang sama seperti Allah mengasihi, dan untuk membantu mereka mencapai kemampuan maksimal mereka. Bagi ratusan anak, tujuan itu telah mengubahkan kehidupan. Inspirasi Disekitar kita sering dijumpai anak-anak cacat yang mungkin sama dengan Missy, Avery dan Haley sebagaimana cerita diatas. Kita bisa membayangkan sekiranya hal ini mungkin ada ditengah keluarga kita sendiri, apa perasaan kita sebagai orang tua / keluarga? Tentu kita merasa sedih, tetapi sebagai orang tua tentu berusaha mengatasi permasalahan yang dihadapi dirumah tangga bila anak kita cacat, bukan? Pengalaman dari Little Light House menjadi pelajaran untuk kita, dimana tempat ini memperlakukan Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry anak-anak yang cacat seperti anak normal lebih dahulu sembari memberikan terapi kesembuhan dan selanjutnya ketika anak-anak ini dewasa dapat menjalankan aktifitas seperti anak normal. Pelajaran untuk kita sekarang ini, mungkin kita tidak seperti Little Light House tetapi memperhatikan keadaan, kebutuhan orang tua yang anak mereka cacat dengan cara apa saja, bilamana disekitar kita ada yang sepetti ini marilah kita berikan perhatian, dengan peduli, kasih dan memperlakukan anak cacat seperti layaknya anak normal. Matius 18 : 5 berkata, ”Siapa yang menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu, ia menyambut Aku.”. St. Francis dari Assisi mengatakan,”Mulailah dengan melakukan apa yang perlu; lalu lakukanlah apa yang mungkin; maka secara tak terduga Anda akan melakukan apa yang mustahil.” *** 8 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Article Biblical & Theological DOKTRIN PERSEPULUHAN Oleh : Arthur L. White BADAN PERWALIAN TULISAN-TULISAN ELLEN G. WHITE, BIBLICAL RESEARCH INSTITUTE (History of Tithe) Diterjemahkan oleh : Tim redaksi Lanjutan… Melipatgandakan Pekerjaan “Semua dari pendapatan kita haruslah dibuat yang pemberian yang terutama kepada Allah. Di dalam sistem kedermawanan yang diperintahkan ke atas orang-orang Yahudi dituntut baik untuk mebawa kepada Tuhan hulu hasil dari semua pemberian-Nya apakah di dalam pertambahan kawanan-kawanan ternak mereka atau hewan-hewan ternak gembalaan, atau pun di dalam hasil-hasil ladang, kebun buah-buahan, ataupun kebun-kebun anggur, atau mereka harus menebusnya oleh menggantikan yang sama dengan itu. Bagaimana mengubah aturan-aturan hal-hal ini di zaman sekarang! Tuntutan-tuntutan Allah dan keharusan-keharusan Allah, jikalau mereka menerima perhatian apapun, adalah masih tertinggal hingga akhir zaman. Namun pekerjaan-pekerjaan kita sekarang membutuhkan 10 kali lipat dari pada yang diperlukan oleh orangorang Yahudi. Perintah agung telah diberikan kepada para rasul untuk pergi ke seluruh dunia dan mengkhotbahkan injil. Ini menunjukkan perluasan dari pekerjaan dan bertambahnya tanggung jawab yang dibebankan ke atas para pengikut Kristus di zaman kita sekaang ini! Jikalau hukum yang menuntut persepuluhan dan persembahan-persembahan itu diberikan beribu-ribu tahun lalu, betapa itu lebih mendasar sekarang ini. Jikalau orang kaya dan miskin memberikan jumlah yang sebanding dengan properti mereka di dalam perekonomian orang Yahudi, malahan itu berlipat ganda sekarang ini. . “Mayoritas yang mengaku orang-orang Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry Kristen mengambil bagian dengan kekayaan mereka mereka dengan keengganan yang besar. Banyak dari mereka tidak memberikan seperduapuluh dari pendapatan mereka kepada Allah, dan banyakyang memberikan jauh labeh kurang dari pada itu, sementara ada sejumlah kelas yang besar yang merampoko Allah dari persepuluhan yang sedikit, dan orang lain yang akan memberi hanya persepuluhan. Jikalau semua persepuluhan dari umat kita mengalir ke dalam perbendaharaan Tuhan seperti yang seharusnya mereka lakukan, berkat-berkat tersebut akan diterima sehingga anugerah-anugerah dan persembahan-persembahanuntuk maksudmaksud yang suci hendaklah digandakan sepuluh kali lipat, sehingga saluran antara Allah dan manusia akan tetap terbuka. Para pengikut Kristus seharusnya tidak menunggu untuk gearan hatimissionari untuk memanggil mereka berdiri untuk bertindak. Jikalau secara rohani terbangun, mereka akan mendengar di dalam pendapatan setiap minggu, apakah banyak atau sedikit, suara Allah dan hati nurani dengan kewenangan yang meminta persepuluhan dan persembahan-persembahan diserahkan untuk Tuhan”—4T 474. Menjelang tahun 1880 itu adalah pemahaman umum bahwa danadana itu berasal dari persepuluhan yang harus diserahkan secara ekslusif, atau hampir sedemikian rupa, demi sokongan terhadap pelayanan injil. Catatan ini dari James White: “Persepuluhan adalah milik Allah—sejak kejatuhan manusia adalah sebuah keharusan bahwa 9 EDISI 111 - 9 Desember 2010 manusia harus menyerahkan seluruh pelayanannya kepada Allah. Nampaknya bahwa sejak permulaan Tuhan mengajarkan umat-Nya untuk menyerahkan satu per sepuluh untuk menyokong para pelayan-pelayan-Nya”—RH 15 Januari 1880. Di 1880beberapa gereja lokal sudah harus mempergunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya-biaya gereja. Sekurangkurangnya ini tersirat di dalam sebuah tiondakan yang diambil pada rapat General Conference tanggal 6 Oktober: “Diputuskan, bahwa jemaat tidak harus menyerahkan bagian tertentu dari persepuluhan untuk pembanguan atau perbaikan gerejanya, tanpa izin bebas dari Komite Konferens Negara,”—RH 14 Oktober 1880. Gereja sedang merasakan jalannya. Sementara itu sudah memiliki pemahaman yang umum bahwa dana-dana persepuluhan harus dipelihara untuk pelayanan injil, permintan-permintaan dari satu pekerjaan yang sedang bertumbuh, dan sumber daya-sumber daya yang bertambah di dekat menuntun kepada sebuah pendirian yang lebih bebas dan seseorng yang dipertahankan oleh ketua General Conference. George I. Butler menulis sebuah pamflet yang tidak disertai tanggal tetapi memberikan bukti yang sudah diterbitkan pada tahun 1884: “Sebelum tahun 1878 kita mencoba menggalang rencana Kedermawanan Sistematis. Masing-masing orang memperkirakan nilai propertinya, 10 persen yang dihitung sebagai pendapatannya, dan satu per sepuluh dari hal ini kemudian adalah persepuluhan yang ia harus bayar atas propertinya. Sumbangansumbangan mingguan disendirikan. Inilah, nama yang terkandung, kedermawanan sistematis, tetapi itu jauh dari nama yang sama seperti yang terkandungdi dalam persepuluhan Alkitab. Persepuluhan bukanlah satu kedermawanan perasaan semata. Itu bukanlah milik kita untuk diserahkan, tetapi itu adalah milik Tuhan sepanjang masa. Materi persepuluhan dibawakan di hadapan General Conference bulan Oktober, 1878, dan sebuah komite 5 (atau 3) ditentukan untuk menyediakan satu pekerjaan pada pokok persoalan ini. Umat kami kemudian secara umum menerima prinsip persepuluhan secara teoritis, dan sudah mempraktekkan itu terhadap sebuah perluasan tertentu yang sudah pernah ada sebelumnya.—The Tithing System, hlm. 69. Pada halaman 71 dan 72 Ketua Butler sepakat dengan penggunaan persepuluhan: “Materi-materi di dalam maksud tersebut sedang mengasumsikan sebuah fase baru. Permintaanperminaan baru ke ataskit dijalur para apekerja sedang datang semakin lama semakin mendekat, dan secara pasti waktu dicapai ketika kita mau menjadi jujur dengan Allah dan memberikan kepada Dia milik-Nya.” Lalu di dalam menguraikan mana yang membuat hal ini suatu keharusan, ia telah membuat pernyataan ini: “Hingga di dalam beberapa tahun silam, persepuluhan sudah digunakan hampir secara menyeluruh untuk menyokong para pendeta injil, yakni mereka yang berkhotbah dari pendirian tersebut. Di dalam beberapa cara nampaknya itu dipahami secara universal bahwa tidak ada orang lain yang berhak untuk sesuatu persepuluhan. Tetapi secara lebih terkini itu sudah menjadi Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry kebiasaan untuk membayar para Sekretris Traktat dan Missionaris Negera Bagian yang diambil dari persepuluhan. Dan komite pemeriksa kami sudah menetapkan dengan nama mereka sama dengan nama para pendeta. Itu sudah diambil, di dalam banyak kasus, argument yng dipertimbangkan untuk membawakan hal ini: “Dengan satu atau dua tahun terakhir sudah sedang bekerja di dalam maksud tersebut, dan di dalam pertanyaan yang sudah diangkat, Bagaimana hal-hal ini akan dibayat? Kami merujuk kepada para penginjil literatur dan para pekerja missonari dari berbagai kelas yang berbeda, sedang bekerja di ladang atau misimisi di kota-kota. Hal-hal ini di dalam beberapa hal sudah dibayarkan dari pesepuluhan. Tetapi di dalam beberapa jarak tempat yang jauh itu suah menjadi paksaan yang berat terhadap perbendaharaan, dan di dalam beberapa kasus pelayanan itu tidak memiliki sebuah sokongan beralasan oleh sebab hal ini. Pertanyaan sudah tiba ke depan di dalam satu cara yang begitru memaksa sehingga itu harus dipenuhi dan ditetapkan. Banyak orang dapat bekerja secara efektif di dalam pekerjaan missionary sebagai penginjil literature dan pekerja-pekerja seperti mereka yang berkhotbah dari meja tulis. Banyak, yang ragu-ragu, akan menjual, dan membayar biaya perjalanan mereka dengan keuntungan-keuntungan dari hasil penjualan, tetapi ada banyak yang lain yang tidak dapat disokong dari cara ini, yang merupakan pekerjapekerja yang pantas membawakan kebenaran. Bagaimana hal-hal ini ditopang? “Sesudah memberikan materi yang banyak refleksinya kami sudah menentukan pertanyaan di dalam pikiran kami. Kami percaya bahwa persepuluhan dirancang Allah untuk jadi penyokong, sejauh itu akan digunakan, terhadap semua pekerja yang dipanggil oleh maksud Allah untuk memberikan waktu mereka kepada pekerjaan ini. Kami tahu tidak ada system khusus yang lain untuk maksud ini.—G. I. Butler in An Examination of the Tithing System From a Bible Standpoint, hlm. 71, 72. Pada kutipan diatas belum disebutkan bagaimana guru-guru sekolah jemaat memperoleh gajinya sebab pada tahun 1878 General Conference (GC) belum memiliki sekolah gereja yang terorginisir. Namun ada sebuah diskusi terkait penggunaan yang lebih luas akan persepuluhan yang diadakandi GC pada tanggal 13 Oktober 1896, pada rapat musim Gugur. Inilah sebagian kutipan hasil rapat yang diambil dari arsip yang disebut the minutes: “Saudara Breed menanyakan nasihat dengan rujukan kepada sidang itu yang harus diberikan kepada jemaat-jemaat terkait penggunaan persepuluhan untuk tagihan-tagihan dan biaya-biaya jemaat. Itu sudah ditunjukkan bahwa, sementara itu adalah kebiasaan yang agak umum dari gereja-gereja kita menyimpan persepuluhan di dalam jaringan teratur yang menyokong pelayanan—namun di dalam beberapa contoh, khususnya di antara dua atau tiga gereja terbesar di dalam denominasi MAHK saat itu, praktek tak biasa di dalam hal ini tidak dipatuhi. Anggota-anggota dari komite ini mengungkapkan penolakan sedemikian rupa terhadap kondisi dari hal-hal tersebut, dan menyarankan langkah-langkah yang harus 10 EDISI 111 - 9 Desember 2010 diambil untuk memperbaiki kejahatan secepat mungkin.”—General Conference Committee, 13 Oktober 1896. Catatan menjelaskan bahwa di pertengahan tahun 1890an, Tuhan melalui juru kabar-Nya meberikan arahan-arahan panggilan yang khusus untuk sebuah kebijakan yang berhubungan dengan ketat dari penggunaan persepuluhan. Hal ini datang kepada sebuah komunikasi tertulis dari Cooranbong, New South Wales, pada tanggal 14 Maret 1897. Itu diterbitkan oleh General Conference di dalam sebuah traktat sebanyak 39 halaman tanggal 21 Mei 1897: “Surat-surat sudah tiba kepada saya dari Oakland dan Battle Creek, mencari tahu lebih lanjut apa yang harus diperbuat dengan persepuluhan. Para penulis menganggap bahwa mereka diberi wewenang untuk menggunakan uang persepuluhan di dalam rapat biaya-biaya gereja, saat biaya-biaya ini agak berat. Dari mana itu telah ditunjukkan kepada saya, persepuluhan itu tidak ditarik dari perbendaharaan. Setiap penny dari uang ini adalah milik perbendahraan suci dari Tuhan, untuk dipantaskan utnuk penggunaan khusus. “Ada satu waktu ketika sangat sedikit pekerjaan missionari yang harus dilakukan, dan persepuluhan sedang menumpuk. Di dalam beberapa hal persepuluhan digunakan utnuk maksud-maskud yang sama sperti yang diusulkan sekarang ini. Ketika umat Tuhan merasakan dibangkitkan untuk melakukan pekerjaan missionari di rumah dan di ladang-ladang misi luar dan mengirimkan para missionari ke segala penjuru dunia, mereka yang menyandang minat-minat yang suci harus memiliki kejelasan, menyucikan ketajaman pikiran untukmemahami bagaimana dana-dana itu harus digunakan. Ketika mereka melihat pra pendeta sedang bekerja tanpa uang untuk menyokong mereka, dan perbendaharaan kosong, maka perbendaharaan itu harus dikawal dengan ketat. Janganlah ada satu penny yang harus dihilangkan dari perbendaharaan itu. Para pendeta harus memiliki hak yang pantas sama seperti hak para pekerja di kantor Review and Herald, dan para pekerja di Pacific Press Publishing House. Sejumlah perampokkan sedang dipraktekkan di dalam upah-upah yang kurang dibayarkan kepada beberapa pekerja. Jikalau mereka memberikan waktu dan pemikiran mereka dan bekerja untuk pelayanan terhadap Tuan itu, mereka harus mempunyai upah yang cukup untuk memenuhi keperluan keluarga mereka dengan makanan dan pakaian. “Terang yang Tuhan berikan kepada saya pada pokok persoalan ini yaitu bahwa dana-dana kekayaan yang di dalam perbendaharaan untuk sokongan terhadap para pendeta di ladang-ladang yang berbeda itu janganlah digunakan untuk maksud yang lain. Jikalau pesepuluhan yang jujur dibayarkan, uang masuk ke dalam perbendaharaan terkawal secara berhati-hati, para pendeta akan menerima itu sebagai upahnya. . . Pendeta yang bekerja harus disokong. Tetapi menahan yang persepuluhan ini, mereka yang mengelola pekerjaan ini melihat bahwa tidak ada uang di dalam perbendaharaan utnuk menggaji pendeta. Merka sedang menarik persepuluhan untuk biaya-biaya lain—untuk mermelihara keperluan-keperluan rumahrumah pertemuan atau beberapa kedermawanan lain. Allah tidak dimuliakan di dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut . . . Pemberianpermberian dan persembahan-persembahan haruslah dibawa le dalam oleh umat sebagaimana mereka diberikan kesempatan istimewah di dalam rumah-rumah ibadah.. . .Biaralah pekerjaan dari rumah ke rumah dilakukan di dalam suasana di hadapan keluarga-keluarga di Battle Creek dan Oakland tugas mereka di dalam bertindak di dalam bahagian yang membahas di rapat akan biaya-biaya ini, yang mana yang boleh disebut dana umum atau sekuler, dan jangan biarkan perbendaharaan dirampok.” — Special Testimonies to Ministers and Workers, pp. 16-19. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry Sementgara menjelaskan dengan baik bahwa gereja-gereja yang dibangun sedemikian rupa seperti yang ada di Oakland dan Battle Creek seharusnya tidak menggunakan dana-dana persepuluhan bagi biaya gereja tiu, Ellen White melakukannya pada saat yang sama (1897) mengakui bahwa ada sejumlah lingkungan di mana dana-dana persepuluhan mungkin digunakan untuk bangunan-bangunan gereja: “Ada kasus-kasus pengeculian , di mana kemiskinan terlalu dalam sehingga agar supaya mengamankan tempat ibadah yang amat sederhana, itu mungkin harus untuk mengambil persepuluhan. Tetapi tenpat itu bukanlah Battle Creek atau Oakland. Biaralah mereka yang berkumpul untuk beribadah kepada Allah mempertimbankan penyangkalan diri dan pengorbanan diri dari Yesus Kristus. Biarlah saudarasaudara itu yang mengaku untuk menjadi anak-anak Allah belajar bagaimana mereka dapat menyangkal diri mereka sendiri, dan bagaimana mereka dapat mengambil bagian dengan beberapa berhala mereka, dan secara berhati-hati berhemat di dalam setiap jalur. Di masing-masing rumah harus ada sebuah kotak untuk dana gereja, untuk digunakan bagi kebutuhan-kebutuhan gereja. . . .“Janganlah biarkan mereka yangdipercayakan tanggungjawabtanggungjawab, mengijinkan perbendaharaan yang Allah sudah tetapkan untuk menyokong para pendeta di ladang, untuk dirampok untuk memenuhi biaya-biaya yang dikeluarkan di dalam memelihara di dalam mengatur dan membuat nyaman rumah Allah. Beribu-ribu dollar sudah diambil dari perspeuluhan dan digunakan untuk maksud-maksud ini. Ini seharusnya tidak terjadi. Pemberian-pemberian dan persembahan-persembahan yang telah membiayai beberapa orang yang menyangkal diri haruslah dibawa ke dalam perbendaharaan. Sebuah dana yang terpisah untuk maksud membiayai biaya-biaya yang mana setiap anggota gereja harus tanggung bersama menurut kesanggupannya haruslah dilembagakan di setiap tempat di mana ada sebuah gereja.— Ms 24, 1897. Pekabaran ini telah menuntun kepada sebuah kegiatan suratmenyurat. C. H. Jones dari Oakland menulis secara langsung kepada Nyonya White bahwa gereja Oakland church tidaksedang menggunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya gereja, dan Ny. White menjawab paa tanggal 27 Mei 1897, menuliskan sebuah uraian pernghargaan yang panjang dan sekali lagi menekankan pentingnya menjaga dana-dana persepuluhan untuk maksud khusus unguk mana itu dimaksudkan. D dalam hal ini ia menyatakan: Jikalau ada sebuah kelebihan dana di dalam perbendaharaan, ada banyak tempat di mana itu boleh digunakan secara teliti di dalam jalur-jalur yang ditentukan” (Letter 81, 1897). Pada tahun berikutnya Ellen White menyatakan kembali pokok persoalan tersebut di dalam sebuah cara yang berkenaan dengan mana tidak ada yang dapat ditanyakan: Para pendeta adalah gembala-gembala Allah, ditentukan oleh Dia untuk memberi makan kawanan domba-Nya. Persepuluhan adalah persediaan-Nya untuk biaya hidup mereka, dan Ia merancang bawa itu akan dipegang dengan sucinya untuk maksud ini.”—Ms 139, 1898. Lagi-lagi, 6 tahun kemudian, ia menekankan poin ini: “Persepuluhan harus digunakan untuk satu maksud—untuk menyokong para pendeta yang Allah sudah tentukan untuk melakukan pekerjaan-Nya. Itu digunakan untuk menyokong mereka yang membicarakan perkataan-perkataan kehidupan umat, dan memikul beban kawanan domba Allah . . .“Kesan agaknya sedang menjadi biasa bahwa penempatan yang suci dari persepuluhan tidak lagi eksis. Banyak sudah kehilangan perasaan mereka terhadap tuntutan-tuntutan Tuhan.” Ms 82, 1904. Bersambung ….. 11 Komitmen Paulus Dalam Penginjilan & Penggembalaan Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau - Gembala Jemaat Ongkau, Konference Minahasa Selatan Sambungan....... b. Keselamatan Melalui Air “Baptisan” (ayat 20-21a) Allah di dalam kesabaran-Nya tidak menginginkan seseorang untuk binasa di dalam air bah. Tetapi melalui umat yang memiliki kebutuhan akan keselamatan, hanya beberapa yang melangkah ke dalam bahtera. Demikian pun dewasa ini. Banyak yang hilang. Beberapa diselamatkan. Tetapi kemenangan Yesus terlihat ketika umat diselamatan. Nuh dan keluarganya boleh jadi sudah menderita ejekan dan cemoohan dari orang-orang sejaman dengan mereka, tetapi Allah menyelamatkan mereka. Anak-anak Allah tidak pernah sendirian. Topik dalam 1 Petrus 3:18-22 adalah untuk mendorong orangorang Kristen yang sedang menderita oleh mengingatkan mereka: (1) Yesus sudah bangkit; (2) Yesus mengumandangkan kemenangan-Nya terhadap roh-roh jahat itu; dan (3) Yesus menyelamatkan. Air dari air bah, yang mana membunuh orang-orang jahat, membawa bahtera itu memelihara kehidupan dari 8 orang. Nuh dan keluarganya tetap bertahan hidup, sebab eis hen…diesōthēsan di’ hudatos, (di dalam mana…..diselamatkan melalui air). Menurut Blass/Debunner seringkali en (in) harus dibaca dimana eis (into = ke dalam) dijumpai. 1 Oleh kita dapat menerjemahkan: “di dalam mana beberapa, yakni 1 Friedrich Blass and Albert Debruner, A GreekGrammar of the New Testament and Other Early Christian Literature (Chicago: University of Chicago, 1961), 110, menyatakan: Tidak ada penulis Perjanjian Baru kecuali Matius yang secara menyeluruh bebas dari penggantian tempat dari en oleh eis di dalam pengertian lokal.” Dalam 1 Perus 5:12 kasus kedua dijumpai di dalam dokumen yang sama. Lihat catatan kaki no. 4 dalam artikel Ekkehardt Mueller, 1 Peter 3:18-22. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry delapan orang, diselamatkan melalui air. Pendengar Petrus sudah mendengar tentang roh-roh di ayat 19, yakni roh-roh jahat yang sudah berada di masa lampau yang tidak menurut. Pada ayat 20, ini kontras dengan “jiwajiwa, manusia. Kedua kelompok itu dipengaruhi oleh kemenangan Kristus. Air bersifat menghancurkan tetapi juga menyokong kehidupan. Sementara air itu menenggelamkan orangorang jahat yang hidup sejaman dengan Nuh, maka air itu juga menyelamatkan dia dan keluarganya. Itu membunuh apa yang bersifat dosa dan memurnikan dunia. Demikian pula baptisan. Yesus menyelamatkan kita melalui air baptisan. Apakah sifat dosa yang dihancurkan. Seorang manusia yang baru bangkit. Jika seorang yang sudah dibaptiskan harus menderita dan mungkin terbunuh, maka baptisannya (pria atau wanita) secara nyata mengartikan kemenangan terhadap kematian dan kehancuran. Petrus berkata, “baptisan menyelamatkan engkau” (bandingkan Kisah 2:38). Baptisan adalah vital. Kita tidak dapat memikirkan secara cukup tinggi baptisan itu. Tetapi adalah bukan karena baptisan itu sendiri, yang mana harus dipuji, tetapi adalah tindakan Allah di dalam baptisan. Oleh karena itu, Petrus dengan cepat menambahkan “oleh kebangkitan Yesus Kristus.” Baptisan bukanlah sakramen yang mana harus bekerja secara otomatis, terbebas dari si penerima. Itu membawakan keselamatan oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus. Lebih lanjut, baptisan tidak hanya sekedar sebuah upacara lahiriah. Melalui baptisan makhluk manusia sudah dibangkitkan kepada pembaharuan kehidupan. Petrus membicarakan tentang kesadaran yang baik. Orang percaya sudah menemukan kedamaian bersama dengan Allah. Masalah dosa sudah dipecahkan. Ia (pria atau wanita) sudah menyerahkan dirinya sendiri kepada Tuhan. Berpaling kembali kepada Allah yang menyelamatkan Nuh melalui air bah; dewasa ini Ia menyelamatkan kita di dalam baptisan. 12 4). Bagian Kedua dari Parenthesis di dalam Sorga (ayat 21b-22). Yesus yang berada di sebelah kanan Allah bukan hanya dijumpai dalam 1 Petrus 2:22 tetapi juga di dalam Roma 8:34 di mana itu dikatakan bahwa Ia mengantarai kita. Ini penting bagi orang-orang Kristen yang menderita dan teraniaya. Mereka tidak hanya memerlukan Tuhan yang dimuliakan tetapi juga Oknum yang mengantarai mereka. Penggalan uraian di bawah penyelidikan menjangkau klimaks di dalam pemerintahan Kristus secara universal. Semua malaikat dan kuasa dan kewenangan, negatif maupun positif tunduk kepada Dia. Ia memerintah bersama kuasa universal, Ia adalah Raja. Kebangkitan Kristus diikuti oleh kenaikan-Nya. Ini pada gilirannya diikuti oleh penobatan-Nya. Kenaikan adalah penting bagi gereja, sebab itu mengingatkan gereja itu terhadap kata-kata dari malaikat-malaikat bahwa Ia akan kembali dan mengambil umat-Nya bersama dengan Dia. 1 Petrus 3:18-22 menyimpulkan dengan penggambaran dari kemenangan Yesus, kemenangan, dan pemerintahan, satu konsep yang akan diulangi dalam 1 Petrus 4:11 dan 5:11. Sampai sejauh ini jelas bahwa konsep penginjilan kepada roh-roh di dalam penjara menurut 1 Petrus 3:18-20, adalah satu konsep yang tidak diungkapkan secara terang-terangan baik kepada orang-orang Kristen asal Yahudi maupun asal non-Yahudi yang tercerai-berai di dalam perantauan yakni “orang-orang pendatang, yang tersebar di propinsi-propinsi bagian utara Asia Kecil yakni di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,” (1:1). Secara jelas di sini terkandung alasan tertentu mengapa Petrus tidak menuliskan secara literal atau terang-terangan penggalan uraian tersebut. Ini berkaitan dengan situasi di lingkungan sekitar pembaca atau penerima surat itu. Seperti yang tercantum pada pembukaan surat itu (1:1) bahwa para penerima surat itu adalah orang-orang Kristen yang berada di negeri-negeri asing yakni di wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan kekaisaran Roma. Pada saat itu mereka sedang berada pada situasi tekanan politik pada masa pemerintahan kaisar Nero. Para penerima surat ini adalah orang-orang percaya ini dianiaya secara langsung karena iman mereka akan Kristus (1 Petr. 4:12). Mereka dijelaskan sebagai “orang-orang asing, terserak-serak,” “pada pendatang yang tersebar atau berada dalam diaspora” (1 Petr. 1:1; banding. Kisah 8:2-4). Mereka adalah para penghuni asing di negari asing. Mereka mungkin adalah campuran antara orang-orang Yahudi dan non-Yahudi, banyak dari mereka adalah penduduk asli Yehuda tetapi secara utama adalah orang-orang percaya non-Yahudi yang terserak-serak di seluruh dunia (1 Petr. 1:14; 2:9-10; 4:3-4).2 Boleh jadi, Petrus tidak mengungkapkan secara terangterangan makna teologis dari penggalan uraian dalam 1 Petrus 3:18-22 ini khususnya pengertian anak kalimat “di dalam Roh Ia pergi memberitakan Injil kepada roh yang ada di penjara” karena saat itu Petrus mengkhawatirkan kelancaran pengiriman surat itu. Karena sikap yang tidak bersahabat yang mulai diarahkan oleh pemerintah Roma kepada orang-orang Kristen yang ada diperantauan menyebabkan ia harus berhati-hati menyampaikan pekabarannya secara literal di mana ia mengantipasinya dengan penyampaian secara terselubung maksud penulisan dan isi pekabaran di dalam pasal 3 dari surat itu. Ia tahu bahwa hanya mereka yang benar-benar dituntun oleh Roh Kudus yang akan dapat mengerti secara jelas makna yang terkandung dalam penggalan uraian tersebut. Jadi demi kelancaran pengiriman suratnya agar tiba dengan selamat di tangan para pembacanya maka secara bijaksana ia telah menuliskan ulasan dalam 1 Petrus 3:18-22 dengan menggunakan gaya penulisan bahasa kiasan atau figuratif. Penggunaan bahasa figuratif ini juga diindikasikan di bagian salam penutup surat itu dengan menuliskan nama tempat sebagai alamat dari mana surat itu ditulis dan dikirimkan yakni Babilon (1 Pet. 5:13). Petrus tidak menggunakan nama tempat asal secara terangterangan tetapi menggunakan nama samaran Babilon untuk kota Roma tempat dimana ia menulis surat itu menjelang masa penganiayaan hebat di masa kaisar Nero. Adapun bahasa figuratif yang digunakan Petrus di dalam penggalan uraian 1 Petrus 3:18-22 digunakan untuk menjelaskan kepada orang-orang Kristen yang jadi penerima dan pembaca mulamula dari suratnya itu pengertian dari pekabaran tentang baptisan. Pekabaran kiasan terhadap baptisan melalui air yang dilambangkan oleh air bah di jaman Nuh sebagaimana yang tercatat dalam ayat 20, adalah merujuk kepada kematian terhadap dosa saat orang berdosa dibenamkan di dalam air baptisan. Delapan orang yang selamat dalam air bah di jaman Nuh adalah melambangkan bahwa mereka telah diselamatkan oleh air baptisan melalui air bah itu dan setelah keluar dari bahtera mereka menjalani kehidupan baru. Air bah itu sudah memurnikan dunia di jaman Nuh dan mereka memulaikan lagi satu kehidupan di dunia baru setelah air bah itu. Demikian pula dengan baptisan di jaman Petrus, baptisan itu memurnikan orang berdosa dari dosa-dosanya sehingga pada saat orang berdosa yang sudah dibaptiskan itu bangkit dari di dalam air maka ia segera menghidupkan kehidupan baru. Dan jika seorang yang sudah dibaptiskan harus menderita dan mungkin terbunuh oleh penganiayaan pada saat itu, maka sebagai orang-orang Kristen yang menjadi pemberita injil dan sudah mengajar serta membaptiskan para petobat baru (pria atau wanita) itu harus tetap meyakinkan dan menguatkan dia secara nyata bahwa ia sudah memperoleh kemenangan terhadap kematian dan kehancuran itu. Seperti kata Yesus bahwa boleh jadi para penganiaya dapat membunuh orang-orang Kristen secara jasmani tetapi tidak dapat membunuh tubuh rohani mereka yang sudah dibaptiskan it dan mereka harus berharap kepada fajar kebangkitan (Mat. 10:28; 1 Kor. 15:44). Petrus berkata, “baptisan menyelamatkan engkau.” Baptisan adalah vital. Tetapi adalah bukan karena baptisan itu sendiri, yang mana harus dipuji, tetapi adalah tindakan Allah di dalam baptisan. Oleh karena itu, Petrus dengan cepat menambahkan “oleh kebangkitan Yesus Kristus.” Baptisan bukanlah sakramen yang mana harus bekerja secara otomatis, terbebas dari si penerima. Itu membawakan keselamatan oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus. Lebih lanjut, baptisan tidak hanya sekedar sebuah upacara lahiriah. Melalui baptisan makhluk manusia sudah dibangkitkan kepada pembaharuan kehidupan.3 Para penerima surat itu adalah gereja-gereja di perantauan yang sedang menderita, oleh karena tema penulisan surat itu adalah “anugerah yang benar dari Allah pada masa penganiayaan (5:12),4 sehingga anggota-anggota gereja itu harus menderita penganiayaan tetapi pekabaran kemenangan Kristus terhadap dosa melalui kematian dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati akan menjadi satu penghiburan dan jaminan yang kokoh, bahwa sebagaimana 3 Diadaptasi dalam artikel Ekkehardt Mueller, 1 Peter 3:18-22, hlm. 4., loc.cit. 2 Wil Pounds, “Introduction to 1 Peter: Suffering Church: “Recepients,” hlm. 1., diakses dalam www.AbideInChrist.com Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 4 “Introduction to 1 Peter: Suffering Church: “Purpose,” hlm. 1., diakses dalam www.AbideInChrist.com , loc.cit. 13 Yesus sudah menang, maka mereka pun akan menang. Dan ini akan selalu menjadi inti pemberitaan Injil dari orang-orang Kristen tersebut. Jadi sekalipun pekabaran pemberitaan Injil mereka itu selalu dimusuhi oleh para penentang kebenaran tetapi Kristus akan selalu menguatkan dan menghibur mereka agar tetap giat dalam menjalankan komitmen mereka tersebut. Satu hal yang memberanikan mereka tetap memberitakan Injil adalah bahwa pada perjalanan-Nya ke sorga ini Yesus sudah mengalamatkan para malaikat-malaikat jatuh, kepada roh-roh jahat yang ada di “penjara” (yakni roh-roh yang selalu mengilhami agen-agen manusia yang jahat) untuk menghalangi pekabaran pemberitaan Injil dengan satu pekabaran penghakiman: “Akulah, Yesus Krisus, sang penakluk. Aku sudah memperoleh kemenangan” (lihat Kolose 2:15). Kuasakuasa berupa roh-roh jahat dikalahkan. Menurut Ekkehardt Mueller bahwa “penjara” di dalam Alkitab bukan hanya digunakan secara literal tetapi juga secara simbolis. Babilon menjadi penjara dari masing-masing roh yang haram (najis)—Wahyu 18:2. Menurut Wahyu 20, selama Millenium , iblis berada di penjara. Mungkin itu digunakan juga di dalam arti simbolis di sini. Secara simbolis, malaikat-malaikat jahat itu ditawan dan harus menantikan penghakiman. Yesus mengumandangkan kemenangan-Nya. (Diadaptasi dalam artikel Ekkehardt Mueller, “context,” 1 Peter 3:18-22, hlm. 3, loc.cit.) Petrus memberanikan orang-orangn Kristen agar tetap memberitakan Injil karena Yesus sudah mengumandangkan kemenangan-Nya. Ia yang menderita secara tidak berdosa adalah Tuhan dari segala sesuatu dan setiap orang. Surat Petrus ini berisi beberapa penggalan uraian Kristologis yang mana dapat memotivasi orang-orang Kristen untuk mengikuti jejak Yesus dalam pemberitaan Injil sekalipun harus berada di bawah lingkungan-lingkungan yang sulit. Di dalam 1:18-19 mereka dikatakan bahwa mereka ditebus oleh darah Yesus. Penggalan uraian 21-25 menekankan bahwa Yesus menderita untuk mereka, dan memikul dosa-dosa mereka dan menyembuhkan mereka. Sekarang Ia adalah Gembala dan Uskup mereka. Oleh karena itu, mereka harus mematikan dosa-dosa dan menghidupkan kebenaran. ( Diadaptasi dalam ibid, hlm. 1, loc.cit.) Bersambung …. BERSAKSI Dikirimkan oleh: Pdt. Jacky Runtu (Direktur PA Konferens DKI Jakarta) Sumber: PEDOMAN ADMINISTRATIVE, PA REMAJA/PATHFINDER Allah mengundang kita untuk membagikan Kabar Baik mengenai AnakNya, Yesus Kristus. Cerita mengenai diriNya, kematianNya, dan kebangkitanNya dan berita dari kedatanganNya yang segera akan diberitakan. Anggota klub remaja dapat memainkan bagian yang penting dalam membawa berita Injil ini ke seluruh dunia. Kurikulum tugas kelas-kelas kemajuan klub remaja/pathfinder adalah materi yang berdasarkan Alkitab dengan variasi yang luas , yang akan mengijinkan remaja untuk menemukan dan membangun daya tarik sesuatu dengan Allah. yakni CintaNya, perhatianNya, kasih Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry anugerahNya dan yang berhubungan dengan kebaikanNya. Kegiatan kelas-kelas khusus telah diatur dengan baik untuk menolong mereka membagikan apresiasi yang berkembang ini kepada Juruselamatnya. Bagaimanapun juga, pelajaran perlu diberikan untuk kegiatan khusus dimana seluruh klub dapat berpartisipasi dalam kebersamaan. Bermacam-macam jenis program bersaksi direncanakan dan disponsori oleh Departement Kependetaan gereja setempat. Ada juga event khusus yang mengijinkan cara kreatif dalam bersaksi, seperti Malam Natal dan Tahun Baru. 14 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Berikut ini disediakan sebagai daftar saran. Anda akan bekerja dengan baik untuk membuat waktu khusus yang tersedia dengan Komite Executive Klub Remaja/pathfinder dan anggota staff komite untuk merencanakan program bersaksi bagi klub. Bagaimanapun, adalah penting untuk mengingat bahwa bersaksi harus menjadi bagian dari bentuk kehidupan remaja -- tidak hanya sekedar sebuah program . Bersaksi adalah satu cara hidup! “Ambil waktu untuk menyebarkan Firman.” 3. 4. A. PROYEK PELAYANAN MASYARAKAT KLUB REMAJA MENOLONG ANAK-ANAK 1. Memperbaiki mainan-mainan untuk rumah sakit. Membuat dan memperbaiki mainan-mainan, seperti binatang yang lembut, dibuat dari kain untuk digunakan di rumah sakit dan institusi anak-anak. 2. Jam bercerita. Jam bercerita dan permainan adalah sering diterima di rumah dan institusi anak-anak 3. Pesta untuk anak-anak cacat dan miskin. Sehari penuh dapat dihabiskan di Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan anak atau rumag yatim piatu yang menolong anak miskin dan cacat. Pesta-pesta untuk mereka akan menyinari wajah mereka khususnya selama masa liburan. 4. Menghabiskan Waktu bersama orang yang berpenyakit Jantung. Anak-anak yang memiliki masalah jantung tidak boleh meninggalkan tempat tidur. Anggota klub remaja dapat membawa serpihan-serpihan kertas dan halhal menarik lain bagi anak-anak ini agar membantu mereka melewati waktu lebih cepat. 5. 6. yang mempunyai proyek pemeliharan dan penyelamatan lingkungan. Berikan tanga kepahaman penyelamatan lingkungan dan kepahaman ekology bai yang sudah mengikuri kegiatan ini. Perbaikan tempat-tempat bersejarah. Banyak kelompok masyarakat , khususnya organisasi yang kecil, tertarik jika ada orang-orang muda yang bersedia menolong memperbaiki tempat bersejarah mereka . Hubungilah kantor benda bersejarah setempat. Kotak-Kotak bunga. Hal ini akan menjadi tambahan yang menarik bahkan untuk jalan-jalan kota yang suram. Klub remaja harus meneliti kebutuhan-kebutuhan masyarakat demi keindahan dari lokasi yang tidak menarik dengan pohon-pohon, bunga-bunga, semak-semak. Klub remaja dapat menyediakan tenaga kerja, dan kota menyumbangkan dananya. Kotak-Kotak sampah mobil. Proyek yang mudah dan prastis untuk setiap hari pada saat klub harus berada di dalam ruangan adalah membuat kotak-kotak sampah yang dapat digunakan di mobil-mobil. Ini dapat dibuat dari kertas atau kain dan dicap atau distensil dengan nama klub pathfinder untuk di sebarkan di toko-toko, di bank, dsb. Rak-rak buku literatur. Ini dapat ditempatkan di tempat potong rambut, tempat laundry, dan hotel-hotel, menyediakan buku-buku yang baik untuk kesehatan, obat-obatan, agama, dan untuk masyarakat. Bersambung... 5. Pusat Perawatan. Membantu di pusat perawatan menyediakan satu jalan keluar bagi pelayanan masyarakat, khususnya yang disesuaikan dengan masamasa liburan, ketika remaja mempunyai banyak waktu yang tersedia. MENOLONG MEMPERBAIKI LINGKUNGAN MASYARAKAT 1. Sampah kaleng-kaleng. Kumpulkan lima galon kaleng atau jenis yang lain dari kointaner yang tersedia untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan di tempat-tempat umum seperti taman-taman, ujung-ujung jalan, lahan sekolah, dsb. (Check dengan departemen perbaikan kota setempat untuk informasi mengenai satu solusi untuk pembersihan kaleng, membantu dalam penempatan, dsb) Kaleng-kaleng ini dapat di gantung secara menarik atau ditempatkan di area dimana pembuangan yang tepat akan dijamin. Dengan beberapa pandu-pandu disekitarnya . 2. Memperbaiki Sisi Jalan. Ini adalah satu proyek yang baik di permulaan musim hujan bagi satu grup pathfinder yang penuh semangat. Ada banyak organisasi Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 15 EDISI 111 - 9 Desember 2010 UMAT yang Memiliki PENGHARAPAN Siandra Hadikusumo (ibu Supono Hadikusumo) anggota GMAHK Jemaat Ekklesia Surabaya Baru saja kita semua sebagai Umat Masehi Advent Hari Ketujuh mengikuti Bacaan Minggu Sembahyang dengan mengambil tema :UMAT PENGHARAPAN. Dan ayat yang menjadi latar belakang dari Khotbah-khotbah yang disampaikan dalam minggu sembahyang itu adalah : 2 Petrus 3:10-14 ---Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.3:11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Banyak orang mengejar kebahagiaan dengan banyak cara entah melalui harta benda, keadaan bahkan melalui manusia, tetapi kebahagiaan itu tidak kita dapatkan melainkan kekecewaan .Kutipan ini sangat menguatkan saya secara pribadi , karena disinilah saya benar benar mendapatkan kebahagiaan sejati itu, yaitu melalui pengalaman saya ini. Di Sumber Wekas (tempat perkabaran Advent pertama di P.Jawa ) dibelakang gedung gereja, tinggal seorang nenek yang buta. Dia hidup sebatang kara. Saya mengenalnya Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry sewaktu saya pertama menjadi Umat Tuhan tahun 1979. Saya sangat terkesan dengan ibu ini ( karena waktu itu masih kuat ) dia tidak bermalas-malasan walau buta, dia mencari nafkah kehidupan sendiri dengan banyak cara. Dia menjadi buruh upah menumbuk jagung, dia menanam sayur-sayuran dan buah buahan dibelakang tempat dia tinggal. Bahkan dia bisa memasak makanannya sendiri. Karena saya menjadi pemimpin Dorkas di jemaat saya, maka saya selalu mengirimkan kepadanya kebutuhan–kebutuhan makanan ( beras, gula, susu ,kacang ijo ) setiap bulan dan setiap akhir tahun saya selalu mengirimkan baju kepadanya. Sehingga dia sangat mengenal saya dengan baik. Hubungan ini berjalan dengan baik, sampai saya memiliki anak anak. Menjadi kesukaan saya, kalau saya datang, dan ibu ini mendengar suara saya ... oh dia sangat senang, dia bernyanyi dengan bahasa daerah ( bahasa Jawa ) yang intinya dia bersyukur menjadi umat Tuhan , karena ada pengharapan baginya, walau dia sekarang buta, tetapi nanti disurga dia 16 EDISI 111 - 9 Desember 2010 akan melihat, melihat Yesus yang selalu memelihara dia dan dia bisa melihat saya dan keluarga saya. Setelah dia menyanyi dia akan mengajak saya dan keluarga saya berdoa.... doa yang sangat sederhana, tetapi satu pengharapan ada didalamnya.... Dia mendoakan kami sekeluarga, pertumbuhan anak anak kami, kesehatan kami bahkan rejeki dalam setiap usaha pekerjaan kami. Kerinduaan dia .... kita semua masuk surga dan akan melihat satu dengan yang lain. Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, ibu ini sudah semakin tua dan menjadi seorang nenek tua yang buta..... 1 Nopember 2010 yang lalu sementara diadakan perkemahan gabungan se Konferens Jawa Kawasan Timur sekaligus perpisahan dengan ketua Uni Indonesia Kawasan Barat pdt J.Lubis, maka saya sempatkan menengok nenek ini dengan membawa makanan berupa buah dan roti /cokies. Sewaktu saya memanggil namanya... dia mendengar tetapi dia sudah tidak berdaya lagi ... dia tertidur diatas bale tempat tidurnya.... tetapi rasa sukacita itu tetap ada ..... walau tidak berdaya... dia masih mengucapkan kata kata Syukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih menjaga dan memelihara dia .... bahkan sewaktu dia memakan buah yang saya berikan.... dia mengatakan kepada saya.... luar biasa enak baru kali ini saya merasakan ..... dan yang membuat hati saya terharu.... dia memegang tangan saya ... dan menanyakan seluruh anggota keluarga saya.... suami saya dimana, apa dia sehat ? ... anak anak saya .... bagaimana sekolahnya...cucu cucu saya.... dan saya katakan semuanya puji Tuhan dalam keadaan sehat . Lalu dia katakan... saya tetap berdoa untuk kamu semoga Tuhan tetap memberikan kepadamu kekuatan dan kesehatan..... Saya meninggalkan dia sambil menitikkan air mata... hati saya sangat bahagia.... doa seorang ibu tua yang buta dan tak berdaya dilayangkan untuk saya.... karena kasihnya kepada saya ....dia punya pengharapan... walau di dunia buta, tapi di surga nanti dia akan melihat orang orang yang sudah memperhatikan dia..... Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry Pengalaman ini saya sampaikan, agar didalam kehidupan kita yang disibukkan dengan segala urusan duniawi..... kita perlu memiliki hati yang dimiliki oleh seorang ibu tua yang buta dan sebatang kara , mensyukuri setiap apa yang dihadapi dan tidak pernah lupa mendoakan orang lain yang peduli kepadanya dan juga ia memiliki pengharapan yang luar biasa...... buta di dunia bukan masalah, yang penting di surga dia akan melihat. Bagi saya dia memiliki hati yang tidak buta... tidak pernah mengeluh dan bertanya kepada Tuhan mengapa dia harus hidup seperti itu, tetapi di mulutnya selalu keluar kata kata Pujian dan Ucapan syukur serta Pengharapan...sehingga ini memberi saya satu motivasi.... apapun keadaan kita hidup , kalau di hati kita ada CINTA YESUS ..... kita akan memiliki hati yang damai dan bahagia ..... ”Kebahagiaan sejati itu lebih dari sekedar perasaan senang yang cepat berlalu. Kebahagiaan sejati adalah satu perasaan puas dan sukacita yang bertahan lama,karena mengetahui dengan pasti bahwa nasib kita berakar pada Dia yang lebih besar daripada diri kita sendiri.”*** 17 EDISI 111 - 9 Desember 2010 PROFIL PDT. ALBERT SAROINSONG Sekali bertemu dengan Pendeta yang berasal dari Watulaney Tondano pasti langsung akrab. Betapa tidak, Pdt. Albert Saroinsong yang lahir tanggal 25 October 1962 adalah seorang yang berpembawaan riang serta sangat ramah. Pendeta “Abe” begitu terkadang beliau disapa adalah sosok yang mudah bergaul dan begitu bersemangat dalam pelayanan. Pendeta yang pernah melayani wilayah Sonder di konfrens Minahasa Selatan sebelum dipanggil untuk melayani di Jawa Timur inipun sangat dikenal dengan gaya berkhotbahnya yang penuh semangat. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Klabat jurusan Filsafat Pdt. Saroinsong lalu bertugas diberbagai jemaat di Minahasa. Beliau pula mempunyai latar belakang guru ketika ketika berusaha mendapatkan tambahan biaya pendidikan di fakultas filsafat. Kemudian melayani pekerjaan Tuhan di Konferens Jawa Timur sebagai pendeta di berbagai Jemaat. Pelayanan yang baik di jemaat membawa beliau kepada tugas yang lebih luas di kantor Konferens dalam posisi Direktur yang kemudian mendapat tanggung jawab besar sebagai Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur. Menikah dengan Renny Nonce Londah mereka dikaruniai 3 orang anak yaitu Christian Anton Saroinsong, Ryan Stevan Saroinsong dan Cindy Amelia Saroinsong. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 18 EDISI 111 - 9 Desember 2010 Lintas Berita Afrika LA PALLISSE: LIFE AT THE RURAL RWANDA Oleh : Stanny Nangoy L a Pallise dalam bahasa Prancis artinya sungai. Selama berada di Kigali, Rwanda saya tinggal di hotel La Pallise, fasilitas untuk para dosen yang datang mengajar di program master UEAB di Rwanda. Hotel ini sebenarnya berada di bukit di daerah lembah La Pallise area luar kota Kigali yang subur dan merupakan lahan pertanian rakyat yang asri dan indah. Satu pagi saya mengambil keputusan untuk menjelajah lembah ini dan mengamati bagaimana kehidupan pagi hari dimulai di daerah ini. Dengan membawa kamera digital saya meninggal hotel ketika matahari baru mulai muncul di ufuk Timur dan merekam kegiatan dan kehidupan penduduk di lembah ini. Yang pertama saya temui adalah rombongan para ibu yang menggendong bayi turun menuju ladang pertanian mereka. Saya mencoba berkomunikasi dengan mereka, tapi karena masalah bahasa yang bisa dilakukan hanyalah bahasa isyarat dan senyum, namun mereka dengan senang berpose untuk difoto. Rombongan berikutnya adalah rombongan anak anak sekolah yang menyeberang kali tsb. dan naik menuju jalan raya ke arah sekolah di bukit jalan yang menuju airport. Beberapa petani yang sudah berada di ladang mereka, berhenti mencangkul dan memberi isyarat minta untuk di foto. Hasilnya adalah foto foto yang tertera di atas. La Pallise ternyata bukan sungai, tapi hanya berupa got atau selokan. Mungkin dahulu kala got ini adalah sebuah sungai, namun erosi dan sedimentasi menyebabkan sungai tsb. mengecil karena sumber airnya terus berkurang sesuai dengan berkurangnya pohon dan bertambahnya perumahan penduduk. Foto foto yang saya ambil pagi itu menggambarkan kehidupan yang aman, nyaman dan damai. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 19