BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja. Manusia sebagai mahluk sosial di dalam memenuhi kebutuhan yang merupakan bagian dari tujuan hidupnya adalah dengan cara bekerja. Menurut Panji Anggoro dan Wiwik Widiyanti (1990:31) kerja adalah aktivitas dasar dan dijadikan bagian essential dari kehidupan manusia dan memberikan status mengikat seorang individu lain serta masyarakat kerja merupakan aktivitas sosial yang memberikan isi dan makna pada kehidupan. Orang-orang memasuki organisasi tentunya sesuai dengan keinginannya untuk mencapai cita-cita yang tidak dapat dicapainya secara sendiri. Untuk itu, diperlukan peranan komunikasi organisasi dalam mempermudah individu berkomunikasi dan berintekrasi dengan individu lain untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Melalui komunikasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan–tujuan tersebut maka dibutuhkan kerjasama yang baik di antara sumber daya yang terdapat dalam organisasi. Salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi adalah karyawan. Karyawan merupakan salah satu anggota organisasi 1 Universitas Sumatera Utara yang dapat menentukan keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuantujuannya. Tanpa adanya dukungan yang baik dari para karyawan maka organisasi akan sulit dalam mencapai tujuan-tujuannya. Karyawan dapat berkerja dengan baik apabila didalam organisasinya terdapat bentuk hubungan dan komunikasi yang baik antara perusahaan yang diwakili oleh pihak manajemen dan para karyawan sebagai bawahannya. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana menyampaikan informasi dan menerima informasi merupakan hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam komunikasi organisasi, aliran informasi merupakan proses yang rumit, karena melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi. Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama karyawan. Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi. Hubungan komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu disebut dengan pola komunikasi dalam struktur organisasi. Pola komunikasi dalam struktur organisasi merupakan bentuk interaksi pertukaran pesan antar anggota organisasi, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal. Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. 2 Universitas Sumatera Utara Menurut McNamara, keterampilan mengelola rapat merupakan perjalanan menuju komunikasi yang efektif yang merupakan salah satu prinsip-prinsip pokok komunikasi informal organisasi. Pertemuan-pertemuan dianas yang melibatkan pada staff dan pegawai, baik itu yang diselenggarakan di markas besar maupun di kantor-kantor cabang, dan juga konfrensi tingkat nasional, merupakan acara berkumpul yang bermanfaat untuk menggalang kebersamaan dan keakraban, sekaligus untuk menciptakan hubungan yang baik antara pihak manajemen dengan para pegawai. Dalam acara-acara tersebut, berlangsung suatu bentuk pola komunikasi organisasi yang paling efisien, yakni komunikasi tatap muka. Salah satu bentuk aktivitas komunikasi yang dapat mempertemukan antara karyawan dengan atasannya adalah kegiatan regular meeting yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan regular meeting adalah salah satu bentuk dari aktivitas pola komunikasi organisasi yang dilakukan perusahaan untuk membentuk iklim komunikasi yang positif dengan memelihara hubungan yang harmonis antara perusahaan atau pihak manajemen dengan para karyawannya. Pelaksanaan regular meeting dalam suatu organisasi merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya manusia dan lain sebagainya demi pencapaian tujuan organisasi. Kemudian, pada akhirnya hal tersebut bermuara pada peningkatan produktivitas perusahaan baik dilihat secara kuantitas maupun kualitas, bentuk produk-produk barang atau pemberian jasa yang ditawarkan kepada publik sasarannya (konsumen dan customer). 3 Universitas Sumatera Utara Pencapain produktivitas itu bukan hanya merupakan hasil kerja keras dari pihak pekerjanya, tetapi juga berkaitan dengan hasil motivasi dan prestasi para pekerja yang bersedia untuk bekerja dengan penuh semangat, memiliki kebanggaan, berdisiplin tinggi, serta mampu mencapai standar kerja yang efisien dan efektif dalam hal pengeluaran tenaga, biaya, waktu dalam berproduksi. Pola komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri banyak dipengaruhi oleh kegiatan dan fungsi public relation. Dalam fungsi public relations terdapat berbagai macam bentuk hubungan yang dapat dilakukan. Diantaranya yang umum dilakukan adalah, community relations, government relations, consumer relations, investor relations, media relations dan employee relations. Semua bentuk hubungan-hubungan tersebut diatur oleh public relations, dengan tujuan untuk mencapai pengertian publik (public understanding), kepercayaan publik (public confidence), dukungan public (public support), dan kerjasama publik (public cooperation). (S.K. Bonar, 1993:55) Di dalam sebuah organisasi salah satu bentuk hubungan dalam public relations yang mengatur hubungan antara perusahaan dan para karyawannya adalah employee relations. Dengan kata lain employee relations adalah bentuk hubungan yang dilakukan untuk menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannya dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Employee relations juga bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding), kerjasama (relationship) serta motivasi diantara pihak manajemen dengan para karyawannya. 4 Universitas Sumatera Utara Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, hubungan publik internal tersebut sama pentingnya dengan masyarakat eksternal, karena kedua bentuk hubungan masyarakat tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan saling terkait erat satu sama lainnya (Ruslan, 2003:222). Komunikasi ke dalam melalui employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif, yaitu dimana karyawan merasa mendapatkan perlakuan yang adil, ketengan bekerja, perasaan diakui, mendapatkan penghargaan atas hasil kerja dan sebagai penyalur perasaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of belonging). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, bahwa pola komunikasi dalam organisasi pada aktivitas regular meeting bertujuan untuk mencipatakan iklim komunikasi yang dapat membantu mencapai tujuan perusahaan, yaitu iklim komunikasi yang dapat berkembang dengan baik, iklim komunikasi yang dapat meningkatkan saling keterbukaan dan hubungan baik antara pihak manajemen dengan setiap karyawan, iklim komunikasi yang berorientasi pada kepentingan karyawan, dan dapat membangkitkan minat, semangat kerja, produktivitas kerja, motivasi yang mengarahkan pada hubungan karyawan (employee relations) yang positif. Dalam penelitian ini penulis memilih SPEKTRA (Sumber Pembiayaan Elektronik Astra) Medan sebagai objek penelitian. Alasan-alasan penulis dalam memilih SPEKTRA Medan sebagai objek penelitian adalah, karena SPEKTRA Medan adalah grup perusahaan PT. Astra International Tbk yang secara gencar 5 Universitas Sumatera Utara melakukan aktivitas regular meeting dalam lingkungan organisasinya yang tujuannya untuk meningkatkan employee relations yang akan mengahasilkan pelayanan jasa dan produktivitas kerja karyawannya. Aktivitas regular meeting tersebut berlangsung secara rutin, setidaknya satu kali dalam setiap minggu. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini. Menurut pendapat dari beberapa karyawan melalui hasil wawancara dengan beberapa karyawan PT. FIF SPEKTRA Medan, menyatakan mengenai aktivitas regualar meeting yang selama ini dilakukan, mereka mengatakan bahwa regualar meeting yang rutin dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap hubungan karyawan (employee relations) dalam lingkungan komunikasi organisasi mereka. Karyawan menilai bahwa regular meeting merupakan media yang baik untuk menjalin hubungan baik antara sesama karyawan, atau atasan dengan bawahannya. Melalui regular meeting karyawan juga mendapatkan informasi-informasi penting mengenai pekerjaan ataupun mengenai kebijakankebijakan baru dari perusahaan. Disamping itu ada juga karyawan yang menyatakan, bahwa regular meeting yang dilakukan tidak terlalu memiliki dampak positif terhadap hubungan karyawan (employee relations) lingkungan komunikasi organisasi mereka. Kerena mereka menilai bahwa semua pesan-pesan yang disampaikan dalam regular meeting dapat disampaikan melalui media penyampaian lainnya seperti papan pengumuman, dan untuk berinteraksi antar sesama karyawan atau antara atasan dengan bawahan, dapat dilakukan setiap saat tanpa melalui kegiatan regualar meeting. 6 Universitas Sumatera Utara Bermula dari melayani pembiayaan leasing sepeda motor khusus sepeda motor HONDA di Indonesia, pada tahun 2007 memulai pembiayaan kredit elektronik untuk karyawan PT. Federal International Finance (PT. FIF) dan karyawan Affiliation Company Astra Group, seperti Astra Daihatsu, Astra Credit Company dan United Tractor. Melihat begitu besar permintaan dari target customer, PT. FIF yang selama ini dikenal sebagai salah satu perusahaan leasing yang hanya mempasilitasi pembiayaan perkreditan sepeda motor dalam Group Astra mulai merambah pembiayaan perkreditan produk-produk elektronik. Seiring dengan bergesernya waktu, terhitung Agustus 2007, banyak toko elektronik di kota Medan resmi menjadi rekanan PT. FIF dalam memfasilitasi pembiayaan kredit elektronik. Kali ini tidak saja untuk lingkungan karyawan, namun PT. FIF menyatakan resmi untuk pembiayaan produk-produk elektronik dan furniture. Peresmiannya sendiri dilaksanakan 1 November 2007 dengan mengusung nama SPEKTRA. Tidak terlepas dari reputasi baik yang dimiliki oleh PT. Federal International Finance sebagai suatu organisasi profit atas kualitas produk serta pelayanan jasanya, dan juga berdasarkan fenomena yang telah disebutkan di atas, sehingga penulis merasa perlu melakukan penelitian ini, dan memberikan jawaban atas fenomena tersebut. Adapun hipotesa dalam penelitian ini yaitu, dengan mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel dalam penelitian ini, yaitu Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dalam Employee Relations pada PT. FIF Cabang SPEKTRA Medan. 7 Universitas Sumatera Utara I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui adakah Hubungan antara Pola Komunikasi Organisasi pada aktivitas Regualar Meeting terhadap Employee Relations pada PT. FIF cabang SPEKTRA Medan. I.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dibatasi pada Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dalam aktivitas Regualar Meeting dengan Employee Relations pada PT. FIF cabang SPEKTRA Medan. 2. Objek penelitian ini adalah karyawan PT. FIF cabang SPEKTRA Medan. 3. Waktu penelitian dari September-Desember 2009 I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui sejauh mana Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dalam aktivitas Regular Meetiing terhadap Employee Relations pada PT. FIF cabang SPEKTRA Medan 8 Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui bentuk pola komunikasi organisasi yang terjadi dalam aktivitas regular meeting pada PT. FIF cabang SPEKTRA Medan I.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian, yaitu: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai kajian komunikasi organisasi sebagai salah satu kajian dalam ilmu komunikasi 2. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi akademis dalam ilmu komunikasi bidang studi komunikasi organisasi, khususnya mengenai Pola Komunikasi Organisasi dan Employee Relations. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi jajaran staf pimpinan dan karyawan PT. FIF cabang SPEKTRA Medan. I.5 Kerangka Teori Menurut (Singarimbun, 2006:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi, dan posisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan hubungan antara konsep. Dengan adanya kerangka konsep teori akan mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah penelitian. Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah : Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Pola Kominikasi Organisasi, Hubungan karyawan (Employee Relations). 9 Universitas Sumatera Utara I.5.1 Komunikasi Carl I. Hovland mendefenisikan ilmu komunikasi adalah proses dimana seorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan), (Efendy, 2002:48). Bernard Berelson dan Garry A dalam karyanya “Human Behavior” mendefenisikan komunikasi adalah penyampaina informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar-gambar bilangan, grafika dan sebagainya. Kegiatan atau proses penyampaian inilah yang biasa disebut komunikasi (Effendy, 2002:48). Disini dapat diartikan bahwa komunikasi untuk mengubah prilaku itulah yang menjadi objek studi komunikasi, yakni bagaimana caranya agar seseorang atau sejumlah orang berperilaku tertentu, melakukan kegiatan tertentu atau melakukan tindakan tertentu sesuai dengan yang diinginkan pelaku komunikasi. Harold Lasswell mengemukakan “bahwa cara yang paling tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan, siapa yang menyampaikan pesan, apa yang disampaikan, melalui salauran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2000:18). Everett M. Rogers mendefenisikan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud utnuk merubah tingkah laku mereka (Cangara, 2000:19). Dari defenisi-defenisi tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia saling pengaruh-mempengaruhi, satu sama lainnya, karena itu jika kita 10 Universitas Sumatera Utara berada dalam situasi berkomunikasi maka kita memiliki beberapa persamaan dengan orang lain seperti kesamaan bahasa yang digunakan. I.5.2 Komunikasi Organisasi Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyelia tidak dapat memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan komunikasi.(Keith Davis dan John W. Newstrom, 1993:151). Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi menurut Goldhaber didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-ubah (Muhammad, 1995:67). Komunikasi akan selalu terjadi dalam setiap kegiatan organisasi dengan tujuan untuk menciptakan saling pengertian dan kerjasama pada setiap anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubunganhubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace dan Faules, 2005: 32). Salah satu tantangan besar dalam 11 Universitas Sumatera Utara komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada aliran informasi. Tantangan dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk menjalankan dan mencapai tujuan tersebut maka dalam organisasi terdapat empat arah formal jaringan komunikasi dan satu arah informal dalam organisasi. 1. Pola komunikasi organisasi Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya, pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-beda. Untuk organisasi berskala kecil mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit sedangkan untuk perusahaan besar yang memiliki ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi yang tepat dalam suatu organisasi merupakan suatu keharusan. Terdapat dua macam jaringan komunikasi organisasi (Muhammad, 1995:102), yaitu : A. Jaringan Komunikasi Formal Dalam struktur garis, fungsional maupun matriks, nampak berbagai macam posisi atau kedudukan yang masing-masing sesuai batas dan tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi 12 Universitas Sumatera Utara dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari para manajer kepada karyawannya, pola transformasinya dapat berbentuk downward communication, upward communication, horizontal communication dan diagonal communication. Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari atasan ke bawahan, dimana umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang seseorang dalam suatu organisasi. ada lima tujuan pokok yaitu : 1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja 2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan 3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktik organisasional 4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan 5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi yang dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. Salah satu kelemahan jaringan komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan informasi atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan. Untuk komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan partisipasi bawahan dalam proses pengambilan keputusan akan sangat mebantu pencapaian tujuan organisasi. Sementara untuk mencapai keberhasilan komunikasi ke atas ini, para manajer harus memiliki rasa percaya kepada para bawahannya. Untuk komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Adapun tujuan jaringan komunikasi ini adalah untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberi informasi kepada bagian atau departemen yang 13 Universitas Sumatera Utara memiliki kedudukan sejajar. Kebanyakan manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan paratemanya yang berbeda departemen terutama apabila muncul masalah-masalah khusus dalam organisasi perusahaan. B. Jaringan Komunikasi Informal Dalam jaringan komunikasi informal orang-orang yang ada dalam suatu organisasi baik secara jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/ jabatan dapat berkomunikasi secara leluasa. Namun jenis komunikasi ini karena sifatnya yang umum, informasi yang diperoleh seringkali kurang akurat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena biasanya lebih bersifat pribadi atau bahkan sekadar desas-desus. Di dalam jaringan komunikasi informal ini, tentunya ada berbagai macam informasi yang mengalir. Namun ada dua tipe informasi yang paling utama atau paling sering menjadi pembicaraan utama dalam komunikasi informal dalam suatu organisasi, yakni: gosip dan rumor. Pola jaringan komunikasi informal sangat penting bagi organisasi namun bila proses pelaksanaannya tidak efektif bisa memberikan kerugian seperti dari sisi individual sering membuat frustasi atau menjengkelkan pihak tertentu khususnya tentang keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dimana banyak jalur yang harus dimasuki/ dilewati sebelum langsung ke pengambilan keputusan. Dari sisi perusahaan kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi dapat mengambarkan suatu kemungkinan munculnya kesalah pahaman. 14 Universitas Sumatera Utara I.5.3 Hubungan karyawan (Empolyee Relation) Kegiatan sebuah perusahaan untuk memelihara hubungan, khususnya antara pihak atasan dengan para karyawannya merupakan fungsi dari public relations. Hubungan ini dalam rangka kepengawaian secara formal. Employee relations/ public pegawai adalah salah satu internal public yang dijadikan salah satu sasaran dari kegiatan PR, di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka merupakan suatu potensi yang sangat berarti dalam organisasi, potensi yang mana dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya. Menurut Cultip dan Center (1982:290), pengertian publik internal atau dikenal dengan Employee relations, yaitu sekelompok orang bekerja (karyawan atau pegawai) di dalam suatu organisasi, instansi lembaga atau perusahaan. Karyawan atau pekerja merupakan asset yang cukup penting dalam perusahaan. Nyatanya karyawan itu sendiri terkait erat dengan status atau kedudukan yang saling berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, mempunyai perbedaan yang cukup mencolok. Misalnya dapat dilihat pada tingkatan kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji, usia dan lain sebagainya. Akan tetapi pada prinsipnya karyawan tersebut memiliki keinginan yang sama terhadap pihak pimpinan atau perusahaan yaitu: 1. Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam hal kesempatan berkarir dari perusahaan dan meraih prestasi kerja yang maksimal sesuai dengan kemampuan. 2. Iklim tempat bekerja yang kondusif dan penuh ketenangan 15 Universitas Sumatera Utara 3. Keinginan-keinginan atau perasaan diakui atau dihargai oleh perusahaan atau pimpinan. 4. Mendapatkan penghargaan atas hasil kerja dari perusahaan 5. Keinginan penyaluran perasaan, contohnya seperti penerbitan majalah atau lembaran stensilan yang berfungsi menjembatani hubungan batin antara pimpinan dengan bawahan.(Onong Uchjana Effendy, 1989:145). Karena perbedaan status dan kedudukan masing-masing tiap individu dalam suatu perusahaan itu dapat menimbulkan permasalahan komunikasi internal antara pihak manajemen dengan para karyawannya. Sementara dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam komunikasi internal pihak meanajemen harus membina hubungan yang baik dengan karyawan untuk membentuk iklim komunikasi organisasi yang positif. I.6 Kerangka Konsep Untuk mempermudah menyusun hipotesis dan sekaligus memberikan uraian yang terinci tentang materi yang dirumuskan dalam hipotesis, perlu disusun uraian-uraian yang disebut kerangka konsep. Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional merupakan uaraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai, dapat mengantar peneliti pada perumusan hipotesis. (Nawawi, 1995:33). Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independen Variabel) yang diwakili oleh X adalah Pola Komunikasi Organisasi. 16 Universitas Sumatera Utara 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) yang diwakili oleh Y adalah Employee Relations 3. Variabel Antara (Intervening Variabel) Variabel yang diwakili oleh Z adalah variabel yang menghubungkan variabel bebas dan terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responsen. Berdasarkan variabel-variabel yang telah ditetapkan diatas maka terbentuklah model teoritis atau desain penelitian sebagai berikut : Model Teoritis ± Variabel Bebas (X) Pola Komunikasi Organisasi Variabel Terikat (Y) Employee Relations Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden 17 Universitas Sumatera Utara I.7 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka konsep yang telah dijelaskan di atas, untuk lebih memudahkan operasionalisasi pemecahan maslah maka perlu dibuat operasionalisasi variabel, sebagai berikut : Variabel Teoritis Varabel Bebas (X) Pola Komunikasi Organisasi Variabel Terikat (Y) Employee Relations Variabel Operasional A. Jaringan Komunikasi Formal 1. Komunikasi ke Bawah a. Instruksi Kerja b. Rasional c. Informasi d. Balikan e. Ideologi 2. Komunikasi ke Atas a. Informasi tentang pekerjaan yang sudah ada b. Menawarkan saran dan ide c. Menyampaikan keluhan d. Keterbukaan hubungan 3. Komunikasi Horizontal a. Mengkoordinasikan tugas-tugas b. Saling berbagi informasi c. Memecahkan masalah d. Menyelesaikan konflik e. Menjamin pemahaman yang sama f. Membina hubungan interpersonal B. Jaringan Komunikasi informal a. Gossip b. Rumor 1. 2. 3. Variabel Antara (Z) 1. Karakteristik 2. Responden 3. 4. Tabel Operasional Variabel Saling pengertian (mutual understanding) Kerjasama (releationsip) Motivasi Usia Jenis kelamin Pendidikan Lama bekerja 18 Universitas Sumatera Utara I.8 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, dapat diketahui pengukuran suatu variabel. Dalam penelitian ini, defenisi operasionalnya adalah : 1. Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi. 2. Jaringan komunikasi formal adalah pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan leh hierarki resmi organisasi atau fungsi pekerjaan. Ada tiga bentuk utama, yaitu : komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. 3. Komunikasi ke bawah (downward communication) adalah arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. 4. Lima tipe komunikasi ke bawah, yaitu : a. Instruksi Kerja adalah pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. b. Rasional adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi. c. Informasi adalah pesan yang dimaksudkan untuk memperkenalkan bawhan dengan praktek-praktek organisasi, peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain. 19 Universitas Sumatera Utara d. Balikan yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya e. Ideologi adalah pesan yang bertujuan mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi. 5. Komunikasi ke atas (Upward Communication) adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. 6. Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. 7. Jaringan komunikasi informal yaitu bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin (Muhammad, 1995 : 124). 8. Employee Relations adalah adalah bentuk hubungan yang dilakukan untuk menciPT.akan komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannya dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Employee relations juga bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding), kerjasama (relationship) serta motivasi diantara pihak manajemen dengan para karyawannya. 9. Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain. 20 Universitas Sumatera Utara a. Usia adalah lama hidup responden b. Jenis kelamin adalah penggolongan responden menjadi dua golongan yaitu pria dan wanita. c. Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir dari seorang karyawan. d. Lama bekerja adalah lamanya seseorang sudah bekerja di sebuah perusahaan. I.9 Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai sesuatu yang keandalannya biasanya tidak diketahui, atau hal-hal yang oleh peneliti ingin didukung atau ditolak (Black & Dean, 2001:109) Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha : Terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting terhadap employee relations H0 : Tidak terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting terhadap Employee Relations 21 Universitas Sumatera Utara