bab i pendahuluan

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Selama satu dekade terakhir, perkembangan perbankan syariah di Indonesia
meningkat dengan sangat pesat. Sesuai data yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia, dari yang asalnya berjumlah 2 Bank Umum Syariah (BUS), 3 Unit Usaha
Syariah (UUS), dan 79 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) pada tahun 2000,
saat ini jumlahnya sangat meningkat menjadi 11 BUS, 23 UUS dan 150 BPRS di
tahun 2010. Peningkatan tersebut tentunya membawa pengaruh bagi perekonomian
Indonesia yang terbukti mampu bertahan dari krisis global setelah adanya
perkembangan industri keuangan syariah di tanah air.
Hadirnya perbankan syariah tersebut tentunya akan memberikan pengaruh
tersendiri sebagai salah satu alternatif bagi masyarakat Indonesia untuk menitipkan
dana yang dimilikinya dan menggunakan berbagai produk yang ditawarkan oleh bank
syariah. Produk perbankan syariah yang mengacu pada Al-Quran dan hadits tentunya
membawa ketenangan tersendiri bagi masyarakat. Di samping itu, kemampuan bank
syariah dalam mengelola dana yang dimilikinya yang semakin meningkat juga
menjadi daya tarik tersendiri untuk mempertahankan serta meningkatkan kepercayaan
nasabah terhadap industri ini.
Salah satu produk yang menjadi unggulan dari perbankan syariah ialah produk
pembiayaannya. Produk pembiayaan ini berbeda dengan kredit yang diberikan oleh
bank konvensional yang masih menggunakan sistem bunga. Produk pembiayaan yang
ditawarkan oleh bank syariah terdiri dari 3 jenis yaitu pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil, prinsip jual beli, dan prinsip sewa menyewa. Ketiga jenis pembiayaan
tersebut menggunakan akad yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan
nasabah.
Dari banyaknya jenis dan akad pembiayaan yang ditawarkan oleh bank
syariah, porsi pembiayaan yang dominan diberikan ialah pembiayaan dengan prinsip
jual beli, khususnya melalui akad murabahah yaitu perjanjian jual-beli antara bank
dan nasabah di mana Bank Syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah
dan kemudian
menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga
ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara pihak bank
perolehan
dengan nasabah (Muhammad, 2005). Hal ini tentunya bertolak belakang dengan
prinsip dari bank syariah itu sendiri yang mengutamakan prinsip bagi hasil. Selama 5
tahun terakhir, pembiayaan murabahah masih mendominasi produk pembiayaan ini.
Pembiayaan bagi hasil sendiri yang pada awalnya lebih banyak menggunakan
mudharabah daripada musyarakah, pada tahun 2008 mulai bertukar porsinya
sehingga sampai saat ini porsi pembiayaan musyarakah lebih banyak dibandingkan
dengan pembiayaan mudharabah meskipun jumlah keduanya masih belum mampu
menyaingi jumlah pembiayaan murabahah.
40.000.000
30.000.000
Musyarakah
20.000.000
Mudharabah
10.000.000
Murabahah
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Gambar 1.1
Perbandingan Alokasi Pembiayaan Bagi Hasil dengan Jual Beli Murabahah
sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah BI diolah kembali
Kondisi tersebut merupakan suatu hal yang perlu dicermati karena prinsip
utama dari perbankan syariah itu terletak pada bagi hasilnya. Pembiayaan bagi hasil
sendiri memiliki peran yang cukup berpengaruh dalam peningkatan sektor riil.
Hakiem (2007) menyatakan bahwa mudharabah dan musyarakah memiliki korelasi
positif dengan pertumbuhan sektor riil. Dari tulisannya disimpulkan bahwa bank
syariah perlu menggarap sektor riil secara lebih optimal dan matang melalui
pembiayaan berdasarkan skema musyarakah/mudharabah. Dengan demikian, bank
syariah dapat berperan lebih signifikan di dalam upaya mengatasi permasalahan
ekonomi Indonesia.
Mengenai peran tersebut, Widyaningsih (2006) –dalam bukunya yang
berjudul “Bank dan Asuransi”- menggambarkan suatu skema yang dapat melihat
keterkaitan antara peran operasional bank syariah terhadap upaya pembangunan
bangsa. Ia menyatakan bahwa tujuan umum dari meningkatkan kesejahteraan
masyarakat itu terdiri dari dua bagian yaitu kesejahteraan spiritual yang dapat dilihat
dari produk perbankan syariah yang menjauhi praktik riba, gharar, dan maisir, serta
semua perilaku yang tidak islami dan kesejahteraan materiil yang dinyatakan dengan
adanya penciptaan stabilitas ekonomi, penciptaan pertumbuhan lapangan kerja, dan
penciptaan pemerataan pendapatan. Kesejahteraan materiil itu dapat dicapai dengan
adanya penyaluran dana. Dari keempat indikator tersebut, peran perbankan syariah
secara langsung dapat diamati melalui perannya dalam penciptaan pertumbuhan
lapangan kerja. Hal ini berkaitan dengan pemberian pembiayaan bank syariah
terhadap kegiatan ekonomi sektor riil. Pemberian pembiayaan tersebut dapat
berfungsi sebagai tambahan modal kerja bagi para pelaku industri yang nantinya
mampu meningkatkan nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan dalam berbagai
sektor ekonomi yang tercantum dalam Produk Domestik Bruto. Nilai tersebut dapat
digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga dapat dilihat
pula seberapa besar peran perbankan syariah dalam meningkatkan nilai tersebut.
Di samping itu, dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi pada
masing-masing sektor ekonomi yang dibiayai oleh perbankan syariah, secara tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap peningkatan tenaga kerja Indonesia. Hal ini
disebabkan karena adanya produksi yang meningkat sehingga membutuhkan input
tenaga kerja -sebagai salah satu faktor produksi- yang lebih banyak agar mampu
memenuhi kebutuhan tersebut. Tidak hanya itu, pemberian pembiayaan kepada usaha
tertentu dalam suatu sektor industri secara tidak langsung mampu menciptakan suatu
lapangan usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja dengan jumlah tertentu.
Kondisi ini juga akan menjadi salah satu penyebab yang akan meningkatkan
perekonomian Indonesia. Peningkatan jumlah tenaga kerja yang diserap tersebut akan
mengurangi tingkat penggangguran Indonesia yang saat ini masih cukup tinggi
BPS menyatakan bahwa pada Februari 2010, jumlah penduduk yang bekerja
nilainya.
baru mencapai
107,41 juta jiwa dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia. Hal itu
berarti jumlah penduduk yang bekerja baru sekitar 45,86% dari jumlah penduduk
Indonesia. Dengan adanya penyerapan tenaga kerja, maka tingkat pengangguran
tersebut dapat berkurang dan dapat mengurangi tingkat kemiskinan karena adanya
penghasilan yang didapatkan oleh tenaga kerja tersebut untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Oleh karena itu, perbankan syariah memiliki potensi yang cukup besar untuk
membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran khususnya melalui
pembiayaan bagi hasil yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan sektor riil
Indonesia sehingga diperlukan suatu penelitian yang dapat menilai sejauh mana peran
perbankan syariah, khususnya melalui program pembiayaannya, dalam meningkatkan
penyerapan tenaga kerja di sektor riil. Hal ini juga menjadi sasaran utama dari adanya
perbankan syariah sesuai dengan tujuan perbankan syariah itu sendiri.
Atas dasar itulah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
pada Sektor Ekonomi di Indonesia”
1.2
Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1
Rumusan Masalah
Sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2008, bank syariah memiliki
tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan sosial.
Salah
satu
indikator
dari
pemerataan
kesejahteraan
sosial
adalah
meningkatnya tenaga kerja yang dapat menjadi salah satu faktor peningkatan
sektor ekonomi yang tercermin dalam Produk Domestik Bruto.
Bank syariah sendiri memiliki beberapa produk yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu produk yang memiliki ciri khas
dari bank syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil adalah pembiayaan
dengan akad mudharabah dan musyarakah. Namun, kedua produk tersebut
belum dapat memberikan kontribusi lebih dalam pencapaian tujuan bank
syariah karena produk jual beli masih mendominasi.
Dari kondisi tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang ingin
diteliti oleh penulis. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pembiayaan bagi hasil bank syariah terhadap
peningkatan kinerja sektor ekonomi Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh pembiayaan bagi hasil bank syariah terhadap
peningkatan tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi?
3. Bagaimana pengaruh kinerja sektor ekonomi dalam peningkatan
tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi Indonesia?
1.2.2
Batasan Masalah
Data pembiayaan bank syariah yang akan diteliti berfokus pada
pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang menjadi tujuan utama dari Bank
Indonesia, yaitu pembiayaan yang menggunakan akad mudharabah dan musyarakah.
Data tenaga kerja yang akan digunakan merupakan jumlah keseluruhan
tenaga kerja yang berada pada masing-masing sektor ekonomi yang dibiayai oleh
bank syariah sesuai dengan data yang dipublikasikan dari Badan Pusat Statistik
(BPS).
Sektor ekonomi yang akan diteliti terdiri dari 9 sektor, yaitu :
a.
Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan
b.
Sektor pertambangan dan penggalian
c.
Sektor industri pengolahan
d.
Sektor listrik, gas, dan air bersih
e.
Sektor konstruksi
f.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran
g.
Sektor pengangkutan dan komunikasi
h.
Sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan
i.
Sektor jasa – jasa lainnya
Keseluruhan
data-data
yang
diteliti
tersebut
terbatas
pada
perkembangan selama 5 tahun terakhir.
1.3
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diduga terdapat pengaruh pembiayaan bagi hasil bank syariah terhadap
peningkatan kinerja sektor ekonomi di Indonesia
2. Diduga terdapat pengaruh pembiayaan bagi hasil bank syariah terhadap
peningkatan tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi
3. Diduga terdapat pengaruh kinerja sektor ekonomi dalam peningkatan
tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi di Indonesia
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bagi hasil bank syariah
terhadap peningkatan kinerja sektor ekonomi Indonesia
2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bagi hasil bank syariah
terhadap penyerapan tenaga kerja pada masing – masing sektor
ekonomi
3.
Untuk mengetahui pengaruh kinerja sektor ekonomi dalam
penyerapan tenaga kerja pada masing - masing sektor ekonomi
1.4.2
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat meningkatkan wawasan pengetahuan yang
berkaitan dengan penerapan teori mengenai bank syariah dan
ekonomi serta dapat meningkatkan kemampuan untuk memberikan
solusi terhadap permasalahan yang terjadi di bidang keuangan dan
ekonomi syariah
2. Bagi akademisi
Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan informasi
untuk penyusunan karya ilmiah baik yang berhubungan dengan
tugas akademik maupun untuk mengikuti lomba-lomba mengenai
keuangan dan ekonomi syariah
3. Bagi industri
Penelitian ini dapat memperlihatkan peran bank syariah dalam
meningkatkan kinerja sektor – sektor ekonomi melalui produk
pembiayaannya
sehingga
dapat
mempengaruhi
keputusan
pimpinan industri untuk meningkatkan pembiayaan melalui bank
syariah
4. Bagi perbankan syariah
Penelitian ini dapat memberi gambaran mengenai peran bank
syariah dalam membangun perekonomian bangsa melalui produkproduk yang ditawarkannya terutama dari produk pembiayaan.
Selain itu, bank syariah juga dapat mempertimbangkan sektor-
tersebut agar tepat sasaran.
5. Bagi pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai peran bank
sektor ekonomi yang akan didanai dari produk pembiayaannya
syariah dalam meningkatkan perekonomian negara sehingga dapat
meningkatkan dukungan pemerintah dalam meningkatkan industri
keuangan syariah agar tujuan dari bank syariah itu sendiri dapat
terwujud dengan baik.
Download