L A P O R A N SINGKAT APPCED -----------------------------------------------------------------------Sidang Umum ke-14 Asia-Pacific Parliamentarians Conference on Environment and Development (APPCED) telah berlangsung pada tanggal 17–19 November 2009, di Koror, Palau. Sidang dihadiri oleh 8 parlemen dari 46 parlemen anggota APPCED. Adapun anggota delegasi adalah sebagai berikut: 1. Sdr. Adang Daradjatun/FPKS 2. Sdr. Okky Asokawati/FPPP 3. Sdr. Cecep Syarifuddin/FPKB Ketua Delegasi Anggota Delegasi Anggota Delegasi Tema sidang yaitu: Climate Change and Alternative Energy Development dengan 3 (tiga) Sub Tema antara lain: 1. Short-Term Economic Impact of Traditional Energy Choices 2. Long-term Impact of Climate Change on Environmental and Economic Security 3. Economic Opportunities in Investing in Alternative Energy Masing-masing sub tema dipresentasikan oleh expert dan dilakukan tanya jawab. Sidang Executive Committee menetapkan Mr. Hwang Woo Yea, Korea Selatan, sebagai President APPCED yang baru menggantikan Mr. Won Hye Young (Korea Selatan). Mr. Bryon Wilfert terpilih kembali sebagai the First Vice President APPCED dan Mr. James Dawos Mamit (Malaysia) sebagai the Second Vice President APPCED. Sedangkan Sekretaris APPCED terpilih Mr. Makin Marcus Mojigoh (Malaysia). Terpilihnya Malaysia sebagai Second Vice President terkait dengan Malaysia akan menjadi tuan rumah penyelenggara Sidang Umum ke-15 APPCED yang akan dilaksanakan di Kuala Lumpur. Tanggal penyelenggaraan akan ditentukan kemudian. Sidang secara resmi dibuka oleh Presiden Palau, Johnson Toribiong. Dalam pidato pembukaannya, Presiden Toribiong menyampaikan bahwa Palau dan negara-negara Asia Pasifik lainnya sangat rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim antara lain pemanasan global dan naiknya permukaan air laut. Diakui bahwa global warming dan naiknya permukaan air laut tidak pandang bulu. Akan berdampak pada semua lapisan kehidupan umat manusia. Perubahan iklim tidak mengenal batas-batas nasional. Pada kesempatan penyampaian Country Report, Delegasi DPR-RI menyampaikan bahwa perubahan iklim tetap merupakan masalah penting yang memerlukan aksi terpadu dari semua bangsa dan negara. Dalam kerangka tekad mengurangi dampak perubahan iklim, Indonesia mengajak semua pihak untuk mendukung keputusan atau kebijakan PBB seperti meratifikasi UNFCCC dan Kyoto Protocol termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission). Dalam hal ini, Indonesia telah mengeluarkan National Action Plan in Addressing Climate Change. Ada tiga langkah yang perlu dilakukan antara lain program diversifikasi energi, konservasi energi dan clean technology seperti carbon capture and storage. Selain itu, disampaikan bahwa DPR-RI turut aktif dengan mengundangkan berbagai perundangundangan seperti Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Terakhir, DPR-RI mnegesahkan Undang-undang no 32/ 2009 tentang Perlindungan dan Manajemen Lingkungan. Delegasi menyampaikan bahwa untuk mendukung kebijakan terhadap perubahan iklim, pemerintah Indonesia telah mengembangkan 2 sumber utama energi alternatif yaitu bio-fuel dan geotermal. 1 Indonesia merupakan negara terbesar yang memiliki potensi geotermal. Dalam kerangka ini, DPRRI telah membuat undang-undang tentang geotermal tahun 2003 dan Undang-undang tentang Geothermal Business Activities tahun 2007. Dalam Drafting Committee, Delegasi Indonesia berhasil memasukkan Manado Ocean Declaration dalam konsideran Deklarasi Palau. Delegasi menyampaikan bahwa pada 11-14 Mei 2009 telah diselenggarakan World Ocean Conference (WOC) di Manado, Indonesia. Konferensi ini telah mengesahkan Manado Ocean Declaration yang utamanya menyoroti dampak perubahan iklim terhadap kondisi laut dan perlunya pencapaian konservasi jangka panjang, manajemen dan penggunaan sumber daya laut dan habitat laut secara berkesinambungan. Dalam Deklarasi Palau, Sidang memutuskan antara lain: 1) menekankan pentingnya langkah-langkah atau aksi perubahan iklim terhadap perlindungan kehidupan umat manusia dan pengembangan energi alternatif. 2) mengingatkan agar semua pihak dapat melakukan perjanjian-perjanjian internasional yang telah disepakati bersama untuk melestarikan lingkungan. 3) Sebagai negara-negara yang terletak di kawasan Asia Pasifik, negara-negara pulau, Sidang mengakui bahwa perubahan iklim akan mengancam kawasan dengan naiknya permukaan air laut. 4) mengakui bahwa pengembangan alternatif energi merupakan katalis terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Untuk menjaga kontinuitas, maka anggota delegasi yang sudah atau pernah mengikuti sidang APPCED dapat diikutsertakan pada sidang-sidang APPCED mendatang. Untuk lebih berperan dalam APPCED, DPR-RI dapat mengusulkan untuk menjadi calon tuan rumah penyelenggara Sidang Umum APPCED di tahun-tahun mendatang. 2