analisa rasio keuangan bmt

advertisement
ANALISA RASIO KEUANGAN
BMT “ANDA” SALATIGA
TUGAS AKHIR
Oleh :
LAILA MA’RUF
NIM : 201 07 011
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
ANALISA RASIO KEUANGAN
BMT “ANDA” SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun oleh :
LAILA MA’RUF
NIM : 201 07 011
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar
Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan
seperlunya, maka tugas akhir saudari :
Nama
: Laila Ma’ruf
NIM
: 20107011
Judul
: Analisa Rasio Keuangan BMT “ANDA” Salatiga
Dapat diajukan dalam siding munaqasah. Demikian untuk menjadi periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Nafis Irkhami, M.Ag
NIP. 19731026 200312 1 002
iii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ANALISA RASIO KEUANGAN BMT ANDA SALATIGA
Laila Ma’ruf
NIM. 20107011
Telah dipertahankan dalam sidang munaqasah pada tanggal 24 Agustus 2010 dan
dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Salatiga, 24 Agustus 2010
iv
MOTTO
Percaya pada diri sendiri akan kemampuan kita, bahwa setiap orang
dapat menjadi seperti apa yang ia inginkan,
termasuk diri kita sendiri.
Semua hal hanya akan berlalu seperti angin
jika kita tidak dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadiankejadian yang berlalu.
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Tugar Akhir ini teruntuk :
1. Ibuku tersayang yang selalu mengerti akan diriku
2. Bapakku, Imam terbaikku
3. Mas Budi, kakakku satu-satunya yang selalu memberiku
pengetahuan baru
4. Sahabatku, Umi Mazidah yang manis
5. Mas Aries, yang tak bosan menemani di setiap kesulitanku
6. Teman-teman DinamikA yang dapat memberi arti tersendiri
bagiku
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan dan kesabarran
kepada penulis, sehingga Tugas Akhir dengan judul “Analisa Rasio Keuangan
BMT ANDA Salatiga” ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah satu
persyaratan guna mendapatkan gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan
Syariah STAIN Salatiga.
Atas
terselesaikannya
penulisan
tugas
Akhir
ini,
penulis
ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Abdul Aziz NP, MM selaku Kaprogdi DIII Perbankan Syariah STAIN
Salatiga.
3. Nafis Irkhami, M.Ag selaku dosen pembimbing
4. Supardi, SE selaku Manajer dan segenap karyawan BMT ANDA Salatiga
5. Bapak, Ibu, Kakak dan semua keluargaku atas kasih sayang dan perhatian
yang begitu besar kepada penulis.
6. Teman-teman atas semangatnya untuk terus maju.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
Tugas Akhir ini bermanfaat. Akhirnya hanya kepada Allah kita menyembah dan
hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
Salatiga, 15 Agustus 2010
Penulis
Laila Ma’ruf
NIM. 20107011
vii
ABSTRAK
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam
angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang
asing. Angka-angka yang berada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti
jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat apa
adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti apabila dilakukan analisa.
Analisa yang digunakan adalah analisa rasio liquiditaas, solvabilitas dan
rentabilitas.
BMT ANDA Salatiga sebagai salah satu Lembaga Keuangan Syariah di
Salatiga yang menjadi pilihan penulis untuk tempat penelitian tugas akhir dengan
judul Analisa Rasio Keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keadaan perusahaan melalui rasio keuangan.
Perhitungan rasio pada laporan keuangan BMT ANDA Salatiga rata-rata
menunjukkan perubahan yang tidak terlalu tinggi ataupun rendah, hal tersebut
berarti kondisi BMT ANDA Salatiga cenderung stabil.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................i
Halaman Pengajuan Tugas Akhir .....................................................................ii
Halaman Persetujuan Pembimbing...................................................................iii
Halaman Pengesahan .......................................................................................iv
Motto...............................................................................................................v
Persembahan....................................................................................................vi
Kata Pengantar.................................................................................................vii
Abstrak ............................................................................................................viii
Daftar Isi..........................................................................................................ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................5
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan..............................................5
D. Metode Penelitian ...................................................................6
E. Sistematika Penulisan..............................................................7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ........................................................................9
B. Kerangka Teoritik ...................................................................12
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Perkembangan BMT ANDA Salatiga..............20
ix
2. Visi dan Misi BMT ANDA Salatiga...................................24
3. Produk-produk BMT ANDA Salatiga ................................25
4. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga .........................29
5. Permodalan BMT ANDA Salatiga .....................................31
B. Data Deskriptif........................................................................34
BAB IV
ANALISIS
A. Perhitungan rasio keuangan.....................................................36
B. Analisa....................................................................................42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................45
B. Saran.......................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
CURRICULUM VITAE
LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang universal. Segala masalah di bumi dan di
akhirat tertata rapi dalam sebuah aturan-aturan dasar yang tertuang dalam
kitab suci Al-qur’an. Bumi beserta isinya merupakan amanah Allah SWT
kepada manusia agar digunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama.
Islam sebagai sistem hidup (way of life), di dalamnya dibagi menjadi
tiga komponen penting, yakni akidah, syariah, dan akhlaq. Dua komponen
akidah dan akhlaq bersifat konstan, yakni tidak mengalami perubahan apa pun
dengan berbedanya waktu dan tempat. Lain hal dengan syariah, komponen
satu ini senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban
umat, yang berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-masing (Syafi’I
Antonio, 2001: 4).
Hal ini diungkapkan dalam surat Al-Maa’idah 48,
... 4 %[`$yγ÷ΨÏΒuρ Zπtã÷ŽÅ° öΝä3ΖÏΒ $oΨù=yèy_ Ï9e≅ä3Ï9
“… untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan…”
Syariah bersifat komprehensif, yakni merangkum seluruh aspek
kehidupan, baik ibadah maupun muamalah. Di dalam muamalah inilah sistem
perekonomian umat muslim diatur melalui sebuah lembaga keuangan.
Menurut Kasmir, definisi lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang
1
2
bergerak dibidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun
dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya, menghimpun dan
menyalurkan dana. Dalam Islam,
sebuah lembaga
keuangan harus
dilaksanakan sesuai syariah yang pada prinsipnya bebas dari riba, karena riba
haram hukumnya.
Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah (2) : 279
â¨ρââ‘ öΝà6n=sù óΟçFö6è? βÎ)uρ ( Ï&Î!θß™u‘uρ «!$# zÏiΒ 5>öysÎ/ (#θçΡsŒù'sù (#θè=yèøs? öΝ©9 βÎ*sù
∩⊄∠∪ šχθßϑn=ôàè? Ÿωuρ šχθßϑÎ=ôàs? Ÿω öΝà6Ï9≡uθøΒr&
Yang artinya :
“maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiayanya dan tidak (pula) dianiaya”
Lembaga keuangan pada dasarnya dibagi menjadi dua. Pertama,
lembaga keuangan bank, seperti bank syariah. Bank syariah adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu dengan mengacu
pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-quran dan Hadist.
Sejauh ini perkembangan bank syariah dapat dinilai cukup baik. Salah
satu faktornya disebabkan oleh dukungan permintaan Islamic product yang
solid dari mayoritas penduduk muslim di Indonesia. Secara umum, analisis
menunjukkan bahwa return of equity (ROE) bank syariah berpotensi mencapai
kisaran 38-41%. Nilai ROE tersebut hampir dua kali kinerja ROE yang
dicatatkan bank konvensional. Aset bank syariah meningkat sangat pesat
3
sebesar 40% pada tahun 2009, dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya, namun total aset tersebut masih sangat kecil dibanding dengan
total aset perbankan Indonesia yaitu hanya 2.5% dari $270 miliar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa peluang bank syariah masih cukup besar dan tumbuhnya
potensi bisnis yang kuat (strong potential for growth) (Wahyu Santosa, 2009:
www.yarsi.ac.id).
Lembaga keuangan yang kedua adalah lembaga keuangan non-bank,
seperti asuransi syariah yakni, reksadana syariah, pasar modal syariah,
pegadaian syariah, lembaga zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf (ZISWAF),
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) dan Baitul Maal Wattamwil (BMT).
Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro syariah
yang sudah tak asing lagi bagi kita. BMT sebagai mitra paling dekat dengan
para pengusaha kecil dan menengah, karena memang keberadaannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar lebih memahami BMT perlu
diketahui definisi dari BMT itu sendiri. Baitul Maal Wattamwil terdiri dari dua
istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada
usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran yang non-profit, sedangkan baitut
tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial
(Sudarsono. 2003:96). Munculnya lembaga keuangan mikro seperti halnya
BMT ini karena operasionalisasi bank-bank syariah kurang menjangkau usaha
masyarakat kecil dan menengah. Dengan adanya BMT, diharapkan dapat
menjamah perekonomian mikro dan melakukan pendanaan yang berdasarkan
4
prinsip syariah sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat
kecil.
Perkembangan BMT di Indonesia sepanjang tahun 2010 diproyeksikan
bisa mencapai 30-40%. Hal itu didasarkan pada makin luasnya market share
BMT nasional dan juga adanya kesadaran masyarakat memanfaatkan
transakasi keuangan syariah. Selain itu, jumlah industri keuangan syariah
mikro ini dipastikan bisa mencapai hingga kisaran 4000 BMT. Hal tersebut
didorong karena adanya dan pengembangan dari Badan Layanan Umum
Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (BLU LPDB) sebesar Rp. 1,4 trilliun
baik untuk usaha mikro konvensional maupun syariah (permodalanbmt.com).
Setiap lembaga keuangan baik itu bank ataupun non-bank, tidak akan
pernah luput dari laporan keuangan, di mana laporan keuangan menyajikan
seluruh perputaran aset perusahaan. Dari laporan keuangan dapat diketahui
perusahaan tersebut laba ataukah rugi. Laporan keuangan dapat dipakai
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data keuangan perusahaan. Karena fungsi inilah laporan keuangan atau
akuntansi sering disebut language of business. Kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada
hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi. Informasi tentang
kondisi keuangan tersebut sangat berguna bagi berbagai pihak, yakni
pemegang saham, pemerintah, manajemen, karyawan dan masyarakat luas
(Jumingan, 2006: 1).
5
Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan adalah memberikan
informasi keuangan tentang jumlah dan jenis aktiva, jumlah dan jenis
kewajiban, jumlah dan jenis modal, hasil usaha yang tercermin dari jumlah
pendapatan, jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan, perubahan-perubahan yang
terjadi, dan kinerja manajemen (Kasmir, 2003: 240).
Selanjutnya untuk dapat membaca sebuah laporan keuangan diperlukan
adanya analisa. Analisa yang penulis gunakan untuk penelitian di BMT
“ANDA” Salatiga adalah analisa rasio keuangan, yaitu rasio liquiditas, rasio
rentabilitas, rasio solvabilitas.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mengambil
judul untuk penelitian Tugas Akhir ini adalah “Analisa Rasio Keuangan
BMT ANDA Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan judul tersebut di atas, maka penulis membuat
rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana rasio keuangan BMT ANDA Salatiga?
2. Bagaimana analisa atas rasio keuangan BMT ANDA Salatiga?
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini antara lain:
1. Untuk mengetahui rasio keuangan di BMT ANDA Salatiga
2. Untuk mengetahui analisa atas rasio keuangan di BMT ANDA Salatiga
Kegunaan dari penulisan ini antara lain:
6
1. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya, mengenai rasio keuangan perbankan.
2. Untuk menambah wacana dan referensi perpustakaan Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Sebagai Kontribusi BMT ANDA Salatiga
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
BMT ANDA Salatiga, Jl. Ahmad Yani no.06 Salatiga. Blok Buah
Pertokoan Makutarama Telp. (0298) 314345.
2. Jenis Pendekatan
Penulis menggunakan jenis pendekatan
a. Library research yaitu analisis yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan melalui penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan
pustaka yang relevan.
b. Field research yakni didasarkan pada pengumpulan data empiris di
lapangan. Penelitian di lapangan dapat berupa kualitatif maupun
kuantitatif.
3. Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua macam.
Yaitu:
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya kemudian dicatat
dan dicermati.
7
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari semua kegiatan
yang ada dalam perusahaan yaitu dengan cara membaca buku, serta
sumber-sumber data lain yang berhubungan dengan penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini
adalah melalui:
a. Wawancara
Penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada praktisi
seputar masalah keuangan.
b. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi penelitan
mengenai data-data keuangan.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku referensi serta
mencari bahan melalui internet tentang BMT dan analisa laporan
keuangan dan hal lain yang masih berhubungan dengan penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu
menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang
bagaimana laporan keuangan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
8
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
D. Metode Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
B. Kerangka Teoritik
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Perkembangan BMT ANDA Salatiga
2. Visi dan Misi BMT ANDA Salatiga
3. Produk-produk BMT ANDA Salatiga
4. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga
5. Permodalan BMT ANDA Salatiga
B. Data Deskriptif
BAB IV
ANALISIS
A. Perhitungan rasio keuangan
B. Analisis
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Halaman 65 dalam buku Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan
Syariah, dijelaskan bahwa Baitul Maal Wat Tamwil atau biasa dikenal dengan
sebutan BMT adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang
kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa
zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
Al-quran dan sunnah Rasul-Nya. Karena berorientasi sosial keagamaan, ia
tidak dapat dimanipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba (profit)
(Ilmi, 2002: 65).
Halaman 174 dalam Buku Materi Dakwah Ekonomi Syariah, dijelaskan
bahwa sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya, karena BMT
merupakan sebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi rakyat.
Tingkat kesehatan BMT adalah ukuran kinerja dan kualitas BMT dilihat dari
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kelancaran,
keberhasilan,
dan
keberlangsungan usaha BMT, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Aspek kesehatan BMT dapat dilihat dari :
1. Aspek Jasadiyah, yang meliputi :
a. Kinerja Keuangan
b. Kelembagaan dan Manajemen
2. Aspek Ruhiyah, yang meliputi :
9
10
a. Visi dan Misi BMT
b. Kepekaan Sosial
c. Rasa memiliki yang kuat
d. Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah (Hosen dkk, 2008: 174).
Halaman 15 dalam buku Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah,
dijelaskan bahwa dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 282, disebutkan
perintah Allah untuk melakukan pencatatan dalam setiap kegiatan muamalah.
Muamalah dalam hal ini meliputi kegiatan kerjasama usaha, jual beli, hutang
piutang, sewa menyewa dan sebagainya. Dalam ayat tersebut dapat
disimpulkan bahwa Allah telah mengajarkan kepada umat manusia untuk
melakukan kegiatan pencatatan dalam kegiatan (transaksi). Kegiatan
pencatatan ini pada masa sekarang tidak lain adalah kegiatan jurnal dalam
siklus akuntansi. Perintah Allah untuk memenuhi panggilan apabila diminta
untuk bersaksi dapat ditafsirkan sebagai bentuk pelaporan. Apabila
diperhatikan maka ayat tersebut telah mengajarkan untuk melakukan seluruh
kegiatan siklus akuntansi mulai transaksi sampai dengan pelaporan keuangan
(Nabhan, 2008: 15).
Halaman 190 dalam buku Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi
Syariah, dijelaskan bahwa laporan akuntansi syariah dibagi menadi tiga, yaitu
laporan syariah, adalah laporan yang dimaksudkan memberikan informasi
sejauh mana entitas melakukan secara serius dan sistematik praktik syariah.
Kedua, laporan keuangan, adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan
melalui neraca, kinerja keuangan atau hasil usaha melalui laporan laba rugi,
11
laporan arus kas. Ketiga laporan komitmen sosial, adalah laporan yang
menjelaskan sejauh mana perusahaan, organisasi memiliki, menunjukkan
secara nyata tanggungjawabnya kepada masyarakat (Harahap. 2008: 190).
Keputusan Menteri Negara dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia no.19/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), dijelaskan pada
pasal 34 ayat 1 mengenai bentuk dan penyajian laporan keuangan, yang
berbunyi :
“Laporan keuangan tahunan disajikan dengan membandingkan
keadaan keuangan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
secara komparatif dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, kecuali bagi
Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
belum memiliki laporan periode sebelumnya”.
Halaman 22 dalam buku Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan,
dijelaskan bahwa analisis dan interpretasi laporan keuangan adalah suatu alat
yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan antara lain mengenai
rencana-rencana perluasan perusahaan, penanaman modal, pencarian sumbersumber dana operasi perusahaan dan lain-lain. Proses analisis laporan
keuangan meliputi pengumpulan, penggolongan, penelaahan data keuangan
dan operasi serta penginterpretasian alat-alat pengukur seperti rasio,
persentase, perubahan posisi keuangan dan gejala-gejala atau kecenderungan
perusahaan. Dengan cara demikian, analisis akan dapat menentukan penting
tidaknya suatu data dan ia dapat menentukan apakah terdapat suatu
penyimpangan sehingga memerlukan perhatian khusus yang cepat oleh
pimpinan perusahaan (Tunggal, 1995: 22).
12
Pada artikel Analisa Keuangan, dijelaskan tentang pengertian rasio,
yakni merupakan alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial dan
atau suatu cara untuk menganalisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu
laporan keuangan. Hasil dari analisa ini merupakan dasar untuk dapat
mengintrepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan (Alwi,
Bambang Riyanto, http://sap.gunadarma.ac.id)
B. Kerangka Teoritik
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian
banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa
yang bersifat financial dicatat, digolongkan dan diringkaskan dengan cara
setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk
berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut adalah proses akuntansi
(Jumingan, 2006: 4).
Sebelum berbicara mengenai analisis rasio keuangan perlu diketahui
terlebih dahulu pemahaman latar belakang dan susunan laporan keuangan.
Perangkat laporan keuangan konvensional dan laporan keuangan Islam adalah
berbeda karena di dalam struktur muamalah syariah terdapat dana zakat, infaq,
shadaqah, wakaf, dan qard. Sedangkan konvensional tidak ada rincian
sebagaimana syariah. Perangkat laporan keuangan yang harus diterbitkan
bank-bank Islam antara lain terdiri dari :
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
13
Laporan posisi keuangan mencakup asset, liabilitas, equity dari para
pemilik rekening investasi tidak terbatas dan sejenisnya dan modal pemilik
pada suatu tanggal yang harus diungkapkan.
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
Laporan arus kas harus mengungkapkan kenaikan atau penurunan
netto pada kas dan setara kas selama periode yang dicakup dalam laporan
ini dan saldo kas san setara kas pada awal dan akhir periode.
4. Laporan perubahan modal pemilik dan laporan laba ditahan
5. Laporan perubahan investasi terbatas
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sumbangan (apabila
bank bertanggung jawab atas pengumpulan dan pembagian zakat)
7. Laporan sumber dan penggunaan dana qard
8. Catatan-catatan laporan keuangan
9. Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan
informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan
Laporan Keuangan (financial statement) menyimpulkan kegiatan dalam
setiap bidang fungsional. Neraca mewakili kesimpulan tentang keputusan
manajemen yang telah diambil untuk bidang-bidang fungsional dan
pernyataan laba-rugi mengukur tingkat kemempuan menghasilkan laba
(profitability) dari keputusan-keputusan manajemen selama periode tertentu
(Arifin, 2009: 78).
14
Pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan
berbagai pihak, di samping pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu
sendiri. Adapun pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan
keuangan bank adalah sebagai berikut :
1. Pemegang Saham
Bagi pemegang saham kepentingan terhadap laporan keuangan
adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen
dalam suatu periode. Kemajuan yang dilihat adalah kemampuan dalam
menciptakan laba dana pengembangan aset yang dimiliki. Dengan adanya
laporan keuangan ini juga dapat memberikan gambaran berapa jumlah
deviden yang akan mereka terima.
2. Pemerintah
Adalah untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan.
Kemudian pemerintah juga berkepentingan terhadap kepatuhan bank
dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan.
3. Manajemen
Adalah untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai
target-target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja
manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.
4. Karyawan
Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk
mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya. Dengan mengetahui
ini mereka juga paham tentang kinerja mereka, sehingga mereka juga
15
merasa perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraan apabila bank
mengalami keuntungan dan sebaliknya perlu melakukan perbaikan jika
bank mengalami kerugian.
5. Masyarakat Luas
Bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan suatu
jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari
laporan keuangan yang ada dengan melihat angka-angka yang ada di
laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan pemilik dana dapat
mengetahui kondisi bank yang bersangkutan, sehingga masih tetap
mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.
(Kasmir, 2004: 241)
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat
laporan keuangan secara periodik. Agar laporan tersebut dapat dibaca, maka
perlu dilakukan analisis. Manfaat analisis laporan keuangan tersebut antara
lain untuk menganalisa investasi saham, analisa pemberian pembiayaan,
menilai kemampuan pelanggan dan menilai kemampuan supplier.
Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dan umum
dipakai adalah sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata
lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih
serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.
16
Ditinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan :
a.
Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban
keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
b.
Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan,
khususnya kewajiban jangka pendeknya.
Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
a. Current Ratio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Besar current ratio yang ideal belum ada
suatu patokan yang pasti, namun standar umum yang digunakan 200%
atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari utang
lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dijamin dengan dua
rupiah aktiva lancar.
b. Quick Ratio
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Rasio ini disebut juga acid test rasio. Untuk quick rasio ukuran
berdasarkan prinsip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup
memuaskan di dalam perusahaan apabila kurang maka dianggap
kurang baik.
17
2. Rasio Solvabilitas
Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk
membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur
untuk melihat kekayaan bank dan melihat efisiensi bagi pihak manajemen
bank tersebut. Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1
yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila
rasionya kurang dari 200 %.
Ditinjau dari solvabilitas, maka keadaan perusahaan dapat
dibedakan :
a.
Solvable,
perusahaan
mampu
memenuhi
semua
kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b.
Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban
keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
a. Total Debt To Total Assets Ratio
Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa
bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para
kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin
rendah rasio utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar
tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi. Semakin
tinggi rasio ini semakin tinggi resiko keuangan perusahaan. Dalam
18
batas tertentu bank akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit.
Hanya saja setiap bank batasnya berbeda.
b. Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets
Rasio ini membandingkan modal sendiri dengan aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan. Jika rasio ini lebih dari 100% berarti modal
sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap
seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva
lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio
dibawah 100% berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal
pinjaman jangka pendek atau jangka panjang sedang aktiva lancarnya
seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman.
c. Fixed Assets to Long Term Debt
Rasio ini membandingkan antara aktiva tetap dan utang jangka
panjang. Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh
kreditor jangka panjang. Di samping itu juga menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan
jaminan aktiva tetap. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan
dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.
3. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh bank yang bersangkutan.
19
Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
(www.scribd.com dan berbagai sumber lainnya)
a. Net pofit margin
Yaitu
rasio
yang
menggambarkan
tingkat
keuntungan
bank,
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya.
b. Return on Assets (ROA)
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin
besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, semakin baik
pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset.
c. Return on Equity (ROE)
Yaitu perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. ROE ini
merupakan indikator yang amat penting untuk mengukur kemampuan
bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan deviden.
20
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Perkembangan BMT ANDA Salatiga
Istilah baitul mal (BM) sudah ada sejak zaman Rasulullah,
meskipun saat itu belum terbentuk lembaga yang mandiri dan terpisah.
Baitul mal baru muncul sebagai lembaga tersendiri pada masa Khalifah
Umar bin Khattab atas usulan seorang ahli fiqh, yaitu Walid bin Hisyam.
Dalam kitab an-Nidzam al-Iqtishadi fi al-Islam karangan
Taqiyuddin an-Nabhani yang telah dialihbahasakan menjadi Membangun
Sistem Ekonomi Alternatif oleh Moh. Maghfur Wachid, baitul mal
diartikan sebagai pos pada keuangan negara yang dikhususkan untuk
pemasukan atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslimin.
Pada saat itu, sumber pemasukan tetap BM terdiri dari : (Sumiyanto, 2008:
17)
a. Fa’i atau rampasan perang
b. Ghanimah, yaitu kekayaan yang diperoleh akibat kaum muslimin
memenangkan peperangan
c. Anfal, yaitu harta rampasan perang
d. Kharraj, yaitu hak yang dikenakan atas lahan tanah yang dirampas dari
tangan kaum kuffar, baik dengan cara perang maupun damai
20
21
e. Jizyah yaitu hak yang diberikan Allah kepada kaum muslimin dari
orang-orang kafir, karena adanya ketundukkan mereka kepada
pemerintahan Islam
f. Pemasukan dari hak milik umum dengan berbagai macam bentuknya
g. Pemasukan dari hak milik negara
h. Usyur, yaitu hak yang dikenakan atas lahan tanah, di mana penduduk
negeri tersebut masuk Islam secara sukarela, tidak ada paksaan
i. Khumus, yaitu pajak 20%
j. Rikaz, yaitu harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut
harta karun
k. Tambang, kekayaan yang diperoleh dari bahan tambang di dalam
Islam adalah milik masyarakat dan tidak boleh dikuasai secara
perorangan
l. Zakat
Kemudian pada zaman modern saat ini di Indonesia, BMT tidak
serta merta muncul begitu saja, namun diawali berdirinya dua bank syariah
pada tahun 1991, yakni BPR Syariah Dana Mardhotillah dan BPR Syariah
Berkah Amal Sejahtera, keduanya berada di Bandung. Pada tahun 1992,
dikeluarkan UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992, yang isinya tentang bank
bagi hasil. Saat itu pula berdiri Bank Muamalat Indonesia (BMI),
kemudian diikuti oleh BPR Syariah Bangun Drajad Warga dan BPR
Syariah Margi Rizki Bahagia, keduanya berada di Yogyakarta, namun
karena lembaga tersebut masih dirasakan kurang mencukupi dan belum
22
sanggup menjamah masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah
lembaga-lembaga simpan pinjam yang disebut Baitul Mal wat Tamwil
(BMT) atau Bait al Qiradh menurut istilah masyarakat Aceh.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia kemudian berlanjut
pada revisi UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 tahun
1998. Dengan demikian pemerintah telah membukakan peluang besar bagi
kegiatan usaha perbankan yang berdasarkan pada prinsip syariah. Revisi
UU tersebut membawa perkembangan BPR Syariah di Indonesia hingga
80 BPRS. UU No. 10 juga tidak menutup kemungkinan bagi pemilik bank
negara, swasta nasional, bahkan pihak asing sekalipun untuk membuka
cabang syariahnya di Indonesia (Muhammad, 2002: 19).
Kelahiran BMT sangat menunjang sistem perekonomian pada
masyarakat Islam lapisan bawah dan menengah karena di samping sebagai
lembaga
keuangan
Islam,
BMT
juga
memberikan
pengetahuan-
pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai
pemahaman agama yang rendah. Dengan demikian, fungsi BMT sebagai
lembaga ekonomi sosial keagamaan betul-betul terasa dan nyata hasilnya.
Lahirnya BMT di antaranya dilatarbelakangi oleh beberapa alasan sebagai
berikut :
a. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang
mempunyai modal banyak.
23
b. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke
bawah secara intensif dan berkelanjutan.
c. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan
pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi.
d. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang fungsinya
untuk menciptakan keadilan sosial (Sumiyanto, 2008: 23).
BMT ANDA Salatiga merupakan salah satu pelopor BMT yang
ada di Salatiga. Koperasi Serba Usaha (KSU) yang berada di Jl. Ahmad
Yani no. 6 Salatiga ini lahir atas prakarsa Budi Santoso, Fathurrohman dan
Supardi. Pada tanggal 12 Juli 1998 BMT ANDA Salatiga mulai beroperasi
dan disahkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil pada
tanggal 20 Oktober 1998 dengan SK Nomor 004/BH/KWK.32/X/1998.
Untuk memperluas wilayah gerak, maka pada tanggal 20 Maret
2003, BMT ANDA Salatiga mengajukan perubahan anggaran dasar ke
tingkat propinsi. Hal tersebut ditandai dengan keluarnya SK Perubahan
Nomor 07/BA/PAD/KDK.II/VI/2003. Sampai saat ini BMT ANDA
Salatiga mempunyai dua kantor cabang dan satu kantor kas, yakni Kantor
Cabang Karanggede yang beralamatkan di Jl. Prawiro Digdoyo Pasar
Karanggede Boyolali, Kantor Cabang Ampel yang beralamatkan di Jl.
Raya Ampel 100 M dan Kantor Kas Ngablak yang berada di Pasar
Ngablak Magelang.
24
2. Visi dan Misi BMT ANDA Salatiga
BMT Amanah-Nikmat-Dunia-Akhirat (ANDA) yang berselogan
“Mitra Setia Usaha Anda” ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
a. Visi BMT ANDA Salatiga
Menjadi lembaga keuangan syariah berbasis koperasi yang sehat,
dinamis dan menjadi kepercayaan serta mendapat dukungan partisipasi
penuh dari anggota dan calon anggota, yang kokoh dan mengakar di
masyarakat.
b. Misi BMT ANDA Salatiga
1) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem syariah
dan usaha lain yang sesuai dengan misi koperasi syariah
2) Meningkatkan pelayanan kepada para anggota dan calon anggota
dan mengusahakan progam pendidikan secara intensif dan teratur
serta melakukan progam pembinaan keagamaan bagi anggota dan
calon anggota
3) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan calon anggota pada
khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya
4) Mengembangkan
sikap
hemat
dan
mendorong
kegiatan
menyimpan
5) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota
6) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah, dan jaringan komunikasi
para anggota
25
3. Produk-Produk BMT ANDA Salatiga
Produk BMT ANDA Salatiga digolongkan menjadi dua, yaitu
produk simpanan dan pembiayaan. Dalam operasionalnya setoran dan
penarikan dapat langsung datang ke kantor atau dilayani di rumah atau
tempat usaha.
a. Produk Simpanan
Terdiri dari :
1) Tabungan Masa Depan Sejahtera (Tamara)
Merupakan simpanan dari anggota atau calon anggota sebagai
pemilik dana (Shahibul Mal) dan BMT sebagai pengelola
(Mudharib). Simpanan ini dikelola dengan prinsip mudharabah
dengan setoran minimal Rp. 10.000,-. BMT akan menyalurkan
dana tersebut untuk usaha-usaha yang sesuai dengan syariat Islam
dan sebagai imbalannya anggota dan calon anggota memperoleh
bagi hasil sebesar 35%.
2) Simpanan berkala mudharabah
Merupakan simpanan anggota atau calon anggota yang sifatnya
sama dengan simpanan mudharabah, akan tetapi pengambilan
simpanan dilakukan secara berkala sesuai dengan produk yang
diambil. Bagi hasil yang diterima juga lebih tinggi dari simpanan
mudharabah biasa yaitu sebesar 40%.
Simpanan ini terdiri dari :
26
a) Simpanan Pendidikan (si pendi)
Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk
persiapan pendidikan. Simpanan ini bisa diambil pada akhir
tahun pelajaran.
b) Simpanan qurban/aqiqoh (si qurban)
Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk
persiapan qurban dan aqiqoh. Simpanan ini dapat diambil saat
akan melaksanakan qurban atau aqiqoh.
c) Simpanan haji (si haji)
Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi umat Islam
yang akan menjalankan ibadah haji atau umroh. Dengan
setoran minimal Rp. 100.000,- setiap bulan dan mendapatkan
bagi hasil sebesar 40%. Jika kekurangan dana, BMT dapat
menalanginya dengan cara mengajukan permohonan terlebih
dahulu.
d) Simpanan menikah (si menik)
Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk
persiapan pernikahan. Simpanan dapat diambil sesuai jangka
waktu yang disepakati bersama.
3) Simpanan berjangka mudharabah (si berkah)
Simpanan ini sangat tepat untuk merencanakan usaha. Anggota
atau calon anggota menyimpan dananya dalam jangka waktu
tertentu dan akan diberikan bukti berupa sertifikat. Untuk
27
pembagian keuntungan sesuai kesepakatan yang ditetapkan pada
awal penyimpanan dana. Semakin lama jangka waktunya maka
semakin besar bagi hasil yang diperoleh, antara lain jangka 3 bulan
nisbahnya 40%, jangka 4 bulan nisbahnya 42,5%, jangka 6 bulan
nisbahnya 45%, jangka 12 bulan nisbahnya 50%. Pengambilan si
berkah hanya boleh dilakukan pada waktu jatuh tempo. Jika
terpaksa diambil sebelum jatuh tempo, maka BMT akan
mengenakan denda.
4) Simpanan Pensiun
Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi perusahaan maupun
perorangan, untuk mensejahterakan karyawan setelah pensiun.
Simpanan ini dapat diambil minimal lima tahun. Nisbah bagi
hasilnya sebesar 60% dan diberikan setiap bulan langsung
menambah saldo.
5) Investasi Penyertaan
Merupakan simpanan yang sangat tepat sebagai sarana investasi
yang sesuai dengan syariah. Jangka waktu simpanan ini adalah dua
tahun, sedangkan nisbahnya sebesar 60% yang diberikan setiap
akhir tahun.
6) Simpanan Dirham Barokah
Merupakan simpanan yang beranggotakan minimal 80 orang,
dengan setoran Rp. 200.000,- per bulan selama 24 bulan.
Disediakan door prize menarik untuk seluruh peserta.
28
b. Produk Pembiayaan
Terdiri dari :
1) Pembiayaan Mudharabah
Merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan BMT kepada
anggota atau calon anggota di mana pengelola usaha sepenuhnya
diserahkan kepada anggota atau calon anggota. Dari pembiayaan
ini BMT akan memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan.
2) Pembiayaan Ijarah
Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau calon
anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara
melunasinya dapat secara angsuran atau pada saat jatuh tempo.
3) Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
Merupakan pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha.
Pada pembiayaan ini terjadi kesepakatan bahwa anggota atau calon
anggota bersedia membeli barang yang dibeli oleh BMT dengan
harga jual berasal dari harga pokok ditambah margin keuntungan
(mark up).
4) Qardul Hasan
Merupakan pembiayaan yang diberikan BMT kepada anggota atau
calon anggota yang kurang mampu. Anggota atau calon anggota
tidak diwajibkan memberikan bagi hasil atau keuntungan akan
tetapi hanya diwajibkan mengembalikan pokok pembiayaannya
saja.
29
Sampai dengan tahun 2008 usaha yang dijalankan oleh BMT
ANDA tidak hanya berhenti pada sektor simpan pinjam saja, namun guna
membangun prospek yang lebih baik dan untuk meningkatkan pendapatan
koperasi terutama pendapatan di luar simpan pinjam, maka pada tahun
2009 BMT ANDA mulai mengelola arisan sepeda motor dan jasa tempat
pembayaran rekening listrik dan telepon.
4. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga
Sumber daya manusia yang bekerja pada saat ini sudah tidak lagi
dianggap sebagai beban (cost) namun telah menjadi aset bagi perusahaan.
Karena sumber daya manusia yang berada pada KJKS BMT merupakan
sumber keunggulan (distinctive advantage) yang tidak bisa ditiru oleh
entitas bisnis lain. Sebagai konsekuensi dari sumber daya manusia yang
diperlakukan sebagai aset berharga, maka pengelolaan sumber daya
manusia ini perlu dikelola dengan serius dan dikembangkan agar mereka
menjadi manusia yang bertanggung jawab, profesional dan amanah
(Sumiyanto, 2008: 217).
Oleh Karena itu untuk memperlancar kinerja BMT, maka
diperlukan struktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan
oleh setiap personil BMT. Berikut ini adalah struktur organisasi dari BMT
ANDA Salatiga.
a. Kepengurusan koperasi
Pembina : 1. Drs. Abdul Sulhadi, M.Si
2. Drs. Petrus Resi, M. Si
30
Pengawas : KH. Shofyan Ahmadi
KH. Abdul Majid
H. Ulin Nuha
Pengurus : 1. Ketua
: Budi Santoso, SE, MM
2. Sekretaris
: Supardi, SE
3. Bendahara
: M. Fathurahman, SE, MM
b. Pengelola simpan pinjam BMT ANDA Salatiga
1) General Manager
: Supardi, SE
2) Manager Pemasaran
: Widodo, A.Md
3) Manager Akuntansi & HRD : Madiyono, A.Md
4) Kepala Kantor Karanggede
: Haryanto
5) Kepala Kantor Ampel
: Rudianto
6) Administrasi
: Ita Setyorini, A.Md
7) Teller
: Ani Nur’aini
Erni Afriyanti, A.Md
Mutmainah, A.Md
8) Pemasaran
: Thoit Nawawi
Nurul Siti Rohman, A.Md
Arif Hidayat
Agung Setiyanto
Nur Salim
Iwan Wahyudi
Muhammad Yazid
31
Keterangan :
a. Pengurus
Fungsi utama para pengurus adalah melakukan control dan
pengawasan secara keseluruhan atas aktivitas organisasi dalam rangka
menjada kekayaan koperasi dan memberikan arahan dalam upaya lebih
mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya.
b. Manager
Fungsi
utama
jabatan
manager
adalah
merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktifitas organisasi di
kantor yang meliputi penghimpunan dana dari anggota dan calon
anggota serta penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama
organisasi serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan
dengan aktifitas utama tersebut dalam upaya mencapai target.
c. Teller
Fungsi utama jabatan ini adalah mengelola administrasi pembiayaan
dari pencairan hingga pelunasan, membuat surat-surat perjanjian
pembiayaan, dan merencanakan serta melaksanakan segala transaksi
yang sifatnya tunai. (Sumiyanto, 2008: 218)
5. Permodalan BMT ANDA Salatiga
Pada awal berdirinya, modal yang dimiliki BMT ANDA Salatiga
adalah sebesar Rp. 7.000.000,-, dan dalam perkembangannya pada tahun
2009 BMT ini mampu menghasilkan aset sebanyak Rp. 4.161.710.291,atau meningkat Rp. 1.181.828.303,- jika dibandingkan dengan tahun 2008
32
Rp. 3.434.881.987,-. Jika diprosentase maka kenaikannya mencapai 34%.
Kenaikan 34% ini didorong dari jumlah simpanan berjangka naik Rp.
21.307.250,-, hutang naik Rp. 616.435.780,- dan modal naik Rp.
591.066.336,-. Dengan kenaikan di sisi pasiva tersebut tentunya
meningkatkan jumlah aktiva, baik aktiva produktif maupun aktiva tetap.
Dengan demikian pendapatan juga mengalami kenaikan dari Rp.
563.696.000,- menjadi Rp. 761.907.400,-. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan aktiva produktif dan penambahan usaha jasa lainnya. (RAT,
2009: BMT ANDA Salatiga).
Sebagai koperasi syariah, modal BMT ANDA Salatiga berasal dari
simpanan anggotanya, cadangan modal dan SHU belum dibagi.
a. Simpanan pokok khusus
Yaitu uang yang dibayarkan oleh anggota pendiri. Jumlah maksimal
sesuai dengan kesanggupan masing-masing anggota. Simpanan ini
dapat dibayar tunai atau diangsur sesuai kesepakatan rapat anggota.
Simpanan khusus boleh dialihkan ke anggota lain, namun tidak boleh
diambil.
b. Simpanan pokok
Yaitu uang yang dibayar oleh setiap anggota BMT, yang jumlahnya
ditentukan dalam Anggaran Dasar (AD). Simpanan ini dapat dibayar
tunai atau diangsur. Simpanan pokok merupakan tanda keanggotaan
BMT. Oleh karena itu, simpanan ini hanya bisa diambil saat anggota
33
memutuskan untuk keluar dari keanggotaan BMT. Besarnya simpanan
disesuaikan kemampuan anggota.
c. Simpanan wajib biasa
Yaitu uang yang dibayar oleh anggota secara teratur dalam waktu
tertentu. Jumlahnya ditentukan oleh AD. Simpanan ini tidak boleh
diambil sampai modal BMT dianggap sudah cukup banyak. Pada saat
itu, anggota boleh mengambil simpanan wajibnya dalam jumlah
tertentu yang diputuskan dalam rapat anggota.
d. Simpanan wajib pembiayaan
Yaitu simpanan yang dibayar anggota atau calon anggota setiap
mendapat pembiayaan dari BMT. Besar simpanan ditentukan dalam
AD/ART, maksimal 10% dari jumlah pembiayaannya.
e. Cadangan modal
Yaitu sejumah yang yang diperoleh dari menyimpan sisa hasil usaha,
yang dipergunakan untuk mengembangkan modal sendiri serta
menutup kerugian BMT jika ada. Sifatnya tidak dapat dibagikan pada
anggota, meskipun BMT dibubarkan karena pada saat pembubaran
dana cadangan ini digunakan untuk menyelesaikan hutang-hutang
BMT dan kerugian serta biaya-biaya yang diperlukan.
f. SHU belum dibagi
Yaitu SHU yang belum dibagikan kepada para anggota.
34
B. Data Deskriptif
Berikut neraca gabungan tahun 2008 dan 2009 BMT ANDA Salatiga :
35
Berikut perhitungan hasil usaha dua tahun terakhir BMT ANDA Salatiga :
36
BAB IV
ANALISIS
A. Perhitungan Rasio Keuangan
1. Rasio Liquiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan
antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar, dengan kata lain likuiditas
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek baik kewajiban kepada pihak
luar perusahaan maupun di dalam perusahaan, artinya apabila perusahaan
ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama
utang yang sudah jatuh tempo.
a. Current ratio
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat
pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
(margin of safety) suatu perusahaan.
1) Perhitungan tahun 2008
36
37
Keterangan :
Current ratio tahun 2008 sebesar 124% artinya setiap hutang
lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 124
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
Current ratio tahun 2009 sebesar 170% artinya setiap hutang
lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 170
b. Quick ratio
1) Perhitungan tahun 2008
Keterangan :
Current ratio tahun 2008 sebesar 124% artinya setiap hutang
lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 124
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
Current ratio tahun 2009 sebesar 170% artinya setiap hutang
lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 170
2. Rasio Solvabilitas
38
Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang.
Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
a. Total Debt to Total Asset Ratio
1) Perhitungan tahun 2008
Keterangan :
Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2008 sebesar 7% artinya
setiap total hutang Rp. 100 dijaminkan total aktiva sebesar Rp. 7
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2009 sebesar 20% artinya
setiap total hutang Rp. 100 dijaminkan total aktiva sebesar Rp. 20
b. Ratio of Owner’s Equity to Fixed Asset
1) Perhitungan tahun 2008
39
Keterangan :
Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets tahun 2008 sebesar 220%
lebih besar dari 100% maka modal sendiri melebihi total aktiva
tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh
pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai
oleh pemilik perusahaan.
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets tahun 2009 sebesar 360%
lebih besar dari 100% maka modal sendiri melebihi total aktiva
tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh
pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai
oleh pemilik perusahaan.
c. Fixed Assets to Long Term Debt
1) Perhitungan tahun 2008
Keterangan :
40
Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2008 sebesar 150% lebih
besar dari 100% maka aktiva tetap melebihi hutang jangka panjang
dan menunjukkan kemampuan BMT ANDA Salatiga untuk
memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap sangat
bagus.
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2009 sebesar 42% lebih
kecil dari 100% maka hutang jangka panjang melebihi aktiva tetap.
dan menunjukkan kemampuan BMT ANDA Salatiga untuk
memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap sangat
sulit.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu.
a. Net Profit Margin (NPM)
1) Perhitungan tahun 2008
Keterangan :
41
Net Profit Margin (NPM) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100
pendapatan BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 2
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
Net Profit Margin (NPM) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100
pendapatan BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 1
b. ROA
Memberikan gambaran tentang bagaimana efisien manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk menghasilkan laba.
1) Perhitungan tahun 2008
Keterangan :
Return On Asset (ROA) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 asset
BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 1
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
42
Return On Asset (ROA) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 asset
BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 1
c. ROE
1) Perhitungan tahun 2008
Keterangan :
Return On Equity (ROE) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 modal
sendiri BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 6
2) Perhitungan tahun 2009
Keterangan :
Return On Equity (ROE) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 modal
sendiri BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 4
B. Analisa
Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio :
Tahun
No
Rasio
2008
2009
Liquiditas
1
Current ratio
124%
170%
2
Quick ratio
124%
170%
43
Solvabilitas
1
Total Debt to Total Asset Ratio
7%
20%
2
Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets
220%
360%
3
Fixed Assets to Long Term Debt
150%
42%
Rentabilitas
1
Profit Margin
2%
1%
2
ROA
1%
1%
3
ROE
6%
4%
1. Liquiditas
Berdasarkan data tersebut, maka BMT ANDA Salatiga dikatakan
liquid karena aktiva lancarnya lebih besar dari utang lancarnya sehingga
perusahaan mampu membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang
dimilikinya, sebaliknya perusahaan tersebut dikatakan illiquid jika tidak
mampu membayar kewajiban lancar dengan seluruh aktiva lancar yang
dimilikinya.
a. Menurut standar umum rasio, standar current ratio adalah 200%.
Current ratio tahun 2008 sebesar 124% terbukti lebih rendah dari
tahun 2009 sebesar 170%, maka resiko liquiditas ditahun 2008 lebih
tinggi dibandingkan 2009, akan tetapi jika dibandingkan dengan
standar umum, BMT ANDA dapat dikatakan kurang bagus dalam
penutupan kewajiban lancar oleh aktiva lancar karena rasionya masih
di bawah standar. Pada umumnya suatu current ratio yang rendah
44
lebih banyak mengandung resiko daripada current ratio yang tinggi,
tetapi terkadang suatu current ratio yang rendah menunjukkan
pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar dengan sangat efektif
karena bila rasio ini terlalu tinggi berarti menunjukkan kelebihan
aktiva lancar.
b. Menurut standar umum rasio, standar quick ratio adalah 100%. Quick
ratio tahun 2008 dan 2009 dapat dikatakan sudah memenuhi standar
umum. Akan tetapi tinggi rendah quick ratio juga ada resikonya yakni,
Quick ratio yang rendah menunjukkan resiko liquiditas tinggi dan
quick ratio yang tinggi menunjukkan kelebihan kas atau piutang.
2. Solvabilitas
Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko
kerugian yang dihadapi. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio
solvabilitas yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih
kecil.
Menurut standar umum rasio, standar solvabilitas adalah 200%
atau 2:1, jadi dibandingkan dengan standar umum maka BMT ANDA
dapat dikatakan solvable, yakni jika perusahaan dilikuidasi atau
dibubarkan perusahaan masih mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan seluruh aktiva yang dimiliki.
3. Rentabilitas
a. Angka
profit
margin
yang
tinggi
menunjukkan
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu,
45
sedangkan jika angkanya rendah berarti biaya yang terlalu tinggi untuk
tingkat penjualan tertentu. Angka profit margin pada hasil perhitungan
di BMT ANDA Salatiga tersebut terllihat stabil dari tahun 2008 ke
tahun 2009.
b. Nilai ROA pada BMT ANDA Salatiga dari tahun 2008 ke 2009 adalah
1%, jadi tidak ada kenaikan maupun penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa BMT belum dapat meningkatkan kinerjanya, terutama dalam
hal meningkatkan perolehan laba dan mengurangi terjadinya dana-dana
menganggur dari total aktiva yang dimiliki.
c. Nilai ROE pada BMT ANDA Salatiga dari tahun 2008 ke 2009
mengalami penurunan sebesar 2%, hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan BMT dalam hal memperoleh laba berdasar modal
tertentu memburuk.
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil perhitungan rasio pada laporan keuangan BMT ANDA Salatiga
rata-rata menunjukkan perubahan yang tidak terlalu tinggi ataupun rendah.
Akan tetapi bukan berarti BMT sudah mencapai kinerja yang maksimal, perlu
perbaikan untuk peningkatan-peningkatan dalam aspek tertentu.
1. Dari sisi liquiditas BMT mempunyai resiko yang tinggi, namun dapat
dikatakan dengan rendahnya nilai liquiditas maka pimpinan BMT dapat
menggunakan aktiva lancar secara efektif.
2. Resiko kerugian BMT menguat di tahun terakhir, hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan BMT untuk membayar seluruh
kewajibannya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya atau
dapat pula dikatakan beban utang yang ditanggung lebih besar daripada
aktivanya. Akan tetapi BMT ANDA dapat dikatakan solvable, yakni jika
perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan perusahaan masih mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan seluruh aktiva yang dimiliki.
3. Dari sisi kemampuan menghasilkan laba, BMT cenderung stabil akan
tetapi sempat mengalami penurunan di tahun 2009. Hal tersebut berarti
BMT kurang meningkatkan kinerjanya dalam menghasilkan laba.
45
37
B. Saran
1. Sebagai Lembaga Keuangan Syariah (LKS), BMT ANDA Salatiga
diharapkan dapat menjaga kepercayaan masyarakat dengan tetap konsisten
terhadap prinsip-prinsip syariah.
2. Untuk meningkatkan liquiditas, BMT ANDA Salatiga sebaiknya
mengurangi jumlah hutang jangka panjang dan lebih meningkatkan aktiva.
3. Untuk meningkatkan rasio rentabilitas sebaiknya BMT ANDA Salatiga
meningkatkan jumlah penghasilan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya,
karena jika tidak dapat menggunakan modalnya secara efisien maka akan
mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya.
4. Kesehatan BMT ANDA Salatiga agar tetap dijaga agar masyarakat
terutama anggota merasa aman akan investasinya.
5. Segala hal yang menyangkut kerugian BMT hendaknya segera dibenahi
agar BMT ANDA Salatiga menjadi BMT yang menjadi andalan
masyarakat.
6. Untuk dapat lebih menjangkau masyarakat luas hendaknya BMT
meningkatkan kegiatan promosi.
DAFTAR PUSTAKA
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
EKONISIA.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembagakeuangan, diakses 12 Juni 2010.
http://permodalanbmt.com/?p=451, diakses 13 Juni 2010.
Hosen, MN. AM Hasan Ali. A Bahrul Muhtasib. 2008. Materi Dakwah Ekonomi
Syariah. Jakarta: PKES.
Ilmi, Makhalul. 2002 Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah.
Yogyakarta: UII Press.
Nabhan, Faqih. 2008. Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta:
Lumbung ilmu.
Harahap, Sofyan S. 2008. Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah. Jakarta:
Pustaka Quantum.
http://www.scribd.com/doc/20974214/2-Rasio-Solvabilitas, diakses 12 Agustus
2010.
Arifin, Zainul. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia
Publisher.
Tunggal, AW. 1995. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA.
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMPYKPN
Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES
Publishing
Tunggal, AW. 1994. Dasar-dasar Akuntansi Bank. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Keputusan Menteri Negara dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
no.19/Kep/M.KUKM/IX/2004
Download