ANALISA RASIO KEUANGAN BMT “ANDA” SALATIGA TUGAS AKHIR Oleh : LAILA MA’RUF NIM : 201 07 011 JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 ANALISA RASIO KEUANGAN BMT “ANDA” SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi Perbankan Syariah Disusun oleh : LAILA MA’RUF NIM : 201 07 011 JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 2 (dua) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka tugas akhir saudari : Nama : Laila Ma’ruf NIM : 20107011 Judul : Analisa Rasio Keuangan BMT “ANDA” Salatiga Dapat diajukan dalam siding munaqasah. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing Nafis Irkhami, M.Ag NIP. 19731026 200312 1 002 iii KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA RASIO KEUANGAN BMT ANDA SALATIGA Laila Ma’ruf NIM. 20107011 Telah dipertahankan dalam sidang munaqasah pada tanggal 24 Agustus 2010 dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Salatiga, 24 Agustus 2010 iv MOTTO Percaya pada diri sendiri akan kemampuan kita, bahwa setiap orang dapat menjadi seperti apa yang ia inginkan, termasuk diri kita sendiri. Semua hal hanya akan berlalu seperti angin jika kita tidak dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadiankejadian yang berlalu. v PERSEMBAHAN Kupersembahkan Tugar Akhir ini teruntuk : 1. Ibuku tersayang yang selalu mengerti akan diriku 2. Bapakku, Imam terbaikku 3. Mas Budi, kakakku satu-satunya yang selalu memberiku pengetahuan baru 4. Sahabatku, Umi Mazidah yang manis 5. Mas Aries, yang tak bosan menemani di setiap kesulitanku 6. Teman-teman DinamikA yang dapat memberi arti tersendiri bagiku vi KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan dan kesabarran kepada penulis, sehingga Tugas Akhir dengan judul “Analisa Rasio Keuangan BMT ANDA Salatiga” ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Atas terselesaikannya penulisan tugas Akhir ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Abdul Aziz NP, MM selaku Kaprogdi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga. 3. Nafis Irkhami, M.Ag selaku dosen pembimbing 4. Supardi, SE selaku Manajer dan segenap karyawan BMT ANDA Salatiga 5. Bapak, Ibu, Kakak dan semua keluargaku atas kasih sayang dan perhatian yang begitu besar kepada penulis. 6. Teman-teman atas semangatnya untuk terus maju. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat. Akhirnya hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Salatiga, 15 Agustus 2010 Penulis Laila Ma’ruf NIM. 20107011 vii ABSTRAK Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang berada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti apabila dilakukan analisa. Analisa yang digunakan adalah analisa rasio liquiditaas, solvabilitas dan rentabilitas. BMT ANDA Salatiga sebagai salah satu Lembaga Keuangan Syariah di Salatiga yang menjadi pilihan penulis untuk tempat penelitian tugas akhir dengan judul Analisa Rasio Keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan perusahaan melalui rasio keuangan. Perhitungan rasio pada laporan keuangan BMT ANDA Salatiga rata-rata menunjukkan perubahan yang tidak terlalu tinggi ataupun rendah, hal tersebut berarti kondisi BMT ANDA Salatiga cenderung stabil. viii DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................i Halaman Pengajuan Tugas Akhir .....................................................................ii Halaman Persetujuan Pembimbing...................................................................iii Halaman Pengesahan .......................................................................................iv Motto...............................................................................................................v Persembahan....................................................................................................vi Kata Pengantar.................................................................................................vii Abstrak ............................................................................................................viii Daftar Isi..........................................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................5 C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan..............................................5 D. Metode Penelitian ...................................................................6 E. Sistematika Penulisan..............................................................7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ........................................................................9 B. Kerangka Teoritik ...................................................................12 BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum 1. Sejarah dan Perkembangan BMT ANDA Salatiga..............20 ix 2. Visi dan Misi BMT ANDA Salatiga...................................24 3. Produk-produk BMT ANDA Salatiga ................................25 4. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga .........................29 5. Permodalan BMT ANDA Salatiga .....................................31 B. Data Deskriptif........................................................................34 BAB IV ANALISIS A. Perhitungan rasio keuangan.....................................................36 B. Analisa....................................................................................42 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................45 B. Saran.......................................................................................46 DAFTAR PUSTAKA CURRICULUM VITAE LAMPIRAN x 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang universal. Segala masalah di bumi dan di akhirat tertata rapi dalam sebuah aturan-aturan dasar yang tertuang dalam kitab suci Al-qur’an. Bumi beserta isinya merupakan amanah Allah SWT kepada manusia agar digunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Islam sebagai sistem hidup (way of life), di dalamnya dibagi menjadi tiga komponen penting, yakni akidah, syariah, dan akhlaq. Dua komponen akidah dan akhlaq bersifat konstan, yakni tidak mengalami perubahan apa pun dengan berbedanya waktu dan tempat. Lain hal dengan syariah, komponen satu ini senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban umat, yang berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-masing (Syafi’I Antonio, 2001: 4). Hal ini diungkapkan dalam surat Al-Maa’idah 48, ... 4 %[`$yγ÷ΨÏΒuρ Zπtã÷Å° öΝä3ΖÏΒ $oΨù=yèy_ Ï9e≅ä3Ï9 “… untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan…” Syariah bersifat komprehensif, yakni merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ibadah maupun muamalah. Di dalam muamalah inilah sistem perekonomian umat muslim diatur melalui sebuah lembaga keuangan. Menurut Kasmir, definisi lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang 1 2 bergerak dibidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya, menghimpun dan menyalurkan dana. Dalam Islam, sebuah lembaga keuangan harus dilaksanakan sesuai syariah yang pada prinsipnya bebas dari riba, karena riba haram hukumnya. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah (2) : 279 â¨ρââ‘ öΝà6n=sù óΟçFö6è? βÎ)uρ ( Ï&Î!θß™u‘uρ «!$# zÏiΒ 5>öysÎ/ (#θçΡsŒù'sù (#θè=yèøs? öΝ©9 βÎ*sù ∩⊄∠∪ šχθßϑn=ôàè? Ÿωuρ šχθßϑÎ=ôàs? Ÿω öΝà6Ï9≡uθøΒr& Yang artinya : “maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiayanya dan tidak (pula) dianiaya” Lembaga keuangan pada dasarnya dibagi menjadi dua. Pertama, lembaga keuangan bank, seperti bank syariah. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-quran dan Hadist. Sejauh ini perkembangan bank syariah dapat dinilai cukup baik. Salah satu faktornya disebabkan oleh dukungan permintaan Islamic product yang solid dari mayoritas penduduk muslim di Indonesia. Secara umum, analisis menunjukkan bahwa return of equity (ROE) bank syariah berpotensi mencapai kisaran 38-41%. Nilai ROE tersebut hampir dua kali kinerja ROE yang dicatatkan bank konvensional. Aset bank syariah meningkat sangat pesat 3 sebesar 40% pada tahun 2009, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, namun total aset tersebut masih sangat kecil dibanding dengan total aset perbankan Indonesia yaitu hanya 2.5% dari $270 miliar. Hal tersebut menunjukkan bahwa peluang bank syariah masih cukup besar dan tumbuhnya potensi bisnis yang kuat (strong potential for growth) (Wahyu Santosa, 2009: www.yarsi.ac.id). Lembaga keuangan yang kedua adalah lembaga keuangan non-bank, seperti asuransi syariah yakni, reksadana syariah, pasar modal syariah, pegadaian syariah, lembaga zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf (ZISWAF), Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) dan Baitul Maal Wattamwil (BMT). Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang sudah tak asing lagi bagi kita. BMT sebagai mitra paling dekat dengan para pengusaha kecil dan menengah, karena memang keberadaannya adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar lebih memahami BMT perlu diketahui definisi dari BMT itu sendiri. Baitul Maal Wattamwil terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran yang non-profit, sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono. 2003:96). Munculnya lembaga keuangan mikro seperti halnya BMT ini karena operasionalisasi bank-bank syariah kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah. Dengan adanya BMT, diharapkan dapat menjamah perekonomian mikro dan melakukan pendanaan yang berdasarkan 4 prinsip syariah sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil. Perkembangan BMT di Indonesia sepanjang tahun 2010 diproyeksikan bisa mencapai 30-40%. Hal itu didasarkan pada makin luasnya market share BMT nasional dan juga adanya kesadaran masyarakat memanfaatkan transakasi keuangan syariah. Selain itu, jumlah industri keuangan syariah mikro ini dipastikan bisa mencapai hingga kisaran 4000 BMT. Hal tersebut didorong karena adanya dan pengembangan dari Badan Layanan Umum Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (BLU LPDB) sebesar Rp. 1,4 trilliun baik untuk usaha mikro konvensional maupun syariah (permodalanbmt.com). Setiap lembaga keuangan baik itu bank ataupun non-bank, tidak akan pernah luput dari laporan keuangan, di mana laporan keuangan menyajikan seluruh perputaran aset perusahaan. Dari laporan keuangan dapat diketahui perusahaan tersebut laba ataukah rugi. Laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan. Karena fungsi inilah laporan keuangan atau akuntansi sering disebut language of business. Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi. Informasi tentang kondisi keuangan tersebut sangat berguna bagi berbagai pihak, yakni pemegang saham, pemerintah, manajemen, karyawan dan masyarakat luas (Jumingan, 2006: 1). 5 Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan tentang jumlah dan jenis aktiva, jumlah dan jenis kewajiban, jumlah dan jenis modal, hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan, jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan, perubahan-perubahan yang terjadi, dan kinerja manajemen (Kasmir, 2003: 240). Selanjutnya untuk dapat membaca sebuah laporan keuangan diperlukan adanya analisa. Analisa yang penulis gunakan untuk penelitian di BMT “ANDA” Salatiga adalah analisa rasio keuangan, yaitu rasio liquiditas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mengambil judul untuk penelitian Tugas Akhir ini adalah “Analisa Rasio Keuangan BMT ANDA Salatiga”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan judul tersebut di atas, maka penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana rasio keuangan BMT ANDA Salatiga? 2. Bagaimana analisa atas rasio keuangan BMT ANDA Salatiga? C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan Tujuan dari penulisan ini antara lain: 1. Untuk mengetahui rasio keuangan di BMT ANDA Salatiga 2. Untuk mengetahui analisa atas rasio keuangan di BMT ANDA Salatiga Kegunaan dari penulisan ini antara lain: 6 1. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya, mengenai rasio keuangan perbankan. 2. Untuk menambah wacana dan referensi perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 3. Sebagai Kontribusi BMT ANDA Salatiga D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian BMT ANDA Salatiga, Jl. Ahmad Yani no.06 Salatiga. Blok Buah Pertokoan Makutarama Telp. (0298) 314345. 2. Jenis Pendekatan Penulis menggunakan jenis pendekatan a. Library research yaitu analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan melalui penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan pustaka yang relevan. b. Field research yakni didasarkan pada pengumpulan data empiris di lapangan. Penelitian di lapangan dapat berupa kualitatif maupun kuantitatif. 3. Sumber Data Adapun sumber data yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua macam. Yaitu: a. Data Primer Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya kemudian dicatat dan dicermati. 7 b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari semua kegiatan yang ada dalam perusahaan yaitu dengan cara membaca buku, serta sumber-sumber data lain yang berhubungan dengan penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah melalui: a. Wawancara Penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada praktisi seputar masalah keuangan. b. Observasi Penulis mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi penelitan mengenai data-data keuangan. c. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku referensi serta mencari bahan melalui internet tentang BMT dan analisa laporan keuangan dan hal lain yang masih berhubungan dengan penelitian. 5. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang bagaimana laporan keuangan. E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 8 A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan D. Metode Penelitian E. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka B. Kerangka Teoritik BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum 1. Sejarah dan Perkembangan BMT ANDA Salatiga 2. Visi dan Misi BMT ANDA Salatiga 3. Produk-produk BMT ANDA Salatiga 4. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga 5. Permodalan BMT ANDA Salatiga B. Data Deskriptif BAB IV ANALISIS A. Perhitungan rasio keuangan B. Analisis BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Halaman 65 dalam buku Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, dijelaskan bahwa Baitul Maal Wat Tamwil atau biasa dikenal dengan sebutan BMT adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al-quran dan sunnah Rasul-Nya. Karena berorientasi sosial keagamaan, ia tidak dapat dimanipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba (profit) (Ilmi, 2002: 65). Halaman 174 dalam Buku Materi Dakwah Ekonomi Syariah, dijelaskan bahwa sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya, karena BMT merupakan sebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi rakyat. Tingkat kesehatan BMT adalah ukuran kinerja dan kualitas BMT dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran, keberhasilan, dan keberlangsungan usaha BMT, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Aspek kesehatan BMT dapat dilihat dari : 1. Aspek Jasadiyah, yang meliputi : a. Kinerja Keuangan b. Kelembagaan dan Manajemen 2. Aspek Ruhiyah, yang meliputi : 9 10 a. Visi dan Misi BMT b. Kepekaan Sosial c. Rasa memiliki yang kuat d. Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah (Hosen dkk, 2008: 174). Halaman 15 dalam buku Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah, dijelaskan bahwa dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 282, disebutkan perintah Allah untuk melakukan pencatatan dalam setiap kegiatan muamalah. Muamalah dalam hal ini meliputi kegiatan kerjasama usaha, jual beli, hutang piutang, sewa menyewa dan sebagainya. Dalam ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah telah mengajarkan kepada umat manusia untuk melakukan kegiatan pencatatan dalam kegiatan (transaksi). Kegiatan pencatatan ini pada masa sekarang tidak lain adalah kegiatan jurnal dalam siklus akuntansi. Perintah Allah untuk memenuhi panggilan apabila diminta untuk bersaksi dapat ditafsirkan sebagai bentuk pelaporan. Apabila diperhatikan maka ayat tersebut telah mengajarkan untuk melakukan seluruh kegiatan siklus akuntansi mulai transaksi sampai dengan pelaporan keuangan (Nabhan, 2008: 15). Halaman 190 dalam buku Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah, dijelaskan bahwa laporan akuntansi syariah dibagi menadi tiga, yaitu laporan syariah, adalah laporan yang dimaksudkan memberikan informasi sejauh mana entitas melakukan secara serius dan sistematik praktik syariah. Kedua, laporan keuangan, adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan melalui neraca, kinerja keuangan atau hasil usaha melalui laporan laba rugi, 11 laporan arus kas. Ketiga laporan komitmen sosial, adalah laporan yang menjelaskan sejauh mana perusahaan, organisasi memiliki, menunjukkan secara nyata tanggungjawabnya kepada masyarakat (Harahap. 2008: 190). Keputusan Menteri Negara dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia no.19/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), dijelaskan pada pasal 34 ayat 1 mengenai bentuk dan penyajian laporan keuangan, yang berbunyi : “Laporan keuangan tahunan disajikan dengan membandingkan keadaan keuangan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya secara komparatif dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, kecuali bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang belum memiliki laporan periode sebelumnya”. Halaman 22 dalam buku Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, dijelaskan bahwa analisis dan interpretasi laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencana perluasan perusahaan, penanaman modal, pencarian sumbersumber dana operasi perusahaan dan lain-lain. Proses analisis laporan keuangan meliputi pengumpulan, penggolongan, penelaahan data keuangan dan operasi serta penginterpretasian alat-alat pengukur seperti rasio, persentase, perubahan posisi keuangan dan gejala-gejala atau kecenderungan perusahaan. Dengan cara demikian, analisis akan dapat menentukan penting tidaknya suatu data dan ia dapat menentukan apakah terdapat suatu penyimpangan sehingga memerlukan perhatian khusus yang cepat oleh pimpinan perusahaan (Tunggal, 1995: 22). 12 Pada artikel Analisa Keuangan, dijelaskan tentang pengertian rasio, yakni merupakan alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial dan atau suatu cara untuk menganalisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Hasil dari analisa ini merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan (Alwi, Bambang Riyanto, http://sap.gunadarma.ac.id) B. Kerangka Teoritik Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut adalah proses akuntansi (Jumingan, 2006: 4). Sebelum berbicara mengenai analisis rasio keuangan perlu diketahui terlebih dahulu pemahaman latar belakang dan susunan laporan keuangan. Perangkat laporan keuangan konvensional dan laporan keuangan Islam adalah berbeda karena di dalam struktur muamalah syariah terdapat dana zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan qard. Sedangkan konvensional tidak ada rincian sebagaimana syariah. Perangkat laporan keuangan yang harus diterbitkan bank-bank Islam antara lain terdiri dari : 1. Laporan posisi keuangan (neraca) 13 Laporan posisi keuangan mencakup asset, liabilitas, equity dari para pemilik rekening investasi tidak terbatas dan sejenisnya dan modal pemilik pada suatu tanggal yang harus diungkapkan. 2. Laporan laba rugi 3. Laporan arus kas Laporan arus kas harus mengungkapkan kenaikan atau penurunan netto pada kas dan setara kas selama periode yang dicakup dalam laporan ini dan saldo kas san setara kas pada awal dan akhir periode. 4. Laporan perubahan modal pemilik dan laporan laba ditahan 5. Laporan perubahan investasi terbatas 6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sumbangan (apabila bank bertanggung jawab atas pengumpulan dan pembagian zakat) 7. Laporan sumber dan penggunaan dana qard 8. Catatan-catatan laporan keuangan 9. Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan Laporan Keuangan (financial statement) menyimpulkan kegiatan dalam setiap bidang fungsional. Neraca mewakili kesimpulan tentang keputusan manajemen yang telah diambil untuk bidang-bidang fungsional dan pernyataan laba-rugi mengukur tingkat kemempuan menghasilkan laba (profitability) dari keputusan-keputusan manajemen selama periode tertentu (Arifin, 2009: 78). 14 Pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, di samping pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu sendiri. Adapun pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah sebagai berikut : 1. Pemegang Saham Bagi pemegang saham kepentingan terhadap laporan keuangan adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode. Kemajuan yang dilihat adalah kemampuan dalam menciptakan laba dana pengembangan aset yang dimiliki. Dengan adanya laporan keuangan ini juga dapat memberikan gambaran berapa jumlah deviden yang akan mereka terima. 2. Pemerintah Adalah untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan. Kemudian pemerintah juga berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan. 3. Manajemen Adalah untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. 4. Karyawan Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya. Dengan mengetahui ini mereka juga paham tentang kinerja mereka, sehingga mereka juga 15 merasa perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraan apabila bank mengalami keuntungan dan sebaliknya perlu melakukan perbaikan jika bank mengalami kerugian. 5. Masyarakat Luas Bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan keuangan yang ada dengan melihat angka-angka yang ada di laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan, sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak. (Kasmir, 2004: 241) Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat laporan keuangan secara periodik. Agar laporan tersebut dapat dibaca, maka perlu dilakukan analisis. Manfaat analisis laporan keuangan tersebut antara lain untuk menganalisa investasi saham, analisa pemberian pembiayaan, menilai kemampuan pelanggan dan menilai kemampuan supplier. Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dan umum dipakai adalah sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. 16 Ditinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan : a. Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. b. Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain : a. Current Ratio Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang pasti, namun standar umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari utang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dijamin dengan dua rupiah aktiva lancar. b. Quick Ratio Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga acid test rasio. Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan di dalam perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik. 17 2. Rasio Solvabilitas Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank dan melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200 %. Ditinjau dari solvabilitas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan : a. Solvable, perusahaan mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain : a. Total Debt To Total Assets Ratio Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi resiko keuangan perusahaan. Dalam 18 batas tertentu bank akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja setiap bank batasnya berbeda. b. Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets Rasio ini membandingkan modal sendiri dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Jika rasio ini lebih dari 100% berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio dibawah 100% berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendek atau jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman. c. Fixed Assets to Long Term Debt Rasio ini membandingkan antara aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang. Di samping itu juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. 3. Rasio Rentabilitas Rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. 19 Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain : (www.scribd.com dan berbagai sumber lainnya) a. Net pofit margin Yaitu rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan bank, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. b. Return on Assets (ROA) Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset. c. Return on Equity (ROE) Yaitu perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang amat penting untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan deviden. 20 BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum 1. Sejarah dan Perkembangan BMT ANDA Salatiga Istilah baitul mal (BM) sudah ada sejak zaman Rasulullah, meskipun saat itu belum terbentuk lembaga yang mandiri dan terpisah. Baitul mal baru muncul sebagai lembaga tersendiri pada masa Khalifah Umar bin Khattab atas usulan seorang ahli fiqh, yaitu Walid bin Hisyam. Dalam kitab an-Nidzam al-Iqtishadi fi al-Islam karangan Taqiyuddin an-Nabhani yang telah dialihbahasakan menjadi Membangun Sistem Ekonomi Alternatif oleh Moh. Maghfur Wachid, baitul mal diartikan sebagai pos pada keuangan negara yang dikhususkan untuk pemasukan atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslimin. Pada saat itu, sumber pemasukan tetap BM terdiri dari : (Sumiyanto, 2008: 17) a. Fa’i atau rampasan perang b. Ghanimah, yaitu kekayaan yang diperoleh akibat kaum muslimin memenangkan peperangan c. Anfal, yaitu harta rampasan perang d. Kharraj, yaitu hak yang dikenakan atas lahan tanah yang dirampas dari tangan kaum kuffar, baik dengan cara perang maupun damai 20 21 e. Jizyah yaitu hak yang diberikan Allah kepada kaum muslimin dari orang-orang kafir, karena adanya ketundukkan mereka kepada pemerintahan Islam f. Pemasukan dari hak milik umum dengan berbagai macam bentuknya g. Pemasukan dari hak milik negara h. Usyur, yaitu hak yang dikenakan atas lahan tanah, di mana penduduk negeri tersebut masuk Islam secara sukarela, tidak ada paksaan i. Khumus, yaitu pajak 20% j. Rikaz, yaitu harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut harta karun k. Tambang, kekayaan yang diperoleh dari bahan tambang di dalam Islam adalah milik masyarakat dan tidak boleh dikuasai secara perorangan l. Zakat Kemudian pada zaman modern saat ini di Indonesia, BMT tidak serta merta muncul begitu saja, namun diawali berdirinya dua bank syariah pada tahun 1991, yakni BPR Syariah Dana Mardhotillah dan BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera, keduanya berada di Bandung. Pada tahun 1992, dikeluarkan UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992, yang isinya tentang bank bagi hasil. Saat itu pula berdiri Bank Muamalat Indonesia (BMI), kemudian diikuti oleh BPR Syariah Bangun Drajad Warga dan BPR Syariah Margi Rizki Bahagia, keduanya berada di Yogyakarta, namun karena lembaga tersebut masih dirasakan kurang mencukupi dan belum 22 sanggup menjamah masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga-lembaga simpan pinjam yang disebut Baitul Mal wat Tamwil (BMT) atau Bait al Qiradh menurut istilah masyarakat Aceh. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia kemudian berlanjut pada revisi UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 tahun 1998. Dengan demikian pemerintah telah membukakan peluang besar bagi kegiatan usaha perbankan yang berdasarkan pada prinsip syariah. Revisi UU tersebut membawa perkembangan BPR Syariah di Indonesia hingga 80 BPRS. UU No. 10 juga tidak menutup kemungkinan bagi pemilik bank negara, swasta nasional, bahkan pihak asing sekalipun untuk membuka cabang syariahnya di Indonesia (Muhammad, 2002: 19). Kelahiran BMT sangat menunjang sistem perekonomian pada masyarakat Islam lapisan bawah dan menengah karena di samping sebagai lembaga keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan- pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai pemahaman agama yang rendah. Dengan demikian, fungsi BMT sebagai lembaga ekonomi sosial keagamaan betul-betul terasa dan nyata hasilnya. Lahirnya BMT di antaranya dilatarbelakangi oleh beberapa alasan sebagai berikut : a. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang mempunyai modal banyak. 23 b. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke bawah secara intensif dan berkelanjutan. c. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi. d. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang fungsinya untuk menciptakan keadilan sosial (Sumiyanto, 2008: 23). BMT ANDA Salatiga merupakan salah satu pelopor BMT yang ada di Salatiga. Koperasi Serba Usaha (KSU) yang berada di Jl. Ahmad Yani no. 6 Salatiga ini lahir atas prakarsa Budi Santoso, Fathurrohman dan Supardi. Pada tanggal 12 Juli 1998 BMT ANDA Salatiga mulai beroperasi dan disahkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil pada tanggal 20 Oktober 1998 dengan SK Nomor 004/BH/KWK.32/X/1998. Untuk memperluas wilayah gerak, maka pada tanggal 20 Maret 2003, BMT ANDA Salatiga mengajukan perubahan anggaran dasar ke tingkat propinsi. Hal tersebut ditandai dengan keluarnya SK Perubahan Nomor 07/BA/PAD/KDK.II/VI/2003. Sampai saat ini BMT ANDA Salatiga mempunyai dua kantor cabang dan satu kantor kas, yakni Kantor Cabang Karanggede yang beralamatkan di Jl. Prawiro Digdoyo Pasar Karanggede Boyolali, Kantor Cabang Ampel yang beralamatkan di Jl. Raya Ampel 100 M dan Kantor Kas Ngablak yang berada di Pasar Ngablak Magelang. 24 2. Visi dan Misi BMT ANDA Salatiga BMT Amanah-Nikmat-Dunia-Akhirat (ANDA) yang berselogan “Mitra Setia Usaha Anda” ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut : a. Visi BMT ANDA Salatiga Menjadi lembaga keuangan syariah berbasis koperasi yang sehat, dinamis dan menjadi kepercayaan serta mendapat dukungan partisipasi penuh dari anggota dan calon anggota, yang kokoh dan mengakar di masyarakat. b. Misi BMT ANDA Salatiga 1) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem syariah dan usaha lain yang sesuai dengan misi koperasi syariah 2) Meningkatkan pelayanan kepada para anggota dan calon anggota dan mengusahakan progam pendidikan secara intensif dan teratur serta melakukan progam pembinaan keagamaan bagi anggota dan calon anggota 3) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan calon anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya 4) Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menyimpan 5) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota 6) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah, dan jaringan komunikasi para anggota 25 3. Produk-Produk BMT ANDA Salatiga Produk BMT ANDA Salatiga digolongkan menjadi dua, yaitu produk simpanan dan pembiayaan. Dalam operasionalnya setoran dan penarikan dapat langsung datang ke kantor atau dilayani di rumah atau tempat usaha. a. Produk Simpanan Terdiri dari : 1) Tabungan Masa Depan Sejahtera (Tamara) Merupakan simpanan dari anggota atau calon anggota sebagai pemilik dana (Shahibul Mal) dan BMT sebagai pengelola (Mudharib). Simpanan ini dikelola dengan prinsip mudharabah dengan setoran minimal Rp. 10.000,-. BMT akan menyalurkan dana tersebut untuk usaha-usaha yang sesuai dengan syariat Islam dan sebagai imbalannya anggota dan calon anggota memperoleh bagi hasil sebesar 35%. 2) Simpanan berkala mudharabah Merupakan simpanan anggota atau calon anggota yang sifatnya sama dengan simpanan mudharabah, akan tetapi pengambilan simpanan dilakukan secara berkala sesuai dengan produk yang diambil. Bagi hasil yang diterima juga lebih tinggi dari simpanan mudharabah biasa yaitu sebesar 40%. Simpanan ini terdiri dari : 26 a) Simpanan Pendidikan (si pendi) Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk persiapan pendidikan. Simpanan ini bisa diambil pada akhir tahun pelajaran. b) Simpanan qurban/aqiqoh (si qurban) Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk persiapan qurban dan aqiqoh. Simpanan ini dapat diambil saat akan melaksanakan qurban atau aqiqoh. c) Simpanan haji (si haji) Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah haji atau umroh. Dengan setoran minimal Rp. 100.000,- setiap bulan dan mendapatkan bagi hasil sebesar 40%. Jika kekurangan dana, BMT dapat menalanginya dengan cara mengajukan permohonan terlebih dahulu. d) Simpanan menikah (si menik) Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk persiapan pernikahan. Simpanan dapat diambil sesuai jangka waktu yang disepakati bersama. 3) Simpanan berjangka mudharabah (si berkah) Simpanan ini sangat tepat untuk merencanakan usaha. Anggota atau calon anggota menyimpan dananya dalam jangka waktu tertentu dan akan diberikan bukti berupa sertifikat. Untuk 27 pembagian keuntungan sesuai kesepakatan yang ditetapkan pada awal penyimpanan dana. Semakin lama jangka waktunya maka semakin besar bagi hasil yang diperoleh, antara lain jangka 3 bulan nisbahnya 40%, jangka 4 bulan nisbahnya 42,5%, jangka 6 bulan nisbahnya 45%, jangka 12 bulan nisbahnya 50%. Pengambilan si berkah hanya boleh dilakukan pada waktu jatuh tempo. Jika terpaksa diambil sebelum jatuh tempo, maka BMT akan mengenakan denda. 4) Simpanan Pensiun Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi perusahaan maupun perorangan, untuk mensejahterakan karyawan setelah pensiun. Simpanan ini dapat diambil minimal lima tahun. Nisbah bagi hasilnya sebesar 60% dan diberikan setiap bulan langsung menambah saldo. 5) Investasi Penyertaan Merupakan simpanan yang sangat tepat sebagai sarana investasi yang sesuai dengan syariah. Jangka waktu simpanan ini adalah dua tahun, sedangkan nisbahnya sebesar 60% yang diberikan setiap akhir tahun. 6) Simpanan Dirham Barokah Merupakan simpanan yang beranggotakan minimal 80 orang, dengan setoran Rp. 200.000,- per bulan selama 24 bulan. Disediakan door prize menarik untuk seluruh peserta. 28 b. Produk Pembiayaan Terdiri dari : 1) Pembiayaan Mudharabah Merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan BMT kepada anggota atau calon anggota di mana pengelola usaha sepenuhnya diserahkan kepada anggota atau calon anggota. Dari pembiayaan ini BMT akan memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan. 2) Pembiayaan Ijarah Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau calon anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara melunasinya dapat secara angsuran atau pada saat jatuh tempo. 3) Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Merupakan pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha. Pada pembiayaan ini terjadi kesepakatan bahwa anggota atau calon anggota bersedia membeli barang yang dibeli oleh BMT dengan harga jual berasal dari harga pokok ditambah margin keuntungan (mark up). 4) Qardul Hasan Merupakan pembiayaan yang diberikan BMT kepada anggota atau calon anggota yang kurang mampu. Anggota atau calon anggota tidak diwajibkan memberikan bagi hasil atau keuntungan akan tetapi hanya diwajibkan mengembalikan pokok pembiayaannya saja. 29 Sampai dengan tahun 2008 usaha yang dijalankan oleh BMT ANDA tidak hanya berhenti pada sektor simpan pinjam saja, namun guna membangun prospek yang lebih baik dan untuk meningkatkan pendapatan koperasi terutama pendapatan di luar simpan pinjam, maka pada tahun 2009 BMT ANDA mulai mengelola arisan sepeda motor dan jasa tempat pembayaran rekening listrik dan telepon. 4. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga Sumber daya manusia yang bekerja pada saat ini sudah tidak lagi dianggap sebagai beban (cost) namun telah menjadi aset bagi perusahaan. Karena sumber daya manusia yang berada pada KJKS BMT merupakan sumber keunggulan (distinctive advantage) yang tidak bisa ditiru oleh entitas bisnis lain. Sebagai konsekuensi dari sumber daya manusia yang diperlakukan sebagai aset berharga, maka pengelolaan sumber daya manusia ini perlu dikelola dengan serius dan dikembangkan agar mereka menjadi manusia yang bertanggung jawab, profesional dan amanah (Sumiyanto, 2008: 217). Oleh Karena itu untuk memperlancar kinerja BMT, maka diperlukan struktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh setiap personil BMT. Berikut ini adalah struktur organisasi dari BMT ANDA Salatiga. a. Kepengurusan koperasi Pembina : 1. Drs. Abdul Sulhadi, M.Si 2. Drs. Petrus Resi, M. Si 30 Pengawas : KH. Shofyan Ahmadi KH. Abdul Majid H. Ulin Nuha Pengurus : 1. Ketua : Budi Santoso, SE, MM 2. Sekretaris : Supardi, SE 3. Bendahara : M. Fathurahman, SE, MM b. Pengelola simpan pinjam BMT ANDA Salatiga 1) General Manager : Supardi, SE 2) Manager Pemasaran : Widodo, A.Md 3) Manager Akuntansi & HRD : Madiyono, A.Md 4) Kepala Kantor Karanggede : Haryanto 5) Kepala Kantor Ampel : Rudianto 6) Administrasi : Ita Setyorini, A.Md 7) Teller : Ani Nur’aini Erni Afriyanti, A.Md Mutmainah, A.Md 8) Pemasaran : Thoit Nawawi Nurul Siti Rohman, A.Md Arif Hidayat Agung Setiyanto Nur Salim Iwan Wahyudi Muhammad Yazid 31 Keterangan : a. Pengurus Fungsi utama para pengurus adalah melakukan control dan pengawasan secara keseluruhan atas aktivitas organisasi dalam rangka menjada kekayaan koperasi dan memberikan arahan dalam upaya lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya. b. Manager Fungsi utama jabatan manager adalah merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktifitas organisasi di kantor yang meliputi penghimpunan dana dari anggota dan calon anggota serta penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama organisasi serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan aktifitas utama tersebut dalam upaya mencapai target. c. Teller Fungsi utama jabatan ini adalah mengelola administrasi pembiayaan dari pencairan hingga pelunasan, membuat surat-surat perjanjian pembiayaan, dan merencanakan serta melaksanakan segala transaksi yang sifatnya tunai. (Sumiyanto, 2008: 218) 5. Permodalan BMT ANDA Salatiga Pada awal berdirinya, modal yang dimiliki BMT ANDA Salatiga adalah sebesar Rp. 7.000.000,-, dan dalam perkembangannya pada tahun 2009 BMT ini mampu menghasilkan aset sebanyak Rp. 4.161.710.291,atau meningkat Rp. 1.181.828.303,- jika dibandingkan dengan tahun 2008 32 Rp. 3.434.881.987,-. Jika diprosentase maka kenaikannya mencapai 34%. Kenaikan 34% ini didorong dari jumlah simpanan berjangka naik Rp. 21.307.250,-, hutang naik Rp. 616.435.780,- dan modal naik Rp. 591.066.336,-. Dengan kenaikan di sisi pasiva tersebut tentunya meningkatkan jumlah aktiva, baik aktiva produktif maupun aktiva tetap. Dengan demikian pendapatan juga mengalami kenaikan dari Rp. 563.696.000,- menjadi Rp. 761.907.400,-. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan aktiva produktif dan penambahan usaha jasa lainnya. (RAT, 2009: BMT ANDA Salatiga). Sebagai koperasi syariah, modal BMT ANDA Salatiga berasal dari simpanan anggotanya, cadangan modal dan SHU belum dibagi. a. Simpanan pokok khusus Yaitu uang yang dibayarkan oleh anggota pendiri. Jumlah maksimal sesuai dengan kesanggupan masing-masing anggota. Simpanan ini dapat dibayar tunai atau diangsur sesuai kesepakatan rapat anggota. Simpanan khusus boleh dialihkan ke anggota lain, namun tidak boleh diambil. b. Simpanan pokok Yaitu uang yang dibayar oleh setiap anggota BMT, yang jumlahnya ditentukan dalam Anggaran Dasar (AD). Simpanan ini dapat dibayar tunai atau diangsur. Simpanan pokok merupakan tanda keanggotaan BMT. Oleh karena itu, simpanan ini hanya bisa diambil saat anggota 33 memutuskan untuk keluar dari keanggotaan BMT. Besarnya simpanan disesuaikan kemampuan anggota. c. Simpanan wajib biasa Yaitu uang yang dibayar oleh anggota secara teratur dalam waktu tertentu. Jumlahnya ditentukan oleh AD. Simpanan ini tidak boleh diambil sampai modal BMT dianggap sudah cukup banyak. Pada saat itu, anggota boleh mengambil simpanan wajibnya dalam jumlah tertentu yang diputuskan dalam rapat anggota. d. Simpanan wajib pembiayaan Yaitu simpanan yang dibayar anggota atau calon anggota setiap mendapat pembiayaan dari BMT. Besar simpanan ditentukan dalam AD/ART, maksimal 10% dari jumlah pembiayaannya. e. Cadangan modal Yaitu sejumah yang yang diperoleh dari menyimpan sisa hasil usaha, yang dipergunakan untuk mengembangkan modal sendiri serta menutup kerugian BMT jika ada. Sifatnya tidak dapat dibagikan pada anggota, meskipun BMT dibubarkan karena pada saat pembubaran dana cadangan ini digunakan untuk menyelesaikan hutang-hutang BMT dan kerugian serta biaya-biaya yang diperlukan. f. SHU belum dibagi Yaitu SHU yang belum dibagikan kepada para anggota. 34 B. Data Deskriptif Berikut neraca gabungan tahun 2008 dan 2009 BMT ANDA Salatiga : 35 Berikut perhitungan hasil usaha dua tahun terakhir BMT ANDA Salatiga : 36 BAB IV ANALISIS A. Perhitungan Rasio Keuangan 1. Rasio Liquiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar, dengan kata lain likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan, artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. a. Current ratio Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. 1) Perhitungan tahun 2008 36 37 Keterangan : Current ratio tahun 2008 sebesar 124% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 124 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : Current ratio tahun 2009 sebesar 170% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 170 b. Quick ratio 1) Perhitungan tahun 2008 Keterangan : Current ratio tahun 2008 sebesar 124% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 124 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : Current ratio tahun 2009 sebesar 170% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 170 2. Rasio Solvabilitas 38 Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). a. Total Debt to Total Asset Ratio 1) Perhitungan tahun 2008 Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2008 sebesar 7% artinya setiap total hutang Rp. 100 dijaminkan total aktiva sebesar Rp. 7 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2009 sebesar 20% artinya setiap total hutang Rp. 100 dijaminkan total aktiva sebesar Rp. 20 b. Ratio of Owner’s Equity to Fixed Asset 1) Perhitungan tahun 2008 39 Keterangan : Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets tahun 2008 sebesar 220% lebih besar dari 100% maka modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets tahun 2009 sebesar 360% lebih besar dari 100% maka modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. c. Fixed Assets to Long Term Debt 1) Perhitungan tahun 2008 Keterangan : 40 Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2008 sebesar 150% lebih besar dari 100% maka aktiva tetap melebihi hutang jangka panjang dan menunjukkan kemampuan BMT ANDA Salatiga untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap sangat bagus. 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2009 sebesar 42% lebih kecil dari 100% maka hutang jangka panjang melebihi aktiva tetap. dan menunjukkan kemampuan BMT ANDA Salatiga untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap sangat sulit. 3. Rasio Rentabilitas Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. a. Net Profit Margin (NPM) 1) Perhitungan tahun 2008 Keterangan : 41 Net Profit Margin (NPM) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 pendapatan BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 2 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : Net Profit Margin (NPM) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 pendapatan BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 1 b. ROA Memberikan gambaran tentang bagaimana efisien manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan laba. 1) Perhitungan tahun 2008 Keterangan : Return On Asset (ROA) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 asset BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 1 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : 42 Return On Asset (ROA) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 asset BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 1 c. ROE 1) Perhitungan tahun 2008 Keterangan : Return On Equity (ROE) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 modal sendiri BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 6 2) Perhitungan tahun 2009 Keterangan : Return On Equity (ROE) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 modal sendiri BMT ANDA Salatiga mampu menghasilkan laba Rp. 4 B. Analisa Berikut adalah tabel hasil perhitungan rasio : Tahun No Rasio 2008 2009 Liquiditas 1 Current ratio 124% 170% 2 Quick ratio 124% 170% 43 Solvabilitas 1 Total Debt to Total Asset Ratio 7% 20% 2 Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets 220% 360% 3 Fixed Assets to Long Term Debt 150% 42% Rentabilitas 1 Profit Margin 2% 1% 2 ROA 1% 1% 3 ROE 6% 4% 1. Liquiditas Berdasarkan data tersebut, maka BMT ANDA Salatiga dikatakan liquid karena aktiva lancarnya lebih besar dari utang lancarnya sehingga perusahaan mampu membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang dimilikinya, sebaliknya perusahaan tersebut dikatakan illiquid jika tidak mampu membayar kewajiban lancar dengan seluruh aktiva lancar yang dimilikinya. a. Menurut standar umum rasio, standar current ratio adalah 200%. Current ratio tahun 2008 sebesar 124% terbukti lebih rendah dari tahun 2009 sebesar 170%, maka resiko liquiditas ditahun 2008 lebih tinggi dibandingkan 2009, akan tetapi jika dibandingkan dengan standar umum, BMT ANDA dapat dikatakan kurang bagus dalam penutupan kewajiban lancar oleh aktiva lancar karena rasionya masih di bawah standar. Pada umumnya suatu current ratio yang rendah 44 lebih banyak mengandung resiko daripada current ratio yang tinggi, tetapi terkadang suatu current ratio yang rendah menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar dengan sangat efektif karena bila rasio ini terlalu tinggi berarti menunjukkan kelebihan aktiva lancar. b. Menurut standar umum rasio, standar quick ratio adalah 100%. Quick ratio tahun 2008 dan 2009 dapat dikatakan sudah memenuhi standar umum. Akan tetapi tinggi rendah quick ratio juga ada resikonya yakni, Quick ratio yang rendah menunjukkan resiko liquiditas tinggi dan quick ratio yang tinggi menunjukkan kelebihan kas atau piutang. 2. Solvabilitas Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Menurut standar umum rasio, standar solvabilitas adalah 200% atau 2:1, jadi dibandingkan dengan standar umum maka BMT ANDA dapat dikatakan solvable, yakni jika perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan perusahaan masih mampu memenuhi semua kewajibannya dengan seluruh aktiva yang dimiliki. 3. Rentabilitas a. Angka profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu, 45 sedangkan jika angkanya rendah berarti biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu. Angka profit margin pada hasil perhitungan di BMT ANDA Salatiga tersebut terllihat stabil dari tahun 2008 ke tahun 2009. b. Nilai ROA pada BMT ANDA Salatiga dari tahun 2008 ke 2009 adalah 1%, jadi tidak ada kenaikan maupun penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa BMT belum dapat meningkatkan kinerjanya, terutama dalam hal meningkatkan perolehan laba dan mengurangi terjadinya dana-dana menganggur dari total aktiva yang dimiliki. c. Nilai ROE pada BMT ANDA Salatiga dari tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 2%, hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan BMT dalam hal memperoleh laba berdasar modal tertentu memburuk. 36 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil perhitungan rasio pada laporan keuangan BMT ANDA Salatiga rata-rata menunjukkan perubahan yang tidak terlalu tinggi ataupun rendah. Akan tetapi bukan berarti BMT sudah mencapai kinerja yang maksimal, perlu perbaikan untuk peningkatan-peningkatan dalam aspek tertentu. 1. Dari sisi liquiditas BMT mempunyai resiko yang tinggi, namun dapat dikatakan dengan rendahnya nilai liquiditas maka pimpinan BMT dapat menggunakan aktiva lancar secara efektif. 2. Resiko kerugian BMT menguat di tahun terakhir, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan BMT untuk membayar seluruh kewajibannya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya atau dapat pula dikatakan beban utang yang ditanggung lebih besar daripada aktivanya. Akan tetapi BMT ANDA dapat dikatakan solvable, yakni jika perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan perusahaan masih mampu memenuhi semua kewajibannya dengan seluruh aktiva yang dimiliki. 3. Dari sisi kemampuan menghasilkan laba, BMT cenderung stabil akan tetapi sempat mengalami penurunan di tahun 2009. Hal tersebut berarti BMT kurang meningkatkan kinerjanya dalam menghasilkan laba. 45 37 B. Saran 1. Sebagai Lembaga Keuangan Syariah (LKS), BMT ANDA Salatiga diharapkan dapat menjaga kepercayaan masyarakat dengan tetap konsisten terhadap prinsip-prinsip syariah. 2. Untuk meningkatkan liquiditas, BMT ANDA Salatiga sebaiknya mengurangi jumlah hutang jangka panjang dan lebih meningkatkan aktiva. 3. Untuk meningkatkan rasio rentabilitas sebaiknya BMT ANDA Salatiga meningkatkan jumlah penghasilan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya, karena jika tidak dapat menggunakan modalnya secara efisien maka akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya. 4. Kesehatan BMT ANDA Salatiga agar tetap dijaga agar masyarakat terutama anggota merasa aman akan investasinya. 5. Segala hal yang menyangkut kerugian BMT hendaknya segera dibenahi agar BMT ANDA Salatiga menjadi BMT yang menjadi andalan masyarakat. 6. Untuk dapat lebih menjangkau masyarakat luas hendaknya BMT meningkatkan kegiatan promosi. DAFTAR PUSTAKA Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: EKONISIA. http://id.wikipedia.org/wiki/Lembagakeuangan, diakses 12 Juni 2010. http://permodalanbmt.com/?p=451, diakses 13 Juni 2010. Hosen, MN. AM Hasan Ali. A Bahrul Muhtasib. 2008. Materi Dakwah Ekonomi Syariah. Jakarta: PKES. Ilmi, Makhalul. 2002 Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Press. Nabhan, Faqih. 2008. Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta: Lumbung ilmu. Harahap, Sofyan S. 2008. Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah. Jakarta: Pustaka Quantum. http://www.scribd.com/doc/20974214/2-Rasio-Solvabilitas, diakses 12 Agustus 2010. Arifin, Zainul. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher. Tunggal, AW. 1995. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMPYKPN Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES Publishing Tunggal, AW. 1994. Dasar-dasar Akuntansi Bank. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. Keputusan Menteri Negara dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia no.19/Kep/M.KUKM/IX/2004