bab ii landasan teori - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem computer fungsional dalam sebuah
chip, didalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program atau keduanya), dan perlengkapan input output.
Dengan kata lain mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis
atau dihapus dengan khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarya membaca dan
menulis data. Mikrokontroler merupakan computer didalam chip yang digunakan
mengontrol peralatan elektronika, yang menekan effisiensi dan efektifitas biaya,
secara harfiahnya bisa disebut pengendali kecil dimana sebuah sisitem elektronika
yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti
IC, TTL Dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh mikrokontroler.
6
7
2.2
Arduino UNO
Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis
ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat
digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, sebuah crystal osilator 16 MHz,
koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino UNO mampu
men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan
kabel USB dan bisa disuplai dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan
baterai untuk memulainya. Gambar 2.1 boar arduino UNO.
Gambar 2.1 Board arduino uno
Boar Arduino UNO memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

Pin out 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan
dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF
yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang
disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan
kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi
dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan
tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak
terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.
8

Sirkit RESET yang lebih kuat.

Atmega16U2 menggantikan Atmega8U2.
Adapun ringkasan spesifikasi Arduino UNO adalah sebagai berikut :

Mikrokontroler : ATMEGA328

Tegangan Operasi : 5V

Tegangan Input (recommended) : 7 - 12 V

Tegangan Input (limit) : 6-20 V

Pin digital I/O : 14 (6 diantaranya pin PWM)

Pin Analog input : 6

Arus DC per pin I/O : 40 mA

Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA

Flash Memory : 32 KB dengan 0.5KB digunakan untuk bootloader

SRAM : 2 KB

EEPROM : 1 KB

Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz
2.2.1 Catu Daya / Power
Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya
eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Untuk sumber daya eksternal
(non-USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor ini dapat
dihubungkan dengan memasukkan 2.1mm jack DC ke colokan listrik board.
Baterai dapat dimasukkan pada pin header Gnd dan Vin dari konektor DAYA.
9
Board dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 volt. Jika
menggunakan tegangan kurang dari 6 volt mungkin tidak akan stabil. Jika
menggunakan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusak papan.
Rentang yang dianjurkan adalah 7 sampai 12 volt.
Pin listrik yang tersedia adalah sebagai berikut:

VIN. Input tegangan ke board Arduino ketika menggunakan sumber daya
eksternal. Dapat menyediakan tegangan melalui pin ini, atau, jika ingin
memasok tegangan melalui colokan listrik, gunakan pin ini.

5V. Pin ini merupakan output 5V yang telah diatur oleh regulator papan
Arduino. Board dapat diaktifkan dengan daya, baik dari colokan listrik DC
(7 - 12V), konektor USB (5V), atau pin VIN board (7-12V). Jika
memasukan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara langsung (tanpa
melewati regulator) dapat merusak papan Arduino.

Tegangan pada pin 3V3. 3.3Volt dihasilkan oleh regulator on-board.
Menyediakan arus maksimum 50 mA.

GND. Pin Ground.

IOREF. Pin ini di papan Arduino memberikan tegangan referensi ketika
mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi dengan benar
dapat membaca pin tegangan IOREF sehingga dapat memilih sumber daya
yang tepat agar dapat bekerja dengan 5V atau 3.3V.
2.2.2
Input dan Output Digital
Masing-masing dari 14 pin digital Uno dapat digunakan sebagai input atau
output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka
10
beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima
maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default)
dari 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi spesial:
 Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung dengan pin
ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.
 Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu
interrupt pada nilai yang rendah (low value), rising atau falling edge, atau
perubahan nilai. Lihat fungsi attachInterrupt() untuk rinciannya.
 PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 Menyediakan 8-bit PWM dengan fungsi
analogWrite().
 SPI: pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK) mendukung
komunikasi SPI dengan menggunakan perpustakaan SPI.
 LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akan menyala
ketika diberi nilai HIGH.
Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang
masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda).
Secara default mereka mengukur dari ground sampai 5 volt, perubahan tegangan
maksimal menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu,
beberapa pin tersebut memiliki spesialisasi fungsi, yaitu TWI: pin A4 atau SDA
dan A5 atau SCL mendukung komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire.
Ada beberapa pin lainnya yang tertulis di board:

AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Dapat digunakan dengan
fungsi analogReference().
11

Reset. Gunakan LOW untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya digunakan
untuk menambahkan tombol reset.
2.2.3 Memori
ATMega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk
boatloader). ATMega328 juga memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM
(yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan/library EEPROM).
2.2.4 Komunikasi
Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
computer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATMega328 menyediakan
UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (Rx) dan 1
(Tx). Pada ATMega16U2 saluran komunikasi serial melalui USB dan muncul
sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada computer. Firmware 16U2
menggunakan standar driver USB COM, dan tidak ada driver eksternal
diperlukan. Namun, pada Windows, diperlukan file .inf . Perangkat lunak Arduino
termasuk monitor serial yang memungkinkan data tekstual sederhana akan dikirim
ke dan dari papan Arduino. Rx dan Tx LED di papan akan berkedip ketika data
sedang dikirim melalui chip USB-to-Serial dan koneksi USB computer (tetapi
tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).
ATMega328 juga mendukung I2C (TWI) dan komunikasi SPI. Perangkat
lunak Arduino termasuk perpustakaan Wire berfungsi menyederhanakan
penggunaan bus I2C. untuk komunikasi SPI, menggunakan perpustakaan SPI.
12
2.2.5 Perlindungan Arus USB
Arduino Uno memiliki polyfuse reset yang melindungi port pada USB
computer dari arus pendek atau berlebih. Meskipun kebanyakan computer
memberikan perlindungan internal sendiri, sekering menyediakan lapisan
perlindungan tambahan. Jika lebih dari 500 mA, sekering otomatis bekerja.
2.2.6 Karakteristik Fisik
Panjang maksimum dan lebar PCB Uno masing-masing adalah 2,7 dan 2,1
inci dengan konektor USB dan colokan listrik yang melampaui dimensi tersebut.
Empat lubang sekrup memungkinkan papan harus terpasang ke permukaan.
Perhatikan bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8 adalah 0,16 tidak seperti pin
lainnya.
2.2.7 Aplikasi Program Arduino
Arduino memiliki basic bahasa program menggunakan bahasa C++ yang
telah dipermudah melalui library. Arduino mengunakan software processing yang
digunakan untuk menulis program kedalam arduino. Processing sendiri
merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java. Software Arduino dapat
di-install di berbagai operating sistem (OS) seperti: LINUX, Mac OS dan
Windows. Software arduino terdiri dari 3 (tiga) bagian:
1. Edittor program, untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa
processing. Listing pada arduino disebut sketch.
13
2. Compiler, modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode
program) kedalam kode biner karena kode biner adalah satu-satunya
bahasa program yang dipahami oleh microcontroler.
3. Uploader, modul yang berfungsi memasukan kode biner ke memori
microcontroler.
Struktur perintah pada arduino secara garis besar terdiri dari 2 (dua) bagian
yaitu void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi
hanya satu kali sejak arduino dihidupkan sedangkan void loop berisi perintah
yang akan dieksekusi berulang-ulang saat arduino dinyalakan. Gambar 2.2 contoh
program arduino.
Gambar 2.2 Contoh program arduino
14
2.2.8 Otomatis Software Reset
Tombol reset Arduino Uno dirancang untuk menjalankan program yang
tersimpan di dalam mikrokontroler dari awal. Tombol reset terhubung ke
ATMega328 melalui kapasitor 100 nf. Setelah tombol reset ditekan cukup lama
untuk me-reset chip, software IDE Arduino dapat juga berfungsi untuk mengupload program dengan hanya menekan tombol upload pada software IDE
Arduino.
2.3
Perangkat Pengindra (sensor)
Sensor adalah suatu alat yang berfungsi mengukur besaran tertentu seperti
suhu kelembaban, panas dan sebagainya atau bisa dijelaskan sebagai alat untuk
menditeksi atau mengukur sesuatu yang digunakakn untuk mengubah variasi
mekanis, magnetis, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
2.3.1 Sensor Warna TCS3200
Sensor warna TCS3200 adalah detektor warna lengkap , termasuk chip
sensor Taos TCS3200 RGB (Red, Green, dan Blue) dan 4 LED putih. TCS3200
dapat mendeteksi dan mengukur berbagai hampir tak terbatas warna terlihat.
Aplikasi termasuk membaca tes strip, menyortir berdasarkan warna, sensor
cahaya, kalibrasi, dan pencocokan warna. Modul sensor ini memiliki fasilitas
untuk merekam hingga 25 data warna yang akan disimpan dalam EEPROM.
Sensor warana TCS3200 memiliki susunan photodetector, masing-masing
dengan baik merah, hijau , atau biru filter, atau ada filter ( yang jelas ). Filter dari
setiap warna yang merata di seluruh susunan untuk menghilangkan lokasi antara
15
warna. Internal untuk perangkat osilator yang menghasilkan output gelombang
persegi frekuensi yang sebanding dengan intensitas warna yang dipilih. Lihat
gambar dibawah ini.
Gambar 2.3 Sensor warna TCS3200
Gambar 2.4 Blok diagram fungsional TCS3200
16
Gambar 2.5 Karakteristik TCS3200
Fitur sensor warna TCS3200 sebagai berikut:
 Power: ( 2.7V ke 5.5V )
 Interface: Digital TTL
 Resolusi Tinggi Konversi Intensitas Cahaya untuk Frekuensi
 Programmable Warna dan Full - Skala Keluaran Frekuensi
 Power Down Fitur
 Berkomunikasi Langsung ke Microcontroller
 S0 ~ S1: input pilihan output frekuensi skala
 S2 ~ S3: input Jenis Photodiode pilihan
 OUT Pin: frekuensi output

OE Pin: frekuensi output memungkinkan pin (aktif rendah), dapat akan
datang ketika menggunakan
 Dukungan lampu LED control suplemen cahaya
 Ukuran : 28.4x28.4mm
Prinsip kerja sensor warna TCS3200
Untuk TCS3200, ketika memilih filter warna, dapat memungkinkan hanya
satu warna tertentu untuk melewati dan mencegah warna lain. Misalnya, ketika
17
memilih filter merah, Hanya cahaya insiden merah bisa melalui, biru dan hijau
akan dicegah. Jadi kita bisa mendapatkan intensitas cahaya merah. Demikian pula,
ketika memilih filter lain kita bisa mendapatkan cahaya biru atau hijau.
Sensor warna TCS3200 memiliki empat jenis dioda. Merah, biru, hijau
dan jelas, mengurangi amplitudo keseragaman cahaya insiden sangat, sehingga
untuk meningkatkan akurasi dan menyederhanakan optik. Ketika proyek cahaya
ke TCS3200 dapat memilih berbagai jenis dioda oleh kombinasi yang berbeda
dari S2 dan S3. Lihat tabel sebagai berikut.
Tabel 2.1 Tabel selektor S2 dan S3
S2
S3
PHOTODIODE TYPE
L
L
Red
L
H
Blue
H
L
Clear (no filter)
H
H
Green
Dan output frekuensi gelombang persegi yang berbeda (menempati
emptiescompared 50%), warna yang berbeda dan intensitas cahaya sesuai dengan
frekuensi yang berbeda dari gelombang persegi. Ada hubungan antara output dan
intensitas cahaya. Kisaran frekuensi output khas adalah 2HZ ~ 500kHz. Sehingga
bisa mendapatkan faktor skala yang berbeda dengan kombinasi yang berbeda dari
S0 dan S1. Lihatlah tabel sebagai berikut.
18
Tabel 2.2 Tabel selektor S0 dan S1
2.4
S0
S1
L
L
Power down
L
H
2%
H
L
20%
H
H
100%
OUTPUT FREQUENCY SCALING(
)
Warna
Setiap warna bisa disusun dari warna dasar. Untuk cahaya, warna dasar
penyusunannya adalah warna merah, hijau dan biru, atau lebih dikenal dengan
istilah RGB (Red-Green-Blue). Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat
didalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna
ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Cahaya tampak adalah bagian
spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 380
nanometer (nm) dan 780 nanometer (nm) dalam udara.
Gambar 2.6 Spektrum cahaya nampak
19
2.4.1 Model Warna RGB
Model warna RGB adalah model warna berdasarkan konsep penambahan
kuat cahaya primer yaitu Red, Green dan Blue. Dalam suatu ruang yang sama
sekali tidak ada cahaya, maka ruangan tersebut adalah gelap total. Tidak ada
signal gelombang cahaya yang diserap oleh mata atau RGB (0,0,0). Apabila
menambahkan cahaya merah pada ruangan tersebut, maka ruangan akan berubah
warna menjadi merah misalnya RGB (255,0,0), semua benda dalam ruangan
tersebut hanya dapat terlihat berwarna merah. Demikian apabila cahaya ganti
dengan hijau atau biru. Bisa dilihat dari gambar 2.4 Warna cahaya RGB.
Gambar 2.7 Warna cahaya RGB
2.5
LED (Light Emitting Dioda)
LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya
pada saat mendapatkan arus. LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan
cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis
dopping yang berbeda dapat menghasilkam cahaya dengan warna yang berbeda.
20
LED (Light Emitting Dioda) merupakan sala satu jenis dioda, sehingga hanya
akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan memancarkan cahaya
apabila diberikan tegangan dengan konfigurasi forward bias. Berbeda dengan
dioda pada umumnya karena kemampuan arus pada LED cukup rendah yaitu
maksimal 20 mA, apabila dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan
rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor pembatas arus.
Gambar 2.5 simbol dan fisik LED.
Gambar 2.8 Simbol dan fisik LED
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2 buah
seperti dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Anoda memiliki ciri fisik lebih
panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED
ditandai dengan body LED yang dipapas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada
LED disimbolkan seperti gambar diatas.
2.5.1 Teknologi LED
1. Fungsi Fisikal
Sebuah LED adalah sejenis diode semikonduktor istimewa. Seperti sebuah
diode normal. LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang
diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan
21
sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa muatan elektron dan
lubang mengalir ke junction dari elektrode dengan voltase berbeda. Ketika
elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih
rendah, dan melepas energi dalam bentuk foton.
2. Emisi cahaya
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarakan, dan oelah karena itu
warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk
p-n junction. Sebuah diode normal, biasanya terbuat dari silikon atau
germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan
yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara
cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
3. Polarisasi
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan
polarisasi. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan
hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat
dari bahan semikonduktor dan hanya akan mengizinkan arus listrik
mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan
arus terbalik, hanya akanada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini
menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.
4. Tegangan Maju
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik
diode yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi.
Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak
walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang
22
diperlukan sebuah diode untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju
(Vf).
5. Sirkuit LED
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seru
maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan
adlah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi.
Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu
diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam
rangkaian ini.
Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit jika warna LED
berbeda-beda, karena tiap warna LED yang berlainan mempunyai
tegangan maju (Vf) yag berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila
jumlah tegangan yang diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan
pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah.
6. Substrat LED
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah yang dibuat dengan
gallium arsenide. Perkembangan dalam ilmu material telah memungkinkan
produksi
alat
dengan
panjang
gelombang
yang
lebih
pendek,
menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi.
LED konvesional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi,
menghasilkan warna sebagai berikut :
 Alluminium gallium arsenide (AIGaAs) – merah.
 Gallium aluminium phosphide – hijau.
 Gallium arsenide/phosphide (GaAsP) - oranye merah, kuning, oranye.
23
 Gallium nitride (GaN) - hijau dan biru.
 Gallium phosphide (GaP) - merah, kuning, hijau.
 Zinc selenide (ZnSe) – biru.
 Indium gallium nitride (InGaN) - hijau kebiru-biruan.
 Indium gallium aluminium phosphide - orannye, kuning, dan hijau.
 Silicon carbide (SiC) – biru.
 Diamond (C) – ultraviolet.
 Silicon (Si) - biru (dalam pengembangan).
 Sapphire (Al2O3) – biru.
2.6
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat
atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.
Resistor juga merupakan komponen elektronika yang memiliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resisitansi
tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik diantara kedua pin, nilai
tegangan terhadap resistansi sebanding lurus dengan arus yang mengalir.
Satuan atau nilai resistansi suatu resistor disebut Ohm dan dilambangkan
dengan simbol Omega (Ω). Selain nilai resistansi (Ohm) resistor juga memiliki
nilai yang lain seperti toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
Simbol resistor bisa dilihat pada gambar dibawah ini
24
Gambar 2.9 Simbol resistor
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki
tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang
kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa
mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar
manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti
yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah
elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna.
Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca
warna gelang resistor (barangkali).
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang
toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang
toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar
yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke
dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi
dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang
pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
25
2.7
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau
keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah
selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm). Berikut Gambar
simbol dan fisik buzrer.
Gambar 2.10 (a) simbol buzzer dan (b) fisik buzzer
Download