6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur manajemen sumber daya manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan demikian, fokus manajemen sumber daya itu hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. Manusia selalu berperan aktif dalam dominat dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencanaan, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan sangat sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan tidak dapat di atur dan di kuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal atau gedung. 7 Menurut Hasibuan (2007 : 10), Manajemen Sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dessler (2006 : 5) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Manajemen Sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kinerja kepada karyawan, kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan. Pada dasarnya tujuan manajemen SDM adalah menyediakan tenaga kerja yang efektif bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses pencapaian tujuan ini, maka manajemen personalia mempelajari bagaimana memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasikan dan mempertahankan tenaga kerja dalam baik jumlah dan tipe yang tepat. Manajemen personalia dapat berhasil bila mampu menyediakan tenaga kerja yang berkompeten untuk melaksanakan pekerjaan yang harus dilakukan 2.1.2 Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian meliputi pengorganisasian, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 1. Pengorganisasian 8 Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembgian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan kordinasi dalam bagan organisasi (organization chart), dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. 2. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. 3. Pengendalian Pengendalian dalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar menaati peraturan-peraturan dan bekerja sesuai rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan di dalam tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. 4. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan industri untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membuat terwujudnya tujuan. 5. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknisi, teoritas, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan 9 dan pelatihan yang di berikan harus sesai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 6. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang-barang karyawan sebagai imbalan jasa yang di berikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, sesuai dengan memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada besarnya upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan konsistensi. 7. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar terciptanya kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannnya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. 8. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental da loyalitas karyawan agar merasa tetap mau bekerjasama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. 10 9. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dari kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik, sulit terwujud yang mksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. 10. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang dari perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Dari uraian mengenai fungsi manajemen sumber daya manusia diatas, dapat diketahui secara garis besar mengenai fungsi dari manajemen sember daya manusia didalam perusahaan. Dimana antar fungsi yang satu dengan yang lainnya terdapat suatu keterkaitan dan secara berurutan, tahap demi tahap, membentuk suatu kesatuan yang membantu perusahaan didalam mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia. 2.2 Pelatihan 2.2.1 Pengertian pelatihan dan pengembangan Pelatihan dan pengembangan karyawan sangat penting bagi induvidu maupun perusahaan karna memiliki manfaat jangka panjang dan tanggung jawab yang lebih besar di waktu mendatang untuk kemajuan perusahaan maupun untuk induvidu. Pelatihan mengacu pada metode yang di gunakan untuk memberikan 11 karyawan baru atau yang ada saat ini dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan. Memiliki karyawan yang memiliki potensi yang tinggi tidak menjamin bahwa mereka akan berhasil, mereka harus mengetahui apa yang perusahaan ingin lakukan dan bagaimana perusahaan ingin mereka melakukannya. Dessler (2006 : 280) menyatakan bahwa melatih dan mengembangkan karyawan adalah proses terintergrasi yang digunakan oleh perusahaan untuk memastikan agar para karyawan bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Ini berarti perusahaan melakukan pendekatan terintergrasi, dan berorientasi pada tujuan untuk menugaskan, melatih, menilai, dan memberikan penghargaan pada kinerja karyawan. Sutrisno (2010 : 68) menyatakan bahwa pelatihan karyawan adalah sebuah proses meningkatkan kompetisi karyawan, pelatihan merupakan sarana ampuh bagi menghadapi bisnis masa depan yang penuh dengan tantangan dan yang mengalami perubahan semakin cepat. Rachmawati (2008 : 210) menyatakan bahwa pelatihan adalah wadah lingkungan bagi para karyawan, dimana mereka memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan prilaku yang spesifik tentang pekerjaan. Mangkuprawira (2003:135) berpendapat pelatihan bagi karyawan adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin trampil dan mampu dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar. Dalam definisi lebih lanjut. Menurut notoatmodjo (2003 : 28) pelatihan dan pengembangan merupakan suatu usaha 12 mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Menurut pengertian di atas melatih dan mengembangkan karyawan dapat di definisikan proses yang terintergrasi dalam kinerja karyawan dalam tugas yang sedang diembannya melalui penugasan, melatih, menilai, dan memberikan penghargaan pada kinerja karyawan.serta pengembangkan sikap karyawan terhadap tanggung jawab. Dan mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. sebagai kegiatan yang dapat mengembangkan kinerja karyawan sebelum bekerja dan dapat mengaplikasikan ke perusahaan dengan tujuan peningkatan kinerja karyawan dan pengembangan perusahaan. Menurut Veithzal Rivai (2008: 226) pengembangan manajemen adalah suatu proses bagaimana manajemen mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih sukses sebagai pemimpin dalam organisasi mereka. Karena itu, kegiatan pengembangan ditujukan membantu keryawan untuk dapat menangani jawabanya di masa mendatang, dengan memperhatikan tugas dan kewajiban yang dihadapi dekarang. Karena adanya perbedaan antara kegiatan pelatihan (sekarang) dan pengembangan (di masa mendatang) menyebabkan sering kabur dan hal ini merupakan salah satu permasalahan utama. Apabila dilihat dari perspektif keseluruhan, perbedaan antara kegiatan pelatihan untuk bidang tugas yang sekarang dengan kegiatan pengembangan untuk suatu tanggung jawab di masa mendatang makin kabur. Umumnya suatu perusahaan melakukan usaha untuk menciptakan sesuatu adalah suatu organisasi di mana orang-orang bergabung untuk melakukan kegiatan belajar yang terus- 13 menerus. Walaupun pelatih dapat membantu karyawan untuk mengerjakan pekerjaan mereka saat ini, keuntungan dari program pelatihan dapat diperoleh sepanjang karirnya dan dapat membantu peningkatan karirnya di masa mendatang. Pengembangan, sebaliknya, dapat membantu individu untuk memegang tanggung jawab di masa mendatang. 2.3 Tujuan Pelatihan dan Pengembangan karyawan Menurut Hasibuan (2003: 70) pengembangan karyawan bertujuan dan bersifat bagi perusahaan, karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang dilaksanakan perusahaan. Tujuan pengembangan hakikatnya menyangkut hal-hal berikut: a. Produktivitas kerja Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik. b. Efisiensi Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar. c. Kerusakan 14 Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya. d. Kecelakaan Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya. f. Pelayanan Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan bersangkutan. g. Moral Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. h. Karier Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang. i. Konseptual 15 Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill-nya lebih baik. j. Kepemimpinan Dengan pengembangan, kepemimpinan seseorang manajer akan lebih baik, human relation-nya lebih luwes, memotivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerja sama vertikal dan horizontal semakin harmonis. k. Balas jasa Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah, insentif, dan benefits) karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar. l. Konsumen Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu. Adanya perbedaan dalam obyek pengembangan, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawan, membawa konsekwensi pada metoda peningkatan efektifitas karyawan. Perkembangan pengetahuan bisa dilaksanakan dengan cara-cara perkuliahan, menggunakan audiovisual , dan instruksi yang telah diprogramkan. Keterampilan dapat dikembangkan melalui pelatihanpelatihan dengan fokus kepada kemampuan dasar fisik karyawan. Namun pembinaan sikap haya bisa dilakukan melalui proses dinamika kejiwaan, yaitu melelui metoda permainan (games), sensitivity training dan lain-lain yang sejenis. 16 2.4 Manfaat Pelatihan Menurut rivai (2005 : 231) mengelompokkan manfaat pelatihan menjadi beberapa bagian yaitu : 2.4.1 Untuk Karyawan 1. Membantu karyawan mengatasi stres, tekanan, frustasi dan konflik 2. Membantu menghilangkan rasa takut melakasanakan tugas baru 3. Membantu perkembangan keterampilan mendengar, bicara, dan menulis dengan latihan 4. Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif 2.4.2 Bagi Perusahaan 1. Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level perusahaan 2. Perusahaan dapat membuat keputusan dan memecahkan masalah yang efektif 3. Membantu meningkatkan efisiansi, efektivitas, produktivitas dan kualitas kerja 4. Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang produksi, SDM, administrasi 2.4.3 Bagi hubungan SDM intra dan antargroup 1. Meningkatkan komunikasi antargroup dan induvidual 2. Membuat kebijakan perusahaan aturan dan regulasi 3. Meningkatkan kualitas moral 17 4. Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan hidup 2.5 Metode Pelatihan dan Pengembangan karyawan Menurut Rivai (2009 : 227) metode pelatihan dikelompokkan menjadi 2 adalah sebagai berikut : 2.5.1 Pelatihan langsung di tempat kerja (on the job training) 1. Intruksi, Karyawan dilatih dengan intruksi langsung, dalam mengerjakan tugasnya. 2. Magang , Karyawan dilatih dengan praktek langsung di tempat pekerjaan nya. 3. Latihan, Karyawan dilatih dalam mengerjakan tugasnya dalam bentuk latihan. 4. Rotasi, Karyawan dilatih dengan cara dirotasi dari pekerjaan, sebelumnya. On the job training adalah melatih seseorang untuk mempelajari pekerjaan sambil mengerjakannya keunggulan dari on the job training adalah metode ini tidak mahal, dilatih belajar sambil bekerja. Tidak membutuhkan fasilitas yang diluar kantor yang maha. Metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih belajar sambil melakukannya dan mendapatkan timbal balik yang cepat atas prestasi kerja mereka. Gary Desller (2006 : 286). On The Job Training dibagi menjadi 6 macam yaitu: 1. Job instruction training 18 Pelatihan ini memerlukan analisa kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan langkah-langkah pelaksanan pekerjaan. 2. Apprenticeship Pelatihan ini mengarah pada proses penerimaan karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu. Keefektifan pelatihan ini tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan. 3. Internship and Assistantships Pelatihan ini hampir sama dengan pelatihan apprenliceship hanya saja pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan formal yang lebih tinggi. Contoh internship training adalah cooperalive education project, maksudnya adalah pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal di sekolah yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti karyawan dalam perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli. 4. Job rotation and transfer Adalah proses belajar yang biasanya untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini terdapat 2 kerugian yahu: peserta pelatihan hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh, yang kedua, banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi pada perserta terhadap kondisi 19 pekerjaan yang baru.Tetapi pelatihan ini juga mempunyai keuntungan yaitu: jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai peiaksanaan dan praktek dalam pekerjaan. 5. Junior boards and Committee assingments Alternatif pelatihan dengan memindahkan perserta pelatihan kedalam komite untuk bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan perserta dalam anggota eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam bennteraksi dengan eksekutif yang lain. 6. Couching and Counseling Pelatihan ini merupakan aktifitas yang menharapkan timbal balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara berlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat. 2.5.2 Pelatihan tidak langsung (off the job training) Adalah pelatihan yang berlangsung pada waktu pegawai yang dilatih tidak melaksanakan pekerjaan rutin. Dapat dilakukan di tempat pekerjaan saja atau dapat diselenggarakan diluar negeri : 1. Seminar; adalah pelatihan dengan asosiasi khusus yang lebih terspesialisasi 2. Vidio; adalah elatihan dengan film, powerpoint, vidio dengan tujuan untuk mensimulasi permasalahan dan acontoh beragam keluhan. 3. Simulasi; adalah dilatih dengan peralatan yang sebenarnya yang digunakan dalam pekerjaan 20 4. Permainan peran; adalah dilatih dengan posisi yang akan dituju oleh para peserta 2.6 Sasaran Pelatihan Menurut Rivai (2009 : 214) didalam pelatihan terdapat beberapa sasaran yang hendakya dicapai dalam pelatihan : 1. Mempermudah penilaian hasil pelatihan 2. Mempermudah peserta mengikuti program pelatihan 3. Memberikan kejelasan bagi peserta tentang apa yang harus dicapainya. 4. Menjamin konsistensi dalam menyusun program pelatihan yang mencakup materi, metode, cara pencapaian dan sarana pelatihan. 5. Mengurangi konflik antara penyelenggara dengan orang yang dilatih mengenai efektifitas pelatihan yang diselenggarakan. 6. Mempermudah komunikasi antara penyelenggara program pelatihan dengan pihak yang dilatih 2.7 Langkah-langkah dalam proses pelatihan dan pengembangan Menurut Veithzal dan Rivai (2008:236), agar pelatihan dan pengembangan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang diinginkan, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penilaian Kebutuhan 21 Menganalisis kebutuhan calon peserta dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, keterampilan, sikap dan motivasi 2. Tujuan pelatihan dan pengembangan a) Materi program Materi pelatihan harus terprogram dengan baik agar mudah dimengerti oleh para peserta b) Prinsip pembelajaran Prinsip pembelajaran harus sesuai dengan apa yang telah di program kan untuk para peserta agar mencapai hasil maksimal 3. 4. Program Aktual a) Keahlian b) Pengetahuan c) Kemampuan Pekerja Evaluasi dan Umpan Balik Evaluasi dari hasil pelatihan dapat dilihat dari umpan balik yang diberikan oleh para peserta 2.8 Evaluasi Hasil Pelatihan 22 Menurut Dr.Agus Sunyoto Pradjadisastro dan Dr. A.Margono Siswosudiarjo (2003) Ada beberapa hal yang ingin diukur dari latihan pegawai, terutama adalah: 1. Reaksi dari peserta. apakah mereka menggap latihan itu ada gunanya atau tidak berguna sama sekali. 2. Pembelajaran Apakah mereka telah menerima dengan baik pengetahuan, keterampilan, atau fakta dan kuat ,yang diberikan dalam latihan. 3. Perilaku Apakah mereka mampu mengubah perilakunya untuk mengubah perilaku dalam pekerjaannya. 4. Hasil Akhir Apakah latihan telah mencapai tingakat keberhasilan sesuai dengan sasaran latihan (Perencanaa latihan). 2.9 Kinerja Karyawan 2.9.1 Pengertian kinerja karyawan Kinerja karyawan merupakan penilaian terhadap satu tanggung jawab yang di embannya apakah sudah terlaksana dengan baik ataupun belum.dalam Robbins (2006:70) bahwa kepuasan kerja sangat mempengaruhi kinerja dari karyawan, hal itu dapat dilihat bahwa seseorang dengan tingkat kepuasan tinggi akan 23 menunjukan sikap yang positif terhadap kinerjannya, sedang seseorang yang tidapua dengan pekerjaannya maka akan menunjukan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. Menurut Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Dari definisi-definisi tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi, dan dibutuhkan kesediaan seorang induvidu atau kelompok utuk menyempurnakan hasil kerjanya dalam rangka memenuhi standarisasi perusahaan. 2.10 Tujuan Kinerja Tujuan kinerja adalah agar tercapainya hasil kerja sesuai dengan apa yang telah menjadi standarisasi dari perusahaan.Tujuan manajemen kinerja menurut Wibisono (2006:2) Manajemen Kinerja yaitu : 1. Alat untuk mengkomunikasikan tujuan dan pencapaian. 24 2. Manajemen bahwa perusahaan menggunakan sumber daya secara efisien. 3. Fokus pada perbaikan berkelanjutan. 4. Panduan yang kritis untuk evaluasi efektifitas organisasi 2.11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Peningkatan kinerja karyawan dapat diukur berdasarkan hal-hal sebagai berikut Dessler (2006 : 332 ) : 1. Pemahaman/Kompeten Menunjukan pemahaman dan keterampilan yang sangat diperlukan bagi efektivitas kerja, memahami pekerjaan dan tetap melaksanakannya sesuai dengan perkembangan baru dalam wilayah tanggung jawabnya, bertindak sebagai nara sumber pada orang orang yang bergantung untuk mendapatkan bantuan. 2. Kualitas/Kuantitas kerja Menyelesaikan tugas-tugas secara teliti, akurat, dan tepat waktu sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Menunjukan perhatian pada tujuan-tujuan dan kebutuhan departemennya dan departemen lain yang bergantung pada pelayanan dan hasil kerjanya. Menangani berbagai tanggung jawab secara efektif mengunakan jam kerja secara produktif. 3. Perencanaan/Organisasi Menetapkan sasaran yang jelas dan mengorganisasi kewajiban bagi diri sendiri berdasarkan bagi tujuan departemen, divisi, atau pusat manajemen. 25 Mengindentifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Mencari pedoman bila tujuan atau prioritas tidak jelas. 4. Inisiatif/Komitmen Menunjukan tanggung jawab pribadi ketika melaksanakan keawajiban. Menawarkan bantuan untuk mendukungtujuan dan sasaran departemen dan divisi. Bekerja dengan pengawasan yang minimal. Sesuai dengan jadwal kerja/harapan kehadiran untuk posisi tersebut. 5. Penyelesaian Masalah/Kreatifivitas Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Memformulasikan alternatif solusi. Melakukan atau merekomendasikan tindakan yang sesuai. Menindaklanjuti untuk memastikan masalah telah diselesaikan. 6. Kerja Tim dan Kerja Sama Menjaga keharmonisan dan efektivitas hubungan kerja dan konstittuen. Beradaptasi untuk perubahan prioritas dan kebutuhan. Berbagi informasi dan suber daya dengan orang lain untuk menigkatkan hubungan kerja yang positif dan kolaboratif. 7. Kemampuan Berhubungan dengan Orang Lain Berhubungan secara efektif dan positif dengan rekan kerja dan konstituen. Menunjukan rasa menghargai pada setiap induvidu. 8. Komunikasi (Lisan dan Tulisan) 26 Menyampaikan informasi dan ide secara efektif baik lisan maupun tulisan. Mendengarkan dengan hati hati dan mencari klarifikasi untuk memastikan pengertian. 2.12 Proses Penilaian Kinerja Yoder dalam Hasibuan (2005) mendefinisikan penilaian kinerja merupakan prosedur yang formal dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta kepentingan bagi pegawai. 2.12.1 Sedangkan standart pengukuran prestasi kerja yang disebutkan oleh Dessler (2005:6) yaitu : 1) Kualitas; adalah Akuransi, ketelitian, dan tidak adanya bias atau penyimpangan atas pekerjaan yang dilakukan. 2) Produktivitas; adalah Kuantitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu 3) Pengetahuan Pekerjaan; adalah Keterampilan dan informasi praktis/teknis yang digunakan pada pekerjaan. 4) Bisa di andalkan; adalah Sejauh mana karyawan bisa diandalkan atas penyelesaian dan tindak lanjut tugas pekerjaannya. 5) Kehadiran; adalah Sejauh mana karyawan tepat waktu, menggunakan waktu istirahat dengan baik, dan catatan tingkat kehadiran secara keseluruhan. 6) Kemandirian; adalah Sejauh mana pekerjaan dapat dilakukan sedikit atau tanpa pengawasan 27 2.13 Pengaruh Pelatihan terhadap peningkatan kinerja Peranan pelatihan sangat lah berperan penting untuk karyawan maupun untuk perusahaan itu sendiri, untuk meningkatkan keterampilan dalam bekerja agar dapat meningkatkan kinerja nya dalam perusahaan, dan untuk perusahaan sendiri pentingnya pelatihan dapat dilihat dari sisi efisiensi Membantu meningkatkan efisiansi, efektivitas, produktivitas dan kualitas kerja. Pelatihan dapat dipandang sebagai bentuk investasi oleh karena itu perusahaan yang ingin berkembang maka pendidikan diperhatikan secara serius oleh perusahaan. Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi diharapkan karyawan dapat menyesuaikan diri nya, agar dapat bersaing dengan pesaing diluar perusahaan. (Asnah Debora 2006) Pentingnya pelatihan adalah untuk memperbaiki efektifitas kerja karyawan dalam peningkatan kinerja agar mampu menghasilkan pencapaian kerja yang telah ditetapkan perusahaan secara optimal, dengan adanya pelatihan yang baik meningkatnya kemampuan atau keterampilan karyawan, dapat meningkatkan kinerja karyawan. Jika kinerja meningkat bararti perusahaan itu akan mendapat keuntungan dari produktifitas. Suatu sistem pelatihan yang baik dapat membuat karyawan menjadi produktif sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan,jika karyawan merasa terlatih, terdidik,mereka akan mersa percaya diri dan lebih berguna dalam lingkungannya. Banyak keuntungan yang akan diterima perusahaan jika dapat meningkatkan kinerja para karyawannya. Dengan meningkatnya kinerja karyawan mengurangi kesalahan kesalahan dalam kerja, tingkat absensi dapat diperkecil, 28 dan yang paling vital adalah mengurangi perpindahan karyawan, serta masalah masalah yang dialami karyawan dapat teratasi. Robbins (2006 : 71) menyatakan bahwa Memberikan pelatihan terhadap karyawan,baik terhadap karyawan baru maupun karyawan lama, untuk karyawan lama, pelatihan menjaga agar kemampuan mereka tidak ketinggalan zaman atau memberikan keterampilan baru karena perubahan waktu dan kondisi. 2.14 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya mengenai Pelatihan yang mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai telah banyak dilakukan dan diperoleh hasil penelitian yang beragam. Hasil penelitian terdahulu tentang Pelatihan yang mepengaruhi peningkatan kinerja pegawai dapat dilihat seperti tabel berikut : Tabel 2.1 Beberapa Penelitian Terdahulu No 1. 2. Peneliti Judul Penelitian Alat Hasil Penelitian Analisis Mursidi Pengaruh Pelatihan Regresi Penelitian ini menggunakan (2009) Univ Terhadap Kinerja Linear populasi karyawan 226 Malang orang di BPSDM (Badan Pegembangan SDM Universitas Malang). Hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan Adinugaraha Pengaruh Pelatihan Regresi Univ Terhadap dampak Linear Kanjuruhan Kinerja Karyawan Malang PT. Gatra Mapan Malang sebanyak 247 orang karyawan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pelatihan berpegaruh terhadap kinerja karyawan Sumber : [email protected] dan mursidi.staff.umm.ac.id 29 2.15 Kerangka pemikiran Perusahaan pada dasarnya menginginkan para karyawannya memiliki prestasi dan pontensi dalam bidang pekerjaannya melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan. Oleh karena itu karyawan yang ada harus dilatih, dimotivasi. Dalam membina sumber daya manusia deperlukan kemampuan manajerial dan pengetahuan mengenai karyawan agar pencapaian tujuan yang diharapkan berhasil baik dan tepat sasaran. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan baik kepada karyawan baru maupun karyawan lama. Pelatihan untuk karyawan lama bertujuan untuk menjaga agar kemampuan mereka tidak ketinggalan zaman atau memberikan keterampilan baru karena perubahan waktu dan kondisi. Berdasarkan tujuan teori dan penelitian terdahulu bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu kerangka pemikiran penelitian diisi sebagai gambar 2.1 Kualitas Tujuan Pelatihan Kualifikasi Pelatih Tujuan Materi Standar Materi Produktivitas Pelatihan Kinerja Pengetahuan pekerjaan Bisa diandalkan Kehadiran Kemandirian 30 Sumber : Pelatihan Mangkunegara (2001 : 44) , Kinerja Dessler (2009:6) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran