BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap perusahaan mengembangkan kemampuan bersaingnya dalam berbagai hal. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan keuntungan besar bagi perusahaannya dengan mengefisienkan biaya dalam seluruh operasinya tanpa memepengaruhi kualitas dari outputnya. Oleh karena itu proses produksi dalam perusahaan harus direncanakan sebaik-baiknya, mulai dari input, proses dan outputnya. Perencanaan produksi dilakukan oleh Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Controll). Perencanaan produksi dapat dilakukan setelah peramalan permintaan pasar diketahui. Dan tahap awal dari perencanaan produksi adalah Aggregat Planning. Aggregat Plannning sangatlah penting, karena didalamnya menentukan kapasitas sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk memenuhi permintaaan pasar dalam jangka waktu menengah (6 sampai 12 bulan) pada masa mendatang. Setelah Aggregate Planning dilakukan maka dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu penyusunan MPS (Master Production Schedule), MRP (Material Requirement Planning) dan Pemesanan bahan baku untuk produksi. 2 Dalam Aggregate Planning direncanakan agar supply ( kapasitas produksi) dapat memenuhi permintaan konsumen dengan biaya seminimal mungkin. Maka itu pemilihan metoda Aggregate Planning yang diterapkan dalam perusahaan harus sebaik mungkin sehingga biayanya kecil dan sesuai dengan perusahaan. Pengalokasian kapasitas produksi terhadap permintaan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Dimana konsumen akan puas bila permintaannya terpenuhi pada saat yang tepat. Selain itu Perencanaan Agregat juga berpengaruh pada keputusan fasilitas dan penjadwalan produksi. PT. Alam Lestari Unggul merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai macam kawat las. Dalam kegiatan produksinya, PT. ALU melakukan perencanaan produksi secara sederhana. Kapasitas produksi dialokasikan dengan cara manual atau dengan perasaan saja tanpa memperhitungkan biaya dan kepuasan konsumen. Padahal penjualan merupakan ujung tombak perusahaan ini, maka itu sangatlah penting bila dalam perencanaan produksi PT. ALU dilakukan perencanaan agregat terutama untuk produk yang permintaannya tinggi. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Perencanaan Produksi yang terdapat di PT. Alam Lestari Unggul sangatlah sederhana. Tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Melihat rencana penjualan untuk 1 bulan berikutnya. 2. Dengan melihat persediaan di gudang barang jadi, ditentukan jumlah yang akan diproduksi. 3 3. Melakukan pemesanan bahan baku. Dengan perencanaan produksi yang seperti itu, ternyata PT. ALU banyak mengalami masalah, antara lain : 1. Pada periode tertentu terjadi penumpukan inventory di gudang barang jadi namun terkadang perusahaan juga tidak dapat memenuhi permintaan konsumen (lost sale). 2. Biaya produksi tinggi Jadi untuk merencanakan produksi dengan biaya seminimal mungkin, PT. ALU membutuhkan Aggregate Planning sebagai tahap awal dalam perencanaan produksi. 1.3 Ruang Lingkup Berdasarkan permasalahan diatas, maka jelaslah bahwa perusahaan membutuhkan Aggregate Planning untuk memperlengkapi sistem perencanaan produksi yang ada sehingga lebih mudah dalam memasangkan antara supply (kapasitas produksi) dengan permintaan yang berfluktuasi sehingga biaya produksi sekecil mungkin. Dalam skripsi ini penulis berusaha memberikan usulan Aggregate Planning untuk PT. ALU dengan mempertimbangkan berbagai hal dalam perusahaan tersebut. Dan karena begitu luasnya masalah yang ada, maka penulis membatasi usulan ini pada salah satu jenis kawat las saja yaitu RD-260. Jadi pertama-tama penulis melakukan peramalan untuk penjualan bulan Oktober 2003 sampai September 2004, Kemudian baru dilakukan perhitungan Perencanaan Agregat untuk tahun Oktober 2004 sampai Maret 2004 dengan beberapa metoda yaitu heuristic, transportasi dan linear 4 programming. Pada perhitungan perencanaan agregat, persediaan awal bernilai 0 atau tidak ada persediaan awal. Setelah diperoleh hasil perhitungan dipilih metode terbaik dengan biaya terkecil untuk diajukan sebagai usulan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah : o Merencanakan Aggregate Planning bagi perusahaan untuk memperbaiki dan melengkapi sistem perencanaan produksi yang ada. o Membantu perusahaan dalam mengalokasikan supply (kapasitas produksi) untuk memenuhi permintaan yang berfluktuasi. o Meminimalisasi biaya produksi o Membantu dalam tahap perencanaan produksi selanjutnya agar lebih mantap dan pasti. Sedangkan manfaat yang didapatkan dari penyusunan skripsi ini adalah : o Bagi penulis : Memperluas pengetahuan dan wawasan dengan menerapkan teori yang didapat di kuliah ke lingkungan sebenarnya. o Bagi perusahaan : Menghasilkan usulan Aggregate Planning yang berguna bagi perusahaan untuk efisiensi biaya dan menentukan langkah selanjutnya. 5 1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Nikko Steel sudah didirikan sejak tahun 1972. Di awal tahun yang pertama, perusahaan ini telah menghasilkan sekitar 500 metric tons of mild steel electodes setiap tahunnya. Saat ini perusahaan ini telah memiliki kemampuan untuk menghasilkan lebih dari 12.000 metric tons of quality electrodes, dengan 60 tipe fitur yang berbeda – beda didalam bidang kawat las yang diaplikasikan hampir diseluruh sektor industri. Pada awalnya didalam pembuatan kawat las ini, dimana diperlukan suatu serbuk campuran yang diberi nama “Fluks” ini, pada awalnya perusahaan ini masih mengimport fluks dari luar negeri ataupun dari beberapa negara lain yang terkenal dibidang serbuk campuran ini ( Flux ). Akan tetapi pada setelah perusahaan berjalan kurang lebih 6 tahun, dan seiring dengan perjalanan perusahaan ini dalam memproduksi kawat las ini, disamping itu juga perusahaan ini telah memulai melakukan penelitian sendiri mengenai serbuk campuran ini ( Flux ), penelitian ini tepatnya dimulai pada awal tahun 1976. Di tahun yang keenam inilah perusahaan ini memulai melakukan beberapa penelitian dan melakukan pengembangan dalam beberapa program yang baru yang memungkinkan perusahaan ini untuk melakukan penelitian, mendesain, dan akhirnya berhasil menciptakan suatu formula tersendiri yang akhirnya dipakai dan diaplikasikan didalam perusahan Nikko Steel ini. Dan bahkan sampai saat ini hasil penelitian dan pengembangan campuran Fluks ini masih 6 dipakai dan masih dapat bersaing dengan fluks yang dari luar negeri, dan sampai akhirnya campuran Fluks ini juga dijual keperusahaan welding lainnya bukan saja karena harganya jauh lebih murah akan tetapi juga memiliki kualitas yang sama, bahkan juga sudah diakui didunia international. 1.5.2 Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1994 perusahaan Nikko Steel ini mengalami perubahan nama menjadi PT. ALAM LESTARI UNGGUL. Dan walaupun perusahaan ini telah berubah nama menjadi PT.Alam Lestari Unggul ( PT. ALU ) ini namun hasil produksi yang berupa kawat las ini tetap memakai nama Nikko Steel ( sebagai Brand ). Hasil kerja keras dari perusahaan ini dalam hal mendemonstrasikan komitmennya dalam bidang kualitas yang baik dan kemajuan teknologi yang dimiliki dibidang kawat las ini, ahirnya pada tahun 1996 perusahaan berbadan hukum PT ini akhirnya memperoleh sertifikat ISO 9001 Quality Management System by Lloyd’s Register Quality Assurance dan juga berhasil masuk kedalam anggota International Welding Institutes, Societies and Associations. Tidak hanya berhenti disini saja, tapi juga berkat usaha dan kerja keras perusahaan ini membuat perusahaan Nikko Steel ini akhirnya terkenal dengan satu – satunya perusahaan kawat las yang ada didalam negeri di Indonesia ini yaitu perusahaan kawat las yang berhasil menciptakan dan memproduksi sendiri campuran Fluks untuk pembuatan kawat las. 7 1.5.3 Produksi Produk yang dihasilkan oleh PT. Alam Lestari Unggul antara lain meliputi kawat las dengan komposisi sebagai beikut : 1. Baja Lunak ( Mild Steel ). 2. Baja Kekuatan Tinggi ( High Tensile Steel ) 3. Baja Paduan Rendah ( Low Alloy Steel ) 4. Baja Chrome Moly ( Chrome Moly Steel ) 5. Baja Tahan Karat ( Stainless Steel ) 6. Dissimilar and Problem Steel 7. Paduan Tembaga ( Copper Alloy ) 8. Paduan Nikel ( Nickel Alloy ) 9. Besi Cor ( Cast Iron ) 10. Special Purpose Gouging and Cutting 11. Paduan Aluminium ( Aluminium Alloy ) 12. Hard Surfacing 13. Tig Welding Stainless Steel 1.5.4 Visi dan Misi Perusahaan Perusahaan PT. Alam Lestari Unggul ini memiliki visi dan misi yaitu “To Be Strong, Competitive and Ever Growing”. Dimana visi dan misi yang dimilikinya ini diterapkan didalam berbagai bidang seperti : 8 1. Sumber Daya Manusia. Membangun sumber daya yang kompeten, termotivasi dan berintegeritas tinggi melalui pelatihan, belajar dan pemberdayaan. 2. Marketing. Secara efektif dapat menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. 3. Keuangan. Menyesuaikan dan membangun suatu kebiasaan finansial yang sehat dan hati – hati untuk menjaga pertumbuhan perusahaan, pemegang saham dan karyawan. 4. Manajemen. Mempromosikan suatu metode manajemen yang mendukung sumbangsih pendapat atau ide dari semua tingkatan pekerja. 5. Produksi. Membuat produk dan memberikan pelayanan yang berkualitas melalui penelitian dan pengembangan dengan biaya yang efektif. 6. Pembelian. Memperlakukan semua supplier sebagai partner bisnis yang strategis. 7. Kewajiban Sosial. Menjadi suatu perusahaan yang memiliki tingkat kepedulian sosial dan komitmen yang tinggi. 9 8. Lingkungan. Mempromosikan kepedulian lingkungan dan menciptakan suatu lingkungan yang sehat dan kondusif dalam lingkungan kerja dan area yang berhubungan. 9. Kemajuan dan Berkesinambungan. Mempromosikan, menyediakan dan melaksanakan program perbaikan yang terus menerus dalam segala aktivitas. 1.5.5 Pernyataan Kebijakan Mutu Perusahaan Adalah merupakan kebijakan PT. Alam Lestari Unggul untuk menghasilkan produk dan memberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Kami berjuang untuk mencapai keberhasilan bersama melalui perusahaan dan menjadi pemimpin dalam hal efisiensi operasi. Untuk memenuhi standar mutu industri, perusahaan mengkomitmenkan diri pada prinsip “ continual improvement “ ( perbaikan / pengembangan yang berkesinambungan ) dengan suatu kesatuan yang kuat dan mantap. Perusahaan menyadari bahwa partisipasi aktif dari dari semua supplier dan karyawan sangat dibutuhkan untuk dapat melaksanakan dan memelihara sistem manajemen mutu, yang didesain untuk memenuhi persyaratan ISO 9001 : 2000 dan sasaran perusahaan. 10 Dalam menunjang strategi mutu dan kepercayaan, kami memperlakukan supplier sebagai mitra kerja yang penting. Oleh karenanya kami secara aktif mendorong peran serta dan dukungan mereka didalam program pengembangan mutu yang berkesinambungan. Perusahaan kami menerapkan sistem manajemen terbuka yang mendorong mengalirnya arus ide – ide dari berbagai tingkatan karyawan. Direktur dan tim manajemen PT Alam Lestari Unggul secara bulat mengkomitmenkan diri pada tercapainya keberhasilan dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan pengembangan yang berkesinambungan atas sistem mutu yang digariskan didalam Quality Manual. 1.5.6 Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Production Planning and Inventory Control Supervisor Untuk membantu manager yang bersangkutan dalam mempersiapkan perencanaan produksi dan memonitor kinerja dalam proses produksi. Tanggung Jawab: • Untuk mempersiapkan dan mengevaluasi perencanaan produksi secara keseluruhan dengan tujuan untuk memuaskan peramalan yang dipersiapkan oleh departemen sales dan departemen marketing. • Untuk mempersiapkan perencanaan produksi, memonitor kinerja dalam proses produksi dan bertanggung jawab dalam modifikasi desain kemasan. 11 • Untuk menghitung, menganalisa, dan menjadwalkan kebutuhan bahan baku untuk memuaskan perencanaan produksi secara keseluruhan. • Untuk memonitor dan memberi laporan tentang jadwal kinerja perencanaan produksi. • Untuk membuat, memonitor dan mengevaluasi permintaan pembelian bagi departemen pembelian untuk memuaskan persediaan material. • Untuk mengevaluasi tiap periode kinerja bawahannya. • Melaksanakan atau melakukan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan yang relevan. 2. PPIC Administrasi Membantu PPIC Supervisor • Mengentry data transaksi inventory ke komputer. • Memonitor stock fisik bahan utama produksi untuk informasi produksi. • Merekam mengolah dan menyajikan data produksi yang spesifik yang ditentukan oleh supervisor PPIC. • Melaksanakan pekerjaan atau kegiatan administrasi dan filing. • Melaksanakan atau melakukan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan yang relevan. 3. Production Manager Bertanggung Jawab untuk mengembangkan metode dan perencanaan yang paling ekonomis dalam membuat produk (manufaktur) 12 Tanggung Jawab: • Memberikan arahan, mengawasi pelatihan pengembagan dan motivasi dari staf manufaktur • Bertanggung jawab atas pemgawasan data produksi • Bertanggung jawab dalam perencanaan anggaran, kualitas dan penerapan ISO 9000 4. Flux Supervisor Bertanggung jawab dalam hal melakukan perencanaan, mengkoordinasi dan memonitor kegiatan produksi pada bagian Flux Dry Mix setiap hari untuk memenuhi sasaran kerja yang telah ditetapkan setiap bulannya. Tanggung Jawab: • Mengkoordinasi, memonitor dan menyediakan petunjuk untuk semua aktivitas produksi, yang bertujuan untuk memastikan kesesuaiannya terhadap jadwal produksi dan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu. • Menyimpan bahan baku dengan baik sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu. • Bertanggung jawab terhadap sistem keselamatan dan kesehatan kerja serta pelaksanaan 5R. 13 • Membuat jadwal produksi yang sesuai dengan persyaratan keseluruhan perencanaan produksi • Bertanggung jawab untuk memprakarsai tindakan dalam mencegah terjadinya ketidaksesuaian, identifikasi masalah dan pencatatan masalah kualitas dan mengontrol proses lebih lanjut dalam pencegahan masalah ketidaksesuaian. • Mengevaluasi secara berkala untuk kerja bawahannya • Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang relevan. 5. Production Supervisor Bertanggung Jawab dalam melakukan perencanaan, koordinasi dan memonitor kegiatan produksi setiap hari pada bagian Drawing-Cutting, Coating, BackingPacking untuk memenuhi sasaran kerja yang telah ditetapkan setiap bulannya. Tanggung jawab: • Membuat jadwal produksi untuk memenuhi rencana produksi • Mengkoordinir, memonitor dan menyediakan petunjuk pada semua aktivitas produksi, untuk memastikan semuanya sesuai dengan jadwal produksi dan memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu. • Bertanggung jawab untuk memprakarsai tindakan dalam mencegah terjadinya ketidaksesuaian, identifikasi masalah dan pencatatan masalah kualitas dan mengkontrol proses lebih lanjut dalam pencegahan masalah ketidaksesuaian. • Bertanggung jawab dalam pengendalian sistem keselamatan dan kesehatan kerja. 14 • Mengevaluasi secara berkala untuk kerja bawahannya. • Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang relevan. 1.5.7 Struktur Organisasi Perusahaan Managing Director Sales Advisor Human Resource Purchasing Factory Research & Development Quality Assurance Finance & Accounting Management Information System Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan Sales Marketing / Export 15 Factory Manager Personal Assistant Production Manager Production Manager (Shielded Metal Arc Welding) (Flux Cored Wire) Production Supervisor Flux Supervisor Production Foreman PPIC Supervisor Store Supervisor Wire Storeman Drawing & Cutting Foreman Flux Drymix Foreman Coating Foreman Flux Raw Materials Storeman QC Supervisor Engineering Supervisor QC Officer Maintenance Foreman PPIC Admin Production Admin Flux & Binder Storeman Workshop Foreman Sparepart Storeman Engineering Admin Packing Foreman Packaging Materials Storeman Production Admin Finished Goods Storeman Gambar 1.2 Struktur Organisasi Pabrik