BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air atau tanpa bahan tambah lain dengan perbandingan tertentu. Karena beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masing-masing material pembentuk. (Tjokrodimuljo, 2007) Pemakaiannya sebagai bahan bangunan bangunan telah lama dikenal mempunyai kelebihan, antara lain : harga yang relatif murah, mampu menahan gaya tekan dengan baik, mempunyai sifat tahan terhadap korosi, mudah dicetak sesuai dengan keinginan, dan mudah dalam mencari materialnya. Saat ini bata ringan telah banyak digunakan untuk keperluan pembuatan dinding pada proyek gedung. Dari proyek pembangunan, terdapat bata ringan yang tidak terpakai karena rusak saat proses pengerjaan berlangsung. Bentuk pecahan bata ringan juga bervariasi tergantung tingkat kerusakan yang terjadi pada saat proses pengerjaan. Bata ringan (lightweight concrete) yang biasa disebut dengan sebutan Hebel merupakan salah satu material yang merupai beton yang memiliki sifat kuat, tahan api, dan awet (durabel) yang dibuat menggunakan mesin. Bata ringan pertama kali dikembangkan di Swedia tahun 1923, dan dikembangkan scara meluas oleh Joseph Hebel di Jerman pada tahun 1943. Di indonesia 1 Analisis Pengaruh Penambahan …, Yulian Yudha Adhityatama, Fakultas Teknik UMP, 2016 sendiri bata ringan mulai dikenal sejak tahun 1995. Selain dengan sebutan Hebel, bata ringan sering di sebut juga AAC (Autoclaved Areated Concrete) atau disebut juga ALC (Areated Lightweight Concrete) Bahan baku pembuatan bata ringan yaitu pasir silika, semen, kapur, gypsum, air dan aluminium pasta yang berfungsi sebagai pengembang atau pengisi udara secara alami. Sejak saat itu bata ringan ini dianggap sempurna, dengan alasan ramah lingkungan dan terbuat dari sumber daya alam yang melimpah. (http://www.mesinrajawali.com/article/view/bata-ringan-115139). Pada penelitian ini dilakukan penambahan pecahan bata ringan untuk mengganti sebagian agregat halus ke dalam beton normal saat proses pengadukan sedang berlangsung. B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh kuat tekan beton yang ditambahkan pecahan bata ringan sebagai pengganti sebagain agregat halus ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kuat tekan beton yang ditambahkan pecahan bata ringan sebagai pengganti sebagian agregat halus. 2 Analisis Pengaruh Penambahan …, Yulian Yudha Adhityatama, Fakultas Teknik UMP, 2016 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengujian kuat tekan beton dengan ditambahkan pecahan bata ringan untuk mengganti sebagian agregat halus. E. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan berdasarkan batasan – batasan masalah sebagai berikut : a. Kuat tekan yang direncanakan menggunakan mutu beton f’c = 14,5 Mpa atau K-175 b. Pasir yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir Sungai Serayu. c. Air yang dipakai untuk penelitian ini adalah air dari Laboratorium Mekanika Bahan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Purwokerto. d. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah Semen Portland Tipe I merk Holcim. e. Penambahan pecahan bata ringan untuk mengganti sebagian agregat halus sebanyak 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%, dimana setiap variasi dibuat 3 sampel. f. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. g. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Bahan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Purwokerto. h. Pengujian kuat tekan beton dilakukan di Labortorium Mekanika Bahan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 3 Analisis Pengaruh Penambahan …, Yulian Yudha Adhityatama, Fakultas Teknik UMP, 2016 i. Pengujian kuat tekan beton ketika beton berumur 7 hari dan dikonversikan 28 hari. 4 Analisis Pengaruh Penambahan …, Yulian Yudha Adhityatama, Fakultas Teknik UMP, 2016